LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL"

Transkripsi

1 LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII SMP Negeri I Paguat Oleh Eka Pratiwi Adam NIM Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj Salma Bowtha, M.Pd Badriyyah Djula S.Pd, M.Pd NIP NIP

2 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII SMP Negeri I Paguat Eka Pratiwi Adam 1, Dra. Hj. Salma Bowtha, M.Pd 2, Badriyyah Djula S.Pd.,M.Pd 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK Eka Pratiwi Adam, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snow Balling (Bola Salju) Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas VII SMP Negeri I Paguat. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dra Hj Salma A Bowtha M,Pd, Pembimbing II Badriyyah Djula, S.Pd, M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri I Paguat?. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Paguat, dengan subjek penelitian adalah kelas VII tahun ajaran 2014 yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus. Variabel output dari penelitian ini berupa meningkatnya hasil belajar siswa kelas VII yang memperoleh nilai 80 pada mata pelajaran IPS meningkat dari 40% menjadi minimal 80%. Penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus. Hasil proses pembelajaran menunjukkan, bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Observasi awal pada penelitian, siswa yang berjumlah 20 orang, hanya 40% siswa yang mendapat hasil belajar tuntas dengan nilai rata-rata 61,25. Pada saat pembelajaran telah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju), maka hasil belajar siswa meningkat menjadi 72,40 (65% ) siswa dengan kriteria belajar tuntas pada siklus I dan 85,10 (90%) yang tuntas belajar pada siklus II. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa dan Pembelajaran Snow Balling. 1 Eka Pratiwi Adam. Mahasiswa. jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 2 Dra. Hj. Salma Bowtha M.Pd. Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. 3 Badriyyah Djula S,Pd.,M.Pd. Dosen Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo

3 Pembelajaran yang berhasil adalah apabila dalam kegiatannya terjadi intereaksi belajar mengajar berupa intereaksi edukatif. Upaya untuk menciptakan terjadinya intereaksi, guru harus berusaha agar siswa bisa aktif dan kreatif secara optimal. Keoptimalan intereaksi terjadi karena adanya harmonisasi, tercipta keselarasan, keseimbangan, keserasian antara kedua komponen diatas. Pembelajaran yang harmonis bukan berarti tidak mengalami permasalahan didalamnya. Karena guru kurang tepat dalam penjelasan materi atau bahkan tidak menghubungkannya dengan tingkat kemamapuan anak. Prinsip pembelajaran adalah antara lain: Prinsip berangkat dari persepsi yang dimiliki, prinsip mengarah pada titik pusat perhatian tertentu atau fokus, prinsip keterpaduan, pemecahan masalah dihadapi, belajar sambil bekerja, hubungan sosial dan terakhir prinsip perbedaan individual. Kesuksesan guru dalam mengajar dapat terujud jika dalam tugasnya menerapkan Strategi pembelajaran secara tepat, tersistem, terstrukstur, dan dilaksanakan melalui 3 tahap yakni: tahap sebelum pengajaran (pre active) tahap pengajaran (inter-active) tahap sesudah pengajaran (post-active) Salah satu indikator kelas yang kondusif dibuktikan dengan giat dan asyiknya siswa belajar, penuh perhatian, mendengarkan penjelasan guru. Dalam penyampaian materi hendaknya guru tidak berlama-lama duduk di tempat duduk. Mengajar yang gagal adalah mengajar yang tidak mendapat tanggapan dari siswa. Semua hal tersebut diatas hanya bisa dikendalikan oleh guru melalui penggunaan Strategi pembelajaran yang benar. Guru perlu menciptakan dan memelihara kondisi belajar secara optimal,

4 mampu mengatur dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan memecahkan masalah siswa. Penggunaan model pembelajaran, berguna bagi guru dalam mengefektifkan waktu pembelajaran sedang disisi lain dapat aktif berpikir analisis bahkan sintesis memecahkan masalah yang didiskusikan melalui presentasi kelompok kecil dan kemudian diteruskan pada berpresentasi melalui kelompok besar. Hasil survey dilapangan, menunjukkan bahwa pembelajaran masih terfokus pada guru. Pembelajaran khususnya kelas VII di SMP Negeri I Paguat, masih banyak didominasi oleh ceramah, guru menetap disuatu tempat dan siswa hanya mendengarkan, dan bersifat pasif. Kondisi seperti ini jelas sangat berkonsekwensi negatif terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran sebagai intereaksi edukatif tidak nampak, keaktifan serta kreativitas dan inovasi yang berasal dari siswa juga tidak ada. Siswa kurang memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang ada, akibatnya hasil belajar siswa menurun. Kondisi seperti ini jelas tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh kurikulum sebagai standar proses pembelajaran. Bertolak dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, pada objek dan subjek penelitian yang ada dengan jumlah siswa berjumlah 20 orang, dalam pembelajaran yang ada, hanya 8 orang atau 40% siswa mendapatkan nilai di atas angka 80, dan 12 orang atau 60% siswa mendapatkan nilai dibawah angka 80 pada mata pelajaran dimaksud diatas. Kenyataan ini, dapat dikatakan bahwa capaian nilai yang ada dilihat dari besarnya nilai, sudah baik namun dilihat dari segi jumlah siswa yang mencapai nilai tersebut masih dibawah standar ketuntasan yang diharapkan.

