BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dan (3) Hasil Penelitian, (4) Pembahasan. Berikut ini akan dibahas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 3 Camba Kabupaten Maros. Data-data yang dianalisis adalah data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Penerapan Strategi True or False terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 Eksperimen (3B) Kontrol (3C) Jumlah 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akan dibahas secara khusus keempat bagian-bagian tersebut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peserta Didik Kelas VIII MTs Bawan, Kabupaten Agam yang terdiri. dari gambaran hasil belajar dan pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pelaksanaan Penelitian Langkah pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD N 3 Karanganyar dan SD N 2 Karanganyar ialah melakukan permohonan izin untuk penelitian. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, maka langkah selanjutnya ialah dengan menemui guru kelas 4 dari masing-masing SD yang sudah ditentukan ialah SD N 3 Karanganyar dan SD N 2 Karanganyar untuk membicarakan treatment yang akan digunakan dalam subyek penelitian. Pertama kali bertemu dengan guru kelas 4 dari kedua SD yaitu SD N 3 Karanganyar dan SD N 2 Karanganyar disambut dengan baik, dimulai dari perkenalan antara guru dengan peneliti. Kemudian selanjutnya ialah membicarakan maksud dan tujuan datang kesekolah, setelah itu, peneliti dan guru kelas 4 menentukan materi pembelajaran dilanjutkan dengan mulai membahas treatment yang akan digunakan dalam penelitian. Dari pihak dua sekolah menyetujui bahwa peneliti menjadi observer dan model pembelajaran yang akan digunakan pada penelitian. Kedua SD tersebut diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kontrol. Model pembelajaran yang akan digunakan ialah kooperatif tipe Make a Match untuk kelompok eksperimen sedangkan Example Non-example pada kelompok kontrol. Pada kedua SD telah menyetujui untuk materi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu dengan SK Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat dan KD Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan. Pada masing-masing SD, dilakukan 2 kali pertemuan. Pada kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran Example Non-example. Pertemuan pertama yaitu membahas tentang pengertian sumber daya alam dan kesimpulan jenis sumber daya alam beserta contohnya. Kemudian untuk kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. 43

44 Pelaksanaan penelitian SD N 3 Karanganyar pada kelompok kontrol dan SD N 2 Karanganyar pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 14 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian pada kelompok Kontrol dan Eksperimen Tahun Pelajaran 2015/2016 No Tanggal Uraian Kegiatan 1 Senin, 14 Maret 2016 Melakukan Uji validitas 2 Senin, 21 Maret 2016 Pertemuan pertama pada kelompok eksperimen di SD N 3 Karanganyar dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match tentang sumber daya alam (SDA) 3 Rabu, 30 Maret 2016 Pertemuan kedua pada kelompok eksperimen di SD N 3 Karanganyar dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match tentang sumber daya alam berdasarkan sifatnya dan kerusakan lingkungan yang mengurangi mutu SDA 4 Senin, 4 April 2016 Pertemuan pertama pada kelompok kontrol di SD N 2 Karanganyar dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-example tentang sumber daya alam (SDA) 5 Selasa, 5 April 2016 Pertemuan kedua pada kelompok kontrol di SD N 2 Karanganyar dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-example tentang sumber daya alam berdasarkan sifatnya dan kerusakan lingkungan yang mengurangi mutu SDA Pada tabel 14 kegiatan penelitian yang pertama yaitu melakukan tes uji validitas dan reabilitas soal dikelas 5 SD N 2 Karanganyar pada hari senin 14

45 Maret 2016. Soal yang diujikan berjumlah 30 soal dengan waktu 30 menit. Materi yang digunakan ialah sumber daya alam. Setelah itu, telah diketahui soal yang valid ialah 20 soal. 4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen Pada tahap pelaksanaan pertemuan pertama pada kelompok eksperimen di SD N 3 Karanganyar kelas 4 dengan jumlah siswa 31, dilaksanakan pada hari Senin, 4 April 2016. Observer masuk ke kelas pukul 07.25 untuk mempersiapkan pembelajaran. Pada pukul 07.35 guru kelas 4 masuk ke kelas dan observer duduk di bagian belakang kelas sebelah kanan. Pembelajaran dimulai pukul 07.35 diawali dengan mengucapkan selamat pagi kepada siswa dilanjutkan dengan absensi siswa. Setelah itu mengkondisikan siswa agar siap belajar dengan bertanya kepada siswa Coba sebutkan hewan dan tumbuhan yang ada disekitarmu? dan guru menulis judul bab dipapan tulis. Siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan sangat keras dan menyebutkan apa yang mereka tahu. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa lalu ruang lingkup materi yang akan dipelajari yaitu tentang sumber daya alam berdasarkan sifatnya dan kerusakan lingkungan mengurangu mutu SDA. Pembelajaran berlanjut dengan menampilkan gambar-gambar sumber daya alam yang ditampilkan oleh guru, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang gambar yang telah disampaikan. Lalu bersama dengan siswa menyebutkan apa saja yang terdiri dari sumber daya alam tersebut. Guru mengkonfirmasi jawaban dari siwa. Setelah itu membagi siswa dalam dua kelompok yang saling berhadapan, dan kelompok 1, setiap siswa menerima amplop yang berisi pertanyaan, kenampakan buatan sedangkan kelompok 2 menerima amplop yang berisi jawaban dari kelompok 1. Selanjutnya kelompok 1 dan 2 diminta untuk mencari pasangan pertanyaan dan jawaban. Guru memberikan waktu untuk siswa pada saat mencari pasangan. Siswa yang sudah mendapatkan pasangan akan berbaris tersendiri dan sedangkan yang tidak mendapat pasangan memberi pendapat untuk teman yang presentasi.

46 Pada saat mencari pasangan, siswa kebingungan dan mulai sedikit gaduh. Ketika berbaris juga tidak rapi. Guru menegur untuk siswa yang gaduh dengan mencari pasangan dengan mulut terkunci sedangkan siswa yang tidak bisa berbaris dengan rapi, dibantu oleh guru kelas 4. Kemudian siswa yang sudah mendapatkan pasangan diminta untuk maju kedepan untuk mempresentasikan pertanyaan dan jawaban sedangkan yang tidak mendapatkan pasangan diminta untuk mendengarkan, memberi tanggapan tentang pertanyaan dan jawaban yang sudah dipresentasikan temannya. Ada siswa yang bingung saat tidak mendapatkan pasangan, setelah siswa yang tidak memndapatkan pasangan diminta untuk memberi tanggapan pertanyaan dan jawaban yang dipresentasikan temannya, ada siswa yang tidak mau untuk mengeluarkan tanggapannya. Setelah presentasi selesai guru bersama dengan siswa, membahas tentang pertanyan dan jawaban yang sudah dipresentasikan. Pembelajaran dilanjutkan dengan menyimpulkan apa yang sudah didapat. Kemudian siswa dibagikan soal latihan untuk dikerjakan dan diberi waktu untuk mengerjakan. Setelah selesai memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apakah ada hal yang masih kurang jelas. Guru menutup salam lalu pembelajaran ditutup dengan salam berakhir dan ditutup pada pukul 08.45. Pada pertemuan kedua kelompok eksperimen dilaksanakan pada hari Selasa, 5 April 2016. Observer masuk ke kelas pukul 06.55 untuk mempersiapkan pembelajaran. Pada pukul 07.00 guru kelas 4 masuk ke kelas dan observer duduk di bagian belakang kelas sebelah kanan. Pembelajaran dimulai pukul 07.00 diawali dengan mengucapkan selamat pagi kepada siswa dilanjutkan dengan absensi siswa. Kemudian, mengkondisikan siswa agar siap belajar dengan menanyakan kepada siswa mengenai materi pertemuan sebelumnya. Guru menulis judul bab dipapan tulis dan guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru menampilkan gambar tentang sumber daya alam berdasarkan sifatnya dan siswa mengamati gambar yang ditampilkan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi pendapat tentang gambar yang ditampilkan oleh guru. Guru mengkonfirmasi jawaban dari siswa dan menjelaskan

47 materi tentang sumber daya alam berdasarkan sifatnya dan kerusakan lingkungan mengurangi mutu SDA. Selanjutnya guru membagi siswa dalam dua kelompok yang saling berhadapan, dan kelompok 1, setiap siswa menerima amplop yang berisi pertanyaan, kenampakan buatan sedangkan kelompok 2 menerima amplop yang berisi jawaban dari amplop pertanyaan kelompok 1. Selanjutnya kelompok 1 dan 2 diminta untuk mencari pasangan pertanyaan dan jawaban. Seperti pertemuan sebelumnya, siswa yang sudah mendapatkan pasangan baris tersendiri dan yang tidak mendapatkan pasangan memberikan tanggapan. Akan tetapi pada pertemuan kedua setiap kelompok mendapatkan pasangan berbeda dengan pertemuan pertama. Setiap pasangan berpresentasi, guru memberikan jawaban kecocokan dari kelompok yang presentasi. Meskipun masih ada dua kelompok yang kurang tepat dalam berpasangan. Setelah kelompok selesai berpresentasi, setiap siswa mendapatkan reward dari guru. Langkah akhir dari pembelajaran ini ialah siswa dibagikan soal evaluasi (posttest) untuk dikerjakan dan diberi waktu untuk mengerjakan. Setelah selesai memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apakah ada hal yang masih kurang jelas. Lalu pembelajaran berakhir dan ditutup pada pukul 08.10.

48 Tabel 15 Hasil Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match di SD N 3 Karanganyar Terhadap Kelompok Eksperimen Tahun Pelajaran 2015/2016 No. Sintak Kelompok eksperimen Pertemuan 1 Pertemuan 2 Keterlaksanaan Keterlaksanaan 1. Persiapan 100% 100% 2. Pelaksanaan 100% 100% 3. Pembagian kartu 100% 100% 4. Membagi kelompok 100% 100% 5. Mencari pasangan 100% 100% 6. Pengumpulan tugas 100% 100% 7. Tindak lanjut 100% 100% 8. Penutup 100% 100% Berdasarkan tabel 15 pada pertemuan pertama dan kedua sintak model pembelajaran terlaksana 100% pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match. Terdapat 16 Indikator pada lembar observasi guru dan terlaksana dengan baik. Observasi dilakukan ketika guru mulai melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran yang digunakan pada kelompok eksperimen. Berikut pada tabel 18 disajikan lembar respon siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

49 Tabel 16 Hasil Lembar Observasi Respon Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match pada kelompok eksperimen Tahun Pelajaran 2015/2016 No Aspek-aspek yang diobservasi Keterlaksanaan Pertemuan1 Pertemuan2 Ya Tidak Ya Tidak 1. Siswa tidak gaduh/tidak ramai - - 2. Siswa antusias dalam kegiatan apersepsi - - 3. Siswa mendengarkan tujuan dan materi yang - - disampaikan guru 4. Siswa memperhatikan demonstrasi guru mengenai - - langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match 5. Siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru - - 6. Siswa saling berhadapan dalam 2 kelompok (A dan B) - - 7. Masing-masing siswa kelompok A menerima kartu pertanyaan dan siswa kelompok B menerima kartu jawaban 8. Siswa mencari/mencocokan kartu yang dipegang pada ke-lompok A dengan kartu kelompok B - - - - 9. Siswa tepat waktu pada saat mencari pasangan - - 10. Satu persatu pasangan siswa presentasi - - 11. siswa yang tidak mendapatkan pasangan memberi tanggapan - - - 12. Siswa membuat kesimpulan - - 13. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan refleksi - - 14. Siswa dapat menjawab soal dengan tertib - - - Berdasarkan tabel 16, pada pertemuan pertama ada 2 aspek yang tidak terlaksana yaitu dengan siswa tidak tepat waktu dalam mencari pasangan. Tidak lupa bahwa siswa pada umumnya terbiasa dengan hal yang ramai dan suka bermain. Pada aspek ini, siswa terlalu gugup pada saat diumumkan waktu sudah hampir habis sehingga siswa gaduh untuk mencari pasangan. Kemudian pada aspek kedua yang tidak terlaksana, siswa tidak berani untuk mengeluarkan pendapatnya sehingga siswa hanya duduk dan diam ketika melihta teman yang berpresentasi. Pada pertemuan kedua aspek yang digunakan dalam observasi telah terlaksana, itu terjadi karena melihat pada pertemuan pertama. Guru lebih

50 mengatur baris antara dua kubu dan setelah mendapatkan pasangan, dengan perintah mulut terkunci sehingga siswa tidak gaduh dalam mencari pasangan. 4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol Penelitian kelompok kontrol pertemuan pertama yang dilakukan pada hari senin, 21 maret 2016. Pada siswa kelas 4 di SD N 2 Karanganyar yang berjumlah 27 siswa dan seluruh siswa hadir. Materi yang diajarkan ialah materi dari indikator 1 sampai 4 dengan materi pokok pengertian sumber daya alam dan sumber daya alam berdasarkan jenisnya. Langkah awal yang dilakukan ialah observer masuk ke kelas pada pukul 07.15 untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada pembelajaran, guru kelas 4 masuk pada pukul 07.25. Diawali dengan mengucapkan selamat pagi kepada siswa dilanjutkan dengan absensi siswa. Setelah itu guru mengkondisikan siswa agar siap belajar dengan memberikan pertanyaan berupa coba sebutkan hewan dan tumbuhan yang ada disekitar rumahmu? dilanjutkan dengan menulis judul bab dipapan tulis dan memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pembelajaran berlanjut dengan menampilkan gambar-gambar sumber daya alam, diberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang gambar yang telah disampaikan. Setelah siswa menyebutkan pendapatnya masing-masing guru mengkonfirmasi jawaban dari siswa. Selanjutnya guru menempelkan gambar mengenai sumber daya alam dan sumber daya alam berdasarkan jenisnya. Siswa diminta untuk mengamati gambar yang telah ditempel dipapan tulis. Kemudian siswa dibagi dalam kelompok dengan menggunakan stik berwarna. Pada saat pembagian kelompok, ada sedikit kendala yaitu siswa malu untuk berkelompok dengan teman lawan jenisnya. Akan tetapi guru tetap memberi penguatan sehingga kelompok dapat terbentuk dengan baik. Salah satu wakil kelompok maju kedepan untuk mengambil lembar diskusi. Pada saat melakukan diskusi kelompok ada beberapa siswa yang asik bermain stik warna yang dibagikan untuk membuat kelompok, guru menegur dengan memberikan pertanyaan kepada siswa yang tidak berdiskusi bersama

