BAB 3 METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data, (6) uji instrumen, (7) teknik analisis data dan pengujian hipotesis. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Desain Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Kelas Eksperimen O 1 X O 2. Kelas Kontrol O 3 O 4. Sugiyono (2010)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X 1 O 2 O 3 X 2 O 4. O 2 : Nilai posttest kelompok eksperimen 1 O4 : Nilai posttest kelompok eksperimen 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O O 3 O 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Populasi tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen1 Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok eksperimen2 yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2013:77). Penelitian eksperimen1 ini dilakukan pada kelas yang akan diberi perlakuan (Treatment) yang disebut kelompok eksperimen1 (experiment group) dan kelas kelompok pembanding yang disebut kelompok eksperimen2 (control group). Desain penelitian yang akan digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Digunakannya desain penelitian ini karena hanya pada desain ini kelompok eksperimen1 maupun kelompok eksperimen2 tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013:79). Hasil penelitian benar-benar dapat dipercaya jika peneliti mengontrol validitas eksperimen1, baik validitas internal maupun validitas eksternal. Berikut pemaparan mengenai validitas internal dan validitas eksternal: a. Validitas Internal Menurut Sanjaya (2013: 96) validitas internal berkaitan dengan eksperimen2 yang dilakukan peneliti terhadap variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen1. Validitas internal menunjukkan bahwa variabel terikat benarbenar merupakan penyebab dari hasil pembelajaran atau hanya pengaruh dari variabel bebas yang dimanipulasikan. Upaya mengontrol validitas internal menurut Gay (1987: 289) antara lain interaction, history, masturation, dan testing. Empat upaya yang telah disebutkan dilakukan dengan cara 37

38 mengidentifikasi dan mengesampingkan sebanyak mungkin perlakuan terhadap validitas internal. b. Validitas Eksternal Menurut Sanjaya (2013: 97) validitas eksternal berkaitan dengan teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti. Kesalahan anggota sampel dapat mempengaruhi generalisasi hasil eksperimen1. Validitas eksternal berkaitan dengan hubungan kekuatan hasil eksperimen1 untuk digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas. Upaya untuk mengontrol validitas eksternal adalah pengambilan sampel yang mewakili populasi, dengan tujuan agar generalisasi yang dihasilkan tidak hanya berlaku bagi subjek sampel penelitian saja. Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design adalah: Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen1 1 X 2.1 X 1.1 Y 1 Eksperimen1 2 X 2.2 X 1.2 Y 2 Keterangan: X 1.1 = Perlakuan kelas eksperimen1 model Make a Match X 1.2 = Pemberian pretest eksperimen2 model Make a Match X 2.1 = Perlakuan kelas eksperimen1 model Picture and Picture X 2.2 = Pemberian Posttest eksperimen2 model Picture and Picture Y 1 Y 2 = Posttest kelas eksperimen1 model Make a Match = Posttest kelas eksperimen2 model Picture and Picture 3.1.2 Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi obyek dari penelitian ini adalah SD Negeri 1 Nambuhan Kelas 3 Semester II Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. SD Negeri 1 Nambuhan terletak di Jl.Danyang-Kuwu Km7, dan terdapat dalam kelompok Gugus Ahmad Yani.

39 3.1.3 Waktu Penelitian Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahapannya meliputi: 1. Tahap Persiapan Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrument, permohonan ijin, serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah, seperti pengambilan data. 3. Tahap Penyusunan Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan dan persiapan ujian. 3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2013:38). Macam-macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2013:39). 2. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:39). Berdasarkan judul dalam penelitian ini yaitu Efektivitas penerapan model Cooperative Learning tipe Make a Match dan Picture and Picture terhadap hasil

40 belajar IPA pada siswa kelas 3 SD Negeri 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016, dapat dilihat bahwa: 1. Model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match dan Picture and Picture sebagai variabel X (variabel bebas). 2. Hasil belajar siswa sebagai variabel Y (variabel terikat). 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80). Populasi pada penelitian ini adalah Gugus Ahmad Yani, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Berikut macam-macam SD yang berada pada Gugus Ahmad Yani yaitu SD N 1 Nambuhan, SD N 2 Nambuhan, SD N 3 Nambuhan, SD N 4 Nambuhan. SD N 1 Waru, SD N 2 Waru, SD N 1 Nglobar, SD N 2 Nglobar, dan SD N 3 Nglobar. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini cara untuk menentukan sampel menggunakan teknik cluster sampling (Area Sampling). Cluster Sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2013:81-84). Peneliti mengambil sampel dari SD Gugus Ahmad Yani, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Dari Gugus Ahmad Yani peneliti mengambil sampel yaitu SD N 1 Nambuhan, kelas 3A dijadikan kelas eksperimen2 dan kelas 3B dijadikan kelas eksperimen1. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil belajar IPA SD kelas 3. Untuk memperoleh data tersebut peneliti menggunakan teknik tes sebagai metode pengumpulan datanya. Tes adalah sejumlah persyaratan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pertanyaan yang harus diberkan tanggapan

41 dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang untuk mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda yang terdiri dari prestest dan posttest. Untuk memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menentukan metode pengumpulan data sesuai dengan masalah yang diteliti, yaitu: a) Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan, terlebih dahulu peneliti melakukan subyek dari penelitian yang akan dilakukan. Setelah menentukan obyek dari penelitian, dilakukan observasi terhadap subyek penelitian dengan cara wawancara. Setelah dilakukan wawancara kemudian membuat kisi-kisi instrumen soal tes berdasarkan silabus dan program semester yang berlaku untuk selanjutnya dibuat istrumen pretest dan posttest berupa soal yang kemudian diuji cobakan di SD N 3 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan untuk mengetahui kelayakan soal yang akan diujikan di kelas eksperimen1 dan kelas eksperimen2. b) Tahap Pelaksanaan Untuk memperoleh data dalam tahap pelaksanaan, diperlukan instrumen dalam bentuk lembar observasi yang berfungsi untuk mengetahui apakah dalam pembelajaran sudah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan model pembelajaran make a match dan picture and picture. Selain itu juga dibutuhkan dokumentasi yang menggambarkan model pembelajaran make a match dan picture and picture yang bisa digunakan untuk menguatkan data yang telah diperoleh. c) Tahap Akhir Untuk memperoleh data dalam tahap akhir dari pembelajaran, diperlukan instrumen dalam bentuk hasil belajar pretest dan posttest siswa, dan juga hasil dari observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran make a match dan picture and picture yang kemudian diolah dan didapatkan hasil penelitian.

42 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar soal pre-test dan post-test berupa tes pilihan ganda. Guna menjamin bahwa instrumen tes berupa pilihan ganda ini layak digunakan dalam penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen yang digunakan melalui tahapan: 1) penyusunan kisi-kisi soal, 2) uji coba instrumen soal, 3) uji coba validitas, 4) uji reliabilitas. Untuk menguji validitas soal tidak dilakukan di SD yang menjadi subyek penelitian, tetapi diujikan di SD luar subyek penelitian. Instrumen tersebut akan diuraikan berdasarkan variabel yang telah ditentukan oleh peneliti. a) Variabel Bebas (X) Instrumen yang digunakan dalam variabel X adalah lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Picture and Picture. Dalam penelitian ini pembelajaran harus mencerminkan tahap pembelajaran Make a Match dan Picture and Picture mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Instrumen penelitian lembar observasi diisi menggunakan cara penskoran yang terletak pada kriteria skor 1-4. b) Variabel Terikat (Y) Intrumen yang digunakan dalam variabel Y adalah tes pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan pokok bahasan cuaca. Penyusunan kisi-kisi soal uji coba yang nantinya digunakan sebagai pre-test dan post-test berdasarkan pada Standar Kompetensi yang telah dipilih yaitu memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca, serta mendiskripsikan pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia. Kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

43 Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Ilmu Pengetauan Alam (IPA) kelas 3 SD N Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 Standar Nomor Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi Item 3. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya 6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca Mengidentifikasi kondisi cuaca 3, 5, 8, 9, 13, 15, 19, 22, 23, 24, 39, 41, 46, 47, 48 bagi manusia, serta Menggambar secara sederhana 4, 6, 16, 28, 30, 31 hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. 6.3 Mendeskripsikan pengaruh cuaca simbol yang bisa digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca Mengidentifikasi kehidupan 7, 12, 20, 27, 34, 35 bagi kehidupan manusia manusia yang sesuai dengan keadaan cuaca tertentu. Mendeskripsikan hubungan antara pakaian yang 10, 17, 21, 29, 44, 49, 50 dikenakan dengan keadaan cuaca. Jumlah Soal 50

44 Peneliti juga menggunakan instrumen observasi yang digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment (perlakuan) di dalam kelas. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dan Make a Match. Jadi, saat guru kelas mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dan Make a Match di dalam kelas, peneliti mengamati dan mengisi lembar pengamatan. Lembar pengamatan ini dibuat hanya untuk mengatahui apakah proses belajar mengajar sudah sesuai sintak atau belum. Berikut adalah tabel kisi-kisi guru dalam melakukan observasi: 3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian 3.5.1 Uji Validitas Tes Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Instrumen yang baik harus memenuhi dua prasyarat yang penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013: 121). Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation). Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefesien signifikansi 0,05, artinya suatu item diangap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Menurut Azwar (2010: 90) semua item yang mencapai koefesien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi, kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25, tetapi menurunkan batas kriteria 0,20 sangat tidak disarankan.

45 Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Soal Pretest SD Negeri 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II Tahun ajaran 2015/2016 Soal Tidak Bentuk Soal Item Soal Valid Valid Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 1, 4, 5, 7, 9, 10, 2, 3, 6, 8, 13, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 11, 12, 15, 16, 18, 14, 17, 19, 22, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 20, 21, 24, 25, 27, 23, 26, 28, 32, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 33, 34, 38, 40, 43, 44, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 41, 45, 47, 48 34, 35, 36, 37, 38, 39, 42, 46, 49, 50 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50 Data di atas adalah rancangan instrumen validitas pretest yang telah diujicobakan pada siswa kelas 3 SD Negeri 3 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 20.0 for windows dapat dilihat kolom Corrected Item-Total Correlation terdapat 20 soal yang jumlah itemnya 0,25 dan terdapat 30 soal yang jumlah itemnya 0,25 dengan demikian dapat diartikan bahwa terdapat 20 soal tidak valid, dan 30 soal valid. 20 item soal yang tidak valid terdapat pada nomor 2, 3, 6, 8, 13, 14, 17, 19, 22, 23, 26, 28, 32, 38, 40, 43, 44, 45, 47, 48 sedangkan yang valid adalah 30 soal yaitu nomor 1, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 24, 25, 27, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 41, 42, 46, 49, 50. 3.5.2 Uji Reliabilitas Tes Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama/konsisten (Sugiyono, 2013: 121). Setelah melakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi alat ukur.

46 Menurut Azwar (2010: 98) ketentuan reliabilitas pada penelitian ini mengacu pada pendapat menyatakan bahwa reliability dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik. Berikut tabel kriteria Reliabilitas berdasarkan nilai Alpha: Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Koefesien Reliabilitas Kriteria α 0.6 Kurang Baik 0.7 α 0,8 Dapat Diterima α 0.8 Baik Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Alpha (Cronbach s). Pengujian reliabilitas tes tersebut menggunakan SPSS for windows version 20.0 yaitu dengan cara Analyze Scale Reliability Analys kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrumen reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan pada kolom Reliability Statistic apabila alpha kurang dari 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel. Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest Siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II Tahun ajaran 2015/2016 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,869 30

47 Berdasarkan perhitungan melalui program SPSS 20.0 for windows hasil reliabilitas instrumen dinyatakan reliabilitas bagus. Dengan melihat nilai Cronbach s Alpha yaitu berada pada nilai 0,869. Berdasarkan pendapat dari Azwar nilai aplha yang terletak pada koefisien 0,800 0,1000 dinyatakan mempunyai kriteria sangat reliabel. Dengan demikian berdasarkan hasil uji coba 30 item soal dengan nilai alpha 0,869 dapat dinyatakan bahwa item soal reliabel dan dapat diterima. 3.6 Uji Taraf Kesukaran Instrumen Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas juga harus mempertimbangkan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Menurut Sudjana (2014: 137) cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: I = Keterangan: I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal; B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal; N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan. Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut: a. 0,0 0,30 = soal kategori soal; b. 0,31 0,70 = soal kategori sedang; c. 0,71 1,00 = soal kategori mudah. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal siklus I dapat dilihat hasil indeks kesukaran instrumen pada tabel 3.5 sebagai berikut:

48 Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah 0,0 0,30 Sukar 2, 3, 6, 8, 13, 14, 17, 19, 22, 23, 26, 20 28, 32, 38, 40, 43, 44, 45, 47, 48 0,31 0,70 Sedang 1, 4, 5, 9, 10, 12, 15, 20, 21, 25, 27, 23 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 41, 49, 50 0,71 1,00 Mudah 7, 11, 16, 18, 24, 42, 46 7 Total 50 Dari data tabel 3.5 hasil analisis tingkat kesukaran soal dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran item soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 50 soal terdapat 20 soal dengan kategori sukar, 25 soal dengan kategori sedang, dan 7 soal dengan kategori mudah. 3.7 Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik dan deskriptif kualitatif. Analisis statistik yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan SPSS 16.0 dor windows. Adapun analisis deskriptif kualitatif dipergunakan untuk menganalisis data dan informasi dari hasil pengamatan dan wawancara serta hasil dari interpretasi analisis statistik dengan SPSS. Teknik analisis data ini terdiri atas Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis. Uji Prasyarat terdiri atas uji normalitas untuk menentukan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui tingkat kesetaraan subyek yang akan diteliti. Setelah dilakukan uji asumsi/uji prasyarat kemudian dapat dilaksanakan uji t (beda rata-rata) sebagai acuan untuk menguji hipotesis.

49 3.7.1 Uji Normalitas Data Penelitian Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap sample yang dianalisis mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menentukan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi normal dan berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis data Non Parametrik. Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS for windows version 16.0 yaitu Analyze-non parametric test-one Sample KSmasukkan variabel pada jendela variabel- klik normal pada test distribution. Uji normalitas dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov Z. Menurut Priyatno, D (2010: 71) suatu data dikatakan berdistribusi normal jika memiliki signifikansi >0,05, sebaliknya jika suatu data dikatakan tidak berdistribusi normal jika memiliki signifikansi <0,05. 3.7.2 Uji Homogenitas Varian Data Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas yaitu kelas eksperimen1 dan kelas eksperimen2 yang dijadikan penelitian tersebut homogen, artinya bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara kelas eksperimen2 dan kelas eksperimen1. Hal ini sangat penting dilakukan karena penelitian ini, kedua kelas harus seimbang (homogen). Data yang digunakan untuk uji homogenitas adalah nilai posttest yang dilakukan di kelas eksperimen2 dan kelas eksperimen1. Pengukuran uji homogenitas menggunakan program SPSS 16.0 for windows yaitu dengan melihat tabel Test of Homogenety of Variances. Menurut Dwi Priyatno (2010: 76) kaidah keputusan adalah jika = 0,05 lebih besar sama dengan nilai Sig (α= 0,05 Sig) artinya tidak homogen, Jika α = 0,05 lebih kecil sama dengan nilai Sig (α= 0,05 Sig) artinya homogen. 3.7.3 Uji Hipotesis Dalam uji hipotesis, untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelompok eksperimen1 dan kelompok eksperimen2 analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen1 dan kelas eksperimen2. Uji t-test yang digunakan adalah

50 uji dua sampel tidak berhubungan (Independent Samples T Test). Uji t-test dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0. Langkah-langkahnya adalah Analyze-Compare Means Independent Sample T- Test. Uji hipotesis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t. Menurut Ridwan dan Sunarto (2009: 126) tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan dua rata-rata sampel). Menurut Ridwan dan Sunarto (2009: 128) uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat = 0,05. Jika t hitung t tabel dan Sig 0,05 maka H 1 diterima dan H 0 ditolak. Ketika sudah diperoleh hasil uji t kemudian dilakukanlah analisis uji hipotesis untuk mengetahui apakah H 0 diterima atau ditolak. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis H o : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match dan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD N 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 H a : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match dan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD N 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Melakukan uji t menggunakan Equal Variances Assumed dengan kriteria pengujian berikut: H o diterima jika t hitung < t tabel H a diterima jika t hitung > t tabel

51 Berdasarkan signifikansi: H o diterima jika signifikansi >0,05 H a diterima jika signifikansi <0,05 3. Kesimpulan Setelah dianalisis hasil uji hipotesis statistik, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: a. H 0 : μ 1 = μ 2 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match dan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD N 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 b. H a : μ 1 μ 2 artinya terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Make a Match dan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 3 SD N 1 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016. 3.8 Kriteria Keefektifan Model Model pembelajaran dikatakan efektif apabila suatu model dapat memberikan pengaruh yang efektif di dalam sebuah pembelajaran. Dapat dinyatakan efektif jika tingkat koefisien korelasi minimal 0,30 atau 0,25 daya pembedanya. Di bawah 0,25 tidak dapat dikatakan efektif. Suatu model dapat dinyatakan lebih efektif satu sama lain jika memiliki selisih koefisien antara model pembelajaran Make a Match dengan model lainnya yaiu model pembelajaran Picture and Picture. Jika H o diterima dan H a ditolak maka artinya model tersebut memiliki pengaruh yang efektif dalam pembelajaran, dan kedua model tersebut harus dilihat mana yang lebih unggul.