5 Penyebab hal tersebut diatas, oleh karena dalam proses pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan strategi Pengajaran yang benar. Selain itu, ketuntasan belajar dalam mengikuti pelajaran belum terlaksana dalam situasi yang terkendali. Disamping itu guru belum dapat mempertahankan situasi yang kondusif terkendali. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran yang tepat, guna memberikan kesempatan yang cukup kepada anak untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran akan meningkat Untuk itu, maka peneliti termotivasi, melakukan penelitian tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran pada mata pelajaran IPS Ekonomi yang dirumuskan dalam judul: "Meningkatkan hasil belajar siswa melalui Penerapan model pembelajaran Snow Balling (Bola Salju) pada mata pelajaran IPS Ekonomi di kelas VII SMP Negeri I Paguat". KAJIAN TEORI Teori tentang hasil belajar, peneliti mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Bloom (dalam Suprijono, 2011: 6-7), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knoledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organitation (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine dan rountinized.

6 Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual. Selain itu Suprijono (2011: 5), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Selanjutnya Gagne (dalam Suprijono, 2011: 5-6) hasil belajar berupa: (1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. (2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas. (3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. (4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasakan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan

7 eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. Menurut Anni (2004: 4), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Sementara menurut Lindgren (dalam Suprijono, 2011: 7), hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Pengertian di atas dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Lima kategori hasil belajar yang dikemukakan oleh Gagne (dalam Sudjana, 1990: 22), yakni: informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sedangkan yang dikutip dari Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: 1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial IPS, faktor fisik dan psikis. 2. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

8 Model Pembelajaran Koperatif Tipe Snow Balling (Bola salju) Salah satu tipe yang ada dalam metode pembelajaran kooperatif adalah Snow Balling (bola Salju). Dengan model tersebut diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya dalam kelompoknya sendiri, kemudian dalam kelompok lain. Menurut Djamarah (2010; 396) bahwa model kooperatif tipe snow balling (bola salju) digunakan dalam upaya mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi anak didik secara berttingkat. Diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intra kelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya bergabung dengn kelompok yang lain disampingnya. Anggota kelompok yang baru yang sudah berjumlah empat orang memiliki kewajiban untuk menyeleseaikan tugas secara berempat, kemudian adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya secara berempat dalam kelompok yang baru. Kelompok berempat tadi bergabung lagi menjadi kelompok berdelapan dengan tugas yang sama yakni mempresentasikan san mengakaji tugas-tugas yang ada, namun hasilnya pasti berbeda dengan kelompok awal dan hasil itulah yang yangkan dibandingkan dan dipresentasikan dalam kelas. Apabila presentasi telah berakhir maka tugas guru adalah menyimpulkankan dengan memberikan ulasan-ulasan sebagai hasil dari perbandingan masing-masing kelompok dari hasil kelompok terkecil hingga hasil kelompok yang terakhir. Semua anak didik yang ada dalam

9 kelompok kecil sampai pada kelompok terakhir bertugas menerima keritikan perbaikan dengan mencocokkannya hasil kerja yang telah dikaji dan dipresentasikan. Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Snow bolling (bola salju) adalah sebagai berikut: a) Kelebihan dari bola salju ini antara lain 1) Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah dalam kelompok terkecil. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya. 3) Melatih anak untuk bersikap terbuka, jujur, disiplin, dan kreatif terhadap teman. 4) Meningkatkan motivasi belajar anak didik dalam belajar. 5) Membantu guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran, karena langkah pembelajaran kooperatif mudah diterapkan di sekolah. b. Kelemahan model pembelajaran Snow Balling (bola salju) 1) Memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan diskusi. 2) Seperti kelompok biasa anak yang pandai menguasai jalannya diskusi, sehingga anak yang kurang pandai memiliki kesempatan yang sedikit untuk mengeluarkan pendapatnya. 3) Yang tidak terbiasa belajar kelompok akan merasa asing dan sulit untuk bekerjasama.