51 temannya. Setelah semua kelompok selesai untuk menulis hasil diskusinya, salah satu perwakilan kelompok diminta untuk maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain memperhatikan hasil diskusinya masingmasing. Selanjutnya guru mengkonfirmasi jawaban dari siwa. Siswa bersama guru memberikan kesimpulan tentang pelajaran yang dilakukan dan memberikan motivasi kepada siswa. Kemudian guru menyampaikan salam penutup lalu pembelajaran berakhir pada pukul 08.35. Pada pertemuan kedua pada hari Rabu, 30 Maret 2016 dengan jumlah siswa yang hadir 27 siswa dengan materi pembelajaran pengertian dari sumber daya alam berdasarkan sifatnya dan kerusakan lingkungan yang mengurangi mutu SDA. Langkah awal yang dilakukan ialah observer masuk ke kelas pada pukul 07.00 untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada pembelajaran, guru kelas 4 masuk pada pukul 07.15. Diawali dengan mengucapkan selamat pagi kepada siswa dilanjutkan dengan absensi siswa. dilanjutkan dengan menulis judul bab dipapan tulis dan memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pembelajaran berlanjut dengan menampilkan gambar-gambar sumber daya alam berdasarkan sifatnya dan kerusakan lingkungan yang mengurangi mutu SDA. diberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang gambar yang telah disampaikan Siswa diminta untuk mengamati gambar yang telah ditempel dipapan tulis. Kemudian siswa membentuk kelompok yang sudah dibuat Salah satu wakil kelompok maju kedepan untuk mengambil lembar diskusi. Setelah semua kelompok selesai untuk menulis hasil diskusinya, salah satu perwakilan kelompok diminta untuk maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain memperhatikan hasil diskusinya masing-masing. Setelah selesai dipresentasikan, guru memberi konfirmasi untuk jawaban dari siswa. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang dilakukan dan memberikan motivasi kepada siswa. Guru memberikan reward kepada siswa yang sudah berpresentasi. Langkah akhir dari pembelajaran ini ialah siswa dibagikan soal evaluasi (posttest) untuk dikerjakan dan diberi waktu untuk mengerjakan. Setelah

52 selesai memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apakah ada hal yang masih kurang jelas. Lalu pembelajaran berakhir dan ditutup pada pukul 08.10. Untuk keterlaksanaan langkah-langkah model pembelajaran pada kelompok kontrol di SD N 2 Karanganyar dengan model pembelajaran disajikan pada tabel 4.4 hasil observasi pelaksanaan model pembelajaran Example Nonexample. Tabel 17 Hasil Observasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Example Nonexample di SD N 2 Karanganyar Terhadap Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2015/2016 No. Sintak Kelompok kontrol Pertemuan 1 Pertemuan 2 Keterlaksanaan Keterlaksanaan 1. Persiapan 100% 100% 2. Pelaksanaan 100% 100% 3. Menganalisis gambar 100% 100% 4. Membagi kelompok 100% 100% 5. Kegiatan kelompok (penugasan) 100% 100% 6. Menyampaikan hasil diskusi 100% 100% 7. Pengumpulan tugas 100% 100% 8. Tindak lanjut 100% 100% 9. Penutup 100% 100% Berdasarkan tabel 17 pada pertemuan pertama dan kedua terlaksana 100% pada kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Examples Nonexample. Terdapat 16 Indikator pada lembar observasi guru dan terlaksana dengan baik. Observasi dilakukan ketika guru mulai melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran yang digunakan pada kelompok kontrol. Berikut pada tabel 18 disajikan lembar respon siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

53 Tabel 18 Hasil Lembar Observasi Respon Siswa dalam Penerapan Model Example Non-example pada kelompok kontrol Tahun Pelajaran 2025/2016 No Aspek-aspek yang diobservasi Keterlaksanaan Pertemuan1 Pertemuan 2 Ya Tidak Ya Tidak 1. Siswa tidak gaduh/tidak ramai - - 2. Siswa antusias dalam kegiatan apersepsi - - 3. Siswa antusias dalam kegiatan pembentukan - - kelompok 4. Siswa menyimak penjelasan posisi - - kelompok 5. Siswa mendengarkan tujuan dan materi yang - - disampaikan guru 6. Siswa memperhatikan demonstrasi guru - - mengenai langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non-example 7. Siswa membantu pada saat guru - - mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 8. Siswa mengamati gambar dipapan tulis - - 9. Siswa memperhatikan /menganalisis gambar - - 10. Siswa duduk bersama kelompoknya - 11. Siswa melakukan diskusi kelompok dengan - - menganalisis gambar yang telah ditampilkan 12. Setiap kelompok siswa diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusi - - 13. Siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru - - 14. Siswa membuat kesimpulan sesuai dengan - - tujuan pembelajaran 15. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan refleksi dan menyusun rangkuman pembelajaran - - 16. Siswa dapat menjawab soal dengan tertib - - -

54 Berdasarkan tabel 18 dapat dilihat bahwa dari pertemuan pertama ada 1 aspek yang tidak terlaksana yaitu dengan siswa asik bermain stik berwarna sehingga lupa akan tugas diskusi yan telah diberikan oleh guru. Kemudian pada pertemuan kedua, aspek yang digunakan dalam observasi terlaksana dengan baik, karena dilihat pada pertemuan pertama ketika siswa tidak berdiskusi dengan teman kelompoknya guru lebih memperhatian atau membimbing dengan baik siswa yang berdiskusi sehingga tidak ada yang bermain sendiri. 4.2 Data Hasil Penelitian Pada data hasil penelitian ini ialah deskripsi data, deskripsi data itu sendiri meliputi data hasil belajar kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran Example Non-example. 4.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh skor hasil belajar masih berupa data mentah. Sehingga ketika membaca data tersebut sulit untuk dimengerti atau untuk menarik kesimpulan. Oleh sebab itu data tersebut akan diolah terlebih dahulu seingga dapat tergambar dengan jelas atau gamblang. Data skor hasil belajar pada kelompo eksperimen ialah pada SD N 3 Karanganyar dan kelompok kontrol ialah SD N 2 Karanganyar. Data tersebut akan disajikan secara diskriptif gunanya agar mudah terbaca dengan baik dan mudah untuk mengambil kesimpulan. Data skor hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan disajikan dalam bentuk tabel destribusi frekuensi. 4.2.1.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil belajar diperoleh dari data posttest setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen di SD N 3 Karanganyar telah diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan kelompok kontrol di SD N 2 Karanganyar

55 diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Example Non-example. Berikut ini akan disajikan data posttest hasil belajar IPA dengan tabel destribusi frekuensi pada kelompok eksperimen. Langkah pertama yang akan dilakukan yaitu dengan mengetahui berapa banyaknya kelas (K), kemudian menghitung jangkauannya (Range), selanjutnya panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti dibawah ini: a. Kelompok Eksperimen Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 31 = 1 + 3,3. 1,49 = 5,79 = 5,79 (dibulatkan menjadi 6) Range (R) = (Skor maksimal Skor minimal) + 1 = 95 55 + 1 = 41 Interval (I) = = = 6,83 (dibulatkan menjadi 7) Sesudah diketahui banyaknya kelas (K), kemudian menentukan berapa jangkauanya (Range), selanjutnya panjang Interval Kelasnya (I), kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada tabel 21 berikut ini.

56 Tabel 19 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas 4 SD N 3 Karanganyar Kelompok Eksperimen Tahun Pelajaran 2015/2016 No Interval Frekuensi Presentase (%) 1. 55-61 3 9,6% 2. 62-68 7 22,5% 3. 69-75 11 35,48% 4. 76-82 4 12,9% 5. 83-89 2 6,45% 6. 90-97 4 12,9% Jumlah 31 100% Berdasarkan tabel 19 dengan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match di SDN 3 Karanganyar. Siswa mendapatkan nilai 55 sampai 61 ialah 3 anak dengan presentase 9,6% selanjutnya siswa yang mendapatkan nilai 62-68 ialah 7 siswa dengan presentase 22,5%. Kemudian yang mendapatkan nilai 69-75 ialah 11 siswa dengan presentase 35,48%, dan siswa yang mendapatkan nilai 76-82 ialah 4 siswa dengan presentase 12,9%. 83 sampai 89 ialah 2 dengan presentase 6,45% dan nilai yang tertinggi siswa yang mendapatkan nilai 90-97 ialah 4 siswa dengan presentase 12,9%. Selanjutnya akan disajikan tabel destribusi frekuensi skor posttest hasil belajar IPA kelompok kontrol dengan model pembelajaran Example Nonexample. Pertama menghitung banyaknya kelas (K), etelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti dibawah ini: b. Kelompok Kontrol Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 27 = 1 + 3,3. 1,43 = 5,7 (dibulatkan menjadi 6) Range (R) = (Skor maksimal Skor minimal) + 1

57 = 80 50 + 1 = 31 Interval (I) = = = 5,16 (dibulatkan menjadi 5) Tabel 20 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPA Kelas 4 SD N 2 Karanganyar Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2015/2016 No Interval Frekuensi Presentase (%) 1. 50-54 3 11,11% 2. 55-59 1 3,7% 3. 60-64 6 22,22% 4. 65-69 5 35,48% 5. 70-74 6 12,9% 6. 75-79 5 6,45% 7. 80-84 1 12,9% Jumlah 27 100% Berdasarkan tabel 20 dengan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-example di SD N 2 Karanganyar. Siswa mendapatkan nilai 50 sampai 54 ialah 3 anak dengan presentase 11,11% selanjutnya siswa yang mendapatkan nilai 55-59 ialah 1 siswa dengan presentase 3,7%. Kemudian yang mendapatkan nilai 60-64 ialah 5 siswa dengan presentase 22,22%, dan siswa yang mendapatkan nilai 65-69 ialah 6 siswa dengan presentase 35,48%. 70-74 ialah 6 siswa dengan presentase 12,9%, 75-79 ialah 5 dengan presentase 6,45 dan nilai yang tertinggi siswa yang mendapatkan nilai 80-84 ialah 1 siswa dengan presentase 12,9%. 4.3 Analisis Data 4.3.1 Analisis Deskripsi Data Destribusi frekuensi telah dilakukan berupa tabel, setelah itu dilakukan analisis deskriptif. Data deskriptif statistik skor hasil belajar IPA pretest dari

58 kelompok eksperimen pada siswa kelas 4 SD N 3 Karanganyar. Nilai minimal pada pretest kelas eksperimen 35 dengan maksimal 75 yang memiliki rata-rata 56,93 dan kelompok kontrol pada siswa SD N 2 Karanganyar mendapatkan nilai minimal 35 dengan maksimal 80 dan memiliki rata-rata 58,51. Pada hasil posttest pada kelas eksperimen memiliki nilai minimal 55 dengan nilai maksimal 95 dengan rata-rata 73,87 sedangkan pada kelas kontrol memiliki nilai minimal 50 dan maksimal 80 dengan nilai rata-rata 63,37. 4.3.2 Uji Prasyarat Uji t dapat disebut Independent samples T-Test Sebelum dilaksanakan uji t, dapat dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Kegunaan dari uji normalitas itu sendiri adalah apakah data tersebut normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas ialah digunakan untuk mengetahui apakah ada kesamaan diantara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Uji normalitas diuji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS for windows versi 23.0. Data dapat dinyatakan normal apabila signifikansi lebih dari 0,05. Untuk mengertahui uji normalitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan disajikan pada tabel 23 berikut. 4.3.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap kelas memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Dalam uji normalitas data ini menggunakan bantuan program SPSS 23. Pada uji normalitas dapat dikatakan normal apabila >0,05. Hasil pretest maupun posttest pada tabel 21,22,23, dan 24 akan dipaparkan mengenai hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan sebelum dan sesudah mendapat perlakuan atau penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Example Non-Example.

59 a. Kelas Eksperimen (pretest) Tabel 21 Hasil Uji Normalitas Instrumen Pretest Kelas 4 SD N 3 Karanganyar Pada Kelompok Eksperimen Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk pretest_kelas_eksperi Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. men,135 31,161,942 31,092 a. Lilliefors Significance Correction Dari tabel 21 dapat dilihat bahwa pada kolom Kolmogorov-Smirnov dapat dinyatakan skor signifikan untuk hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen (pretest) sebesar 0,161 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik uji normalitas dari hasil belajar IPA kelompok eksperimen berikut. Gambar 1 Grafik Normalitas Pretest Kelas Eksperimen b. Kelas Kontrol (pretest)

60 Tabel 22 Hasil Uji Normalitas Instrumen Pretest Kelas 4 SD N 2 Karanganyar Semester Pada Kelompok Kontrol II Tahun Pelajaran 2015/2016 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. pretes_kelas_kontrol,191 27,013,950 27,215 a. Lilliefors Significance Correction Dari tabel 22 dapat dilihat bahwa pada kolom Kolmogorov-Smirnov dapat dinyatakan skor signifikan untuk hasil belajar IPA pada kelompok kontrol (pretest) sebesar 0,013 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik uji normalitas dari hasil belajar IPA kelompok kontrol berikut. c. Kelas Eksperimen (Posttest)

61 Tabel 23 Hasil uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen Tahun Pelajaran 2015/2016 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. posttest_kelas_eksperimen,134 31,168,952 31,177 a. Lilliefors Significance Correction Dari tabel 23 dapat dilihat bahwa pada kolom Kolmogorov-Smirnov dapat dinyatakan skor signifikan untuk hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen sebesar 0,168 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik uji normalitas dari hasil belajar IPA kelompok eksperimen berikut. d. Kelas Kontrol (posttest) Tabel 24

62 Hasil uji Normalitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol Tahun Pelajaran 2015/2016 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. posttest_kelas_kontrol,156 27,092,936 27,099 a. Lilliefors Significance Correction Dari tabel 24 dapat dilihat bahwa pada kolom Kolmogorov-Smirnov dapat dinyatakan skor signifikan untuk hasil belajar IPA pada kelompok kontrol sebesar 0,092 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik uji normalitas dari hasil belajar IPA kelompok kontrol berikut. 4.3.2.2 Uji Homogenitas

63 Uji homogenitas digunakan untuk dapat mengetahui kesetaraan kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Apabila kedua kelas tersebut homogen maka dapat dilanjutkan sebagai subyek penelitian. Data dapat dikatakan homogen jika diperoleh nilai > 0,05. Untuk melihat hasil dari uji homogenitas dari kelas eksperimen dan kontrol pada hasil pretest maupun posttest dapat dilihat pada tabel berikiut. Tabel 25 Hasil Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Pretest) Tahun Pelajaran 2015/2016 Test of Homogeneity of Variances pretest_kelas_kontrol Levene Statistic df1 df2 Sig.,808 7 18,592 Dari tabel 25 dapat dilihat bahwa signifikansi 0,592 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol (pretets)mempunyai varian yang sama atau kedua kelas tersebut dapat dikatakan homogen. Tabel 26 Hasil Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Posttest) Tahun Pelajaran 2015/2016 Test of Homogeneity of Variances posttest_kelas_kontro Levene Statistic df1 df2 Sig.,802 5 18,563 Dari tabel 26 dapat dilihat bahwa signifikansi 0,563 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol (posttest) mempunyai varian yang sama atau kedua kelas tersebut dapat dikatakan homogen.

64 4.3.3 Uji Beda Rata-rata Perhitungan uji beda rata-rata dilakukan dengan mengunakan SPSS versi 23.0 menggunakan Independent Sampel Test dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar IPA antara siswa yang sudah diberikan perlakuan yaitu menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match dan siswa yang diberi perlakuan Examples Non-Example dan yang belum diberikan perlakuan atau belum diterapkan kedua model pembelajaran. Hasil uji hipotesis dengan uji t Independent Samples t Test, terdapat kriteria berdasarkan tingkat signifikansi, yaitu 1. Jika signifikan > 0,05 maka H 0 diterima H a ditolak 2. Jika signifikan < 0,05 maka H 0 ditolak H a diterima. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel 26 di bawah ini. Tabel 27 Hasil Uji Beda Rata-rata (Pretest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Independent Samples t Test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Sig. Mean Std. Error Interval of the Difference (2- Differenc Differe F Sig. T Df tailed) e nce Lower Upper Nila Equal i variances assumed Equal variances not assumed,000,984 -,504 56,616-1,583 3,141-7,876 4,710 -,505 55,300,616-1,583 3,135-7,865 4,699

65 Pada Uji t pretest tabel 27 di atas, hasil analisis uji beda t-test yang berdasarkan equal variances assumed dapat diketahui bahwa nilai sebesar -,504 dengan signifikansi dilihat dari Sig. (2-tailed) adalah 0,616, artinya 0,616 > 0,05, pada df 56 dan perbedaan rata-rata (mean difference) -1,583 karena signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,616 > 0,05) maka tidak ada perbedaan kemampuan awal sebelum dilakukan perlakuan. Tabel 28 Hasil Uji Beda Rata-rata (Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Independent Samples t Test Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T Df Sig. (2- tailed) 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Error Difference Difference Lower Upper nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed,965,330 3,489 56,001 8,686 2,490 3,698 13,673 3,539 55,757,001 8,686 2,454 3,769 13,603 Dari tabel 28 di atas, hasil analisis uji beda t-test yang berdasarkan equal variances assumed dapat diketahui bahwa nilai sebesar 3,489 dengan signifikansi dilihat dari Sig. (2-tailed) adalah 0,001, artinya 0,001 < 0,05 dan pada df 56. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean difference) 8,686 dan perbedaan berkisar 3,698-13,673. Karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka ditolak diterima.

66 4.3.4 Analisis Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji t-hitung maka dapat dianalisis hipotesisnya yaitu: H 0 H a : Tidak ada perbedaan efektifitas antara kooperatif tipe Make A Match dan Example Non-Example terhadap hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 3 Karanganyar dan SD Negeri 2 Karanganyar : Ada perbedaan efektifitas antara kooperatif tipe Make A Match dan Example Non-Example terhadap hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 3 Karanganyar dan SD Negeri 2 Karanganyar Hasil t-hitung diperoleh signifikansi 0,001 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak H a diterima artinya terdapat perbedaan efektifitas antara kooperatif tipe Make a Match dan Example Non-examples terhadap hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 3 Karanganyar dan SD Negeri 3 Karanganyar. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui keefektifan kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yaitu pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan pada kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran Example Non-example. Nilai rata-rata hasil belajar (posttest) 73,87 dengan nilai terendah 55 dan tertinggi 95 pada kelas eksperimen sedangkan kelompok kontrol memiliki rata-rata 65,37 dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 80. Nilai rata-rata hasil belajar (posttest) eksperimen lebih baik dibandingkan nilai rata-rata kelompok kontrol dengan hal ini dapat terlihat pada perbedaan ratarata nilai siswa yaitu 73,87 pada kelompok eksperimen dan 65,37 pada kelompok kontrol. Hasil belajar kedua kelas menunjukan perbedaan yang signifikan antara kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Example Non-example. Dari uji t-test hasil hitung menunjukkan siginifikansi 0,001 < 0,05 artinya terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajara kooperatif tipe Make a Match dan Examples Non-example dengan

67 hasil belajar IPA siswa. Perbedaan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari nilai siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Perbedaan hasil belajar ini karena dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif make a Match merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menuntut siswa untuk berfikir sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014:53) model pembelajaran kooperatif (cooperative Learning) merupakan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pencapaian akademik dan sikap sosial peserta didik melalui kerja sama diantara mereka. Siswa harus terbiasa berfikir sendiri, sehingga tidak tergantung kepada temannya dan malah asik bermain sendiri pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan model pembelajaran Example Non-Example merupakan model yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example dan non-example adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep (Jumanta Hamdayama). Disini siswa diminta untuk menganalisa sebuah konsep atau gambar. Pembentukan kelompok pada model pembelajaran akan meringankan tugas yang telah diberikan. Bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah atau tugas, akan tetapi pada nyatanya siswa malah berkesempatan bermain dengan teman kelompoknya sehingga pada pembentukan kelompok tidak begitu efektif dalam berdiskusi. Dengan demikian pembelajaran menggunakan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat lebih bermakna karena berkaitan langsung dengan siswa dituntut untuk berfikir sendiri, dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

68 Berdasarkan penelitian yang terdahulu ialah penelitian yang dilakukan oleh Riwanto (2013) dengan judul Keefektifan Penggunaan Metode Make a Match Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SDN Sidorejo Lor 01 Kota Salatiga Hasil belajar dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol saat dilakukan uji t-test yaitu 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat keefektifan penggunaan metode Make a Match terhadap hasil belajar dibandingkan metode konvensional pada siswa kelas 5 SDN Sidorejo Lor 01 dengan menggunakan metode Make a Match lebih baik dibandingkan metode pembelajaran konvensional. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sukarti (2013) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Make a Match Untuk mmeningkatkan Hasil tode Make a Match Terhadap Hasil Belajar Kabupaten Batang Semester I Tahun Pelajaran 2013/1014 hasil penelitian sebelum diadakan tindakan kelas siswa yang tidak tuntas berjumlah 17 siswa dari 47 siswa. Kemudian diadakan tindakan penelitian pada siklus I ketuntasan siswa meningkat menjadi 33 siswa dari 47 siswa dan pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu menjadi 41 siswa dengan KKM 63. Dari peningkatan ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar IPA, siswa mulai aktif dalam pembelajar7an dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match serta berani mengutarakan pendapatnya dalam berdiskusi. Penelitian yang dilakukan Hariyadi (2013) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Example Non-example Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri Jepon Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 Sebelum dilakukan tindakan siswa yang tidak lulus KKM berjumlah 14 siswa dari 37 siswa. Setelah dilakukan siklus I siswa yang tidak lulus KKM berjumlah 5 dari 37 siswa. Kemudian dilakukan siklus II siswa kelas 5 yang berjumlah 37 siswa telah mencapai KKM. Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Examples Non-example dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

69 Berdasarkan uraian penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-example. Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Example Non-example tidak sebegitu efektif dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match walaupun kedua model pembelajaran tersebut memberikan pengaruh pada hasil belajar IPA siswa, akan tetapi model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match lebih menunjukan perbedaan hasil belajar IPA siswa yang lebih signifikan. Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa, walaupun model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Example Non-example sama-sama menuntut siswa agar dapat bekerja dalam kelompok, melatih tanggung jawab dan kerja sama, melatih siswa untuk bepikir kritis, serta aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran.