Perbandingan 80:20. Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng R α retensi 23,114 22,18 335, , ,86 0, teoritis

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

No Nama RT Area k Asym N (USP)

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

Lampiran 1. Sertifikat Pengujian Natrium Diklofenak BPFI

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

PENETAPAN KADAR CEFADROXIL DALAM SEDIAAN KAPSUL DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Gambar 1. Alat kromatografi gas

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan alat KCKT. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

Gambar 2. Daun Tempuyung

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB III METODE PENELITIAN

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Kentang (Solanum tuberosum L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

ANALISIS ASAM RETINOAT DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG DIJUAL BEBAS DI WILAYAH PURWOKERTO ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB III METODE PERCOBAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

n = n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Kata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT

Transkripsi:

Lampiran 1.Kromatogram Natrium benzoat pada optimasi perbandingan fase gerak Dapar fosfat ph 2,6: metanol, laju alir 1 ml/menit dan panjang gelombang 254 nm. Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 23,114 22,18 335,47403 8,75236 0,86 0,5767 8900 Perbandingan 80:20 48

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 13,187 12,22 346,63040 14,4456 0,94 0,3633 7297 Lampiran 1 (Lanjutan) Perbandingan 70:30 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng Α 8,007 7,03 348,71329 22,6046 0,93 0,2300 6714 49

Perbandingan 60:40 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 4,966 3,98 341,24533 32,5807 0,95 0,1517 5941 Lampiran 1 (Lanjutan) Perbandingan 50:50 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 3,861 2,87 336,52780 35,2523 0,94 0,1326 4694 50

Perbandingan 40:60 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 3,301 2,31 328,88269 25,6689 1,14 0,1917 1642 Perbandingan 30:70 Lampiran 1 (Lanjutan) Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 3,082 2,09 315,31824 23,5025 1,03 0,2056 1245 51

Perbandingan 20:80 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 3,167 2,18 240,73596 17,4476 0,76 0,2052 1319 Perbandingan 10:90 Lampiran 2. Kromatogram Vitamin C pada optimasi fase gerak Dapar fosfat ph 2,6: metanol, laju alir 1 ml/menit, dan panjang gelombang 254 nm. Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,748 1,76 70,78793 8,88844 1,24 0,1305 2456 52

Perbandingan 80:20 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,654 1,66 59,52710 8,32348 0,43 0,1006 3857 Lampiran 2 (Lanjutan) Perbandingan 70:30 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,567 1,57 97,50138 10,8583 0,36 0,1384 1906 53

Perbandingan 60:40 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,605 1,61 106,27876 16,8183 0,76 0,0928 4363 Lampiran 2 (Lanjutan) Perbadingan 50:50 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,603 1,61 117,02399 13,9245 0,47 0,1255 2377 54

Perbandingan 40:60 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,629 1,6 119,39925 9,11223 0,47 0,2150 831 Lampiran 2 (Lanjutan) Perbandingan 30:70 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,631 1,64 281,86987 33,2271 0,70 0,1520 1649 55

Perbandingan 20:80 Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,655 1,66 163,15613 19,4934 0,44 0,1600 1528 Perbandingan 10:90 Lampiran 3. Kromatogram Campuran Vitamin C dan Natrium benzoat pada optimasi fase gerak Dapar fosfat ph 2,6 : metanol, laju alir 1 ml/menit, dan panjang gelombang 254 nm. Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 56

2,761 24,708 1,7 23,7 252,55573 310,98880 39,285 7,2577 0,91 0,74 0,0856 0,6233 5753 8704 36,4 13,4 Perbandingan 80:20 Waktu 2,648 13,199 K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,66 12,3 218,23608 335,43710 32,343 14,502 0,42 0,92 0,0985 0,3472 4000 8007 27,8 7,4 Lampiran 3 (Lanjutan) Perbandingan 70:30 Waktu 2,568 8,007 K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,58 7,03 355,76318 346,22925 40,494 22,081 0,38 0,89 0,1383 0,2314 1909 6632 17,3 4,46 57

Perbandingan 60:40 Waktu 2,606 4,973 K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,61 3,99 369,11108 337,00629 59,119 32,110 0,78 0,92 0,0921 0,1524 Perbandingan 50:50 4442 5903 11,38 2,47 Lampiran 3 (Lanjutan) 58

Waktu 2,605 3,865 K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,61 2,88 401,01611 330,89172 46,774 34,657 0,45 0,94 0,1259 0,1328 2363 4691 5,73 1,78 Perbandingan 40:60 Waktu 2,630 3,303 K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,64 2,31 412,26343 331,48074 Lampiran 3 (Lanjutan) 30,065 0,46 25,658 1,15 Perbandingan 30:70 0,2255 0,1917 755 1646 1,89 1,4 Waktu 2,624 3,084 K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,63 2,09 49,61800 178,62358 8,4494 17,462 1,02 0,70 0,1381 0,1739 1994 1741 1,73 1,3 59

Perbandingan 20:80 Waktu 2,644 3,058 K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,65 2,07 63,95556 504,80411 8,0554 27,019 0,48 1,31 0,1552 0,2754 1670 682 1,14 1,2 Perbandingan 10:90 Lampiran 4. Kromatogram Sampel Kratingdaengs dengan fase gerak dapar fosfat ph 2,6 : metanol (50:50),laju alir 1 ml/menit, danpanjang gelombang 254 nm. Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 60

2,576 5,099 1,58 4,11 107,19990 13,84946 10,934 1,4059 0,73 0,62 0,1942 0,1394 976 7401 8,8 2,6 Lampiran 5. Kromatogram sampel Kratingdaengs setelah penambahan baku Waktu 2,608 5,044 K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,62 4,40 218,86786 435,84270 33,900 41,583 0,84 0,56 0,0906 0,1415 4582 7991 10,4 2,7 Lampiran 6.Kromatogram Penyuntikan Vitamin C BPFI pada pembuatan Kurva Kalibrasi Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,613 1,62 95,78915 15,8265 0,81 0,0883 4857 61

Perbandingan Fase Gerak Dapar fosfat ph 2,6 : metanol (50:50), kosentrasi 5 ppm. Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,614 1,62 190,34166 31,5527 0,82 0,0881 4875 Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat ph 2,6 : metanol (50:50), kosentrasi 10 ppm. Lampiran 6 (Lanjutan) Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,615 1,62 423,35883 69,0868 0,80 0,0887 4822 62

Perbandingan Fase Gerak Dapar fosfat ph 2,6 : metanol ( 50:50), kosentrasi 20 ppm. Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,614 1,62 645,63464 104,772 0,80 0,0888 4802 Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat ph 2,6 : metanol (50:50), laju alir 1 ml/ menit dengan kosentrasi 30 ppm. Lampiran 6 (Lanjutan) 63

Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 2,614 1,62 859,84991 139,840 0,80 0,0886 4824 Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat ph 2, 6 : metanol ( 50:50), kosentrasi 40 ppm. kromatogram hasil penyuntikan larutan vitamin C BPFI dengan kosentrasi 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan 40 ppm. Dengan menggunakan KCKT dengan kolom Agilent Eclipse XDB C 18 ( 250 mm x 4,6 mm), autosampler 10 μμl, isokratik, perbandingan 50:50, laju alir 1 ml/menit dan dengan panjang gelombang 254 nm. Lampiran 7. Kromatogram Penyuntikan Natrium benzoat BPFI pada pembuatan Kurva Kalibrasi Waktu K Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 5,102 4,12 189,57733 21,1444 0,71 0,1273 8897 64

Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat ph 2,6 : metanol (50:50), kosentrasi 50 ppm. Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 5,109 4,12 380,23748 41,9017 0,74 0,1281 8817 Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat ph 2,6 : metanol (50:50), kosentrasi 100 ppm. Lampiran 7 (Lanjutan) Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 65

5,110 4,12 573,24084 61,0643 0,79 0,1322 8280 Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat ph 2, 6: metanol ( 50:50 ) kosentrasi 150 ppm. Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 5,112 4,13 761,92780 77,1685 0,87 0,1381 7600 Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat ph 2,6 : metanol (50:50), kosentrasi 200 ppm. Lampiran 7 (Lanjutan) 66

Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 5,113 4,13 948,90216 89,8088 0,99 0,1447 6923 Perbandingan Fase Gerak Dapar Fosfat ph 2,6 : metanol ( 50:50), kosentrasi 250 ppm. kromatogram hasil penyuntikkan larutan natrium benzoat BPFI dengan kosentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200ppm, dan 250 ppm. Dengan menggunakan KCKT dengan kolom Agilent Eclipse XDB C 18 ( 250 mm x 4,6 mm), autosampler 10 μl, isokratik, perbandingan 50:50, alju alir 1 ml/menit dan dengan panjang gelombang 254 nm. Lampiran 8. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi Vitamin C BPFI yang diperoleh secara KCKT padapanjang gelombang 254 nmkonsenterasi (X) vc luas area (Y) untuk Vitamin C No. Konsentrasi µg/ ml Luas Area XY X 2 Y 2 X Y 1 0 0 0 0 0,0000 2 5 97,792 488,96 25 9563,2753 3 10 193,960 1939,6 100 37620,482 4 20 423,360 8467,2 400 179233,69 5 30 646,090 19382,7 900 417432,29 6 40 859,850 34394 1600 739342,02 105 2221,052 64672,5 3025 1383191,8 ata 2 17,5 370,17533 67

