Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas VIa SDN 02 Kota Bima melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (TGT) Tahun Pelajaran 2014/2015
|
|
- Yuliana Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas VIa SDN 02 Kota Bima melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (TGT) Tahun Pelajaran 2014/2015 Najmah Sekolah Dasar Negeri 02 Kota Bima ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan mengetahui peningkatan prestasi bejajar siswa pada mata pelajaran PKn pada siswa Kelas VIa di SDN 02 Kota Bima. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan mereflesikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil prestasi belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIa dengan jumlah 23 siswa. Metode yang dilakukan dengan cara observasi dan pemberian tes. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan prestasi belajar siswa kelas VIa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT masih rendah dan dapat di lihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 65 dengan ketuntasan klasikal 65,00%. Setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada siklus I menunjukan adanya peningkatan dengan nilai ratarata 68,39 dan nilai ketuntasan klasikal sebesar 65,21%. Sedangkan pada siklus II menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar dengan nilai rata-rata 88,47 dengan presentasi klasikal 95,65%. Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIa di SDN 02 Kota Bima. Kata kunci: Prestasi Belajar, kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) PENDAHULUAN Pemilihan model pembelajaran yang efektif dan efisien, hendaklah disesuaikan dengan karakter tiap siswa, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan menyenangkan (joi full). Kemampuan daya tangkap masingmasing siswa sangat berbeda terhadap penyampaian materi yang dilakukan oleh guru terutama dalam mata pelajaran PKn. Pembelajaran PKn agar bisa mengembangkan prestasi siswa adalah dengan cara memperbaiki proses pembelajaran, diantaranya penggunaan strategi pembelajaran untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah diluruskan. Tujuan kegiatan pembelajaran secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari dikuasai sepenuhnya oleh siswa yang disebut mastery learning atau belajar tuntas. (Winkel, W, S, 1991:6). Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa dalam setting kelas siswa belajar lebih banyak dari teman dari pada belajar dari guru, disamping itu siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat mendiskusikan dengan temannya. (Lie, 2002:12). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, interaksi antara siswa menjadi penting dalam pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran, penekanan aspek ini dapat diterapkan dengan strategi pembelajaran kooperatif. Disisi lain menyebutkan pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan-pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi dalam kelompok kecil, membantu siswa dalam belajar keterampilan sosial yang penting sementara itu secara bersama-sama mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis. (Ibrahim,dkk, 2000: 4) Berdasarkan hasil observasi awal yang di lakukan di SDN 02 Kota Bima pada tanggal 5 Mei 2015 diperoleh informasi bahwa nilai ratarata siswa kelas VIa lebih rendah presentase ketuntasan klasikalnya dibandingkan dengan kelas yang lain. Untuk itu peneliti mengambil kelas VIa sehingga perlu diberikan penerapan model pembelajaran kooperatif. 194 Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima
2 Berdasarkan fenomena tersebut, maka perbedaan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah perlu ditekankan sekecil mungkin supaya tidak menimbulkan efsikologi (tidak percaya diri) bagi siswa. Untuk itu diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu membuat terjalinnya kerja sama antara siswa. Model pembelajaran yang membuat kondisi seperti itu adalah salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Penerapan model pembelajaran tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk lebih berperan aktif tanpa harus ada perbedaan status, melalui model pembelajaran ini memungkinkan siswa belajar dengan lebih rileks dan memiliki tanggung jawab dalam bekerja sama, yang pada akhirnya siswa dapat mengembangkan pemahaman terhadap materi pembelajaran. TGT merupakan jenis pembelajaran yang berkaitan dengan Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran ini siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang yang mempunyai kemampuan dan latar belakang yang berbeda untuk mencapai ketuntasan belajar. Dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor tim mereka. Permainan disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan pelajaran yang direncanakan untuk mengetes kemampuan yang diperoleh siswa dari penyampaian pelajaran di kelas dan kegiatankegiatan kelompok. Permainan itu dinamakan pada meja-meja tournament. Setiap meja tournament dapat diisi oleh wakil-wakil kelompok yang berbeda, namun yang memiliki kemampuan yang setara. (Slavin,2005: 163). Langkah-langkah Pembelajaran Kooperative Tipe Team Games Tournament (TGT). 1)Presentasi di Kelas Mempresentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa dan memberikan motivasi. 2)Tim (Teams) Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 4-5 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda setelah guru menginformasikan materi pembelajaran, kelompok berdiskusi dengan menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi dalam diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan saling dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab. 3)Permainan (Game) Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing-masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua diberikan hubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok. 4)Pertandingan (Tournament) Tournament adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada tournamen pertama guru menunjuk siswa untuk berada pada meja tournament empat siswa yang berprestasi tinggi sebelumnya berada pada meja 1, empat berikutnya yang berprestasi sedang pada meja 2, dan yang prestasi rendah pada meja 3 dan seterusnya. 5)Penghargaan kelompok (Team Recognition) Pemberian penghargaan (reward) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategori rerata poin. Dalam memberikan penghargaan terhadap prestasi kelompok terhadap tiga tingkat penghargaan: (1) Kelompok Baik (good team) (2) Kelompok Hebat (great team) (3) Kelompok super (super team) Kelemahan dan kelebihan model (TGT). Kelebihan: (a) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu. (b) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam. (c) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa. (d) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain. (e) Motivasi belajar lebih tinggi. (f) Hasil belajar lebih baik. Kelemahan Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk 196 Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima
3 mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain. (Suarjana, 2000: 10) Prestasi Belajar Menurut Djamarah (1994: 7) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas dalam belajar. Sedangkan menurut Arif, G dalam (Hamdani, 2011: 138) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Hamdani (2011: 139) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Berdasarkan pandangan beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa setelah melaksanakan usaha yang maksimal dalam proses pembelajaran. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Faktor Internal Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan (intelegensi), kondisi jasmania/faktor fisiologis, sikap, minat, bakat, dan motivasi. 1. Kecerdasan (intelegensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. 2. Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Faktor jasmaniah yaitu panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsi kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku. 3. Sikap Sikap yaitu, suatu kecendrungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tah acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. 4. Minat Minat menurut ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat suatu secara terus menerus. Sehingga dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. 5. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. 6. Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam perkembangannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (a) motivasi instrinsik, yaitu motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasar kesadaran sendiri untuk melakukan suatu pekerjaan belajar. (b) motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang dari luar diri siswa, yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Faktor Eksternal Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga penting dalam keberhasilan orang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 197
4 bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan ahlak dan pandangan hidup keagamaan. Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alatalat pemelajaran dan kurikulum Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik ( Bahri, 2012:8 ). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIa SDN 02 Kota Bima dengan jumlah 25 orang siswa terdiri dari 10 laki- laki dan 15 perempuan. Instrumen Penelitian Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan. Masing-masing RPP berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus kegiatan belajar mengajar. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil observasi. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Lembar observasi aktifitas siswa dan guru, untuk mengamati aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Tes Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan di capai. Bentuk soal yang diberikan adalah isian 10 soal uraian. Penelitian tindakan kelas mengacu pada sistem siklus yang terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi/pengamatan dan refleksi dapat digambarkan sebagai berikut: Prosedur Pengumpulan Data Jenis Data a. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu observasi non sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan dan observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamatan dengan menggunakan pedoman sebagai pengamatan. b. Dokumentasi peneliti ini mengumpulkan dan mencermati beberapa dokumen penting seperti data nilai siswa, kehadiran siswa dan data penunjang lain yang dianggap perlu. Cara Pengambilan Data Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2012: 127). Metode tersebut digunakan untuk freetes dan postes yaitu melakukan tes awal dan tes akhir untuk mengetahui kompetensi awal dan kemampuan setelah diberikan pembelajaran. Tes awal (freetes): tes awal yang diberikan kepada siswa yaitu berupa tes lisan tentang gambaran awal mengenai materi yang akan dipelajari. Tes akhir (postes): tes yang akan diberikan adalah tes tertulis berupa soal-soal essay mengenai materi yang sudah dipelajari. Non Tes Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiono,2003:166). Teknik observasi ini digunakan untuk mendalami tentang fenomenafenomena faktual yang langsung diamati di lokasi penelitian. Dalam teknik observasi ini peniliti akan melihat secara langsung proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam menggunakan metode pemberian tugas, kemudian peneliti mengamati proses pembelajaran tersebut dan mengisi lembar observasi untuk guru dan siswa. Jenis observasi 198 Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima
5 yang digunakan adalah Observasi sistematis yang dilakukan pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Data Tes Hasil Belajar Setelah memperoleh data tes hasil belajar, maka data tersebut dianalisa dengan mancari ketuntasan belajar dan daya serap, kemudian dianalisa secara kuantitatif. 1) Ketuntasan Individu Setiap siswa dalam proses pembelajaran dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 65. Nilai ketuntasan minimal sebesar 65 dipilih karena sesuai dengan kemampuan individu, hal ini sesuai dengan standar ketuntasan belajar siswa pada SDN 02 Kota Bima. 2) Ketuntasan Klasikal Data tes hasil belajar proses pembelajaran dianalisis dengan menggunakan analisis ketuntasan hasil belajar secara klasiskal minimal 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas. Dengan rumus ketuntasan belajar klasikal adalah: X KK x 100% Z Dimana: KK = Ketuntasan klasikal X = Jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 keatas Z = Jumlah seluruh siswa Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika 85% siswa memperoleh skor minimal 65 yang akan terlihat paa hasil evaluasi tiap - tiap siklus HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan prosedur tindakan kelas (PTK) yang telah ditetapkan sebelumnya dengan diawali pada perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 (dua) kali kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran PKn. Adapun langkah-langkah pembelajaran tertuang dalam skenario pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan guru yang dicatat pada lembar observasi aktivitas guru. Berdasarkan analisis data hasil penelitian aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I skor yang diperoleh siswa pada pertemuan I sebesar 2,75 dengan kategori cukup aktif, skor yang diperoleh siswa pada pertemuan II sebesar 2,75 dengan kategori cukup aktif, dan untuk skor yang diperoleh pada pertemuan III sebesar 2,75 dengan kategori cukup aktif dan hasil analisis hasil evaluasi belajar siklus I dengan nilai ratarata skor diperoleh 68,39 dengan presentase ketuntasan 65,21%, sehingga kegiatan belajar siswa pada siklus I belum dikatakan tuntas karena presentase ketuntasan pada siklus I masih kurang dari 65,00, sehingga kegiatan belajar mengajar siswa pada siklus I belum dikatakan tuntas karena presentase ketuntasan pada siklus I masih kurang dari 85%, jadi kesimpulan pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Adapun data tabel.8 merupakan hasil analisis data observasi kegiatan guru, dari data tersebut terlihat pada pembelajaran siklus I skor yang di peroleh guru pada pertemuan I sebesar 3 dengan kategori aktif, skor yang diperoleh pada pertemuan II sebesar 3 dengan kategori aktif, dan untuk skor pada pertemuan III sebesar 3,25 dengan kategori sangat aktif. Berdasarkan analisis data tersebut ternyata belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian secara keseluruhan maka penelitian dilanjutkan ke siklus II, pelaksanaan siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I, diantaranya: 1. Pada kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, siswa diharuskan menyiapkan jawaban dari tugas yang diberikan oleh guru dan ditugaskan untuk membaca atau mempelajari materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya. 2. Pada antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa ada yang tidak memperhatikan pelajaran siswa ada yang tidak memperhatikan pelajaran dengan seksama selama proses belajar mengajar berlangsung dan melakukan pekerjaan yang lain. 3. Pada respon pembelajaran, siswa masih ada yang kurang berani mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang dianggap belum jelas dan mengemukakan pendapat pada guru. 4. Pada aktivitas siswa dalam melaksanakan tugas, siswa masih ada yang belummengerjakan soal-soal yang diberikan sampai tuntas dan tidak menyerahkan hasil pekerjaannya. 5. Pada respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diberikan oleh guru, siswa masih ada yang tidak memperhatikan dengan baik penilaian Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 199
