BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 02 Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah peserta didik yang diteliti sebanyak 27 siswa yang terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Peneliti melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak. Peneliti memberikan soal IPA untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebelum diberikan tindakan dan membagikan angket untuk mengukur seberapa tinggi motivasi belajar IPA peserta didik. Berdasarkan pelaksanaan pemberian soal Prasiklus, diperoleh hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Semester II Tahun 2013/2014 Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%) Tuntas 64 3 11 Belum tuntas < 64 24 89 Jumlah 27 100 Rata-rata 51,8 Nilai Minimal 22 Nilai Maksimal 84 Dari tabel 4.1 dapat ditunjukkan bahwa ketuntasan belajar IPA peserta didik kelas IV pada PraSiklus dapat diketahui bahwa peserta didik yang memiliki nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=64) sebanyak 3 siswa dengan persentase 11%, sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 24 siswa dengan persentase 89%. Dengan rata-rata kelas 51,8. Nilai terendah adalah 22 dan nilai tertinngi adalah 84. Berdasarkan hasil 65

66 ketuntasan belajar peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak pada tabel 4.1 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut: Grafik Ketuntasan Hasil Belajar PraSiklus IPA 11% 89% Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.1 Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar PraSiklus IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dari dalam diri peserta didik sendiri dan dari guru. Peserta didik belum sepenuhnya memahami materi yang mereka pelajari, mereka tidak dibiasakan untuk berpikir ilmiah dalam pembelajaran IPA. Peserta didik hanya menjadi pendengar saja tanpa ikut secara langsung dalam kegiatan praktik atau pembuktian. Guru terlalu mendominasi pembelajaran dengan ceramah tanpa ada variasi mengajar, sehingga peserta didik menjadi malas untuk belajar dan menganggap bahwa pelajaran IPA sangat membosankan. Guru sangat jarang menggunakan alat bantu mengajar atau alat peraga, sehingga pembelajaran kurang kondusif. Akibatnya hasil belajar peserta didik menjadi rendah dan motivasi belajar mereka pun kurang. 4.1.2 Siklus I 4.1.2.1 Perencanaan Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I akan dilaksanakan dalam 3 pertemuan yaitu pertemuan 1, 2 dan 3. Pada perencanaan ini, sebelum melaksanakan pertemuan 1 peneliti terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru kelas untuk menyamakan persepsi tentang model pembelajaran

67 discovery yang akan digunakan peneliti dalam proses pembelajaran. Setelah itu peneliti meminta materi dari guru kelas untuk menyesuaikan dengan buku pegangan siswa. Sebelum memulai pertemuan 1, peneliti menyiapkan segla sesuatu yang diperlukan untuk proses pembelajaran. Mulai dari menentukan SK, KD, Indikator, tujuan pembelajaran sampai mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan. Peneliti juga menyiapkan lembar kerja kelompok yang dibutuhkan serta semua alat peraga yang akan digunakan, baik untuk mengajar juga untuk keperluan percobaan/eksperimen yang akan dilakukan oleh peserta didik. Peneliti membuat instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi siswa pada pertemuan terakhir siklus I serta menyusun format observasi tindakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran, format ini akan diberikan kepada observer dan diisi berdasarkan langkah-langkah pembelajaran discovery (penemuan). Pada pertemuan 1, akan disampaikan materi pembelajaran IPA dengan pokok bahasan Energi. Setelah melalui persetujuan dengan guru kelas, maka Peneliti yang akan mengajar dan guru kelas sebagai observer selama pembelajaran berlangsung. Pertemuan 1 akan membahas tentang Energi Panas. Pertemuan 2 akan membahas tentang Energi Bunyi. Pertemuan 3 akan diadakan tes tertulis sebagai evaluasi siswa terhadap materi sekaligus tes untuk siklus I. Selama pembelajaran pertemuan 1 dan 2, peserta didik dalam kelompok akan melakukan percobaan untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery. 4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi a. Pertemuan 1 Pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dilakukan pada hari Kamis tanggal 17 April 2014. Pertemuan 1 berlangsung selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB.

68 Pada awal pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk berdoa dilanjutkan absensi sekaligus perkenalan. Setelah itu guru menyampaikan motivasi dengan mengajak peserta didik untu menyanyi lagu Tik Tik Tik Bunyi Hujan, kemudian guru memberi apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan stimulus/pancingan berdasarkan lagu yang dinyanyikan untuk mengarahkan peserta didik pada pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu Energi panas. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru mulai menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery (penemuan). Diawali dengan pemberian stimulation (rangsangan) dengan cara guru menjelaskan materi pembelajaran secara singkat tentang Energi Panas dengan menggunakan semua alat peraga yang disiapkan kemudian melakukan tanya jawab dengan peserta didik untuk memperkuat pendalaman materi peserta didik. Selanjutnya guru mulai memberikan problem statement (pendefinisian masalah) dengan cara menunjukkan sebuah percobaan dengan menggunakan berbagai macam benda untuk mencari tahu cara perpindahan panas. Peserta didik diminta untuk memperhatikan dengan seksama. Guru memberikan pertanyaanpertanyaan yang menimbulkan kebingungan pada peserta didik sehingga menuntut peserta didik untuk bertanya, lalu dari definisi masalah yang diperoleh, peserta didik dibimbing untuk menyampaikan pendapat-pendapatnya guna memunculkan dugaan sementara/hipotesis dari masalah yang akan dipecahkan. Guru menuliskan hipotesis di papan tulis. Langkah ketiga adalah data collection (pengumpulan data), peserta didik diminta untuk bekerja dalam kelompok (1 kelompok 4-5 anak) dan guru membagikan alatalat yang diperlukan untuk melakukan percobaan, serta memberikan lembar kerja kelompok yang harus dikerjakan peserata didik. Secara berkelompok, peserta didik melakukan percobaan untuk

69 mengumpulkan data. Guru membimbing peserta didik untuk melakukan langkah selanjutnya yaitu data processing (pengolahan data), setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengolah data dari hasil percobaan yang dilakukan dengan membandingkan antara hipotesis mereka dan hasil yang mereka temukan setelah percobaan. Kemudian setiap kelompok diminta untuk verification (pembuktian) dengan menyampaikan hasil temuannya secara bergantian untuk kemudian saling bertukar pendapat dan saling bertanya, guru hanya memberikan penguatan dengan memberikan contoh-contoh kejadian yang dijumpai peserta didik dalam kehidupan sehari-hari mereka. Langkah terakhir adalah generalization (kesimpulan), peserta didik dibimbing untuk membuat kesimpulan setelah melakukan percobaan dan verifikasi tukar pendapat, apakah hipotesis mereka dapat diterima atau ditolak. Pada akhir pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk mengulas kembali apa yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Peserta didik diperi kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru memberikan reward untuk kelompok yang paling aktif dan kompak, reward nya berupa poin. Guru juga memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik yang belum berani mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut agar peserta didik membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, yaitu tentang Energi Bunyi. Selama pembelajaran berlangsung, guru kelas berperan sebagai observer yang melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti), apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery atau belum. Observer memberikan nilai terhadap pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk pembelajaran selanjutnya. Dari hasil penilaian

70 observer akan diukur sejauh mana guru (peneliti) mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery. Apakah masuk kategori baik, cukup, atau kurang. b. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 April 2014. Pertemuan 2 berlangsung selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB. Pada pertemuan 2, peserta didik akan belajar tentang Energi Bunyi. Ketika awal pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk berdoa dilanjutkan absensi. Kemudian guru memberi apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari peserta didik pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan menunjukkan gelas kaca dan sendok. Guru memukul gelas menggunakan sendok dan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. Kemudian guru membungkus gelas dengan sapu tangan dan mengajukan pertanyaan kembali. Jika gelas dipukul apakah menghasilkan suara?. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan inti pertemuan 2 tidak jauh berbeda dengan pertemuan 1, guru tetap menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery. Diawali dengan pemberian stimulation (rangsangan) dengan cara guru menjelaskan materi pembelajaran secara singkat tentang Energi Bunyi dengan menggunakan semua alat peraga yang disiapkan kemudian melakukan tanya jawab dengan peserta didik untuk memperkuat pendalaman materi peserta didik. Guru melakukan demonstrasi untuk membuktikan bahwa bunyi berasal dari benda yang bergetar. Selanjutnya guru mulai memberikan problem statement (pendefinisian masalah) dengan cara menunjukkan sebuah percobaan dengan menggunakan berbagai macam benda untuk mencari tahu cara perpindahan bunyi. Peserta didik diminta untuk memperhatikan dengan seksama. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

71 menimbulkan kebingungan pada peserta didik sehingga menuntut peserta didik untuk bertanya, lalu dari definisi masalah yang diperoleh, peserta didik dibimbing untuk menyampaikan pendapatpendapatnya guna memunculkan dugaan sementara/hipotesis dari masalah yang akan dipecahkan. Guru menuliskan hipotesis di papan tulis. Langkah ketiga adalah data collection (pengumpulan data), peserta didik diminta untuk bekerja dalam kelompok (1 kelompok 4-5 anak), kelompok ini berbeda dengan kelompok pada pertemuan 1. Guru membagikan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan percobaan, serta memberikan lembar kerja kelompok yang harus dikerjakan peserata didik. Secara berkelompok, peserta didik melakukan percobaan untuk mengumpulkan data. Guru membimbing peserta didik untuk melakukan langkah selanjutnya yaitu data processing (pengolahan data), setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengolah data dari hasil percobaan yang dilakukan dengan membandingkan antara hipotesis mereka dan hasil yang mereka temukan setelah percobaan. Kemudian setiap kelompok diminta untuk verification (pembuktian) dengan menyampaikan hasil temuannya secara bergantian untuk kemudian saling bertukar pendapat dan saling bertanya, guru hanya memberikan penguatan dengan memberikan contoh-contoh kejadian yang dijumpai peserta didik dalam kehidupan sehari-hari mereka. Langkah terakhir adalah generalization (kesimpulan), peserta didik dibimbing untuk membuat kesimpulan setelah melakukan percobaan dan verifikasi tukar pendapat, apakah hipotesis mereka dapat diterima atau ditolak. Pada akhir pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk mengulas kembali apa yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Peserta didik diperi kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru memberikan reward untuk kelompok yang paling aktif dan kompak, reward nya berupa poin. Guru juga memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta

72 didik yang belum berani mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut agar peserta didik belajar karena akan diadakan tes pada pertemuan selanjutnya. Selama pembelajaran berlangsung, guru kelas berperan sebagai observer yang melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti), apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery atau belum. Observer memberikan nilai terhadap pembelajaran guru dan berhak memberikan masukan atau komentar untuk pembelajaran selanjutnya. Dari hasil penilaian observer akan diukur sejauh mana guru (peneliti) mampu menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery. Apakah masuk kategori baik, cukup, atau kurang. c. Pertemuan 3 Pertemuan 3 siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26 April 2014. Pada pertemuan 3, diadakan tes tertulis untuk evaluasi peserta didik. Soal tes berisi 30 soal pilihan ganda dilanjutkan dengan pengisian lembar angket motivasi belajar oleh peserta didik. Pembelajaran dilakukan dalam 3 jam pelajaran, dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB. Awal pembelajaran dimulai dengan mengajak peserta didik untuk berdoa dilanjutkan dengan absensi. Kemudian guru melanjutkan dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan yaitu tes. Guru menjelaskan tata tertib tes dan menyampaikan alokasi waktu untuk mengerjakan soal. Pada kegiatan inti, guru membagikan lembar soal kepada peserta didik dan peserta didik diminta untuk mengerjakan soal dalam alokasi waktu 50 menit. Guru mengingatkan agar tidak terburu-buru dan teliti dalam menjawab pertanyaan. Guru memastikan semua peserta didik telah selesai dan membagikan lembar angket motivasi kepada peserta didik. Guru menjelaskan cara mengisi lembar angket. Peserta didik

73 mempunyai waktu 20 menit untuk mengisi lembar angket. Setelah waktu selesai, peserta didik diminta mengumpulkan hasil pekerjaan tes dan angket. Pada kegiatan akhir, peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan jika ada pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk dijawab atau sulit dipahami. Kemudian guru menyampaikan tindak lanjut kepada peserta didik agar membaca materi yang akan dipelajari selanjutnya, yaitu tentang Energi Alternatif. Pembelajaran selesai dan guru menutup dengan mengucapkan salam. 4.1.2.3 Hasil Penelitian 4.1.2.3.1 Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran discovery, peneliti membagikan angket motivasi belajar IPA peserta didik pada pertemuan 3 siklus I. Hasil dari angket motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Analisis Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Semester II Siklus I Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%) Sangat > 89 8 29% tinggi Tinggi 69 89 18 67% Rendah 48 68 - - Sangat rendah 27 47 1 4% Jumlah 27 100% Berdasarkan Tabel 4.2 tersebut, dapat dilihat bahwa motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV setelah dilaksanakan siklus I menunjukkan bahwa 67% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang tinggi dengan jumlah peserta didik 18 anak. 29% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat tinggi dengan jumlah peserta didik sebanyak 8 anak. Serta 4% peserta didik memiliki

