BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Desa Hutajulu 1 adalah salah satu desa dari 12 desa di Kecamatan Pollung. 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bukunya Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria.

BAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

PERTANIAN KEMENYAN DI DESA HUTAJULU KECAMATAN POLLUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. bidang admistrasi maka kabupten Humbang Hasundutan dijadikan sebagai lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang peranan penting dari

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

TINJAUAN PUSTAKA. hutan memiliki 3 fungsi utama yang saling terkait satu sama lain, yakni fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa secara umum.

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. mengenal batas batas administrasi wilayah, sehingga sudah waktunya strategi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. STM (Senembah Tanjung Muda) Hulu Kabupaten Deli Serdang 2. Secara

Lampiran 1. Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara Berdasarkan Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. rendah, hutan gambut pada ketinggian mdpl, hutan batu kapur, hutan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pria sama-sama memiliki kesempatan untuk bisa aktif di bidang politik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengurus rumah

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam sebagai salah satu fenomena alam dapat terjadi setiap saat,

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

BAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu kawasan (wilayah) akan selalu bertumbuh dan berkembang

PERANAN DINAS PENATARUANG DAN PERMUKIMAN PROPINSI SUMUT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN DANAU TOBA

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

PENDAHULUAN. sektor perekonomian yang sangat berkembang di propinsi Sumatera Utara.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KOPI DI DESA SIDIANGKAT KABUPATEN DAIRI ( )

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa Hutajulu 1 adalah salah satu desa dari 12 desa di Kecamatan Pollung. 2 Secara administratif Batas Desa Hutajulu adalah:di sebelah Utaradengan Kecamatan Harian Boho, sebelah Selatan dengan Desa Hutapaung, sebelah Timur dengan Desa Ria-Ria dan sebelah Barat dengan Kecamatan Parlilitan. Desa Hutajulu terbagi dalam tiga dusun. Jarak antara Desa Hutajulu dengan ibukota Kecamatan Pollung yang berpusat di Pollung yakni 7 km, dengan ibukota kabupaten Dolok Sanggul 17 km, dan dengan ibukota propinsi Sumatera Utara yakni 296 km.untuk mencapai desa ini dapat dilalui dalam dua jalur lintasan, jalur pertama yakni Medan - Kabupaten Deli Serdang - Sibolangit - Kabupaten Karo - Kabupaten Dairi - Tele - Hutagalung - Huta Julu. Jalur kedua yakni Medan - Serdang Bedagai - Tebing Tinggi - Siantar - Parapat - Siborong-borong - Dolok Sanggul - Pollung - Desa Hutajulu. Desa Hutajulu dapat 1 Tapanuli Utara merupakan salah satu kawasan yang berada dalam wilayah administratif pemerintah provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan Kabupaten Tanah Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu : 1. Kabupaten Tapanuli Utara ibukotanya Tarutung. 2. Kabupaten Humbang Hasundutan ibukotanya Dolok Sanggul. 3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige. 4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang. 2 Kecamatan Pollung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Humbang Hasundutan adalah hasil pemekaran dari Tapanuli Utara pada tanggal 28 Juli 2003 sesuai dengan UU No.9 tahun 2003. 1

ditempuh dengan bus dalam 7 jam perjalanan dari Medan.Luas wilayah Desa Hutajulu 4.020,05 ha. Kriteria keadaan tanah yakni dataran tinggi 1300 m di atas permukaan laut. Jenis tanah di Desa Hutajulu yakni berpasir, tanah liat dan gambut, beriklim tropis dengan curah hujan 1800 mm/tahun 3. Masyarakat Desa Hutajulu mayoritas Etnik Batak dari sub-etnik Batak Toba. Akan tetapi, pada tahun-tahun berikutnya telah ada suku Nias dan Jawa. Umumnya mereka adalah petani, hampir 90 % adalah petani kemenyan, meskipun mereka bertani yang lain. Adapun jenis tanaman seperti padi, ubi,kemenyan dan kopi, tetapi yang dominannya bertani kemenyan. Hal ini menunjukkan masyarakat desa telah lama menjadi petani kemenyan, paling tidak sudah lama dikenal atau diketahui. Potensi ekonomi masyarakat Desa Hutajulu mayoritas masih bergantung pada sektor pertanianserta peternakan. Selain bertani masyarakat juga beternak seperti ternak kuda, kerbau, ayam dan lainnya. Tidak diketahui pasti kapan mulai ada kemenyan di Desa Hutajulu. Namun, dari informasi yang didapat melalui penelitian penulis tanaman kemenyansudah ada sejak lama ditemukan di areal hutan Desa Hutajulu. Kemenyan hanya dapat ditemukan di empat kabupaten di Sumatera Utara yakni: Kabupaten Tarutung, Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Dairi. Hal ini 3 Ofernando Lumban Gaol (penyunting), 2013-2014, Sekretaris Desa, Data Umum Desa Hutajulu, 5 Mei 2015, hlm 8. 2