10 Langkah-langkah pembelajaran melalui model pembelajaran Snow Bolling (bola salju) adalah sebagai berikut: 1. Anak bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 2 (dua) orang. 2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing digabungkan lagi debgan kelompok samping menjadi 4 (empat) orang. 3. Kelompok berempat bertugas sebagaimana tugas dari kelompok yang berdua dan membagikan hasil kerja dan informasi ke anggta kelompok yang baru. 4. Kelompok yang baru mengkaji dan melaporkan hasil temuan kekelompok kelompok lain. 5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja yang ada. 6. Kemudian menyatu lagi dengan kelompok yang baru lagi sehingga menjadi 8 (delapan) orang, demikian seterusnya, hingga terakhir menjadi satu kelompok besar 7. Terakhir satu orang menyuarakan hasil terakhir dari kajian tugas yang ada 8. Guru menyimpulkan dengan mengulas materi dengan membandingkannya dari hasil masing kelompok dari yang terkecil hingga kelompok terkahir. METODE PENULISAN Berdasarkan permasalahan yang di uraikan diatas, maka yang menjadi objek penelitian dari penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Paguat. Prosedur Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam empat tahap : (1). Tahap persiapan, (2). Tahap pelaksanaan tindakan, (3). Tahap pengamatan dan evaluasi, dan (4). Tahap analisis dan reflesi.

11 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus. Kegiatan tindakan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada siklus I dari hasil pengamatan, 14 aspek yang dinilai dari kegiatan guru dikualifikasi sangat baik teramati hanya 1 aspek saja atau 7,14%, kualifikasi baik 8 aspek (57,14%) dan kualifikasi cukup 5 aspek dengan persentase 35,72%. Sedangkan pada siklus II, sudah tidak ada lagi kualifikasi cukup. Hal ini terlihat pada pengamatan terhadap kegiatan guru dari 14 aspek yang diamati diperoleh kualifikasi sangat baik menjadi 2 aspek atau 14,29% dan kualifikasi baik 12 aspek atau 85,71%. Sedangkan kegiatan siswa dari 7 aspek yang diamati secara kelompok diperoleh persentase kriteria aspek secara total dari siklus I sangat baik 5,7%, baik 50%, cukup 40% dan kurang 4,3%. Pada siklus II meningkat menjadi sangat baik 20%, baik 67% dan cukup 13%. Prestasi belajar siswa pun mengalami peningkatan di siklus II. Hasil menunjukkan bahwa pada siklus I, rata-rata persentase daya serap terhadap materi pelajaran termasuk dalam kategori cukup baik yaitu sebesar 72,40%. Walaupun termasuk dalam kategori cukup baik, akan tetapi peningkatan tersebut masih sangat kecil. Rata-rata persentase daya serap siswa terhadap materi pelajaran pada siklus II mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I, yaitu sebesar 85,10% dan termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan telah terjadi perubahan pada siswa ke arah yang lebih baik, karena siswa telah mengalami suatu proses belajar sehingga prestasi belajar siswa meningkat.

12 Adanya peningkatan persentase daya serap siswa terhadap materi pelajaran menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) dalam pembelajaran IPS Ekonomi pada materi pelajaran Perbankan, pokok bahasan Memahami Uang dan Perbankan, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adanya peningkatan persentase daya serap siswa terhadap materi pelajaran tersebut,menunjukkan bahwa indikator kinerja atau indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai SIMPULAN Hasil penelitian ini, dapat disimpulkan, bahwasanya menerima hipotesis yang dikemukakan pada bab 2, yang berbunyi jika Proses pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snow Balling (Bola Salju) maka hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri I Paguat dapat diterima.hal ini dibuktikan dengan hasil tindakan pada siklus 1 menunjukkan hasil sebesar 72,40 (65% tuntas) dan 85,10 (90% yang tuntas belajar pada siklus II. SARAN Bertolak dari kesimpulan diatas, maka peniliti menyarankan, kiranya guru dalam perannya perlu dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran tepat, sesuai dengan pokok bahasan dan tingkat kemampuan siswa.

13 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Gorontalo Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo: UNG. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Keempat. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Artikel Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli. diakses 15 Juni Dzaki, Muhammad Faiq Model Pembelajaran Kooperatif. Internet: diakses 16 Juni 2011.

14 Wijaya,Yoga Permana Pengertian Belajar. Artikel Pengertian 2/, diakses 16 Juni 2011) Belajar.(Online). ( Yasa, Doantra Metode Pembelajaran kooperatif. Artikel Ilmu Pendidikan (Online). ( diakses 12 November 2010).

BAB I PENDAHULUAN. substansi, sebagai medium antara guru dan anak didik dalam rangka nencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. substansi, sebagai medium antara guru dan anak didik dalam rangka nencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Intereaksi belajar mengajar dapat menjadi intereaksi edukatif, bila sebuah proses sebuah intereaksi yang menghimpun sejumlah nilai (norma) yang merupakan substansi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Make a Match 2.1.1 Pengertian Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran sebagai hasil penurunan teori psikologi pendidikan

Lebih terperinci

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE DRILL PADA MATERI KERTAS KERJA (WORKSHEET) MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X 5 SMA NEGERI 2 GORONTALO ROSITA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving Meningkatkan Kemampuan Siswa melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Piutang mata pelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 1 Limboto. Oleh Nama : Risnawati Lahiya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan siswa. Menyangkut soal mengapa siswa berbuat demikian dan apa tujuannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran diartikan dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTU LKS TERSTRUKTUR

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTU LKS TERSTRUKTUR MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTU LKS TERSTRUKTUR Dian Artanti, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret 2,3 Dosen Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret

1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret 2,3 Dosen Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK SIPIL PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.

Bab I PENDAHULUAN. adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang. Bab I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka

Lebih terperinci

Opin Ahmad 1, Salma Bowtha 2, Radia Hafid 3

Opin Ahmad 1, Salma Bowtha 2, Radia Hafid 3 1 Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tentang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Pada Materi Pajak Kelas VIII A SMP Negeri 2 Wonosari Opin Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini berbagai lembaga pendidikan tinggi berkompetisi untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas yang baik, dalam bentuk memiliki keterampilan yang memadai,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan materi-materi terpilih dari ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2..1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk

Lebih terperinci

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil 46 2. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Ayu Pipit Fitriyani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di SD selalu mengacu kepada kurikulum SD yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang berkembang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN Dewi Wulan R 1), Edy Purwanto 2) Mahasiswa Fisika IKIP PGRI Madiun 1) Guru Fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ABILITY GROUPING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TEKNIK SIPIL SMK NEGERI SURAKARTA Andra Noviana 1, Sri Sumarni

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri I Paguat terletak di Kecamatan Paguat dengan jarak tempuh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri I Paguat terletak di Kecamatan Paguat dengan jarak tempuh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri I Paguat terletak di Kecamatan Paguat dengan jarak tempuh kurang lebih 13

Lebih terperinci

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik digilib.uns.ac.id 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ABILITY GROUPING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TEKNIK SIPIL SMK NEGERI SURAKARTA Andra Noviana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu (1) informasi verbal; (2) keterampilan

Lebih terperinci

Nia Rosmeliati Sihotang Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi ABSTRAK

Nia Rosmeliati Sihotang Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi   ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR GAGASAN KREATIF DALAM TINDAKAN EKONOMI MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) DI KELAS VII SMP NEGERI

Lebih terperinci

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIIF SMP N 2 SRANDAKAN Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VIIF SMP NEGERI 2 GAMPING Oleh: Intan Mira Depita 11144100190 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sudjana dalam Rusman (2011: 1) belajar pada hakikatnya adalah proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sudjana dalam Rusman (2011: 1) belajar pada hakikatnya adalah proses BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Pembelajaran ada dua kegiatan yaitu kegiatan guru mengajar dan kegiatan siswa belajar. Sudjana dalam Rusman (2011: 1) belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori dijabarkan berbagai landasan sebagai pendukung penelitian, permasalahan dan variabel penelitian yang diteliti semua ditulis pada kajian teori. Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan proses mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 SENTOLO Nurul Arum Sulistyowati FKIP, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan mengarahkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan mengarahkan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012.

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012. PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Suatu studi di SDN 01 Poasia) Kota Kendari tahun 2012 Oleh: Nana Sumarna 1 Abstrak. Metode pemecahan masalah merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari A. Metode Diskusi BAB II KAJIAN PUSTAKA Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari bahasa Yunani (metha), yang berarti melalui atau melewati. Secara umum metode atau

Lebih terperinci

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI KELAS IV SDN 35 PAGAMBIRAN PADANG Silvia Meirisa¹, Gusnetti², Yulfia Nora¹ ¹Program

Lebih terperinci

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII-6 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ernidalisma Guru Matematika

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 34 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMKN 1 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Ernawati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan

Lebih terperinci

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture 1. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN. UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN. Agus Makmur Dosen Pendidikan Matematika UGN Padangsidimpuan panjaitan_makmur@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang

BAB II KAJIAN TEORI. pelajaran tertentu, maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Hasil belajar Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa bila siswa tuntas dalam belajar, terampil melakukan suatu tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 MENGKENDEK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 MENGKENDEK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 MENGKENDEK Suri Toding Lembang Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 1 Maret 2017, hal 39-44 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Hj. Annisa NIP.

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hakekat Belajar Menurut Teori Konstruktivisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hakekat Belajar Menurut Teori Konstruktivisme BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran 2.1.1. Hakekat Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar dan pembelajaran merupakan istilah yang erat kaitannya dalam proses pendidikan. Sedangkan pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BENAR SALAH BERANTAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 024 TARAI BANGUN KABUPATEN KAMPAR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BENAR SALAH BERANTAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 024 TARAI BANGUN KABUPATEN KAMPAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BENAR SALAH BERANTAI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 024 TARAI BANGUN KABUPATEN KAMPAR Murni murni24@gmail.com SDN 024 Tarai Bangun Kabupaten Kampar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Cooperative Learning Tipe Make A Match 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teoretis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi, (1). Bahasa Indonesia, (2). Metode Talking Stick, (3). Hasil belajar. 2.1.1. Bahasa Indonesia Pada

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana wahana yang sangat baik di dalam pembinaan sumber

Lebih terperinci

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 KAWEDANAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 KAWEDANAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 KAWEDANAN Choiri Katon B 1), Agus Wahyudi 2), Prodi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Madiun 1) Guru Fisika SMP

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Pengertian Belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori Pengertian Belajar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Kata belajar yang sering kita dengar ternyata memiliki banyak pengertiannya. Pengertian tersebut terdapat kesamaan dan perbedaan. Berikut pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Wina Sanjaya dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities to designed a particular

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No. 3 Toaya Amaliah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa kini di seluruh dunia telah timbul pemikiran baru terhadap status pendidikan. Pendidikan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga

Lebih terperinci

Belajar adalah perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tentang. pengertian belajar itu sendiri sudah banyak dikemukaan oleh para ahli

Belajar adalah perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tentang. pengertian belajar itu sendiri sudah banyak dikemukaan oleh para ahli 7 II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Belajar adalah perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tentang pengertian belajar itu sendiri sudah banyak dikemukaan oleh para ahli psikologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Pembelajaran Tantangan Berliku (Curverballs) Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar tersusun dari kata dasar yakni hasil dan belajar. Kata hasil menunjuk pada produk atau perolehan sebagai akibat dilakukannya

Lebih terperinci

ARTIKEL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Sarjana Pada Fakulats Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

ARTIKEL. Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian Sarjana Pada Fakulats Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE PROBLEM-BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI SMK NEGERI 1 BOALEMO DI KAB.BOALEMO ARTIKEL Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

Multin Arabi, Salma Bowtha, Radia Hafid 1. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak

Multin Arabi, Salma Bowtha, Radia Hafid 1. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MELALUI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS VII SMP NEGERI 4 BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Multin Arabi, Salma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Cooperative Tipe Talking Stick dan CIRC a. Pengertian model pembelajaran Cooperative tipe Talking Stick Cooperative learning adalah belajar yang

Lebih terperinci

Saira Tolana, , *Dr. Hj. Zulaecha Ngiu, M.Pd, **Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan

Saira Tolana, , *Dr. Hj. Zulaecha Ngiu, M.Pd, **Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar menurut beberapa ahli antara lain menurut Rukmana & Suryana (2006:10) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Efektivitas Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dikemukakan bahwa efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti, dapat membawa hasil; berhasil guna. 1 Efektivitas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 PURING KABUPATEN KEBUMEN Sari Astuti Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Ada empat unsur utama dalam proses belajar-mengajar, yakni tujuanbahan-metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

BAB II KAJIAN TEORI. dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang di sengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari

Lebih terperinci

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 3 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Dita Agnes Dekasari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 11 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Model Pembelajaran Cooperative Learning 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Menurut Asmani (2016, h. 37) cooperative learning dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Cooperative Learning Tipe Make A Match dan NHT 2.1.1. Pengertian Cooperative Learning Model pembelajaran cooperative learning adalah model pembelajaran yang memungkinkan guru

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date. BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Pembelajaran Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Metode Pembelajaran Inkuiri

ABSTRAK. Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Metode Pembelajaran Inkuiri Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Inkuiri Pada Mata Pelajaran Ips Dikelas Viib Smp Negeri 11 Kota Gorontalo Delpita Naus 1, Dra. Hj. Salma Bowtha, M.Pd 2, Roy Hasiru, S.Pd.,M.Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teoretis 1. Strategi Cooperative Script Dalam strategi pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci