BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdiri dari 9 siswa putra dan 12 siswa putri. Dari hasil perhitungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD N 1 Tlogopucang yang beralamat di desa

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Kelas SMP Negeri 1 Bawen

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Kegiatan Membaca Manaqib Syaikh Abdul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Naniek Sulistya Wardani S1-Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Hp ABSTRAK

an SDN Giyanti Kelompok Kontrol SDN 01 Mungseng Kelompok Eksperimen Jumlah sampel penelitaian 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Bringin 01. Letak sekolah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci : media visual, pembelajaran ips, peta, hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

ANALISIS LIKUIDITAS DAN PENDAPATAN (RETURN) INVESTOR TERHADAP DAMPAK PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu Sekolah Dasar di Gugus Mina

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi

BAB IV. Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kota Jambi, kelas VII yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DIPADU METODE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Heni Rachmawati NPM:

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di kelas V SD Negeri 34/I Teratai Kec. Muara Bulian Kabupaten Batanghari yang berjumlah 21 orang yang terdiri dari 9 siswa putra dan 12 siswa putri. Dari hasil perhitungan mengenai uji normalitas data dengan dirumuskan hipotesis H 1 adalah distribusi normal, dan H 0 adalah distribusi tidak normal. Maka H 1 diterima apabila P > 0.05 dan H 1 ditolak apabila P < 0.05. Pada tabel di atas menunjukkan bahwa S = P = 0.627. Artinya berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0.05 atau 0.627 lebih dari 0.05 (0.627>0.05). Jadi H 1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 4.2 Hasil Analisis data Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif sehingga perlu dipaparkan hasil uji normalitas, dan uji hipotesis data. 4.2.1 Uji Normalitas data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berditribusi normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas ini dengan menggunakan teknik kolmogrov smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 45

46 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Variabel Kreativitas Siswa Dengan Alat Peraga Periskop Sederhana N Normal Parameters Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig (2 Tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Prepro 21 88.9800 7.54169.106.106 -.073.750.627 Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji normalitas data dengan tehnik one sample kolmogorov-smirnov Test, dapat dilihat mean sebesar 88.9800, standar deviasi sebesar 7.54169, kolmogorov smirnov 0,750 dan signifikansi sebesar 0.627 (> 0.05) dengan taraf kepercayaan 5%. Jika dirumuskan hipotesis H 1 adalah distribusi normal, dan H 0 adalah distribusi tidak normal. Maka H 1 diterima apabila P > 0.05 dan H 1 ditolak apabila P < 0.05. Pada tabel di atas menunjukkan bahwa S = P = 0.627. Artinya berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0.05 atau 0.627 lebih dari 0.05 (0.627>0.05). Jadi H 1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 4.3 Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Alat Peraga Periskop Sederhana dalam Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaraan dengan penggunaan alat peraga periskop sederhana terdiri dari kegiatan pra pembelajaran yaitu persiapan, dimana siswa diberi pemahaman tentang pemantulan cahaya, selanjutnya kegiatan inti dimana siswa melakukan beberapa percobaan untuk mengamati gejala pemantulan terhadap cermin datar, serta membuat karya yaitu periskop sederhana dengan memanfaatkan pemantulan cahaya terhadap cermin datar,

47 dan kegiatan penutup yaitu siswa mempresentasikan hasil kegiatan yang telah mereka laksanakan. Proses ini diharapkan bermanfaat bagi guru maupun siswa. Manfaat bagi guru adalah guru dapat menyampaikan materi secara mudah kepada peserta didik serta dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sedangkan manfaat bagi siswa adalah untuk membangun kreativitas yang ada dalam diri siswa, agar rasa ingin tahu, keterbukaan terhadap pengalaman, toleransi terhadap resiko, dan energi yang ada dalam diri siswa bisa terus ditingkatkan. Pada treatment penggunaan alat peraga periskop sederhana ini peneliti menggunakan teknik observasi tentang langkah-langkah pembelajaran dengan dengan alat peraga periskop sederhana, dengan indikator nilai: Tabel 4.2 Indikator Penilaian Lembar Observasi Penggunaan Peraga Periskop Sederhana No Nilai Interval Kategori 1 33 < x 52,8 Sangat Rendah 2 52,8 < x 72,6 Rendah 3 72,6 < x 92,4 Sedang 4 92,4 < x 112,2 Tinggi 5 112,2 < x 132 Sangat Tinggi Observasi digunakan untuk mengetahui tindakan atau kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Observasi tentang penggunaan alat peraga periskop sederhana yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada lampiran 8. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa, hasil observasi tentang langkah-langkah pembelajaran dengan pengunaan alat peraga periskop sederhana, mendapatkan total skor nilai sebesar 110 pada pertemuan pertama

48 dengan kategori tinggi, dan 113 pada pertemuan kedua dengan kategori sangat tinggi. Penilaian tes unjuk kerja digunakan untuk menilai siswa dalam mengendalikan proses dan memanfaatkan bahan untuk menghasilkan karya yaitu periskop sederhana, serta kerja praktik atau kualitas estetika dari periskop sederhana yang mereka produksi, dengan indikator nilai. Tabel 4.3 Indikator Penilaian Tes Unjuk Kerja Penggunaan Alat Peraga Periskop Sederhana No Nilai Interval Kategori 1 15 < x 24 Sangat Rendah 2 24 < x 33 Rendah 3 33 < x 42 Sedang 4 42 < x 51 Tinggi 5 51 < x 60 Sangat Tinggi Berdasarkan hasil lembar penilaian tes unjuk kerja yang diamati oleh guru kelas V SD Negeri 34/I Teratai mendapatkan jumlah total bobot skor penilaian 50 dengan kategori tinggi dari 15 aspek yang diamati. Hasil lembar penilaian tes unjuk kerja bisa dilihat pada lampiran 9. Dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan alat peraga periskop sederhana, serta penilaian tes unjuk kerja ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru maupun siswa, bagi guru yaitu dapat mempermudah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, memudahkan guru dalam penilaian, memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, memudahkan guru dalam menarik perhaatian siswa, memotivasi dan menumbuhkan kreativitas siswa pada saat proses belajar mengajar didalam kelas. Manfaat bagi siswa yaitu mempermudah siswa dalam memahami

49 materi pelajaran yang disampaikan dan untuk mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri siswa. 4.4 Analisis Deskriptif Variabel Penilaian Kreativitas Siswa Teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non tes yaitu angket. Pembelajaran pertama yang dilaksanakan adalah pembelajaran secara konvensional, pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 5 April 2016 kemudian dilakukan pengukuran pertama dengan meminta siswa mengisi angket. Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan treatment yaitu dengan alat peraga periskop sederhana, pembelajaran ini dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 11 April 2016 dilanjutkan pada hari Kamis tanggal 14 April 2016. Setelah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga periskop sederhana selesai, siswa diminta untuk mengisi kembali angket pengukuran akhir. Pengukuran akhir digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan alat peraga periskop sederhana terhadap kreativitas siswa. Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran awal dan pengukuran akhir angket kreativitas siswa, maka digunakan lima kategori yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dengan rumus sebagai berikut:

50 Interval = skor tertinggi - skor terendah banyaknya kategori i = 115-23 5 i = 18,4 Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui nilai interval sebesar 18,4. Distribusi frekuensi nilai pengukuran akhir kreativitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Angket Kreativitas Siswa N o Kategori Interval Pengukuran Awal Pengukuran Akhir Frek Persen Frek Persen 1 Sangat Rendah 23 < x 41,4 0 0% 0 0% 2 Rendah 41,4 < x 59,8 0 0% 0 0% 3 Sedang 59,8 < x 78,2 0 0% 1 4,8% 4 Tinggi 78,2 < x 96,6 19 90,5% 14 66,6% 5 Sangat Tinggi 96,6 < x 115 2 9,5% 6 28,6% Jumlah 21 100% 21 100% Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran awal kreativitas siswa dengan menggunakan metode konvensional yang mendapatkan skor interval 78,2< x 96,6 dengan persentase 90,5% sebanyak 19 orang dan masuk pada kategori tinggi, sedangkan siswa yang mendapatkan skor interval 96,6 < x 115 dengan persentase 9,5% sebanyak 2 orang siswa masuk pada kategori sangat tinggi. Pada pengukuran akhir setelah diterapkan peembelajaran menggunakan alat peraga periskop sederhana, siswa yang mendapatkan skor interval 59,8 < x 78,2 dengan persentase 4,8% sebanyak 1 orang siswa dan masuk pada kategori sedang, siswa yang mendapatkan skor interval 78,2 < x 96,6 dengan persentase 66,6% sebanyak 14 orang siswa dan masuk pada kategori tinggi, siswa yang mendapatkan 96,6 < x 115

51 dengan persentase 28,6% sebanyak 6 orang siswa dan masuk pada kategori sangat tinggi. Adapun distribusi frekuensi hasil pengukuran hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir kreativitas siswa jika digambarkan dalam bentuk grafik akan terlihat pada gambar 4.1 berikut ini. 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1 2 3 4 5 6 Pengukuran Akhir Pengukuran Awal Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Angket Kreativitas Siswa Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir angket kreativitas dari 21 orang siswa kelas V SD Negeri 34/I Teratai. Pada pengukuran awal dengan metode konvensional dapat dikatakan bahwa mayoritas siswa mendapatkan skor interval dengan kategori tinggi yang berjumlah 19 orang siswa. Pada pengukuran akhir setelah diterapkan pembelajaran menggunakan alat peraga periskop sederhana, mayoritas siswa mendapatkan skor interval dengan kategori tinggi berjumlah 14 orang siswa. Sedangkan siswa yang mendapatkan skor interval dengan kategori sangat tinggi pada pengukuran awal berjumlah 2 orang siswa, dan pada pengukuran akhir berjumlah 6 orang siswa. Hal ini menunjukkan bahwa

52 dari 19 siswa yang masuk dalam kategori tinggi pada pengukuran awal, ada 4 orang siswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan alat peraga periskop sederhana. Perolehan angket kreativitas dari pengukuran awal ke pengukuran akhir juga dapat dilihat pada perbedaan total dan rata-rata pengukuran angket kreativitas siswa sebelum dan setelah diterapkan treatment, yang mendapat total sebesar 1796 dengan rata-rata 85,52 pada pembelajaran konvensional dan sebesar 1917 dengan rata-rata 91,29 pada pembelajaran menggunakan alat peraga periskop sederhana. Dari 21 siswa kelas V SD Negeri 34/I Teratai, yang mengikuti pembelajaran dengan alat peraga periskop sederhana, ada 19 orang yang mengalami kenaikan perolehan angket kreativitas siswa dari pengukuran awal ke pengukuran akhir, dan ada 2 orang siswa yang mengalami penurunan. Adapun data total rata-rata pengukuran awal dan pengukuran akhir angket kreativitas dapat dilihat pada lampiran 3. 4.5 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilakukan sebelum dan setelah treatment, nilai rata-rata angket tersebut dianalisis menggunakan T-Test. Pengujian hipotesis ini menggunakan Uji Dua Sampel Berpasangan (Paired Samples T-Test). Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan) maksudnya disini adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda (Duwi Priyanto dalam Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya keefektifan sebelum dan sesudah diterapkan treatment penggunaan alat peraga periskop sederhana

53 dalam pelajaran sains terhadap kreativitas siswa kelas V SD Negeri 34/I Teratai. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik Paired Samples T- Test tesebut dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil Rata-Rata Angket Kreativitas Siswa Pair 1 AWAL Mean 85.5200 N 21 Std. Deviation 6.70820 Std. Error Mean 1.34164 AKHIR 91.2900 21 7.70216 1.54043 Dapat dilihat pada tabel 4.5 hasil rata-rata (mean) pada pengukuran awal sebesar 85.52, sedangkan pada pengukuran akhir sebesar 91.29. Hal ini menunjukkan bahwa skor yang diperoleh siswa mengalami kenaikan dari 85.52 menjadi 91.29. Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Angket Kreativitas Siswa Pair 1 AW AL AK HIR Mean - 4.760 00 Std. Deviat i on 6.0778 3 Paired Differences Std. Error Mean 1.2155 7 95% Confidence Interval oh the Diffrence Lower Upper -7.2668 80 T df Sig. (2- taile d) -2.25120-3.916 24.001 Berdasarkan rumusan hipotesis: Ho Ha : Pembelajaran dengan penggunaan alat peraga periskop sederhana dalam pelajaran sains tidak efektif terhadap kreativitas siswa kelas V SD Negeri 34/I Teratai Kecamatan Muara Bulian Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. : Pembelajaran dengan penggunaan alat peraga periskop sederhana dalam pelajaran sains lebih efektif terhadap kreativitas siswa kelas V

54 SD Negeri 34/I Teratai Kecamatan Muara Bulian Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Pengujian uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05. Untuk pengambilan keputusan Ho diterima jika signifikansi > 0,05, dan Ho ditolak jika signifikansi < 0,05. Dapat dilihat pada tabel 4.6 signifikansi sebesar 0,001 yang artinya 0.001 lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05), maka dapat dismpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pembelajaran dengan penggunaan alat peraga periskop sederhana dalam pelajaran sains lebih efektif terhadap kreativitas siswa kelas V SD Negeri 34/I Teratai Kecamatan Muara Bulian Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. 4.6 Pembahasan Berdasarkan hasil analisa data yang telah disajikan sebelumnya, berikut ini akan di uraikan deskripsi dan interprestasi data hasil penelitian. Deskripsi dan iterprestasi data analisis berdasarkan teori dan langkah-langkah penggunana alat peraga periskop sederhana terhadap kreativitas siswa. Hasil uji hipotesis penelitian menunjukan bahwa kreativitas setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga priskop sederhana lebih meningkat. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga periskop sederhana pelajaran sains lebih efektif terhadap peningkatan kreativitas siswa kelas V SD Negeri 34/1 Teratai Kecamatan Muara Bulian. Hal ini terbukti dari hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukan hasil yang sangat signifikan dengan probabilitas di bawah 0,005 yaitu 0,001. Nilai t hitung negatif (-3.916) berarti rata-rata nilai angket kreativitas siswa sebelum diterapkan treament lebih rendah daripada setelah diterapkan

55 treament. Signifikansi sebesar 0,001 yang berarti 0,001 lebih kecil dari 0,005 (0.001<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pembelajaran dengan penggunaan alat peraga priskop sederhana pelajaran sains lebih efektif terhadap kreativitas siswa kelas V SD Negeri 34/I Teratai Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil uji hipotesis dengan probabilitas 0,001 menunjukkan hasil yang sangat signifikan, hal ini disebabkan karena pada saat dilakukan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga periskop sederhana dapat membangkitkan minat dan keingintahuan siswa dalam belajar sehingga lebih efektif terhadap peningkatan kreativitas siswa. Penggunaan alat peraga periskop sederhana ini telah dilaksanakan dengan langkah-langkah yang bersumber pada Science Education Quality Improvment Project (SEQIP), hal ini terbukti pada hasil observasi yang mendapatkan skor nilai sebesar 110 pada pertemuan pertama dengan kategori tinggi dan 113 pada pertemuan kedua dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan teeori Arsyad (2000) belajar yang baik adalah melalui pengalaman langsung tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Dalam penelitian ini telah diterapkan pembelajaran dengan alat peraga periskop sederhana, dimana siswa belajar melalui pengalaman langsung membuat suatu karya yaitu periskop sederhana dengan menerapkan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan. Menurut Berg, 1991; Lee 1982; Mills, 1985; Nasution, 1988; Omang, 1989, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa guru melakukan

56 praktek membuat karya, salah satunya adalah pada poin kelima yang menjadi aspek dalam mengukur kreativitas siswa dalam penelitian yang telah dilaksanakan yaitu terbentuknya rasa ingin tahu, keterbukaan antar siswa, toleransi terhadap resiko dan pantang menyerah. Penggunaan alat peraga periskop sederhana yang telah diterapkan dalam penelitian ini telah terbukti lebih efektif terhadap peningkatan kreativitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kenaikan hasil skor perolehan angket siswa, bahwa rata-rata hasil skor perolehan pengukuran akhir setelah diterapkan treatment skornya tinggi dari pada skor angket siswa pada pengukuran awal sebelum diterapkan treatment. Rata-rata skor angket siswa setelah diterapkan treatment sebesar 91.29 sedangkan rata-rata skor angket siswa sebelum diterapkan treatment sebesar 85.52. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Abdul Hadi dengan judul Upaya Mengatasi Keterbatasan Alat Peraga Kimia Skala Kecil dan beberapa peneliti sebelumnya yang mengembangkan dan meningkatkan kreativitas siswa dengan cara menerapkan penggunaan alat peraga, terbukti dapat meningkatkan dan mengembangkan kreativitas siswa, sehingga dalam penelitian ini pula dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan alat peraga periskop sederhana dalam pelajaran sains lebih efektif terhadap kreativitas siswa kelas V SD Negeri 34/I Teratai Kecamatan Muara Bulian, karena penggunaan alat peraga adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran atau informasi kepada peserta didik, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,

57 dimana siswa dapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dikeadaan nyata, apa yang di proleh dalam teori. Kondisi ini menempatka siswa dalam situasi yang menuntut siswa mengalami sendiri pertentangan pikiran secara pribadi, sehingga mampu merangsang minat dan keingintahuannya dalam belajar. Metode pengajaran ini berupa penggunaan alat, dengan bantuan alatalat untuk menjelaskan suatu konsep tentang membuat suatu karya dengan menerapkan salah satu sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan (Omang, 1989). Ternyata pada tingkat sekolah dasar pun kita dapat menggunakan alat peraga yang sederhana, khususnya pada pelajaran sains yang merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah, berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan. Pengunaan alat peraga pada pelajaran sains ini diharapkan dapat digunakan dengan langkah-langkah yang sistematis, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, dapat menarik siswa dalam belajar, serta memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep atau materi yang disampaikan oleh guru.