74 motivasi belajar IPA yang sangat rendah, yaitu sebanyak 1 anak. Dari Tabel 4.2 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut: Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Siklus I 4% 29% 67% SANGAT RENDAH RENDAH TINGGI SANGAT TINGGI Gambar 4.2 Grafik Persentase Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Siklus I Berdasarkan gambar 4.2 setelah dilaksanakan siklus I, motivasi belajar IPA peserta didik dapat terlihat bahwa 67% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang tinggi, 29% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang sangat tinggi, dan terdapat 4% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat rendah. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti, motivasi belajar IPA peserta didik dikatakan tercapai apabila 75% dari keseluruhan peserta didik memiliki motivasi belajar tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan hasil siklus I, indikator kinerja untuk motivasi belajar telah tercapai. 4.1.2.3.2 Hasil Belajar IPA Peserta Didik Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery, guru mengadakan evaluasi kepada peserta didik dengan memberikan soal tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pertemuan 3. Dilihat

75 dari hasil belajar peserta didik pada Prasiklus, hasil belajar IPA siklus I mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dri hasil rekap nilai peserta didik pada saat prasiklus dan siklus I. Hasil belajar IPA yang diperoleh peserta didik sebelum dilaksanakan tindakan (siklus I) dari jumlah peserta didik sebanyak 27 siswa, jumlah peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=64) ada 3 siswa dan yang belum mencapai KKM ada 24 siswa. setelah dilaksanakan siklus I, jumlah peserta didik yang mencapai KKM meningkat menjadi 12 siswa dan yang belum mencapai KKM ada 15 siswa. Hasil belajar peserta didik pada siklus I dapat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pesrta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Siklus I Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%) Tuntas 64 12 44 Belum tuntas < 64 15 56 Jumlah 27 100 Rata-rata 59,7 Nilai Minimal 23 Nilai Maksimal 87 Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa peserta didik yang tuntas mencapai KKM meningkat menjadi 12 siswa dengan persentase 44%, sedangkan peserta didik yang belum tuntas ada 15 siswa dengan persentase 56% dari sebelumnya ada 24 peserta didik yang belum tuntas. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 51,8 menjadi 59,7. Nilai maksimal yang diraih peserta didik adalah 87 dan nilai minimalnya 23. Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat diubah ke dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

76 HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN 02 NGOMBAK SIKLUS I 44% 56% TIDAK TUNTAS TUNTAS Gambar 4.3 Grafik Persentase Hasil Belajar IPA Peserta Didik kelas IV SDN 02 Ngombak Siklus I 4.1.2.3.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery a. Siklus I Pertemuan 1 Pada pertemuan 1 siklus I telah dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan penerapan model pembelajaran discovery. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh observer. Lembar observasi diisi untuk mengukur tingkat keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran discovery, apakah masuk kategori sangat baik, baik, cukup, atau kurang. Lembar observasi implementasi berisi langkah-langkah yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran discovery, yang mencakup urutan sintak berdasarkan model pembelajaran discovery meliputi stimulation, problem statement, data collection, data processing, verification, dan generalization. Hasil dari observasi pada pertemuan 1 siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

77 Tabel 4.4 Hasil observasi Siklus I Pertemuan 1 No. Kegiatan Aspek Yang Diamati Skor 1 2 3 4 A. Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran. 2. Memeriksa kesiapan siswa. B. Awal 3. Melakukan kegiatan apersepsi dan atau motivasi. C. Inti 4. Apersepsi dan atau motivasi yang diberikan sesuai dengan materi pembelajaran. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Stimulation 6. Memulai materi dengan memberikan permasalahan. Problem Statement 7. Membimbing siswa untuk membaca materi guna menemukan permasalahan. 8. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menghadapkan pada masalah. 9. Merespon partisipasi aktif siswa dalam mengemukakan pendapat. 10. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah. 11. Membimbing siswa dalam penyusunan hipotesis. Data Collecting 12. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok. 13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi. 14. Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen. 15. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis. Data Processing 16. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi. 17. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru. 18. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar. Verification 19. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep. 20. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil temuannya. Generalizaation 21. Membimbing siswa dalam menyusun kesimpulan berdasarkan konsep. D. Akhir 22. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. 23. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. 24. Memberikan penguatan yang positif kepada siswa. 25. Melaksanakan tindak lanjut. 26. Melaksanakan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran. Jumlah masing-masing skor 8 48 24 Jumlah keseluruhan skor 80 Rata-rata implementasi 3,07

78 Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa ada 4 kriteria yang mendapatkan poin 2, ada 16 kriteria yang mendapatkan point 3, dan ada 6 kriteria yang mendapatkan poin 4. Jumlah keseluruhan poin yang didapat pada pertemuan I siklus 1 adalah 80 poin. Rata-rata implementasi yang didapat adalah 3,07. Berdasarkan kriteria yang telah dibuat, jumlah poin 80 telah termasuk ke dalam kategori Baik. Selama pembelajaran pada pertemuan 1 siklus I masih ada catatan dari observer, yaitu: 1) Tujuan pembelajaran belum disampaikan. 2) Perhatikan alokasi waktu, jangan melebihi apa yang sudah direncanakan. 3) Tegur peserta didik yang kurang memperhatikan. 4) Perhatikan keseluruhan peserta didik, pantau perkembangan belajar mereka. b. Siklus I Pertemuan 2 Pada siklus I pertemuan 2, observer mengisi lembar observasi yang sama seperti pada pertemuan 1. Pertemuan 2 ini dijadikan perbaikan dari pertemuan 1 berdasarkan catatan yang diberikan observer agar lebih baik. Hasil observasi dari observer dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

79 Tabel 4.5 Hasil observasi Siklus I Pertemuan 2 No. Kegiatan Aspek Yang Diamati A. Pra Pembelajaran Skor 1 2 3 4 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran. 2. Memeriksa kesiapan siswa. B. Awal 3. Melakukan kegiatan apersepsi dan atau motivasi. C. Inti 4. Apersepsi dan atau motivasi yang diberikan sesuai dengan materi pembelajaran. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Stimulation 6. Memulai materi dengan memberikan permasalahan. Problem Statement 7. Membimbing siswa untuk membaca materi guna menemukan permasalahan. 8. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menghadapkan pada masalah. 9. Merespon partisipasi aktif siswa dalam mengemukakan pendapat. 10. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah. 11. Membimbing siswa dalam penyusunan hipotesis. Data Collecting 12. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok. Data Processing 13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi. 14. Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen. 15. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis. 16. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi. 17. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru. 18. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar. Verification 19. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep. 20. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil temuannya. Generalizaation 21. Membimbing siswa dalam menyusun kesimpulan berdasarkan konsep. D. Akhir 22. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. 23. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. 24. Memberikan penguatan yang positif kepada siswa. 25. Melaksanakan tindak lanjut. 26. Melaksanakan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran. Jumlah masing-masing skor 45 44 Jumlah keseluruhan skor 89 Rata-rata implementasi 3,42