6 guru atas hasil kerja siswa, masih ada yang tidak menindak lanjuti hasil penilaian guru atas hasilkerjanya, dan belum adanya peningkatan kinerja, motivasi, dan prestasi belajar siswa. 6. Pada pemberian apersepsi kepada siswa,guru tidak mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman sebelumnya dan guru tidak menyampaikan kembali beberapa konsep yang belum dikuasai siswa. 7. Pada penyampaian materi pada siswa, guru tidak menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan guru tidak mendiskusikan bersama siswa soal-soal yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. 8. Pada pengaturan kegiatan siswa mengerjakan tugas, guru tidak mengatur waktu untuk mengerjakan Lembar Soal. 9. Dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif, guru tidak mengendalikan kondisi yang dapat mengganggu proses belajar mengajar, guru tidak menciptakan kondisi belajar mengajar yang menyenangkan, dan tidak mengawasi kegiatan pembelajaran. 10. Dalam menunjukkan hasil pekerjaan siswa, guru tidak meminta siswa membuat rangkuman dari hasil kerja siswa. 11. Dalam membuat bersama-sama siswa kesimpulan, guru tidakmeminta siswa untuk mencatat kesimpulan dan hal-hal penting dari materi yang telah dipelajari dan tidak meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Untuk mengatasi masalah tersebut guru melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran dengan meningkatkan ha-hal yang masih dianggap kurang. Berdasarkan analisis data ketuntasan belajar siswa tercapai pada siklus II dengan adanya peningkatan nilai rat-rata kelas adalah 88,47 dan ketuntasan belajar sebesar 95,65%, pada siklus II skor yang diperoleh siswa pada pertemuan I sebesar 3,5 dengan kategori sangat aktif, skor yang diperoleh pada pertemuan II sebesar 3,5 dengan kategori sangat aktif, dan untuk skor yang diperoleh pada pertemuan III sebesar 3,5 dengan kategori sangat aktif. Sedangkan skor yang diperoleh guru pada pertemuan I sebesar 3,25 dengan kategori sangat aktif, skor yang diperoleh pada pertemuan II sebesar,25 dengan kategori sangat aktif, dan untuk skor yang diperoleh pada pertemuan III sebesar,25 dengan kategori sangat aktif, untuk itu penelitian ini hanya sampai pada siklus II karena prestasi belajar, aktivitas siswa serta kegiatan guru telah mencapai target yang ditetapkan. Pencapaian ketuntasan belajar pada siklus II menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menyebabkan suasana kelas menjadi hidup dengan partisipasi aktif siswa dengan kegiatankegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Seperti yang telah diuraikan diatas, melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membantu siswa dan guru melakukan komunikasi dua arah dan memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran efektif, selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat mempermudah dalam menyalurkan pesan atau materi-materi pelajaran dari seorang guru ke siswa yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas siswa kelas VIa SDN 02 Kota Bima pada mata pelajaran PKn tahun pembelajaran 2014/2015. KESIMPULAN Dari deskripsi data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan antara lain Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas VIa SDN 02 Kota Bima tahun pembelajaran 2014/2015. Peningkatan ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 65,21% dan siklus II sebesar 95,65%. DAFTAR PUSTAKA Bahri Penelitian tindakan kelas. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi Prosedur penelitian suatu pembelajaran praktik. Yogyakarta: Brineka Cipta. Asrori, Muhammad Penelitian tindakan kelas. Bandung: CV Wacana Prima. Djamarah, Syaiful Bahri Prestasi belajar dan kompetensi guru. Surabaya: Usaha Nasional. 200 Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima
7 Ibrahim, Muslimin, dkk Pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNESA Press. Lie, Anita Mempraktekkan cooperative learning di ruang- ruang kelas. Jakarta: garasindo. Maman, Peningkatan kualitas outcomes sekolah melalui manajemen berbasis masalah. Laporan Karya Ilmiah di sajikan dalam lomba pemilihan kepala sekolah berprestasi/berdedikasi tingkat provinsi NTB, Mataram 9-11 Juni. Hamdani, Strategi belajar mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Rianto, Yatim Metodelogi penelitian pendidikan. Surabaya: SIC. Suarjana, Metode pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) (Online), ( diakses Juli 2013). Sugoyono Metode peneliitian administrasi. Bandung: ALFABETA. Slavin, R. Cooperative learning (teori resert dan Praktik). Terjemahan oleh Narulita Yusron Bandung: Nusa Media. Winkel, W.S Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Jakarta: Gramedia. Wiriatmaja, Rochiati Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Jurnal Pendidikan IPS, LPPM STKIP Taman Siswa Bima 201
Charlina Ribut Dwi Anggraini
METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi
Lebih terperinciWenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS VIIID SMP N 1 NGLUWAR MAGELANG Wenni Hastuti Universitas PGRI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
34 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk kajian reflektif yang dilakukan peneliti untuk tujuan perbaikan
Lebih terperinciWendri, Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu
Wendri, Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu 1 Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu Media Ular Tangga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG
JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 1 (2015) ISSN: 2460-3481 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Suprijono, (2012:46) model pembelajaran yaitu pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi
Lebih terperinciEwisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 13 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Ewisahrani Universitas Ahmad
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 1.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SDN III Tolinggula Tengah yang berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR Oleh Ramadhani Rama_dhani62@rocketmail.com Absrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Akhmad Suyono Universitas Islam Riau gerhanabestari@yahoo.com Abstract: This
Lebih terperinciJUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65
JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: 2407-1269 halaman 60-65 Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode TGT (Team Game Tournament) Materi Sistem Pencernaan Makanan
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 5 KARANGRAYUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN
Lebih terperinciAinun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SDN 2 Dolonga Ainun Sampede, Mohammad Jamhari, dan Amiruddin Kade Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Matematika Menurut isjoni (2010:11), pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Martha Lorinda marthalorinda@gmail.com Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN Nelli Ma rifat Sanusi 1, Fitri Widyaningsih 2 1 Fakultas Keguruan
Lebih terperinciSyifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan
Lebih terperinci17 Media Bina Ilmiah ISSN No
17 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SISWA KELAS VII.3 SMPN 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VA tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang
Lebih terperinciOleh: Naftalia Palimbong Alumni Prodi PPKn FKIP Universitas Tadulako Palu. Kata kunci: Model Pembelajaran, TGT, Hasil Belajar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 DOLO Oleh: Naftalia Palimbong Alumni
Lebih terperinciC027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK
C027 PENINGKATAN MINAT BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) BERBANTUAN MODUL PADA SISWA KELAS VII-D SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 Evin
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan tindakan berupa model pembelajaran Student
Lebih terperinciPENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 3, November 2015 PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG Sri Astuti
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran di sekolah, siswa didorong untuk lebih aktif agar dapat menghubungkan konsep materi yang telah didapatkan dengan konsep yang baru sehingga
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam Prestasi Almubtadi-IEN Bantul
Lebih terperinciDATAR MELALUI METODE STAD. Winarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dirancang secara sistematis dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN
PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN Fida Rahmantika Hadi fidarahma47@gmail.com FKIP UNIVERSITAS
Lebih terperinciTugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI DASAR MENGENAL JENIS-JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SD NEGERI 1 PADAMARA 1
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas )
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian (Penelitian Tidakan Kelas ) Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang wajib dipelajari siswa di Sekolah Dasar (SD). Secara umum tujuan pembelajaran IPS di SD menurut Permendiknas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO. 1 BONEOGE Oleh: Hijrah, Dahlia Syuaib, Asep Mahfuds Abstrak Permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN c) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK/classroom action research). Suharsimi Arikunto mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi oleh dunia pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan yang wajib diterima bagi setiap
Lebih terperinciARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh
Lebih terperinciMeningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Mufida. Hi. H. Bikuno, Jamaludin, dan Hasdin Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Proses pembelajaran dikatakan efektif dan efesien apabila seorang guru mampu memiliki metode/strategi pembelajaran yang tepat
