LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair. a. Komposisi media skim milk agar (Widhyastuti & Dewi, 2001) yang telah di modifikasi, yaitu media agar skim milk mengandung 20 g susu skim dan 24 g agar per liter. Sebanyak 20 g susu skim dilarutkan dalam 400 ml akuades kemudian dipasteurisasi (63 ο C selama 30 menit). 24 g agar dilarutkan dalam 600 ml akuades steril. Dicampurkan hingga homogen. b. Komposisi media feather meal agar (Agrahari & Wadhwa, 2010) yang telah dimodifikasi, yaitu bulu ayam yang telah direndam selama 1 malam dengan aseton kemudian dikeringkan. Bulu ayam ditumbuk halus hingga teksturnya menjadi bubuk. Bubuk bulu ayam sebanyak 5 g, agar 10 g, NaCl 0,25 g, KH 2 PO 4 0,35 g, K 2 HPO 4 0,7 g, MgSO 4 0,05 g, ekstrak yeast 0,5 g, dilarutkan dalam 500 ml akuades. Media feather meal agar dipanaskan di atas hot plate hingga homogen dan disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 20 menit. c. Komposisi media garam cair (Matikeviciene et al., 2009) yang telah di modifikasi, yaitu NaCl 0,25 g, K 2 HPO 4 0,7 g, KH 2 PO 4 0,35 g, MgSO 4 0,05 g dan yeast ekstrak 0,5 g dalam 500 ml akuades. Disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 20 menit.
29 Lampiran 2: Alur Kerja Penelitian Isolasi Mikroba dari Feses Crocodylus sp. Karakterisasi Morfologi, Uji Biokimia dan Pewarnaan Gram Uji Aktivitas Proteolitik Secara Kualitatif Uji Aktivitas Keratinolitik Secara Kualitatif Uji Potensi Bakteri Keratinolitik dari Feses Buaya (Crocodylus sp.) dalam Mendegradasi Limbah Sumber Keratin Perhitungan Optical Density (OD) Estimasi Jumlah Isolat Bakteri dengan Metode TPC
30 Lampiran 3: Alur Kerja Isolasi Bakteri dari Feses Buaya (Crocodylus sp.) Feses Buaya Ditimbang sebanyak 1 gram Dilarutkan dalam 10 ml akuades Dilakukan pengenceran dengan perbandingan 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, dan 10-7 Diinokulasikan sebanyak 0,1 ml dari masing-masing pengenceran ke media skim milk Disebar menggunakan hockey stick Diinkubasi selama 24 48 jam pada suhu 30 ο C Zona Bening
31 Lampiran 4: Alur Kerja Karakterisasi Morfologi dan Sifat Biokimia Isolat Bakteri dari Feses Buaya (Crocodylus sp.) Isolat Bakteri Karakterisasi Morfologi Pewarnaan gram Uji Biokimia Bentuk koloni Warna koloni Elevasi koloni Tepi koloni Uji pati Uji gelatin Uji nitrat Uji sulfida Uji motilitas Hasil
32 Lampiran 5: Alur Kerja Uji Aktivitas Proteolitik Secara Kualitatif Suspensi Bakteri Diteteskan di atas kertas cakram sebanyak 10 µl Diletakkan pada bagian tengah petri yang berisi media Skim Milk Agar Diinkubasi pada suhu 30 C Diukur diameter zona bening dengan diameter koloni bakteri Nilai Aktivitas Proteolitik
33 Lampiran 6: Alur Kerja Uji Aktivitas Keratinolitik Secara Kualitatif Suspensi Bakteri Diteteskan di atas kertas cakram sebanyak 10 µl Diletakkan pada bagian tengah petri yang berisi media Feather Meal Agar Diinkubasi pada suhu 30 C Diukur diameter zona bening dengan diameter koloni bakteri Nilai Aktivitas Keratinolitik
34 Lampiran 7: Alur Kerja Uji Potensi Bakteri Keratinolitik dari Feses Buaya (Crocodylus sp.) dalam Mendegradasi Limbah Keratin Limbah Keratin Ditimbang sebanyak 0,5 gram Dimasukkan kedalam botol Ditambahkan media garam cair yang berisi NaCl, KH2PO4, K2HPO4, MgSO4, ekstrak yeast sebanyak 45 ml Disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 C selama 20 menit Ditambahkan suspensi bakteri sebanyak 5 ml Diinkubasi selama 25 hari pada suhu 30 C Disaring dan dikeringkan hasil penyaringan Ditimbang dan dihitung berat kering sisa degradasi BK awal BK akhir % Penurunan Berat Kering = x 100% Bk awal Persentase Berat Kering
35 Lampiran 8: Alur Kerja Perhitungan Optical Density (OD) Filtrat Hasil Penyaringan Disentrifugasi pada kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit Supernatan Dimasukkan ke dalam kuvet Dispektrofotometer pada panjang gelombang 280 nm Hasil
36 Lampiran 9: Alur Kerja Estimasi Jumlah Isolat Bakteri dengan Metode TPC 1 ml Media Biakan Diencerkan hingga konsentrasi 10-8 Diinokulasikan ke media skim milk agar dengan metode cawan sebar Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 30 ο C Dihitung jumlah koloni yang terbentuk Hasil
37 Lampiran 10: Foto Hasil Penelitian Uji Sitrat: 1 isolat positif mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon Uji TSIA: isolat menunjukkan hasil negatif FB2 FB6 Indeks Keratinolitik (Zona Bening pada Media FMA) setelah 6 hari inkubasi Hasil Degradasi Limbah Bulu Ayam (Isolat FB6) setelah 25 hari inkubasi Hasil Degradasi Limbah Rambut Kambing (Isolat FB6) setelah 25 hari inkubasi
38 Lampiran 11: Data Indeks Proteolitik Selama Inkubasi Isolat Hari ke- 0 1 2 3 FB1-2,62 2,61 2,17 FB2-2,50 1,75 1,58 FB5-2,00 2,57 2,70 FB6-1,00 1,93 1,90 FB7-2,25 1,71 1,64 FB8-1,40 1,34 1,00 FB9-2,40 1,74 1,86 FB10-1,50 2,00 1,15 FB11-1,10 1,57 1,14 FB12-1,35 1,32 1,15
39 Lampiran 12: Data Indeks Keratinolitik Selama Inkubasi Isolat Hari ke- 0 1 2 3 4 5 6 7 FB1 - - - 1,07 1,20 1,11 1,12 1,08 FB2 - - - 1,33 1,29 1,93 2,09 1,90 FB5 - - - 1,17 1,17 1,48 1,53 1,42 FB6 - - - 1.09 1,18 1,65 1,96 2,06 FB7 - - - 1,37 1,21 1,01 1,13 1,28 FB8 - - - - 0,21 1,12 0,98 1,11 FB9 - - - 1,27 1,78 1,47 1,87 1,49 FB10 - - - - 1,47 1,72 1,72 1,72 FB11 - - - 1,28 1,46 1,19 1,16 1,01 FB12 - - - - 1,70 1,25 1,25 1,25
40 Lampiran 13: Data Jumlah Sel Bakteri Selama Inkubasi Isolat Bulu Ayam Rambut kambing Hari ke- Hari ke- 0 10 25 0 10 25 FB2 6,8 x 10 9 8,6 x 10 15 3 x 10 17 7,5 x 10 9 5,6 x 10 15 4 x 10 17 FB6 2,74 x 10 10 2,85x10 16 7,4 x 10 17 3,1 x 10 9 1 x 10 16 5,9 x 10 17