80 Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tidak ada lagi kriteria yang mendapatkan poin 2. Semua kriteria mendapatkan poin 3 dan 4. Ada 15 kriteria yang mendapatkan poin 3 dan 11 kriteria mendapatkan poin 4. Jumlah keseluruhan poin mengalami peningkatan dari pertemuan 1 yaitu dari 80 menjadi 86. Rata-rata implementasi juga mengalami peningkatan dari 3,07 menjadi 3,42. Berdasarkan kategori yang telah dibuat, jumlah poin 89 termasuk ke dalam kategori Sangat Baik. Akan tetapi masih ada catatan dari observer yaitu: 1) Saat kerja kelompok, perhatikan dengan baik keseluruhan peserta didik, ingatkan agar semua bekerja untuk membantu. 2) Sebaiknya percobaan dilakukan bersamaan, sehingga tidak kerepotan untuk memantau dengan bolak-balik keluar. c. Siklus I Pertemuan 3 Pada siklus I pertemuan 3, observer tidak mengisi lembar observasi. Hal tersebut dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan 3 hanya dilaksanakan tes evaluasi siklus I, sehingga guru tidak menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery. Dari rekapitulasi pada pertemuan 1 dan 2, jumlah poin dari implementasi mengalami peningkatan dari 80 menjadi 89 serta berada pada kategori Baik dan Sangat Baik. Akan tetapi masih ada catatan dari observer. Berdasarkan indikator keberhasilan proses yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu hasil observasi harus berada pada kategori Baik/Sangat Baik serta tidak ada catatan dari observer, maka dilihat dari masih adanya catatan dari observer menandakan bahwa indikator keberhasilan proses belum tercapai. Sehingga harus dilakukan observasi kembali sampai mencapai indikator keberhasilan proses yang ditetapkan.

81 4.1.2.4 Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan dari pembelajaran dengan menerapkan model Discovery. Selain itu digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator yang ditentukan. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas (observer) dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana penerapan model pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPA kelas IV. Dari diskusi ini didapatkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran discovery, guru kelas mendapat pengalaman dan wawasan baru, bagi siswa pembelajaran dirasa lebih mudah diterima dan menyenangkan serta siswa yang berkemampuan rendah merasa terbantu oleh temannya yang berkemampuan tinggi tentang hal-hal yang belum dimengerti. Berdasarkan angket motivasi belajar pada siklus I, didapatkan hasil sebanyak 67% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA tinggi, 29% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat tinggi, dan 4% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat rendah. Berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan yaitu 75% dari jumlah peserta didik memiliki motivasi belajar dalam kategori tinggi dan sangat tinggi, berarti pada siklus I indikator keberhasilan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak telah tercapai. Dalam indikator proses, pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model discovery sudah masuk dalam kategori baik. Akan tetapi masih ada beberapa catatan dari observer. Berdasarkan indikator proses yang ditentukan yaitu berada dalam kategori baik

82 dan tidak ada catatan dari observer, maka indikator proses pada siklus I belum tercapai. Berdasarkan hasil belajar pada siklus I, sebanyak 44% peserta didik sudah tuntas belajar IPA dengan KKM 64 dan 56% peserta didik masih belum tuntas, dengan rata-rata kelas 59,7. Dilihat dari hasil belajar pada pra siklus, siklus I telah mengalami peningkatan. Akan tetapi, hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% dari jumlah peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM. Selanjutnya, sebagai pemantapan dari siklus I, akan dilaksanakan siklus II dengan menerapkan kembali model discovery dalam kegiatan pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak agar sesuai dengan indikator kinerja yang hendak dicapai. Berdasarkan hasil refleksi, yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Kelebihan 1) Rancangan kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik. 2) Peserta didik lebih antusias untuk belajar. 3) Guru sudah bisa menguasai kelas. 4) Antara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. 5) Kegiatan pembelajaran terarah dan lebih menarik, kerjasama antar peserta didik meningkat. b. Kekurangan Hambatan 1) Peserta didik belum terbiasa untuk belajar dengan penerapan model pembelajaran discovery sehingga masih kebingungan pada awal-awal pertemuan.

83 2) Masih ada peserta didik yang belum bekerjasama dalam kelompok secara optimal. 3) Alokasi waktu kurang diperhatikan. 4) Selama percobaan, masih ada peserta didik yang kebingungan dan tidak membantu dalam kelompok. Penyelesaian 1) Selama proses pembelajaran, guru berusaha untuk membiasakan peserta didik dengan memberikan pengarahan yang maksimal terhadap setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik. 2) Guru melakukan komunikasi dan selalu mengingatkan agar peserta didik senantiasa bekerjasama membantu kelompoknya. 3) Ada pemotongan alokasi waktu untuk beberapa kegiatan pembelajaran. 4) Guru senantiasa berkeliling untuk membantu peserta didik dengan cara membimbing kelompok yang kesulitan dan kurang mengerti terhadap langkah-langkah percobaan yang dilakukan dalam kelompok. Selama berkeliling, guru selalu mengingatkan peserta didik untuk saling membantu. 4.1.3 Siklus II 4.1.3.1 Perencanaan Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II akan dilaksanakan dalam 3 pertemuan yaitu pertemuan 1, 2 dan 3 seperti pada siklus I. Sebelum memulai pertemuan 1, peneliti menyiapkan segla sesuatu yang diperlukan untuk proses pembelajaran. Mulai dari menentukan SK, KD, Indikator, tujuan pembelajaran sampai mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan. Peneliti juga menyiapkan lembar kerja kelompok yang dibutuhkan serta semua alat peraga yang akan digunakan, baik untuk mengajar juga untuk keperluan percobaan/eksperimen yang akan dilakukan oleh peserta didik. Peneliti

84 membuat instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi siswa pada pertemuan terakhir siklus II serta menyusun format observasi tindakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran, format ini akan diberikan kepada observer dan diisi berdasarkan langkah-langkah pembelajaran discovery (penemuan). Pada pertemuan 1, akan disampaikan materi pembelajaran IPA dengan pokok bahasan Energi Alternatif. Seperti pada siklus I, Peneliti yang akan mengajar dan guru kelas sebagai observer selama pembelajaran berlangsung. Pertemuan 2 akan membahas tentang Membuat Karya yang Mengalami Perubahan Gerak Karena Pengaruh Udara. Pertemuan 3 akan diadakan tes tertulis sebagai evaluasi siswa terhadap materi sekaligus tes untuk siklus II. Selama pembelajaran pertemuan 1 dan 2, peserta didik dalam kelompok akan melakukan percobaan untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery. 4.1.3.2 Pelaksanaan dan Observasi a. Pertemuan 1 Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilakukan pada hari Sabtu tanggal 03 Mei 2014. Pertemuan 1 berlangsung selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB. Pada awal pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk berdoa dilanjutkan absensi. Setelah itu guru menyampaikan motivasi dengan mengajak peserta didik untu menyanyi lagu Kring Kring Ada Sepeda, kemudian guru memberi apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan stimulus/pancingan berdasarkan lagu yang dinyanyikan untuk mengarahkan peserta didik pada pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu Energi Alternatif. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru mulai menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery (penemuan). Diawali dengan

