PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH. Artikel Ilmiah hasil peneleitian mahasiswa : Artikel ilmiah di atas disarikan dari skripsi berjudul :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 BOLAANG UKI

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VI DI SDN 153 PEKANBARU

Nurdian Jurusan S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo 2013 ABSTRAK

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman

ARTIKEL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Sarjana Pada Fakulats Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

Sriwahyuni Djafar, Elmia Umar, Nurhayati Tine 1 ABSTRAK

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

ABSTRAK. Kata Kunci : Metode Ceramah, Metode Team Game Tournament (TGT), dan Prestasi Belajar.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think. pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran Ekonomi

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games-Tournament (TGT) dapat

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Kurnia Anandita Widyaningrum Program Studi Pendidikan-Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

ARTIKEL ILMIAH SKRIPSI. Oleh : ROBIATUL HADAWIYAH GJA12D113095

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III Mi Al-Hikmah Batu Bota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas VIa SDN 02 Kota Bima melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (TGT) Tahun Pelajaran 2014/2015

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

ABSTRAK TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Volume 4 Nomer 2 Desember 2017

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

Perhatian Kaban Kata Kunci : Hasil Belajar, Perhitungan Statika Bangunan, Model Pembelajaran SAVI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

NURHASANAH 1), Eka WARNA 1), dan HARIZON 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

Transkripsi:

PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH Artikel Ilmiah hasil peneleitian mahasiswa : Nama : Nim : 231 410 088 Program Studi Fakultas Judul Artikel Ilmiah : S1-Pendidikan Sejarah : Ilmu Sosial : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Team Games Tournament Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS Artikel ilmiah di atas disarikan dari skripsi berjudul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Team Games Tournament Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS (Suatu Penelitian di Kecamatan Biluhu) Telah diperiksa sesuai dengan pedoman penulisan artikel ilmiah pada Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo dan disetujui untuk dipublikasikan. Gorontalo, 04 Juli 2015 Fakultas Ilmu Sosial UNG 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS (Suatu Penelitian di Kecamatan Biluhu) 1, 2 Resmiyati Yunus, 3 Yusni Pakaya 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, 2-3 Dosen Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK. 2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Team Games Tournament Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Biluhu Kabupaten Gorontalo. Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo, di bimbing oleh Dra. Hj. Resmiyati Yunus, M.Pd dan Yusni Pakaya S.Pd, M.Pd. Tujuan Penelitian tindakan kelas ini adalah Melalui Penerapan Model Pembelajaran Team Games Tournament Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Biluhu Kabupaten Gorontalo dengan pokok bahasan adanya revolusi prancis, revolusi amerika dan revolusi rusia. Objek yang dikenai tindakan adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Biluhu Kabupaten Gorontalo berjumlah 22 orang. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan prosedur penelitian dalam setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan evaluasi serta tahap analisis dan refleksi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa, hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 orang, yang tidak tuntas sebanyak 10 orang dan presentase ketuntasan klasikal sebesar 54,54 %. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18 orang, yang tidak tuntas sebanyak 4 orang dan presentase ketuntasan klasikal sebesar 81,81 %. Hasil penelitian tindakan kelas diperoleh data pengamatan proses belajar mengajar siklus I menunjukan 11 aspek kegiatan guru untuk kriteria sangat baik (SB) memperoleh 1aspek atau 9,09%, presentase kriteria baik (B) memperoleh 4 aspek atau 36,36%, Untuk kriteria cukup (C) memperoleh 5 aspek 45,45%, dan kriteria kurang (K) memperoleh 1 aspek 9,09%. Pada sikus II untuk kriteria baik sekali (SB), memperoleh 5 aspek 45,45% sedangkan kriteria baik (B) memperoleh 6 aspek atau 54,54%. Pada penelitian tindakan kelas dari 10 aspek kegiatan siswa yang diamati, yang termasuk kriteria sangat baik (SB) ada 22 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 1 dan presentase rata-rata 10 %, Kriteria baik (B) ada dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 4, presentase rata-rata 40 %, Fakultas Ilmu Sosial UNG 2

kriteria cukup (C) ada 66 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 3 dan presentase rata-rata 30 %, dan kriteria kurang (K) ada 44 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 2 dan presentase rata-rata 20 %. Pada siklus II diperoleh hasil kriteria sangat baik (SB) ada 88 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor 4, dan presentase rata-rata 40 %, Kriteria baik (B) ada 132 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 6, dan presentase rata-rata 60 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran team games tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMA Negeri 1 Biluhu Kabupaten Gorontalo. Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, model pembelajaran Team Games Tournament. PENDAHULUAN Belajar merupakan segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna. Meningkatkan potensi serta aktivitas belajar siswa menjadi tanggung jawab seorang guru, dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Seorang guru sebagai motor penggerak berjalannya proses pembelajaran memiliki tugas yang sangat penting. Tugas utama seorang guru adalah mengajar, mendidik serta melatih peserta didik dalam mencapai kecerdasan kognitif, afektif serta psikomotorik yang optimal sesuai dengan kompetensi. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang guru harus mempunyai keterampilan dan kemampuan dalam menguasai materi pelajaran, menyampaikan pelajaran serta melakukan evaluasi pelajaran dengan baik. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran sebagaimana yang kita ketahui bahwa proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan disekolah. Jika dihubungkan dengan keberhasilan proses belajar mengajar maka hal ini tidak Fakultas Ilmu Sosial UNG 3

lepas dari tugas dan peran guru sebagai pendidik. Tugas dan tanggung jawab tersebut erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam usaha meningkatkan proses dan hasil belajar. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Biluhu pelaksanan model pembelajaran sejarah belum efektif hal ini disebabkan oleh guru yang kurang memahami metode dan mode-model pembelajaran. Kenyataan selama ini pembelajaran sejarah terkesan menonton dimana guru dalam menjelaskan materi hanya dengan menggunakan metode ceramah. Akibatnya hasil belajar siswa ikut dipengaruhi oleh cara pembelajaran seperti itu. Diharapkan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan model team games tournament menjadi pilihan dari peneliti sebagai salah satu model pembelajaran yang memungkinkan untuk mengaktifkan dan mengefektifkan siswa pada mata pelajaran sejarah serta dapat meningkatkan hasil belajar sehingga apa yang diharapkan oleh guru dapat tercapai dengan baik. PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang diatas terdapat masalah sebagi berikut : 1. Siswa lebih cenderung bersifat pasif. 2. Guru masih menerapkan metode pembelajaran yang bersifat konvensional seperti ceramah dan diskusi sehingga berakibat rendahnya hasil belajar siswa. METODE Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Biluhu Kabupaten Gorontalo yang beralamat di jalan Buke Panai Kecamatan Biluhu. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada aspek waktu, tenaga, dan biaya selama pelaksanaan penelitian berlangsung. Adapun yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah XI IPS 1 SMA Negeri I Biluhu dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Pada bagian ini menggambarkan tahapan-tahapan penelitian pada setiap siklus yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan evaluasi serta tahap analisis dan refleksi sebagai berikut ; Fakultas Ilmu Sosial UNG 4