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI SEGITIGA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PUJUT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Apriani,
Lebih terperinciSamsurijal Sahu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Materi Cahaya Dan Sifat-Sifatnya di Kelas V SD Inpres 2 Balantak Samsurijal Sahu Mahasiswa
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna
Lebih terperinciUniversitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH-TOKOH PERGERAKAN NASIONAL KELAS V SDN 70 BANDA ACEH Syarifah Habibah (Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI OLEH : A54B111048
NASKAH PUBLIKASI UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI SRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD ) PADA PEMBELAJARAN IPS DOKUMEN DIRI DAN KELUARGA SISWA KELAS II SD NEGERI 4 BARENG LOR KLATEN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan karena peneliti akan membuat sebuah
Lebih terperinciBintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan
Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Bintang Zaura 1 dan Sulastri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika di SD Pengertian matematika menurut Glover (2006) yaitu Matematika merupakan suatu pelajaran mengenai angka-angka, pola-pola, dan bangun.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, konsep
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian (Penelitian Tindakan Kelas) Penelitian tindakana kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI BILANGAN PECAHAN DI KELAS VIIA SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 MUNCAR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 5 Pringsewu Barat Kabupaten Pringsewu, dengan waktu penelitian mulai bulan Maret sampai dengan bulan
Lebih terperinciSarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament Pada Siswa Kelas IV SD GKLB Sabang Kab. Banggai Kepulauan Sarmin Siolan Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah kejuruan di Salatiga yang mempunyai banyak prestasi. Prestasi siswa tentu tidak mungkin diperoleh begitu saja
Lebih terperinciKata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)
KOMPARASI METODE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Linda Ayu Widya Safitri.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Melalui Model Pembelajaran Student
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Wahid Hasyim Desa Kedung Malang Wonotunggal Batang Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Saatima
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciUNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil
1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1 Hasil Belajar Para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil belajar.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA
Lebih terperinciMAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015
MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XI.IA-3 SMA N 9 SEMARANG PADA PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA NUMBER CARD Oleh : Wiwik Indah Kusumaningrum,
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Penulis melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran matematika dengan materi satuan ukuran panjang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan.
Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Operasi Hitung Campuran Bilangan Cacah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Turnamen Game Tim Atau TGT Pada Siswa Kelas II SDN V Toili Kabupaten Banggai LEMBAR
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. 1
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Kooperatif Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar
Lebih terperinciPENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI
PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciOleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENGUBAH PECAHAN. Hardini Setya Sukapti
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GIRIWONDO JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN
Lebih terperinciAkhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA YLPI P-MARPOYAN PEKANBARU (Applied
Lebih terperinciLia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Tempat penelitian adalah SD 6 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus yang terletak
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA Oleh: Erny Untari ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Menurut Zainal Aqib (2006:13), penelitian tindakan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS (Think Pair Share) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 07 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kawit Supriana 14 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa kurang berkembang akan berdampak pada sikap mahasiswa yang apatis,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendekatan metode pembelajaran yang sifatnya monoton yang diterapkan selama ini membuat mahasiswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, hal ini
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan
Lebih terperinci