85 pemberian stimulation (rangsangan) dengan cara guru menjelaskan materi pembelajaran secara singkat tentang Energi Alternatif dengan menggunakan semua alat peraga yang disiapkan kemudian melakukan tanya jawab dengan peserta didik untuk memperkuat pendalaman materi peserta didik. Dalam stimulation ini guru menggunakan metode picture and picture untuk menjelaskan materi pelajaran. Selanjutnya guru mulai memberikan problem statement (pendefinisian masalah) dengan cara menunjukkan sebuah kincir angin kertas yang merupakan salah satu pemanfaatan energi alternatif angin. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan kebingungan pada peserta didik sehingga menuntut peserta didik untuk bertanya, lalu dari definisi masalah yang diperoleh, peserta didik dibimbing untuk menyampaikan pendapat-pendapatnya guna memunculkan dugaan sementara/hipotesis dari masalah yang akan dipecahkan. Guru menuliskan hipotesis di papan tulis. Langkah ketiga adalah data collection (pengumpulan data), peserta didik diminta untuk bekerja dalam kelompok (1 kelompok 4-5 anak) dan guru membagikan alatalat yang diperlukan untuk melakukan percobaan, serta memberikan lembar kerja kelompok yang harus dikerjakan peserata didik. Secara berkelompok, peserta didik melakukan percobaan untuk mengumpulkan data. Peserta didik diajarkan untuk membuat kincir angin kertas sesuai petunjuk dalamlembar kerja kelompok. Guru membimbing peserta didik untuk melakukan langkah selanjutnya yaitu data processing (pengolahan data), setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengolah data dari hasil percobaan yang dilakukan dengan membandingkan antara hipotesis mereka dan hasil yang mereka temukan setelah percobaan. Kemudian setiap kelompok diminta untuk verification (pembuktian) dengan menyampaikan hasil temuannya secara bergantian untuk kemudian saling bertukar pendapat dan saling bertanya, guru hanya memberikan penguatan dengan memberikan contoh-contoh kejadian yang dijumpai peserta

86 didik dalam kehidupan sehari-hari mereka. Langkah terakhir adalah generalization (kesimpulan), peserta didik dibimbing untuk membuat kesimpulan setelah melakukan percobaan dan verifikasi tukar pendapat, apakah hipotesis mereka dapat diterima atau ditolak. Pada akhir pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk mengulas kembali apa yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Peserta didik diperi kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru memberikan reward untuk kelompok yang paling aktif dan kompak, reward nya berupa poin. Guru juga memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik yang belum berani mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut agar peserta didik membawa barang-barang yang diperlukan untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Selama pembelajaran berlangsung, guru kelas berperan sebagai observer yang melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti), apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery atau belum. b. Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 08 Mei 2014. Pertemuan 2 berlangsung selama 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) yaitu dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB. Pada pertemuan 2, peserta didik akan belajar membuat karya yang mengalami perubahan gerak karena pengaruh udara. Ketika awal pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk berdoa dilanjutkan absensi. Kemudian guru memberi apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari peserta didik pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan menunjukkan gambar parasut dan roket lalu melakukan tanya jawab dengan peserta didik.

87 Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada kegiatan inti, diawali dengan pemberian stimulation (rangsangan) guru membagi peserta didik ke dalam 6 kelompok kecil, kemudian 6 kelompok tersebut dibagi lagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok ganjil dan kelompok genap. Kelompok ganjil akan membuat roket kertas dan kelompok genap membuat parasut. Guru menjelaskan cara pembuatan pesawat roket kertas dan parasut secara singkat kepada seluruh peserta didik. Selanjutnya guru mulai memberikan problem statement (pendefinisian masalah) dengan cara menunjukkan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan kebingungan pada peserta didik sehingga menuntut peserta didik untuk bertanya, lalu dari definisi masalah yang diperoleh, peserta didik dibimbing untuk menyampaikan pendapat-pendapatnya guna memunculkan dugaan sementara/hipotesis dari masalah yang akan dipecahkan. Guru menuliskan hipotesis di papan tulis. Langkah ketiga adalah data collection (pengumpulan data), masing-masing kelompok diberi waktu untuk membuat model sesuai yang mereka dapat. Guru membagikan alat-alat yang diperlukan untuk melakukan percobaan, serta memberikan lembar kerja kelompok yang harus dikerjakan peserata didik. Secara berkelompok, peserta didik melakukan percobaan untuk mengumpulkan data. Guru membimbing peserta didik untuk melakukan langkah selanjutnya yaitu data processing (pengolahan data), setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengolah data dari hasil percobaan yang dilakukan dengan membandingkan antara hipotesis mereka dan hasil yang mereka temukan setelah percobaan. Kemudian setiap kelompok diminta untuk verification (pembuktian) dengan menyampaikan hasil temuannya secara bergantian untuk kemudian saling bertukar pendapat dan saling bertanya, guru hanya memberikan penguatan dengan memberikan contoh-contoh kejadian yang dijumpai peserta didik dalam kehidupan

88 sehari-hari mereka. Langkah terakhir adalah generalization (kesimpulan), peserta didik dibimbing untuk membuat kesimpulan setelah melakukan percobaan dan verifikasi tukar pendapat, apakah hipotesis mereka dapat diterima atau ditolak. Pada akhir pembelajaran, guru mengajak peserta didik untuk mengulas kembali apa yang telah dipelajari dan membuat kesimpulan pembelajaran. Peserta didik diperi kesempatan untuk bertanya jika masih ada materi yang belum dipahami. Guru memberikan reward untuk kelompok yang paling aktif dan kompak, reward nya berupa poin. Guru juga memberikan motivasi dan penguatan kepada peserta didik yang belum berani mengemukakan pendapat dan masih takut/pasif. Guru menyampaikan tindak lanjut agar peserta didik belajar karena akan diadakan tes pada pertemuan selanjutnya. Selama pembelajaran berlangsung, guru kelas berperan sebagai observer yang melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti), apakah pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran discovery atau belum. c. Pertemuan 3 Pertemuan 3 siklus 1 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 09 Mei 2014. Pada pertemuan 3, diadakan tes tertulis untuk evaluasi peserta didik. Soal tes berisi 30 soal pilihan ganda dilanjutkan dengan pengisian lembar angket motivasi belajar oleh peserta didik. Pembelajaran dilakukan dalam 3 jam pelajaran, dimulai pukul 07.00 WIB sampai 08.45 WIB. Awal pembelajaran dimulai dengan mengajak peserta didik untuk berdoa dilanjutkan dengan absensi. Kemudian guru melanjutkan dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan yaitu tes. Guru menjelaskan tata tertib tes dan menyampaikan alokasi waktu untuk mengerjakan soal.

89 Pada kegiatan inti, guru membagikan lembar soal kepada peserta didik dan peserta didik diminta untuk mengerjakan soal dalam alokasi waktu 50 menit. Guru mengingatkan agar tidak terburu-buru dan teliti dalam menjawab pertanyaan. Guru memastikan semua peserta didik telah selesai dan membagikan lembar angket motivasi kepada peserta didik. Peserta didik mempunyai waktu 20 menit untuk mengisi lembar angket. Angket yang diisi pada siklus II adalah angket yang sama pada siklus I. Tujuannya adalah untuk membandingkan apakah motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran discovery. Setelah waktu selesai, peserta didik diminta mengumpulkan hasil pekerjaan tes dan angket. Pada kegiatan akhir, peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan jika ada pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk dijawab atau sulit dipahami. Kemudian guru menyampaikan tindak lanjut kepada peserta didik agar selalu belajar dan membaca. Pembelajaran selesai dan guru menutup dengan mengucapkan terima kasih serta salam. 4.1.3.3 Hasil Penelitian 4.1.3.3.1 Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran discovery, peneliti membagikan angket motivasi belajar IPA peserta didik pada pertemuan 3 siklus II. Hasil dari angket motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

90 Tabel 4.6 Analisis Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Semester II Siklus II Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%) Sangat > 89 15 56% tinggi Tinggi 69 89 12 44% Rendah 48 68 - - Sangat rendah 27 47 - - Jumlah 27 100% Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut, dapat dilihat bahwa motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV setelah dilaksanakan siklus II menunjukkan bahwa 56% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang sangat tinggi dengan jumlah peserta didik 15 anak. 44% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA tinggi dengan jumlah peserta didik sebanyak 12 anak. Dari Tabel 4.6 dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut: Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Siklus II 56% 44% SANGAT RENDAH RENDAH TINGGI SANGAT TINGGI Gambar 4.4 Grafik Persentase Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Siklus II Berdasarkan gambar 4.4 setelah dilaksanakan siklus II, motivasi belajar IPA peserta didik dapat terlihat bahwa 44%

91 peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang tinggi, 56% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang sangat tinggi. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti, motivasi belajar IPA peserta didik dikatakan tercapai apabila 75% dari keseluruhan peserta didik memiliki motivasi belajar tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan hasil siklus I, dapat terlihat bahwa motivasi belajar IPA peserta didik telah mengalami peningkatan. Dari 29% peserta didik memiliki motivasi belajar sangat tinggi menjadi 56% dari keseluruhan peserta didik di kelas IV. Tidak ada lagi peserta didik yang memiliki motivasi belajar IPA sangat rendah. Berdasarkan hasil siklus II, indikator keberhasilan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak telah tercapai sesuai dengan harapan peneliti. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran discovery dapat meningkatkan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. 4.1.3.3.2 Hasil Belajar IPA Peserta Didik Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery, guru mengadakan evaluasi kepada peserta didik dengan memberikan soal tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus II yaitu pertemuan 3. Dilihat dari hasil belajar peserta didik pada Siklus I, hasil belajar IPA siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil rekap nilai peserta didik pada saat siklus I dan siklus II. Hasil belajar IPA yang diperoleh peserta didik siklus I, dari jumlah peserta didik sebanyak 27 siswa, jumlah peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=64) ada 12 siswa dan yang belum mencapai KKM ada 15 siswa. Setelah dilaksanakan siklus II, jumlah peserta didik yang mencapai KKM meningkat menjadi 25 siswa dan yang belum mencapai KKM ada 2

92 siswa. Hasil belajar peserta didik pada siklus II dapat pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pesrta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Siklus II Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%) Tuntas 64 25 93 Belum tuntas < 64 2 7 Jumlah 27 100 Rata-rata 75,2 Nilai Minimal 23 Nilai Maksimal 100 Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa peserta didik yang tuntas mencapai KKM pada siklus II meningkat dari 12 siswa dengan persentase 44% menjadi 25 siswa dengan persentase 93% sedangkan peserta didik yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase 7% dari sebelumnya 15 siswa dengan persentase 56%. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 59,7 menjadi 75,2. Nilai maksimal yang diraih peserta didik adalah 100 dan nilai minimalnya 23. Berdasarkan data pada Tabel 4.7 dapat diubah ke dalam grafik lingkaran sebagai berikut: HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN 02 NGOMBAK SIKLUS II 7% 93% TIDAK TUNTAS TUNTAS Gambar 4.5 Grafik Persentase Hasil Belajar IPA Kelas IV SDN 02 Ngombak Siklus II

93 Dengan demikian melalui penerapan model pembelajaran discovery, hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak semester II mengalami peningkatan dibandingkan sebelum diterapkan model pembelajaran discovery. Dari hasil tes evaluasi siklus II, sebanyak 25 peserta didik telah mencapai KKM IPA yaitu 64. Atau sebanyak 93% dari keseluruhan peserta didik yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80% peserta didik mencapai KKM. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus II, indikator keberhasilan telah tercapai sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti. 4.1.3.3.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery a. Siklus II Pertemuan 1 Pada siklus II pertemuan 1, observer melakukan observasi untuk mengukur keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran discovery pada siklus II. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I akan dijadikan acuan untuk meningkatkan keberhasilan pada siklus II. Pada siklus II pertemuan 1 akan dijelaskan materi baru yaitu Energi Alternatif. Hasil observasi pada siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

94 Tabel 4.8 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1 No. Kegiatan Aspek Yang Diamati A. Pra Pembelajaran Skor 1 2 3 4 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran. 2. Memeriksa kesiapan siswa. B. Awal 3. Melakukan kegiatan apersepsi dan atau motivasi. C. Inti 4. Apersepsi dan atau motivasi yang diberikan sesuai dengan materi pembelajaran. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Stimulation 6. Memulai materi dengan memberikan permasalahan. Problem Statement 7. Membimbing siswa untuk membaca materi guna menemukan permasalahan. 8. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menghadapkan pada masalah. 9. Merespon partisipasi aktif siswa dalam mengemukakan pendapat. 10. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah. 11. Membimbing siswa dalam penyusunan hipotesis. Data Collecting 12. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok. Data Processing 13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi. 14. Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen. 15. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis. 16. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi. 17. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru. 18. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar. Verification 19. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep. 20. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil temuannya. Generalizaation 21. Membimbing siswa dalam menyusun kesimpulan berdasarkan konsep. D. Akhir 22. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. 23. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. 24. Memberikan penguatan yang positif kepada siswa. 25. Melaksanakan tindak lanjut. 26. Melaksanakan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran. Jumlah masing-masing skor 24 72 Jumlah keseluruhan skor 96 Rata-rata implementasi 3, 69

95 Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa ada 8 kriteria yang mendapat poin 3 dan 18 kriteria mendapat poin 4. Jumlah keseluruhan poin adalah 96 dan rata-rata implementasi 3,69. Dibandingkan dengan pertemuan 2 pada siklus 1, jumlah kriteria yang mendapat poin 4 mengalami peningkatan dari 11 kriteria menjadi 18 kriteria. Jumlah keseluruhan poin mengalami peningkatan dari 89 menjadi 96. Rata-rata implementasi juga mengalami peningkatan dari 3,42 menjadi 3,69. Berdasarkan kategori tang telah dibuat, jumlah keseluruhan poin 96 termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 2 ini masih ada sedikit catatan dari observer yaitu jangan terlalu banyak ceramah, gunakan waktu seefektif mungkin. b. Siklus II Pertemuan 2 Pada siklus II pertemuan 2 adalah terakhir kalinya observer melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil dari observasi pada pertemuan 2 dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

96 Tabel 4.9 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 2 No. Kegiatan Aspek Yang Diamati A. Pra Pembelajaran Skor 1 2 3 4 1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran. 2. Memeriksa kesiapan siswa. B. Awal 3. Melakukan kegiatan apersepsi dan atau motivasi. C. Inti 4. Apersepsi dan atau motivasi yang diberikan sesuai dengan materi pembelajaran. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Stimulation 6. Memulai materi dengan memberikan permasalahan. Problem Statement 7. Membimbing siswa untuk membaca materi guna menemukan permasalahan. 8. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menghadapkan pada masalah. 9. Merespon partisipasi aktif siswa dalam mengemukakan pendapat. 10. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah. 11. Membimbing siswa dalam penyusunan hipotesis. Data Collecting 12. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok. Data Processing 13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi. 14. Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen. 15. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis. 16. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi. 17. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru. 18. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar. Verification 19. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep. 20. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil temuannya. Generalizaation 21. Membimbing siswa dalam menyusun kesimpulan berdasarkan konsep. D. Akhir 22. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. 23. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa. 24. Memberikan penguatan yang positif kepada siswa. 25. Melaksanakan tindak lanjut. 26. Melaksanakan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran. Jumlah masing-masing skor 6 96 Jumlah keseluruhan skor 102 Rata-rata implementasi 3,92

97 Berdasarkan data pada Tabel 4.9 terlihat peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Pada pertemuan 1, kriteria yang mendapatkan poin 3 ada 8 kriteria menjadi 2 kriteria saja. Ada 18 kriteria yang mendapat poin 4, pada pertemuan 2 menjadi 23 kriteria mendapat poin 4. Jumlah keseluruhan poin dari 96 menjadi 102. Rata-rata implementasi meningkat dari 3,69 menjadi 3,92. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, jumlah poin 102 termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 2 siklus II sudah tidak ada lagi catatan dari observer. c. Siklus II Pertemuan 3 Pada siklus II pertemuan 3, observer tidak mengisi lembar observasi. Hal tersebut dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan 3 hanya dilaksanakan tes evaluasi siklus II, sehingga guru tidak menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery. Siklus/Pertemuan Hasil berbandingan observasi pada siklus I dan siklua II dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Analisis Komparatif Observasi Siklus I dan Siklus II Jumlah Poin Rata-rata Implementasi Kategori Catatan dari Observer Siklus I Pertemuan 1 80 3,07 Baik Ada Siklus I Pertemuan 2 89 3,42 Sangat Baik Ada Siklus I Pertemuan 1 Tes Evaluasi Siklus I Siklus II Pertemuan 1 96 3,69 Sangat Baik Ada Siklus II Pertemuan 2 102 3,92 Sangat Baik Tidak ada Siklus II Pertemuan 3 Tes Evaluasi Siklus II Berdasarkan data pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hasil observasi oleh observer mengalami peningkatan pada setiap pertemuan masing-masing siklus. Dimulai dari siklus 1 pertemuan 1 dengan jumlah poin 80 dan rata-rata 3,07 dalam kategori Baik,

98 meningkat pada pertemuan 2 menjadi jumlah poin 89 dan rata-rata 3,42 dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 1 siklus II mengalami peningkatan lagi dari 89 poin dan rata-rata 3,42 menjadi 96 poin dan rata-rata 3,69 dalam kategori Sangat Baik. Pada siklus II pertemuan 2 mengalami peningkatan kembali dari 96 poin dan rata-rata 3,69 menjadi 102 poin dan rata-rata 3,92 dalam kategori Sangat Baik. Pada siklus I pertemuan 1 dan 2 masih ada catatan dari observer. Pada siklus II pertemuan 1 juga masih ada catatan dari observer, dan pada siklus II pertemuan 2 sudah tidak ada lagi catatan dari observer. Hasil perbandingan observasi siklus I dan siklus II dari Tabel 4.10 dapat diubah dalam grafik batang sebagai berikut: Grafik Batang Perbandingan Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 02 Ngombak Jumlah Poin 120 100 80 60 40 20 0 Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 2 Series1 80 89 96 102 Gambar 4.6 Grafik Komparatif Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 02 Ngombak Berdasarkan grafik batang pada Gambar 4.6 terlihat hasil observasi mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, kategori implementasi juga sudah termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 3 siklus II juga sudah tidak ada lagi catatan dari observer. Dengan demikian, indikator keberhasilan yang dibuat