lah yang menjadi keberuntungan masyarakat di empat Kabupaten tersebut maka masyarakat mengatakan bahwa kemenyan merupakan anugerah dari Tuhan 4. Kemenyan ditanam di lereng-lereng bukit dan pegunungan yang mempunyai ketinggian 600-1500 meter pada permukaan laut. Sebelumnya kemenyan merupakan tanaman hutan yang dulunya tidak ditanam oleh masyarakat namun sudah tumbuh langsung di hutan. Tetapi lambat laun kemenyan berubah dan dijadikan masyarakat sebagai tanaman komersial yang menopang kehidupan mereka, setiap masyarakat hampir memiliki kemenyan di lahan hutan areal Desa Hutajulu. Akan tetapi, sebagian lahan juga ada yang berada di luar desa tersebut tetapi yang pemiliknya adalah masyarakat Desa Hutajulu. Kemenyan hanya bisa tumbuh baik di hutan, jadi penanaman kemenyanmasih bersifat tradisional atau sederhana dengan pola kombinasi antara tanaman kemenyan dan pohon alam.masyarakat Desa Huta Julu percaya bahwa dengan adanya penggabungan antara kemenyan dan pohon alam lainnya dapat membantu pertumbuhan kemenyan dengan baik karena adanya perkawinan antara pohon kemenyan dengan pohon alam lainnya sehingga kemenyan akan bergetah dengan baik. 5 Saat ini Desa Hutajulu termasuk dalam wilayah Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan. Namun, pada periode kajian ini Desa Hutajulu 4 Kemenyan yang dikenal dengan nama getah kemenyan merupakan produk non-kayu yang khas dari beberapa kabupaten di Sumatera Utara. Getah kemenyan bukan hanya dikonsumsi secara lokal, akan tetapi sudah merupakan komoditas ekspor andalan dari Propinsi Sumatera Utara. Lihat Isnaini Nurwahyuni, dan Elimasni, Pengembangan Tehnik Subkultur Untuk Mengatasi Kesulitan Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Secara Kultur Jaringan Tanaman, Medan:tanpa penerbit,2008, hlm.6. 5 Wawancara, Nimrot Lumban Gaol, Desa Hutajulu, 5 April 2015. 3

masuk dalam Kecamatan Pollung Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini karena Desa Hutajulu pemekaran tahun 2003. Penelitian ini di mulai tahun 1960 karena pada tahun ini tanaman kemenyan sudah dibudidayakan dan sudah ditanami oleh masyarakat. Kemenyan menjadi penghasilan utama masyarakat Desa Hutajulu. Kemenyan dapat menjanjikan dengan harga yang lumayan tinggi menjadi tanaman favorit masyarakat dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, sehingga muncul keinginan untuk meningkatkan pendidikan bagi anak-anak mereka dan perbaikan rumah. Kemudian Penulis mengambil akhir tahun 1990 karena pada tahun ini masyarakat mulai mengenal tanaman baru yaitu kopi, dan juga tanaman-tanaman muda lainnya. Jenis kopi yang dimaksud disini berbeda dengan jenis kopi yang telah lama diatanam oleh masyarakat. Jenis kopi ini disebut kopi robusta berbeda dengan jenis tanaman kopi yang muncul pada tahun 1990, yakni jenis kopi ini sering disebut kopi Arab lebih cepat berbuah pada usia tanaman masih kecil dan tentunya hasilnya lebih menguntungkan dari jenis tanaman kopi robusta yang telah lama ditanam oleh masyarakat Desa Hutajulu. Dengan adanya perubahan pola mata pencarian, kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Jadi masyarakat Desa Hutajulu tidak hanya menggantungkan hidup pada penghasilan kemenyan namun juga dari tanaman muda. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik mengambil penelitian dengan judul Pertanian 4

Kemenyan di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Kabupaten Tapanuli Utara (1960-1990). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diungkapkan permasalahan dalam penelitian ini. Adapun perumusan masalah ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana latar belakang pembudidayaan tanaman kemenyan di Desa Hutajulu tahun 1960-1990? 2. Bagaimana sistem budidaya kemenyan di Desa Hutajulu tahun 1960-1990? 3. Bagaimana perkembangan pertanian kemenyan di Desa Hutajulu tahun 1960-1990? 4. Bagaimana aspek ekonomi pertanian kemenyan di Desa Hutajulu tahun 1960-1990? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab masalah yang kita rumuskan. Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya, bukan hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan latar belakang pembudidayaan tanaman kemenyan di Desa Hutajulu. 2. Menjelaskan sistem budidaya kemenyan di Desa Hutajulu. 5

3. Menjelaskan perkembangan kemenyan di Desa Hutajulu. 4. Menjelaskan aspek ekonomi pertanian kemenyan di Desa Hutajulu. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi bagi pembaca tentang keberadaan kemenyan di Desa Hutajulu. 2. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis. 3. Sebagai pengembangan ilmu bagi penulis dan pembaca untuk mengembangkan ilmu selanjutnya dan dapat memberikan perbendaharaan penulisan sejarah pertanian Indonesia, khususnya pertanian daerah. 4. Penelitian ini juga bermanfaat untuk dapat mengetahui seluk-beluk pertanian kemenyan. 1.4 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka atau kajian teori mempunyai arti: peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan. Adapun tinjauan pustaka yang penulis kumpulkan dalam hal membentuk kerangka pemikirang tentang kemenyan yakni: 6

M.B. Sirait, dkk (1980) dalam survei yang berjudul Feasibility Study Pemasaran Kemenyan Rakyat Oleh K.U.D. di Sumatera Utara. Survei ini membahas tentang peranan K.U.D (Koperasi Unit Desa) sebagai salah satu alat ekonomi untuk membantu pemecahan masalah kemenyan, terutama masalah pemasaran hasilnya di daerah pedesaan. Di Desa Hutajulu K.U.D memang belum ada, masyarakat memasarkan getah kemenyan langsung kepada touke. Akan tetapi, survei ini dapat membantu penulis dalam memberikan informasi pola atau jaringan pemasaran kemenyan. Dalam survei ini juga di jelaskan pengolahan, pemasaran hasil kemenyan dan menerangkan sejarah perdagangan kemenyan. Selanjutnya Mastauli Siregar dalam Analisis Kesejahteraan Petani Kemenyan Sebagai Komoditi Unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara. Menjelaskan tentang keberadaan kemenyan di Tapanuli Utara. Tesis ini membantu penulis sebagai acuan dan pedoman dalam memahami perekonomian petani kemenyan. Tesis ini juga mengarahkan penulis bahwa di beberapa daerah perekonomian masyarakat bergantung pada pertanian kemenyan yang juga mampu mensejahterahkan kehidupan masyarakat, khususnya di Tapanuli Utara. Adapun perbedaan tesis ini dengan yang saya teliti ialah dalam tesis ini membahas bagaimana pengetahuan petani dalam menguasai pertanian kemenyan, dan juga peningkatan pengetahuan petani dalam bertani kemenyan, sedangkan penelitian saya yaitu mengetahui bagaimana sejarahpembudidayaan, sistem budidaya kemenyan dan juga aspek perekonomian petani kemenyan. 7

Pustaka lain adalah dari Eva Sartini, dkk (2004),dalam Variasi Tingkat Semai Pada Uji Keturunan Kemenyan Durame ( styrax benzoin DRYAND) di Sumatera Utara. Laporan ini membahas berkaitan tentang bibit kemenyan. Dalam laporan ini juga diterangkan sejarah tumbuhnya kemenyan. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi pertumbuhan kemenyan hingga tahun 2000 an. Selanjutnya ada laporan penelitian yang ditulis oleh P. Parapat, dkk (1982), berjudul Up-Grade Mutu Kemenyan di Sumatera Utara. Laporan ini membahas tentang mutu kemenyan di Sumatera Utara. Laporan ini dapat juga memberikan informasi kepada penulis terkait dengan kemenyan, karena menjelaskan pengelolaan kemenyan, peningkatan mutu kemenyan, sifat-sifat pertumbuhan dan penyebaran geografis bagaimana penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil dan juga kegunaan kemenyan. Selanjutnya buku yang ditulis oleh Badan Penelitian dan Pengembagan Kehutanan (2013) berjudul Kemenyan Getah Berharga Tano Batak. Buku kecil kemenyan ini membahas tentang budidaya kemenyan, termasuk didalamnya karakteristik habitat kemenyan, potensi dan kegunaan kemenyan, tata niaga kemenyan dan strategi pengembangan pertanian kemenyan. buku ini juga memberikan informasi bagi penulis tentang sifat-sifat pertumbuhan kemenyan terutama budidaya kemenyan. SelanjutnyaLamria Simamora (2014) dalam Kehidupan Petani Kemenyan Dalam Menjaga Kearifan Lokal di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten 8

Humbang Hasundutan. Skripsi ini membahas tentang kemenyan sebagai salah satu kearifan lokal masyarakat Desa Pandumaan, yang akan tetap dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu warisan leluhur masyarakat Desa Pandumaan Kecamatan Pollung. Skripsi ini memberikan informasi kepada penulis tentang sejarah keberdaan kemenyan. 1.5 Metode Penelitian Metode Penelitian adalah suatu hal penting yang tidak terpisahkan dari suatu petunjuk teknis metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan aturan yang dirancang untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah. Adapun metode sejarah terbagi dalam empat langkah antara lain heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi atau penulisan sejarah. Langkah pertama yang penulis kerjakan yaitu heuristik atau pengumpulan sumber yang terkait dengan objek penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) dan fieldresearch (penelitian lapangan). Sumber dapat merupakan sumber primer maupun sumber skunder. Pertama, penulis melakukan penelitian lapangan, melakukanpencarian data ke Kantor Camat Pollung, Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan, Dinas Kehutanan Kabupaten Humbang Hasundutan, BPS ( Badan Pusat Statistik) Humbang Hasundutan, BPS Tapanuli Utara, namun data yang dicari dan diperlukan oleh 9

penulis tidak ditemukan. Penulis kesulitan mencari data terutama data jumlah petani kemenyan, luas areal, jumlah pohon, kuantitas dan kualitas produksi kemenyan, sehingga penulis menggunakan data dari hasil wawancara dengan menggunakan sampel yaitu masyarakat petani kemenyan di Desa Hutajulu.Penulis juga memperoleh data daerah mengenai data umum Desa Hutajulu dari seketaris desa yang bernama Ofernando Lumban Gaol. Buku-buku dan tesis mengenai kemenyan yang diperoleh dari Perpustakaan (USU), Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan Perpustakaan Kota Medan. Sumber lisan yang dianggap primer adalah wawancara dengan pelaku peristiwa atau saksi mata, seperti wawancara dengan Hotben Lumban Gaol salah satu petani kemenyan di Desa Hutajulu. Terkadang penulis melakukan wawancara melalui komunikasi lewat telepon, hal ini karena ada data-data yang diperlukan saat penulis sudah berada di Medan dan sekaligus untuk menghemat waktu dan biaya.penulis melakukan jadwal penelitian di Desa Hutajulu pada bulan Juli sampai bulan Agustus. Sumber tidak tertulis diperoleh penulis dari gambar seperti foto pohon kemenyan, alat-alat yang digunakan dalam pertanian kemenyan, perlengkapan petani di dalam gubuk dan jalan kecil menuju hutan kemenyan. Akan tetapi apabila penulis tidak mendapatkan sumber primer sebagai bahan referensi maka sumber skunder juga digunakan. Dalam langkah yang pertama ini penulis mencari karya tulis dengan cara penelitian kepustakaan dan penulis juga mencari data dari orang sekitar dengan cara penelitian lapangan di Desa Hutajulu. 10

Langkah kedua yaitu kritik sumber (verifikasi) yaitu sumber-sumber fakta yang dianalisis. Setelah sumber sejarah terkumpul maka dilanjutkan dengan tahapan kritik sumber untuk memperoleh keabsahan/keaslian sumber atau data yang didapat. Penulis dalam melakukan kritik sumber atau menyeleksi terhadap sumber sumber melalui kritik intern dan kritik ekstern. Kritik intern menelaah dan memverifikasi kebenaran isi baik yang bersifat tulisan (buku, tesis, laporan dan arsip daerah) maupun sumber lisan (wawancara). Kritik Eksternal adalah kritik yang diberikan terhadap aspek luar dari sumber sejarah dengan cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah. Langkah ketiga yaitu interpretasi untuk menganalisis terhadap hasil dari kritik sumber. Proses interpretasi ini bertujuan untuk menghilangkan kesubjektifitasan sumber walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Interprentasi ini dapat dikatakan data sementara sebelum penulis membuatkan hasil keseluruhan dalam suatu penulisan. Dalam tahap ketiga penulis menginterpretasi data data berupa buku dan tesis mengenai kemenyan atau informan tentang kemenyan yang penulis peroleh dari masyarakat sekitar. Langkah keempat yaitu Historiografi untuk melakukan analisis data akan dihasilkan sintesis hasil penelitian yang diwujudkan dalam bentuk suatu karya sejarah yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Penulis menerangkan semua data yang telah terseleksi dan telah ditafsirkan berdasarkan prinsip kronologi. Tahap ini merupakan tahap terakhir bagi penulis untuk menyajikan semua fakta ke dalam bentuk tulisan 11

skripsi dengan judul Pertanian Kemenyan di Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 1960-1990. 12