BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Analisis 4.1.1 Profil Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini, yaitu para penerima sampel minuman Golden Nest yang diberikan oleh PT. Healthverve Indonesia dikalangan konsumen, yang dibedakan menurut jenis kelamin, rata-rata pendapatan, dan tingkat pendidikan terakhir. Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini. 4.1.1.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin responden, maka didapatkan hasil pengolahan data sebagai berikut: Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Pria 32 53% Wanita 28 47% Jumlah total 60 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 Dari 60 orang responden, yang berjenis kelamin pria sebanyak 32 orang dan sisanya sebanyak 28 orang adalah wanita. Maka, dapat dikatakan bahwa jumlah responden pria yang mengisi kuisioner ini lebih banyak daripada responden wanita, di mana terdapat sebesar 53% responden pria dan sisanya 52
53 sebesar 47% responden wanita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini: Jenis Kelamin Peremouan 47% Pria 53% Gambar 4.1 Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin 4.1.1.2 Profil Responden Berdasarkan Rata-rata pendapatan Berdasarkan rata-rata pendapatan, maka didapatkan hasil pengolahan data sebagai berikut: Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Rata-Rata Pendapatan Usia Jumlah Persentase < 3.500.000 10 17% 3.500.000-5.000.000 21 35% Lainnya 29 48% Jumlah Total 60 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 Kelompok hasil pendapatan yang mengisi kuisioner ini ternyata hanya terbagi menjadi 3 : yaitu hasil pendapatan Rp. 3.500.000 ke bawah terdapat 10 orang (17%)
54 untuk hasil pendapatan Rp. 3.500.000-5.000.000 sebanyak 21 orang (35%), kemudian untuk hasil pendapatan lainnya sebanyak 29 orang (48%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini: Rata-Rata Pendapatan <3.500.000 17% Lainnya 48% 3.500.000-5.000.000 35% Gambar 4.2 Profil Responden berdasarkan Rata-rata pendapatan 4.1.1.3 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden, maka didapatkan hasil pengolahan data sebagai berikut: Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Pekerjaan Jumlah Persentase SMA 15 orang 25% Diploma D1/D3 11 orang 18% S1 21 orang 35% Lain-lain 13 orang 22% Jumlah Total 60 orang 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
55 Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dari 60 responden yang mengisi kuisioner ini, didapat data sebagai berikut: responden yang tingkat pendidikan terakhirnya SMA sebanyak 15 orang (25%), pendidikan terakhirnya Diploma D1/D3 sebanyak 11 orang (18%), sedangkat tingkat pendidikan terakhirnya S1 sebanyak 21 orang (35%) dan untuk tingkat pendidikan terakhir lainnya sebanyak 48 orang (12%), berarti dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden yang mengisi kuisioner ini adalah yang tingkat pendidikan terakhirnya S1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini: Tingkat Pendidikan Terakhir Lain-lain 22% S1 35% SMA 25% Diploma D1/D3 18% SMA Diploma D1/D3 S1 Lain-lain Gambar 4.3 Profil Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir 4.2 Uji Validitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 60 responden dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment melalui SPSS versi 16. Dalam uji validitas ini menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2.
56 Nilai n dalam penelitian ini adalah sebesar 60 responden, maka diperoleh nilai df =58 sehingga didapat t table = 1.67. Selanjutnya, dengan menggunakan rumus t table =, maka diperoleh nilai r table sebesar 0.21. Dasar pengambilan keputusan untuk uji validitas ini adalah sebagai berikut : Jika r hitung 0.21, maka butir atau pertanyaan dinyatakan valid. Jika r hitung < 0.21, maka butir atau pertanyaan dinyatakan tidak valid. Hasil uji validitas variabel strategi pemasaran PT. Healthverve Indonesia, dan pengenalan produk, yaitu minuman bernutrisi Golden Nest yang di tunjukkan pada lampiran diringkas melalui tabel-tabel berikut : Tabel 4.4 Uji Validitas Strategi Pemasaran Butir Pertanyaan Corrected Item r table Keterangan Total Correaltion (r hitung) 1 0.242 0.21 Valid 2 0.299 0.21 Valid 3 0.374 0.21 Valid 4 0.351 0.21 Valid 5 0.228 0.21 Valid 6 0.313 0.21 Valid 7 0.259 0.21 Valid
57 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012 Tabel 4.5 Uji Validitas Pengenalan Produk Butir Pertanyaan Corrected Item r table Keterangan Total Correlation (r hitung ) 8 0.651 0.21 Valid 9 0.722 0.21 Valid 10 0.502 0.21 Valid 11 0.476 0.21 Valid 12 0.344 0.21 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012 4.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat keandalan kuisioner. Untuk itu dilakukan uji reliabilitas internal pada instrumen penelitian dengan menggunakan teknik reliabilitas dengan metode Alpha. Setelah alat pengukur dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas data. Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas ini yaitu: Jika Cronbach Alpha 0.21 (r table), maka kuisioner yang diuji reliabel Jika Cronbach Alpha < 0.21 (r table), maka kuisioner yang diuji tidak reliabel.
58 4.3.1 Uji Reliabilitas Strategi Pemasaran Hasil uji reliabilitas variabel Strategi Pemasaran di PT. Healthverve Indonesia yang ditunjukkan pada lampiran diringkas melalui tabel berikut: Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Strategi Pemasaran Cronbach Alpha r table Keterangan 0.572 0.21 Reliabel Berdasarkan hasil uji diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semua data variabel Strategi Pemasaran dikatakan reliabel. 4.3.2 Uji Reliabilitas Pengenalan Produk Hasil uji reliabilitas variabel Pengenalan Produk, yaitu minuman bernutrisi Golden Nest yang ditunjukkan pada lampiran diringkas melalui tabel berikut: Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Pengenalan Produk Cronbach Alpha r table Keterangan 0.764 0.21 Reliabel Berdasarkan hasil uji diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semua data variabel Pengenalan Produk dikatakan reliabel. 4.4 Uji Normalitas Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis statistik parametrik yaitu uji normalitas data. Apabila data pengamatan tidak berdistribusi normal, maka analisis parametrik tidak bisa digunakan karena statistik dalam analisis parametrik diturunkan dari distribusi normal. Uji
59 normalitas untuk tiap variabel dilakukan dengan menggunakan alat uji Kolmogorov-smirnov. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas data ini adalah sebagai berikut : Jika signifikansi (Sig.) Kolmogorov-Smirnov 0.05, maka data berdistribusi normal Jika signifikansi (Sig.) Kolmogorov-Smirnov < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal. Angka signifikansi dapat diperoleh melalui perhitungan tests of normality atau plot melalui alat bantu SPSS versi 16 dengan angka 0.05 merupakan tingkat kesalahan atau α. 4.4.1 Uji Normalitas Variabel Strategi Pemasaran Dengan bantuan program SPSS versi 16, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.8 Test of Normality Variabel Strategi Pemasaran Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. X.107 60.084.974 60.230 a. Lilliefors Significance Correction
60 Gambar 4.4 Uji Normalitas dari data Strategi Pemasaran Sumber: Hasil pengolahan Data. 2012 Dari tabel 4.4 dapat dilihat variabel Strategi Pemasaran ditunjukan memiliki Sig. = 0.84 ( 0.05), maka data berdistribusi normal. 4.4.3 Uji Normalitas Variabel Pengenalan Produk Dengan bantuan program SPSS versi 16, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.9 Test of Normality Variabel Pengenalan Produk Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Y.123 61.022.969 60.121
61 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Y.123 61.022.969 60.121 a. Lilliefors Significance Correction Gambar 4.5 Uji Normalitas dari data Pengenalan Produk Sumber: Hasil pengolahan data, 2012 Dari tabel 4.9 dapat dilihat variabel Pengenalan Produk ditunjukan memiliki Sig. = 0.22 ( 0.05), maka data berdistribusi normal.
62 4.5 Analisis Strategi Pemasaran PT. Healthverve Indonesia Terhadap Pengenalan Produk Minuman Baru Bernutrisi Golden Nest Dikalangan Konsumen Correlations StrategiPemasar an PengenalanProd uk StrategiPemasaran Pearson Correlation 1.628 ** Sig. (2-tailed).000 N 60 60 PengenalanProduk Pearson Correlation.628 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N 60 60 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Hipotesis : Ho = Tidak ada hubungan antara strategi pemasaran dan pengenalan produk Ha = Ada hubungan antara strategi pemasaran dan pengenalan produk Dasar Pengambilan Keputusan : Sig/2 >= α/2 Ho diterima Sig/2< α/2 Ho ditolak Keputusan : Sig. 0.000 yang artinya lebih kecil ( < ) daripada 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima (0,00/2 < 0,05/2 Ho ditolak.) Maka dapat disimpulkan, jika uji signifikasi diatas dapat diketahui bahwa antara hubungan strategi pemasaran dan pengenalan produk memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Dikatakan hubungan antara kedua variabel kuat dan searah karena R = 0.628>0,5, searah karena R tersebut positif.
63 4.6 Pembahasan Selanjutnya, setelah hasil kuisioner selesai dianalisis,diperoleh kesimpulan bahwa: 4.6.1 Strategi Pemasaran (X) berkontribusi secara positif dan signifikansi terhadap Pengenalan Produk (Y) Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa Strategi Pemasaran memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap Pengenalan Produk minuman bernutrisi baru Golden Nest, yang dilihat dari sig-nya sebesar 0.000 (<0.05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Strategi Pemasaran juga memiliki hubungan yang cukup kuat Pengenalan Produk dikalangan konsumen, yang ditunjukan dengan nilai korelasinya sebesar 0.628. Hal ini berarti semakin baik Strategi pemasarannya, maka akan menghasilkan Pengenalan produk yang meningkat dikalangan konsumen. Maka dari itu PT. Healthverve Indonesia perlu melakukan usaha-usaha untuk mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, agar Pengenalan Produk dikalangan konsumen menjadi meningkat. 4.7 Impilikasi Hasil Penelitian Setelah semua data dikumpulkan dan hasil analisis selesai dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa kontribusi Strategi pemasaran terhadap pengenalan produk adalah baik.
64 Dalam implikasinya terhadap pengenalan produk PT. Healthverve Indonesia, maka sebaiknya PT. Healthverve Indonesia harus tetap meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran yang sudah diterapkan oleh PT. Healthverve Indonesia ini. Walaupun pada kenyataannya pengaruh strategi pemasaran terhadap pengenalan produk baru tidak terlalu besar, namun pengaruhnya tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sifatnya yang penting. Namun secara garis besar dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan berhasil.