Y ax + b 388034,76 233210,46 18150 11025 154824,3 7125 21,729726 b Y axx n(σxy) (ΣX)(ΣY) n(σx 2 ) (ΣX) 2 6(64672,46) (105)(2221,052) 6(3025) (105) 2 (370,17533) (21,729726) (17,5) 370,17533 380,27021 10,09488 Sehingga diperoleh persamaan regresi Y 21,729726 X 10,09488 Lampiran 8 (Lanjutan) Untuk mencari hubungan konsentrasi (X) dengan luas area (Y) digunakan pengujian koefisien korelasi (r): ( XY) ( X)( Y)/n r [( X 2 ( X) 2 /n][( Y 2 ) ( Y) 2 /n] (64672,46) (105)(2221,052)/6 [(3025) (105) 2 /6][(1383191,8) (2221,052) 2 /6] 64672,46 38868041 (30251837,5)(1383191,8822178,67) 68

25804,05 1187,5 561013,13 25804,05 25810,91 0,99973 Lampiran 9. Perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) Vitamin C Persamaan egresi : Y 21,729726 X 10,09488 No Konsentrasi X Luas Area Y Yi Y Yi ( Y Yi ) 2 1 5 97,792 98,55375 0,76175 0,580263 2 10 193,960 207,20238 13,24238 175,36063 3 20 423,360 424,49964 1,13964 1,298779 4 30 646,090 641,7969 4,2931 18,430708 5 40 859,850 859,0 941 0,75584 0,57129 196,24167 69

( Y Yi) Standar Deviasi ( Sy / x) n 2 2 Sy / x ( 196,24167 ) 3 Sy/x 8,0878854 3 x Sy / x Batas Deteksi ( LOD) Slope 3 x8,0878854 LOD 21,729726 LOD 1,1166112 µg/ ml 10 x Sy / x Batas Kuantitasi ( LOQ) Slope 10 x 8,0878854 LOQ 21,729726 LOQ 3,7220375 µg/ ml Lampiran 10. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi Na benzoat BPFI yang diperoleh secara KCKT pada panjang gelombang 254 nm konsenterasi (X) vc luas area (Y) untuk Na benzoat No. Konsentrasi µg/ ml Luas Area XY X 2 Y 2 X Y 1 0 0 0 0 0,0000 2 50 189,580 9479 2500 35940,576 3 100 380,290 38029 10000 144620,48 4 150 573,240 85986 22500 328604,1 5 200 761,930 152386 40000 580537,33 6 250 948,900 237225 62500 900411,21 750 2853,94 523105 137500 1990113,7 ata 2 125 475,656 70

Y ax + b nn(σσσσσσ) (ΣΣΣΣ)(ΣΣΣΣ) nn(σσσσ 2 ) (ΣΣΣΣ) 2 6(523105 ) (750)(2853,94) 6(137500 ) (750) 2 3138630 2140455 825000 562500 998175 262500 3,8025714 b Y axx (475,656) (3,8025714) (125) 475,656 475,32143 0,334575 Sehingga diperoleh persamaan regresi Y 3,8025714X + 0,334575 Lampiran 10 (lanjutan) Untuk mencari hubungan konsentrasi (X) dengan luas area (Y) digunakan pengujian koefisien korelasi (r) ( XY) ( X)( Y)/n r [( X 2 ( X) 2 /n][( Y 2 ) ( Y) 2 /n] (523105 ) (750)(2853,94)/6 [(137500 ) (750) 2 /6][(1990113,7) (2853,94) 2 /6] 523105356742,5 (13750093750)(1990113,71357495,6) 166362,5 43750 632618,1 71

166362,5 166364,18 0,99999 Lampiran 11. Perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) Natrium benzoat No Persamaan egresi : Y 3,8025714 X +0,334575 Konsentrasi X Luas Area Y Yi Y Yi ( Y Yi ) 2 1 50 189,580 190,46315 0,88315 0,77995 2 100 380,290 380,59172 0,30172 0,09103 3 150 573,240 570,72029 2,51971 6,348938 4 200 761,930 760,84886 1,08114 1,16886 5 250 948,900 950,97743 2,07743 4,315715 12,704493 ( Y Yi) Standar Deviasi ( Sy / x) n 2 2 72

Sy / x ( 12,704493 ) 3 Sy/x 2,05787 3 x Sy / x Batas Deteksi ( LOD) Slope 3 x 2,05787 LOD 3,8025714 LOD 1,623536 µg/ ml 10 x Sy / x Batas Kuantitasi ( LOQ) Slope 10 x 2,05787 LOQ 3,8025714 LOQ 5,4117853 µg/ ml Lampiran12.Contoh Perhitungan Vitamin C dan Natrium benzoat dalam Sampel a. Contoh Perhitungan Vitamin C pada sampel Kratingdaengs Y ax + b Y 21,729726 X 10,09488 Y b X a Y luas area, X konsentrasi (µg/ml) Kratingdaengs 100 ml 110,9172 g Contoh Perhitungan Penentuan Kadar Sampel dipipet 1ml Luas Area 106,38821 Persamaan egresi Y 21,729726 X 10,09488 106,38821 +10,09488 X 21,729726 5,3605411µg/ml 73

Konsentrasi x volume Kadar vitamin C Berat sampel yang ditimbang 5,3605411 mcg ml x 10 ml 1 ml 53,605411µg/ml Kadar kemurnian vitamin C 53,605411µg/ml x Kadar Baku 53,605411 mmmmmm mmmm xx 99,85 % 53,525003mcg/ml Kadar vitamin C setelah dikonversikan 53,525003 mcg /ml xx 100 mmmmmm 100 mmmm 53,525003 mmmmmm /mmmm xx100 mmmmmm 110,9172 gg 48,26 mcg g Lampiran 12 (lanjutan) b. Contoh Perhitungan Natrium benzoat pada Kratingdaengs Y ax + b Y 3,8025714X + 0,334575 Y b X a Y luas area, X konsentrasi (µg/ml) Contoh Perhitungan Penentuan Kadar Sampel dipipet 1ml Kratingdaengs 100 ml 110,9172 g Luas Area yang diadisi 394,7 74

Luas Area Baku Natrium benzoat 100 ppm 352,4 Luas Area sebenarnya Luas Area yang didapat Luas Area Baku Na benzoat Persamaan egresi Y 3,8025714 X + 0,334575 X 42,3 0,334575 3,8025714 394,7 352,4 42,3 11,036065µg/ml Konsentrasi x volume Kadar natrium benzoat Berat sampel yang ditimbang 11,036065 mmmmmm mmmm xx 10 mmmm 1 mmmm 110,36065µg/ml Kadar kemurnian natrium benzoat 110,36065 mmmmmm mmmm x Kadar Baku Kadar natrium benzoat setelah dikonversikan 110,36065 mcg ml x 100,34 % 110,73588 mmmmmm mmmm 110,73588 mcg /ml x 100 mcg 100 ml Lampiran 12b (Lanjutan) 110,73588 mcg /ml x100 mcg 110,9172 g 99,8365 mcg g Karena kadar natrium benzoat dalam kratingdaengs terlalu sedikit, sehingga dengan metode adisi /spiking ditambahkan natrium benzoat sebanyak 100 ppm yang dipipet dari LIB I (1000 ppm) ke dalam setiap sampel, selanjutnya untuk menghitung luas area sebenarnya sebagai berikut: Luas area luas area sampel yang diadisi luas area baku natrium benzoate 75

Lampiran 13.Kromatogram Hasil Penyuntikan Sampel Kratingdaengs dengan penambahan baku benzoat 100 ppm 76

Waktu 2,429 5,044 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,44 4,06 111,55383 394,72101 15,986 41,362 1,26 0,97 0,1159 0,1333 2433 7926 8,93 2,5 Penyuntikkan ke1 Waktu 2,429 5,034 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,44 4,05 109,60195 394,28568 14,651 41,396 1,27 0,97 0,1163 0,1350 2138 7706 8,86 2,5 Penyuntikkan ke 2 Lampiran 13 (Lanjutan). 77

Waktu 2,427 5,044 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,44 4,06 108,24502 394,13504 14,345 41,038 1,27 0,97 0,1156 0,1350 2477 7732 8,92 2,5 Penyuntikkan ke3 Waktu 2,576 5,042 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,58 4,06 107,19990 394,55136 10,934 41,443 0,73 0,97 0,1942 0,1333 976 7926 8,95 2,5 Penyuntikkan ke4 Lampiran 13 (lanjutan) Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 78

2,430 5,045 1,44 4,06 106,38821 394,21609 15,101 41,265 1,27 0,97 0,1174 0,1333 2372 7937 9,00 2,5 Penyuntikkan ke 5 Waktu 2,430 5,048 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,44 4,06 104,48524 394,60196 14,372 41,198 1,27 0,97 0,1168 0,1347 2399 7788 8,94 2,5 Lampiran 13 (lanjutan) Penyuntikkan ke 6 Kratingdaeng s 79

Waktu 2,576 5,099 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,58 4,11 107,19990 13,84946 10,934 1,4059 0,73 0,62 0,1942 0,1394 976 7401 8,89 2,6 Baku Natrium benzoat 100 ppm Waktu k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 4,965 3,98 352,35318 29,503 1,01 0,1629 5147 Lampiran 14.Analisis data statistik untuk mencari kadar Vitamin C sebenarnya dari penyuntik kan larutan Kratingdaengs 80

Kadar (mg/kg) Luas Area No X Y ( X XX ) ( X XX ) 2 1 50,3967 111,55383 1,715701 2,9436299 2 49,588112 109,60195 0,907113 0,822854 3 49,025961 108,24502 0,344962 0,11899878 4 48,592988 107,19990 0,088011 0,00774594 5 48,256721 106,38821 0,424278 0,18001182 6 47,468356 104,48524 1,419784 2,0157866 X293,3288 (XXX ) 2 6,08902704 XX 48,88814 2 ( X X ) 6,08902704 SD 1,103542 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai 0,01, dk n 1 6 1 5 Diperoleh t tabel 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung < t tabel t hitung X X SD / n t hitung data 1 t hitung data 2 t hitung data 3 t hitung data 4 t hitung data 5 1,715701 3,808 1,103542 / 6 0,907113 2,01348 1,103542 / 6 0,344962 0,76569 1,103542 / 6 0,088011 0,19535 1,103542/ 6 0,424278 0,9417 1,103542 / 6 Lampiran 14 (lanjutan) 81

t hitung data 6 1,419784 3,15144 1,103542 / 6 Dari hasil perhitungan diatas didapat semua thitung: t hitung < t tabel,maka Semua data tersebut diterima. Kadar Vitamin C sebenarnya dalam Minuman Kratingdaengs terletak antara: µ X (t 1 / 2 ) dk 48,88814± (4,0321x 1,103542 ) 6 (48,88814± 1,81653766) mg/kg Lampiran 15.Analisis data statistik untuk mencari kadar Natrium benzoat sebenarnya dari penyuntik kan larutan Kratingdaengs 82

Kadar (mg/kg) Luas Area No X Y ( X XX ) ( X XX ) 2 1 99,83 42,3 0,6746 0,455085 2 98,85 41,886 0,3054 0,093269 3 98,492 41,73504 0,663 0,439569 4 99,48 42,15136 0,3246 0,105365 5 98,68 41,8161 0,4754 0,226005 6 99,60 42,20196 0,4446 0,197669 2 ( X X ) 1,516962 SD 0,55081 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai 0,01, dk n 1 6 1 5 Diperoleh t tabel 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung < t tabel t hitung X594,9324 XX 99,1554 X X SD / n t hitung data 1 t hitung data 2 t hitung data 3 t hitung data 4 t hitung data 5 0,6746 2,999 0,55081/ 6 0,3054 1,358 0,55081/ 6 0,663 2,948 0,55081/ 6 0,3246 0,55081/ 1,44 6 0,4754 2,114 0,55081/ 6 (X XX ) 2 1,516962 Lampiran 15 (lanjutan) 83

t hitung data 6 0,4446 0,55081/ 6 1,977 Dari hasil perhitungan diatas didapat semua thitung: t hitung < t tabel, maka Semua data tersebut diterima. Kadar Natrium benzoat sebenarnya dalam Minuman Kratingdaengs terletak antara: µ X (t 1 / 2 ) dk 99,1554± (4,0321x 0,55081 ) 6 (99,1554 ± 0,90669) mg/kg Lampiran 16.Prosedur recovery denganmetode adisi standar 84

Ditimbang Kratingdaengs sebanyak 100 ml kemudian dipipet 1ml sampel Kratingdaengs kedalam labu tentukur 10 ml dan dari LIB I (1000 ppm) dipipet 1ml baku Na benzoat ( 100 ppm) dimasukan ke labu tentukur yang berisi sampel tersebut. Kemudian dari LIB I (1000 ppm) ditambahkan lagi baku natrium benzoat sebanyak 0,1ml dimasukkan kedalam labu tentukur sampel dilanjutkan dengan penambahan Vitamin C dri LIB I(200 ppm ) dipipet 0,25 ml ke dalam labu tentukur berisi sampel tersebut dicampurkan, dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan kadar natrium benzoat 200 ppm, dan vitamin c yang ditambahkan 50 ppm.dikocok, kemudian disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 10 µl dengan autosamplermenggunakan autosampler kesistem KCKT dan dideteksi pada panjang gelombang 254 nm dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (50:50), laju alir 1 ml/menit dengan suhu 30 0 C. Dilakukan sebanyak 6 kali perlakuan. Lampiran 17.Kromatogram hasilrecovery dari sampel Kratingdaengs 85

a.(sebelum penambahan baku) Waktu 2,429 5,044 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,44 4,06 111,55383 394,72101 15,986 41,362 1,26 0,97 0,1159 0,1333 2433 7926 8,93 2,5 Penyuntikkan ke1 Waktu 2,429 5,034 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,44 4,05 109,60195 394,28568 14,651 41,396 1,27 0,97 0,1163 0,1350 2138 7706 8,86 2,5 Penyuntikkan ke2 Lampiran 17 (Lanjutan). 86

Waktu 2,427 5,044 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,44 4,06 108,24502 394,13504 14,345 41,038 1,27 0,97 0,1156 0,1350 2477 7732 8,92 2,5 Penyuntikkan ke 3 Waktu 2,576 5,042 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,58 4,06 107,19990 394,55136 10,934 41,443 0,73 0,97 0,1942 0,1333 976 7926 8,95 2,5 Penyuntikkan ke4 Lampiran 17 (Lanjutan). 87

Waktu 2,430 5,045 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,44 4,06 106,38821 394,21609 15,101 41,265 1,27 0,97 0,1174 0,1333 2372 7937 9,00 2,5 Penyuntikkan ke 5 Waktu 2,430 5,048 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,44 4,06 104,48524 394,60196 14,372 41,198 1,27 0,97 0,1168 0,1347 2399 7788 8,94 2,5 Penyuntikkan ke6 Lampiran 17 (lanjutan). 88

(Setelah penambahan baku) Waktu 2,608 5,044 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,62 4,40 222,60658 437,66837 34,590 41,296 0,83 0,56 0,0900 0,1417 4659 7991 10,4 2,7 Penyuntikkan ke1 Waktu 2,608 5,044 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,62 4,40 218,86786 435,84270 33,900 41,583 0,84 0,56 0,0906 0,1415 4582 7991 10,4 2,7 Lampiran 17 (lanjutan). Penyuntikkan ke2 89

Waktu 2,609 5,045 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,62 4,40 215,35138 434,70016 33,562 42,303 0,84 0,61 0,0889 0,1427 4773 7908 10,3 2,7 Penyuntikkan ke3 Waktu 2,609 5,045 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,62 4,40 212,44725 436,49762 33,180 42,515 0,84 0,55 0,0889 0,1424 4773 7935 10,3 2,7 Penyuntikkan ke4 Lampiran 17 (lanjutan). 90

Waktu 2,609 5,044 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,62 4,40 211,72934 432,78897 32,916 42,578 0,84 0,61 0,0895 0,1417 4716 8049 10,3 2,7 Penyuntikkan ke5 Waktu 2,609 5,045 k Luas Area Tinggi Simetris Lebar Lempeng 1,62 4,40 208,41612 436,22131 32,215 43,557 0,84 0,61 0,0896 0,1416 4697 8050 10,3 2,7 Penyuntikkan ke6 Lampiran 18.Contoh Perhitungan Persen Perolehan Kembali Vitamin C 91

Perhitungan % ecovery % recovery CCCC CCCC CC AA x 100% Keterangan : C F Konsentrasi total sampel yang diperoleh setelah penambahan Natrium benzoat dan Vitamin C baku (µg/ml) C A Konsentrasi dalam sampel sebelum penambahan baku (µg/ml) C*A Konsentrasi analit yang ditambahkan (µg/ml) 96,4037µ g/ml 50,3967µ g/ml % ecovery 50µ g/ml x 100% 94,8548µ g/ml 49,588112µ g/ml % ecovery 50µ g/ml x 100% 93,39808µ g/ml 49,025961µ g/ml % ecovery 50µ g/ml x 100% 92,19495µ g/ml 49,592988µ g/ml % ecovery x 100% 50µ g/ml 91,8975µ g/ml 49,256721µ g/ml % ecovery 50µ g/ml x 100% 90,5249µ g/ml 49,468356µ g/ml % ecovery 50µ g/ml x 100% 92,014% 90,533% 88,744% 85,20392% 85,28155% 82,1131% Lampiran 19.Data Hasil Perhitungan Persen Perolehan Kembali 92

Tabel 9. Data hasil penyuntikan sampel Kratingdaengs sebelum dan sesudah penambahan baku Vitamin C. No Kadar sebelum Penambahan baku (mg/kg) KadarSetelah Penambahan baku (mg/kg) % ecovery 1 50,3967 96,4037 92,014 2 49,588112 94,8548 90,533 3 49,025961 93,39808 88,744 4 49,592988 92,19495 85,20392 5 49,256721 91,8975 85,28155 6 49,468356 90,5249 82,1131 Tabel 10.Analisis Data Statistik Persen Perolehan Kembali Vitamin C pada Sampel Kratingdaengs. No % ecovery (X) (XX XX ) (XX XX ) 2 1 92,014 4,69907 22,081259 2 90,533 3,2181 10,356167 3 88,744 1,4291 2,0423268 4 85,20392 2,11098 4,456236 5 85,28155 2,03335 4,1345122 6 82,1131 5,2018 27,05872 x 532,88957 (XX XX ) 2 70,129224 XX 87,3149 SSSS (XX XX ) 2 nn 1 70,129224 5 3,745 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai 0,01, dk n 1 6 1 5 Diperoleh t tabel 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung < t tabel t hitung X X SD / n t hitung data 1 t hitung data 2 t hitung data 3 4,69907 3,07351 3,745 / 6 3,2181 2,104848 3,745 / 6 1,4291 0,9347 3,745 / 6 93

2,11098 t hitung data 4 1,3807 3,745/ 6 2,03335 t hitung data 5 1,32995 3,745 / 6 5,2018 t hitung data 5 3,40233 3,745 / 6 Dari hasil perhitungan diatas didapat semua thitung: t hitung < t tabel.,maka Semua data tersebut diterima. SD SD 100% X 3,745 100% 87,3149 0,896 % 94

Lampiran 20. Contoh Perhitungan Persen Perolehan Kembali Natrium benzoat Perhitungan % ecovery % recovery CF CA C A x 100% Keterangan : C F Konsentrasi total sampel yang diperoleh setelah penambahan Natrium benzoat dan Vitamin C baku (µg/ml) C A Konsentrasi dalam sampel sebelum penambahan baku (µg/ml) C*A Konsentrasi analit yang ditambahkan (µg/ml) 202,05907µ g/ml 99,8365µ g/ml % ecovery 100µ g/ml x 100% 197,71577µ g/ml 98,851606µ g/ml % ecovery 100µ g/ml x 100% 102,22257% 98,864164% 194,99764µ g/ml 98,4924µ g/ml % ecovery x 100% 100µ g/ml 96,50524% 199,27384µ g/ml 99,48 µ g/ml % ecovery 100µ g/ml x 100% 197,58795 µ g/ml 98,68 µ g/ml % ecovery 100µ g/ml x 100% 198,61644 µ g/ml 99,60µ g/ml % ecovery x 100% 100µ g/ml 99,79384% 98,90795% 99,01644% 95

Lampiran 20 (lanjutan) Contoh Perhitungan Natrium benzoat pada Sampel untuk ecovery Y ax + b Y 3,8025714X + 0,334575 Y b X a Y luas area, X konsentrasi (µg/ml) Contoh Perhitungan Penentuan Kadar Kratingdaengs 100 ml 110,9172 g Sampel dipipet 1ml Luas Area yang diadisi + penambahan baku 437,66837 Luas Area Baku Natrium benzoat 100 ppm 352,4 Luas Area sebenarnya Luas Area yang didapat Luas Area Baku Na benzoat 437,66837 352,4 85,26837 Persamaan egresi Y 3,8025714 X + 0,334575 X 85,26837 0,334575 3,8025714 22,335884µg/ml Konsentrasi x volume Kadar natrium benzoat Berat sampel yang ditimbang 22,335884 mmmmmm mmmm xx 10 mmmm 1 mmmm 223,35884µg/ml Kadar kemurnian natrium benzoat 223,35884 mmmmmm mmmm x Kadar Baku Kadar natrium benzoat setelah dikonversikan 223,35884 mcg ml x 100,34 % 224,11826 mmmmmm mmmm 224,118mcg /ml x 100 mcg 100 ml 224,118 mcg /ml x100 mcg 110,9172 g 202,19 mcg g 96

Lampiran 21. Data Hasil Perhitungan Persen Perolehan kembali Natrium benzoat Tabel 11. Data hasil penyuntikan sampel Kratingdaengs sebelum dan sesudah penambahan baku Natrium benzoat No Kadar sebelum Penambahan baku (mg/kg) KadarSetelah Penambahan baku (mg/kg) % ecovery 1 99,8365 202,05907 102,22257 2 98,851606 197,71577 98,864164 3 98,4924 194,99764 96,50524 4 99,48 199,27384 99,79384 5 98,68 197,58795 98,90795 6 99,60 198,61644 99,01644 Tabel 12.Analisis Data Statistik Persen Perolehan Kembali Natrium benzoat pada Kratingdaengs No X (XX XX ) (XX XX ) 2 1 102,22257 3,004203 9,0252357 2 98,864164 0,354203 0,12545977 3 96,50524 2,713127 7,3610581 4 99,79384 0,575473 0,33116917 5 98,90795 0,310417 0,09635871 6 99,01644 0,201927 0,04077451 595,3102 (XX XX ) 2 16,98005596 XX 99,218367 SSSS (XX XX ) 2 nn 1 16,98005596 5 1,8428 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai 0,01, dk n 1 6 1 5 Diperoleh t tabel 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung < t tabel 97

Lampiran 21 (lanjutan) X X t hitung SD / n t hitung data 1 3,004203 3,99 1,8428 / 6 t hitung data 2 0,354203 0,4708 1,8428/ 6 t hitung data 3 2,713127 3,6063 1,8428/ 6 t hitung data 4 0,575473 0,7649 1,8428/ 6 t hitung data 5 0,310417 0,41261 1,8428/ 6 t hitung data 5 0,201927 0,2684 1,8428/ 6 Dari hasil perhitungan diatas didapat semua thitung: t hitung < t tabel.,maka Semua data tersebut diterima. SD SSSS X x 100% 1,8428 99,218367 x 100% 1,8573%. 98

Lampiran 22.Hasil pengujian validasi, dengan parameter akurasi, presisi, batas deteksi (LOD), batas kuantitasi (LOQ) Vitamin C pada Kratingdaengs dengan menggunakan metode adisi standar No 1 2 3 Baku yang ditambahkan ( ppm ) 50 50 50 Sebelum Penambahan Luas Area Kadar ( ppm ) Sesudah Penambahan Sebelum Penambahan Setelah Penambahan 111,55383 222,60658 50,3967 96,4037 109,60195 218,86786 49,588112 94,8548 108,24502 215,35138 49,025961 93,39808 4 50 107,19990 212,44725 49,592988 92,19495 5 50 106,38821 211,72934 49,256721 91,8975 6 50 104,48524 208,4612 49,468356 90,5249 Kadar rata rata (%) ecovery 87,3149% Standar Deviasi 3,745 elative Standar Deviasi (%) 0,896% Batas Deteksi (LOD) (ppm) 1,1166112 Batas Kuantitasi (LOQ) (ppm) 3,7220375 Lampiran 23.Hasil pengujian validasi, dengan parameter akurasi, presisi, batas deteksi (LOD), batas kuantitasi (LOQ) Natrium benzoat pada Kratingdaengs dengan menggunakan metode adisi standar No 1 2 3 Baku yang ditambahkan ( ppm ) 200 200 200 Sebelum Penambahan Luas Area Kadar ( ppm ) Sesudah Penambahan Sebelum Penambahan Setelah Penambahan 42,3 85,26837 99,8365 202,05907 41,886 83,4427 98,8516 197,71577 41,73504 82,30016 98,4924 194,99764 4 200 42,15136 84,09762 99,48 199,27384 5 200 41,8161 83,38897 98,68 197,58795 6 200 42,20196 83,82131 99,60 198,61644 Kadar rata rata (%) ecovery 99,21836% Standar Deviasi 1,8428 elative Standar Deviasi (%) 1,8573 Batas Deteksi (LOD) (ppm) 1,6235 Batas Kuantitasi (LOQ) (ppm) 5,41178 99

Lampiran 24.Daftar Spesifikasi Sampel Kratingdaengs KratingdaengS Komposisi : Taurine, Glucuronolactone, Caffein, Inositol, Lysine, Choline Bitatrate, vitamin B3, vitaminb6, vitamin B5, vitamin B12, Gula murni, Ponceau 4 C.I.16255, Tartrazine C.I 19140, Citric acid, Trisodium Citrate, sodium benzoat and flavouring. No. Batch Produsen : 436A111 B12 : PTAsia Health Energi Beverages Babakan Pari No. Pendaftaran : 8886057 883672 Tgl Kadarluasa : Agustus 2015 100

Lampiran 25. Tabel Nilai Distribusi t 101

Lampiran 26.Sertifikat Na benzoat BPFI 102

Lampiran 27. Sertifikat Vitamin C BPFI 103

Lampiran 28. Gambar alat alat yang digunakan Gambar 12. Instrument KCKT (Agilent) Gambar 5Sonifikator (Branson 1510) Gambar 5 Sonifikator (Branson 1510) Gambar 13.Sonifikator (Branson 1510) Gambar 14. Pompa Vakum (Gast DO APG04BN) dan alat penyaring fase gerak 104

Lampiran 28 (lanjutan) Gambar 15Sonifikator Kudos Gambar 16.Neraca Analitik Gambar 17. Gambar sampel Kratingdaengs 105

Lampiran 28 (lanjutan) Gambar 18. Uji kualitatif Kratingdaengs positif vitamin c Gambar 19. Uji kualitatif Kratingdaengs positif natrium benzoat 106