99 oleh peneliti yaitu hasil observasi berada pada kategori Baik/Sangat Baik serta tidak ada lagi catatan dari observer telah tercapai. Guru sudah berhasil menerapkan model pembelajaran discovery pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 02 Ngombak semester II dalam materi Energi dan Energi Alternatif. 4.1.3.4 Refleksi Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan I, II dan III maka diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas (observer) dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana penerapan model pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPA kelas IV. Dari diskusi ini didapatkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran discovery, kegiatan pembelajaran dirasa lebih menarik dan menyenangkan, peserta didik mampu berlatih untuk bekerjasama dan menumbuhkan keberanian peserta didik untuk tampil di depan kelas ataupun dalam mengemukakan pendapat. Berdasarkan angket motivasi belajar pada siklus II, didapatkan hasil sebanyak 44% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA tinggi dan 56% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat tinggi. Hasil angket motivasi peserta didik pada siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus I. Berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan yaitu 75% dari jumlah peserta didik memiliki motivasi belajar dalam kategori tinggi dan sangat tinggi, berarti pada siklus II indikator keberhasilan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak telah tercapai. Dalam indikator proses, pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model discovery sudah masuk dalam kategori sangat baik. Sudah tidak ada lagi catatan dari observer. Berdasarkan indikator proses yang ditentukan yaitu berada dalam kategori baik

100 dan tidak ada catatan dari observer, maka indikator proses pada siklus II telah tercapai. Berdasarkan hasil belajar pada siklus II, sebanyak 93% peserta didik sudah tuntas belajar IPA dengan KKM 64 dan 7% peserta didik masih belum tuntas, dengan rata-rata kelas 75,2. Dilihat dari hasil belajar pada siklus I, siklus II telah mengalami peningkatan. Selain itu, hasil belajar peserta didik pada siklus II juga telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% dari jumlah peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM. Berdasarkan hasil refleksi, yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: Kelebihan 1) Rancangan kegiatan pembelajaran sudah terprogram dengan baik. 2) Peserta didik lebih antusias untuk belajar. 3) Guru sudah bisa menguasai kelas. 4) Pemanfaatan alokasi waktu sudah baik. 5) Antara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai. 6) Kegiatan pembelajaran terarah dan lebih menarik, kerjasama antar peserta didik meningkat. 7) Peserta didik lebih berani untuk tampil dan mengemukakan pendapat. 8) Peserta didik lebih bersemangat untuk belajar karena melakukan percobaan sendiri dan praktikum sendiri untuk menemukan jawaban/membuat sesuatu. 4.2 Hasil Analisis Data 4.2.1 Motivasi Belajar IPA Berikut ini tabel hasil rekapitulasi motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak Semester II pada siklus I dan II. Perbandingan

101 hasil motivasi belajar IPA peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Analisis Komparatif Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Siklus I Siklus II Kriteria Jumlah Jumlah Persen % siswa siswa Rendah - - - - Sangat Rendah 1 4 - - Tinggi 18 67 12 44 Sangat Tinggi 8 29 15 56 Persen % Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa motivasi belajar IPA peserta didik dari siklus I sebanyak 1 orang siswa memiliki motivasi belajar IPA sangat rendah dengan persentase 4%, 18 siswa memiliki motivasi belajar IPA tinggi dengan persentase 67%, dan sebanyak 8 siswa memiliki motivasi belajar IPA sangat tinggi. Sedangkan pada siklus II, sebanyak 12 siswa memiliki motivasi belajar IPA tinggi dengan persentase 44%, dan 15 siswa memiliki motivasi belajar IPA sangat tinggi dengan persentase 56%. Tidak ada peserta didik yang motivasi belajar IPA nya rendah dan sangat rendah. Dapat dikatakan bahwa motivasi belajar IPA peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Lebih dari 50% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA yang sangat tinggi. Hasil rekapitulasi motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak dapat juga dilihat pada grafik berikut:

102 Peningkatan Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN Ngombak 02 Semester II Frekuensi 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Sangat Rendah Tinggi Sangat Rendah Tinggi Siklus I 1 18 8 Siklus II 12 15 Gambar 4.7 Grafik Komparatif Peningkatan Motivasi Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Berdasarkan hasil analisis data rekapitulasi motivasi belajat IPA peserta didik pada Tabel 4.13 dan Gambar 4.7. Terlihat bahwa motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak mengalami peningkatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV di SDN 02 Ngombak Semester II Tahun pelajaran 2013/2014. 4.2.2 Hasil Belajar IPA Analisis data dari hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SD Negeri 02 Ngombak pada saat pra siklus, siklus I, dan siklus II disajikan dalam sebuah tabel dan grafik. Perbandingan tingkat ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas IV pada saat pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:

103 Tabel 4.12 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Prasiklus Siklus I Siklus II Kriteria Jumlah siswa Persen % Jumlah siswa Persen % Jumlah siswa Tuntas 3 11 12 44 25 93 Tidak Tuntas 24 89 15 56 2 7 Nilai Minimal 22 23 23 Nilai Maksimal 84 87 100 Rata-rata 51,8 59,7 75,2 Persen % Berdasarkan kriteria pada tabel 4.13 di atas, dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Klasifikasi tuntas artinya hasil belajar peserta didik nilai KKM (64). Klasifikasi tidak tuntas artinya hasil belajar peserta didik < nilai KKM (64). Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar IPA peserta didik mengalami peningkatan. Jumlah peserta didik yang masuk dalam kriteria tuntas meningkat dari 3 siswa dengan persentase 11% pada prasiklus menjadi 12 siswa dengan persentase 44% pada siklus I dan 25 siswa dengan persentase 93% pada siklus II. Jumlah peserta didik yang masuk dalam kriteria tidak tuntas semakin mengalami penurunan dari 24 siswa pada prasiklus dengan persentase 89% menjadi 15 siswa pada siklus I dengan persentase 56% dan 2 siswa pada siklus II dengan persentase 7%. Data tersebut membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 02 Ngombak semester II. Hasil belajar IPA peserta didik meningkat dalam setiap siklus. Data tabel 4.13 di atas dapat dilihat pada grafik linear berikut:

104 30 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Frekuensi 25 20 15 10 5 Tuntas Tidak Tuntas 0 Pra siklus Siklus I Siklus II Gambar 4.8 Grafik Komparatif Linear Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SDN 02 Ngombak Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Pada tabel 4.13 dan gambar grafik linear 4.8 menunjukkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran discovery pada kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV SDN 02 Ngombak Semester II tahun pelajaran 2013/2014, hasil belajar IPA peserta didik mengalami peningkatan dalam hal ketuntasan hasil belajar. Pada setiap siklus, jumlah peserta didik yang mencapai KKM semakin bertambah dan jumlah peserta didik yang masih di bawah KKM semakin berkurang. 4.3 Pembahasan Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 02 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan ditemukan bahwa motivasi belajar dan hasil belajar IPA peserta didik masih rendah, hal ini disebabkan guru kelas mendominasi proses pembelajaran dengan metode ceramah, peserta didik kurang memahami konsep ketika pembelajaran berlangsung. Sarana dan alat peraga untuk menyampaikan pembelajaran kurang memadai bahkan rusak sehingga tidak mendukung proses pembelajaran. Peserta didik hanya mempelajari IPA dengan menghapal materi tanpa melakukan praktik atau percobaan langsung.