a. Tahap Perencanaan Tindakan 1) Peneliti bersama guru bidang studi mendiskusikan masalah-masalah berdasarkan hasil observasi yang dijumpai pada proses belajar mengajar. 2) Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan 3) Menyusun RPP 4) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar. 5) Membuat tes siklus I sebagai evaluasi untuk melihat apakah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi yang diajarkan pada siklus I. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Mempersiapkan semua perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas. 2) Menyampaikan materi secara singkat. 3) Guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 4-6 orang 4) Guru membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran yang diajarkan. 5) Guru menyampaikan atau membacakan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim, pada saat kelompok sudah terbentuk. 6) Guru membagikan kuis atau bentuk evaluasi yang lain dan memberikan waktu yang cukup 7) Guru membuat skor tim 8) Guru memberikan pengakuan dan penghargaan kepada perestasi tim 9) Guru memberi permainan untuk semua tim. 10) Membuat kesimpulan dari semua pertanyaan yang telah didiskusikan. c. Tahap Obsevasi dan Evaluasi Pada tahap ini ada dua perlakuan yaitu observasi dan evaluasi. Pelaksanaan tahap observasi terhadap aktivitas siswa selama berlangsung proses belajar mengajar yang menggunakan lembar observasi dengan tujuan untuk melihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan cara mengamati dan mencatat aktivitas siswa selama pelaksanaan proses belajar mengajar. Fakultas Ilmu Sosial UNG 5

Pelaksanaan evaluasi memberikan tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir tindakan siklus I dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. d. Analisis dan Refleksi Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi dikumpul kemudian dilakukan analisis dan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah rencana telah terlaksana secara optimal atau perlu dilakukan perbaikan. Aspek-aspek yang dianggap bagus tetap dipertahankan, sedangkan kekurangannya menjadi pertimbangan dan revisi pada siklus berikutnya yang masih merupakan masalah dalam siklus I seperti ; 1) Masih ada siswa yang sulit yang berinteraksi dan kurang aktif dalam pembelajaran sehingga akan diupayakan memberi perhatian khusus dalam kegiatan belajar. 2) Hasil belajar siswa masih tergolong rendah, sehingga pada siklus II akan diupayakan agar perhatian siswa lebih fokus dalam kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan. ASPEK TEORETIS Teori yang digunakan sebagai rujukan dalam penelitian ini yakni mengacuh pada enam pendekatan teori yaitu teori belajar, teori Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar, teori Hasil Belajar, teori Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar, teori Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan teori Cooperative Learning Menurut Sukmadinata (2009 : 155) Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Belajar dapat pula diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang dikenal dimasyarakat, atau nilai-nilai moral yang berkembang dilingkungan sekitar atau bentuk nilai-nilai keterampilan khusus yang diraih seseorang atau sekelompok orang dalam pencapaian tingkat tertentu. Proses pencaharian ilmu pengetahuan dapat dilakukan secara formal, informal, atau Fakultas Ilmu Sosial UNG 6

nonformal. Secara formal, ilmu diperoleh melalui lembaga-lembaga pendidikan dengan melibatkan proses interaksi belajar mengajar dikelas, diperpustakaan, atau melalui alam. Secara informal, ilmu diperoleh melalui pendidikan dalam keluarga disamping juga melalui masyarakat (non formal). Menurut Sukmadinata (2009:162) Mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: (1); faktor-faktor dalam diri individu yaitu menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu dan (2) faktorfaktor lingkungan yaitu faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Belajar yang merupakan proses kegiatan yang mengubah tingkah laku sisubjek pelajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern dan ekstern. Menurut Gagne (Dalam Sudjana 2006 : 22) Membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) ketrampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e ) ketrampilan motoris. Usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing saling mempengaruhi. Komponen tersebut antara lain materi yang diajarkan, jenis kegiatan yang dilakukan, pola hubungan antara guru dan siswa serta prasarana/sarana pembelajaran yang tersedia. Hasil belajar merupakan faktor penting untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar, yang diartikan sebagai produk dari proses belajar. Sebagai suatu produk, maka hasil belajar sesungguhnya merupakan akumulasi dari berbagai faktor. Selain yang dikemukakan diatas Sudjana (2006: 23) Membagi tipe-tipe hasil belajar bidang kognitif kedalam enam kategori sebagai berikut: a) Tipe hasil belajar: pengetahuan hafalan yaitu cakupan dalam pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya faktual, disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat seperti rumus, batasan, Fakultas Ilmu Sosial UNG 7

definisi, istilah, pasal dan undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. b) Tipe hasil belajar: pemahaman yaitu Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. c) Tipe hasil belajar: aplikasi adalah penggunaan abstraksi dalam situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori atu petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi kedalam situasi baru disebut aplikasi. d) Tipe hasil belajar: analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. e) Tipe hasil belajar: sintesis yaitu Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. f) Tipe hasil belajar: evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil dll. Menurut Sudjana (2009:39) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Lebih lanjut beliau berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni: (a); bakat pelajar, (b); waktu yang tersedia untuk belajar, (c); waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (d) kualitas pengajaran dan (e) kemampuan individu. Cooperative Learning atau pembelajaran cooperative adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Cooperative learning Fakultas Ilmu Sosial UNG 8

merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Menurut Isjoni (2009 : 15) Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Selanjutnya Isjoni (2009 : 12) Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Biluhu tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari laki-laki 11 orang dan perempuan 11 orang dengan pokok bahasan Revolusi Prancis, Amerika dan Rusia. setiap tindakan dilaksanakan dan menghendaki adanya proses perubahan hingga mencapai kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setelah siklus I selesai kemudian dilakukan revisi dan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Hasil belajar siswa pada siklus I yang terdiri dari 10 butir soal dengan skor maksimal 75. Dari hasil analisis tes pada siklus I diperoleh hasil sebesar 54,54 % atau 12 siswa mendapat niai 75 ke atas dan 45,45 % atau 10 siswa yang mendapat nilai 75 kebawah, hasil ini masih dikatakan belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar sehingga penelitian ini masih perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I Fakultas Ilmu Sosial UNG 9

Kegiatan belajar mengajar pada penelitian tindakan kelas ini terbagi dalam 2 siklus. Pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament SMA Negeri 1 Biluhu Kelas XI IPS 1 telah dilakukan sesuai tahapan pelaksanaannya. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh data pengamatan proses belajar mengajar siklus I menunjukan 11 aspek kegiatan guru untuk kriteria baik sekali (SB) memperoleh 1 aspek (9,09%) Presentase kriteria baik (B) memperoleh 4 aspek (36,36%), Untuk kriteria cukup (C) memperoleh 5 aspek (45,45%), untuk kriteria kurang (K) memperoleh 1 aspek 9,09%. Sedangkan dari 10 aspek kegiatan siswa yang diamati, yang termasuk kriteria sangat baik (SB) ada 22 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 1 dan prosentase rata-rata 10 %. Kriteria baik (B) ada 88 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 4, prosentase ratarata 40 %, kriteria cukup (C) ada 66 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 3 dan prosentase rata-rata 30 %, dan kriteria kurang (K) ada 44 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 2 dan prosentase rata-rata 20 %. Untuk mengukur penguasaan materi maka pada akhir pembelajaran siklus I dilaksanakan penilaian tertulis dengan menggunakan 10 butir soal essay. Siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas dan siswa yang tidak tuntas adalah siswa yang mendapat nilai 75 kebawah. Data hasil belajar siswa pada siklus I menunjukan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa belum mencapai ketuntasan belajar, dimana dari 22 orang siswa ada 12 siswa atau (54,54 %) yang mendapatkan nilai 75 keatas dan 10 siswa atau (45,45 %) yang mencapai nilai 75 kebawah dengan rata-rata kelas sebesar 69,36. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan atau belum mencapai kriteria ketuntasan. Hal ini didasarkan pada hasil belajar siswa yang memperoleh nilai 75 keatas atau (54,54 %) belum mencapai target yang diharapkan sehingga perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Fakultas Ilmu Sosial UNG 10

Pelaksanaan Belajar Mengajar Siklus II Pada siklus II proses belajar mengajar sudah mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya data pengamatan proses belajar mengajar siklus II yang menunjukan bahwa dari 11 aspek kegiatan guru terdapat 5 aspek atau (45,45%) kriteria baik sekali (SB), 6 aspek atau (54,54%) kriteria baik (B), kriteria cukup (C) tidak ada aspek yang diperoleh dan kriteria kurang (K) juga tidak ada yang diperoleh. Sedangkan 10 aspek kegiatan siswa yang diamati, yang termasuk kriteria sangat baik (SB) ada 88 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 4, dan prosentase rata-rata 40 %. Kriteria baik (B) ada 132 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 6, dan prosentase rata-rata 60 %. Data hasil belajar siswa pada siklus II menunjukan bahwa hasil belajar yang dicapai sudah mencapai ketuntasan belajar atau terjadi peningkatan, dimana dari 22 siswa ada 18 siswa atau (81,81 %) yang mendapatkan nilai 75 keatas, dan sisanya yaitu 4 siswa atau (18,19%) yang mendapatkan nilai 75 kebawah dengan rata-rata kelas mendapat nilai 83,04. Demikian tes pada siklus I dan II menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dikelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Biluhu pada mata pelajaran sejarah pada materi Revolusi Prancis, Amerika dan Rusia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament. Peningkatan ini nampak terutama dari perolehan hasil belajar siswa, dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 12 siswa atau (54,54%) menjadi 18 siswa atau (81,81%) pada siklus II ini meningkat. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran team games tournament yang telah diuraikan dalam pembahasan maka, peneliti dapat menyimpulkan : bahwa penggunaan model pembelajaran team games tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa siklus I dan II. Hasil penelitian disimpulkan bahwa, hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 orang, yang Fakultas Ilmu Sosial UNG 11

tidak tuntas sebanyak 10 orang dan presentase ketuntasan klasikal sebesar 54,54%. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18 orang, yang tidak tuntas sebanyak 4 orang dan presentase ketuntasan klasikal sebesar 81,81%, untuk pengamatan proses belajar mengajar siklus I menunjukan 11 aspek kegiatan guru untuk kriteria baik sekali (SB) memperoleh 1 aspek atau 9,09%, presentase kriteria baik (B) memperoleh 4 aspek atau 36,36%, Untuk kriteria cukup (C) memperoleh 5 aspek 45,45%, dan kriteria kurang (K) memperoleh 1 aspek 9,09%. Pada sikus II untuk kriteria baik sekali (SB), memperoleh 5 aspek 45,45% sedangkan kriteria baik (B) memperoleh 6 aspek atau 54,54%. Pada penelitian tindakan kelas dari 10 aspek kegiatan siswa yang diamati, yang termasuk kriteria sangat baik (SB) ada 22 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 1 dan prosentase rata-rata 10 %, Kriteria baik (B) ada dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 4, prosentase rata-rata 40 %, kriteria cukup (C) ada 66 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 3 dan prosentase rata-rata 30 %, dan kriteria kurang (K) ada 44 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 2 dan prosentase rata-rata 20 %. Pada siklus II diperoleh hasil kriteria sangat baik (SB) ada 88 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor 4, dan prosentase rata-rata 40 %, Kriteria baik (B) ada 132 dari seluruh aspek yang diamati dengan skor capaian 6, dan prosentase rata-rata 60 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran team games tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMA Negeri 1 Biluhu Kabupaten Gorontalo. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran dari peneliti antara lain : 1. Setiap guru hendaklah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament sebagai salah satu alternatif pembelajaran sejarah, selanjutnya agar siswa lebih aktif dan hasil belajar siswa meningkat. 2. Model pembelajaran team games tournament mudah diterapkan pada setiap kelompok dengan jumlah maksimal 4 sampai 5 orang. Dengan demikian hasil yang yang diharapkan dapat tercapai. Fakultas Ilmu Sosial UNG 12

3. Jika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament maka dibutuhkan perencanaan yang baik dan pengelolaan waktu yang tepat. DAFTAR PUSTAKA Asri Budiningsih 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Muhibbin syah. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 2006. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algensindo. Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Robert E. Slavin. 2008. Cooperative learning. Bandung : nusa media. Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sumadi Suryabrata. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fakultas Ilmu Sosial UNG 13