BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN. Kadar VEGF serum berkorelasi positif sedang dengan ukuran tumor B. SARAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkisar antara 1 dalam hingga 1 dalam kelahiran hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

UJI DIAGNOSTIK PLATELET LYMPHOCYTE RATIO DAN FIBRINOGEN PADA DIAGNOSIS TUMOR PADAT GANAS

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi salah satunya karena perubahan pola

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. satu kegawatdaruratan paling umum di bidang bedah. Di Indonesia, penyakit. kesembilan pada tahun 2009 (Marisa, dkk., 2012).

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

Sensitifitas dan Spesifisitas Petanda Tumor CA 125 sebagai Prediksi Keganasan Ovarium

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST)

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Virus Epstein-Barr (EBV) adalah virus yang. menginfeksi lebih dari 90% populasi di dunia, baik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berusia 37 minggu penuh. Persalinan preterm dan komplikasi yang mengiringi

HUBUNGAN INDEKS RESIKO KEGANASAN DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RSHAM TAHUN OLEH : HARTATI PANJAITAN

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanker ovarium adalah penyebab kematian utama pada keganasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sirosis hati merupakan salah satu permasalahan. penting dalam bidang kesehatan karena dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK

BAB IV. Hasil dan Pembahasan. positif (Positive Predictive Value/PPV), nilai duga negatif (Negative Predictive

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. permeabilitas mikrovaskular yang terjadi pada jaringan yang jauh dari sumber infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

Ovarian Cysts: A Review

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat dan bentuk berbeda dari sel asalnya. Hal ini terjadi karena proliferasi dan differensiasi abnormal sel-sel ovarium. Etiologi yang pasti dari kanker ovarium belum dapat ditentukan. Ada beberapa hipotesa yang menyatakan patogenesis kanker ovarium epitel disebabkan oleh mutasi gen pengatur yang didukung oleh beberapa faktor risiko, diantaranya adalah faktor genetik (herediter), usia, status menopause, paritas, obesitas, dan lingkungan, yang telah diteliti memiliki hubungan dengan kejadian keganasan ovarium. 1 Kanker ovarium merupakan kanker ketujuh paling umum yang terjadi pada wanita (kanker urutan ke 18 secara keseluruhan) di seluruh dunia. Sekitar 239.000 kasus kanker yang tercatat di Amerika Serikat pada tahun 2012, kanker ovarium tercatat hampir 4% dari semua kasus baru kanker yang terjadi pada wanita atau 2% dari kasus kanker secara keseluruhan. Kanker ovarium biasanya berakibat fatal dan menempati urutan ke-8 penyebab kematian karena kanker pada wanita di seluruh dunia atau urutan ke-14 penyebab kematian secara keseluruhan. Risiko kanker ovarium meningkat seiring dengan bertambahnya usia, tetapi risiko tersebut akan menurun setelah seorang wanita mengalami menopause. 1

Hanya ada 10-15% kasus kanker ovarium terjadi sebelum menopause, tetapi kanker ovarium yang berasal dari sel germinal, dimana jenis kanker ini walaupun jarang terjadi, ditemukan terbanyak pada wanita berusia antara 15 sampai 35 tahun. Dari seluruh kanker ovarium terdapat sekitar 85-90% adalah karsinoma ovarium tipe epitel. 2 Kanker ovarium dikenal sebagai silent killer karena biasanya tidak ditemukan gejala apapun sampai diketahui massa telah membesar dan metastasis ke bagian tubuh lain. Deteksi dini kanker ovarium akan memberikan angka ketahanan hidup (survival) sampai 90% pada seorang wanita. Akan tetapi, hanya ada sekitar 20% kasus yang ditemukan pada stadium awal. Sebanyak 80% kasus lain ditemukan pada stadium lanjut dan hanya akan memiliki 11% angka survival dalam 5 tahun. 3 Pada penelitian systematic review tahun 2009 menyebutkan bahwa prognosis penderita kanker ovarium akan lebih baik bila ditemukan pada stadium awal. 4 Oleh karena itu berbagai upaya diagnostik yang lebih baik terus dilakukan untuk menapis penderita tumor ovarium jinak atau ganas. Modalitas diagnostik ini termasuk pemeriksaan sonografi atau imaging lainnya sampai melakukan studi proteomik untuk menemukan penanda tumor yang paling efektif. 5 Penanda tumor (biomarker) untuk kanker ovarium epitel yang telah dikenal secara luas selama lebih dari 3 dekade adalah cancer antigen 125 (CA-125) yang dipublikasikan pertama kali oleh Blast et al tahun 1983. 6 Oleh karena antigen ini dapat disekresikan dari jaringan normal lainnya, seperti jaringan amnion, sistem organ pernafasan, dan sel epitel saluran 2

genitalia wanita maka sensitivitas dan spesifisitas CA-125 dianggap masih kurang ideal, walaupun kadarnya dapat ditemukan meningkat pada kurang lebih 80% kasus kanker ovarium epitel dan 50% pada kanker ovarium stadium awal. 7,8 Selain biomarker tumor ovarium, peranan ultrasonografi (USG) sebagai modalitas diagnostik telah memberikan kontribusi dalam membedakan tumor ovarium jinak atau ganas. 8,9 Tetapi pemeriksaan USG dapat menimbulkan perbedaan interpretasi dari sonografer yang menilainya. Oleh karena itu dikembangkan berbagai kriteria diagnostik atau cara pemeriksaan yang prediktif serta akurat dalam menegakkan diagnosis tumor ovarium jinak dan ganas. 9 Kriteria diagnostik yang prediktif serta cukup akurat dalam menegakkan diagnosis tumor ovarium jinak dan ganas diperkenalkan oleh Jacob et al pada tahun 1990 yang menemukan sistem skoring yang cukup sederhana yaitu Risk of Malignancy Index (RMI) atau indeks risiko keganasan yang dihitung berdasarkan kadar serum CA-125, status menopause, dan hasil pemeriksaan morfologi tumor ovarium dengan USG. Pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa skor RMI 200 dapat membedakan tumor ovarium epitel jinak dan ganas dengan sensitivitas 78% dan spesifisitas 80%. 8 Perubahan molekuler yang terjadi pada kanker ovarium belakangan diteliti sebagai biomarker pertumbuhan tumor. Hal ini dapat memberikan ide baru untuk menemukan penanda tumor baru yang sensitif dan spesifik. Salah satunya adalah proses angiogenesis dimana tumor tidak 3

dapat berkembang lebih dari 2-3 mm tanpa angiogenesis. Sifat angiogenesis sangat relevan untuk dievaluasi sebagai penanda diagnostik dan prognostik baru pada kanker ovarium. 10 Proses angiogenesis selama tahap awal dari perkembangan tumor dimodulasi oleh proangiogenic/ angiogenic growth factors dan antiangiogenic/ angiogenesis inhibitors dalam suatu keadaan yang seimbang (angiogenic switch). 11,12 Molekul proangiogenik seperti VEGF (vascular endothelial growth factor), bfgf (basic fibroblast growth factor) dan PDGF (platelet derived growth factor) akan dilepaskan dari sel endotel dan sel stromal bila dipicu oleh keadaan seperti stres oksidatif, stres mekanik dan asidosis. Mediator ini akan mengaktivasi sel endotel dan progenitor sel endotel untuk membentuk pembuluh darah baru. Dalam keadaan homeostasis, kadar angiogenik yang tinggi harus diseimbangkan dengan kadar inhibitor angiogenesis atau angiostatik seperti trombospondin-1, endostatin, dan angiostatin. 13 Penelitian mengenai sifat dependen angiogenesis pada tumor telah dilakukan oleh Hazelton et al. tahun 1999 yang melaporkan bahwa cairan kista kanker ovarium memiliki kadar VEGF yang tinggi dan kadar bfgf sangat rendah. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan kadar VEGF antara kista jinak dan ganas (peningkatan 6 vs 26 kali). 14 Penelitian lain oleh Yabushita et al. tahun 2003, yang meneliti mengenai ekspresi angiostatin pada kanker ovarium menemukan bahwa survival lebih lama pada pasien penderita kanker dengan ekspresi angiostatin positif dan VEGF negatif dibandingkan angiostatin negatif dan 4

VEGF positif. Hal ini menunjukan adanya ekspresi angiostatin dan absennya ekspresi VEGF merupakan faktor prognostik yang lebih baik untuk menilai angka ketahan hidup penderita kanker ovarium. 15 Mekanisme bagaimana ekskresi angiostatin ke urin masih belum diketahui dengan jelas. Angiostatin merupakan fragmen pemecahan dari plasminogen (PLG). Pasminogen sendiri dibentuk dari rantai berat (aminoterminal) dimana rantai ini terdiri dari 5 domain kringle (K) dan rantai ringan (carboxyl-terminal). Penelitian oleh Urano T tahun 1987 menyatakan bahwa domain kringle ini memfasilitasi plasminogen berikatan dengan molekul besar seperti fibrinogen dan juga dengan ligan molekul kecil seperti ion klorida (Cl). Aktivasi PLG oleh urokinase urin manusia dihambat oleh Cl- pada konsentrasi fisiologis. Ketika absorpsi Na+ terjadi di tubulus renalis, Cl- juga ikut diabsorpsi sebagai counter ion. Adanya fakta bahwa konsentrasi ion Cl- berbeda-beda selama filtrasi glomerulus, maka aktivasi plasminogen melalui ikatan dengan klorida juga dapat terjadi secara bermakna. Hal inilah yang mengakibatkan produksi dari fragmen plasminogen seperti angiostatin dan plasmin ada di urin. 16 Penelitian mengenai kadar angiostatin urin pada kanker ovarium masih terbatas. Drenberg et al. tahun 2010 melakukan penelitian untuk menemukan penanda tumor baru untuk deteksi kanker ovarium. Peneliti menemukan bahwa kadar angiostatin urin dari kelompok kasus kanker ovarium adalah 41,5 ± 8,8 ng/ml dan pada kelompok kontrol 21,4 ± 3,7 ng/ml. Peneliti menyimpulkan bahwa angiostatin urin pada pasien kanker ovarium dapat menjadi penanda diagnostik dan prognostik yang tepat baik 5

secara tunggal maupun kombinasi dengan penanda tumor lainnya. 17 Penelitian lain oleh Damayana tahun 2014 di Medan juga menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kadar angiostatin urin antara tumor ovarium epitel ganas dan jinak (p<0,05). 18 Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kadar angiostatin urin sebagai prediktor keganasan pada wanita penderita tumor ovarium epitel dengan menemukan nilai cut off, sensitivitas, dan spesifisitas yang nantinya agar angiostatin urin dapat menjadi alternatif pemeriksaan non invasif maupun diagnostik suatu tumor ovarium epitel. 1.2. Rumusan Masalah Kanker ovarium sering dianggap sebagai silent killer, karena sebagian besar dari kasus ini diketahui sudah pada stadium lanjut. Penelitian terus dilakukan untuk menemukan alat diagnostik yang lebih efektif untuk menapis tumor ovarium epitel jinak dan ganas sedini mungkin dimana salah satunya adalah angiostatin urin. Maka untuk itu, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Berapakah nilai titik potong kadar angiostatin urin yang dapat dijadikan sebagai prediktor keganasan pada tumor ovarium epitel? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui nilai titik potong kadar angiostatin urin sebagai prediktor keganasan pada tumor ovarium epitel. 6

1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia, usia menarche, paritas, dan status menopause. 2. Mengetahui distribusi hasil pemeriksaan histopatologi tumor ovarium epitel. 3. Mengetahui perbedaan kadar angiostatin urin penderita tumor ovarium epitel jinak dan ganas. 4. Mengetahui kurva Receiver Operating Characteristic (ROC), nilai Area Under the Curve (AUC), nilai titik potong (cut off point), sensitivitas, dan spesifisitas kadar angiostatin urin sebagai prediktor tumor ovarium epitel ganas. 5. Mengetahui hubungan peningkatan kadar angiostatin urin dengan kejadian tumor ovarium epitel ganas, nilai duga positif (positive predictive value), dan nilai duga negatif (negative predictive value) kadar angiostatin urin sebagai prediktor tumor ovarium epitel ganas. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Dapat diketahui perbedaan dan nilai titik potong kadar angiostatin urin penderita tumor ovarium epitel jinak dan ganas, sekaligus diharapkan dapat menjadi dasar pada penelitian diagnostik maupun prognostik selanjutnya pada tumor ovarium. 7

1.4.2. Manfaat Metodologis Kadar angiostatin urin dapat dijadikan metode penapisan tumor ovarium epitel jinak dan ganas dengan sensitivitas dan spesifisitas yang lebih tinggi dibandingkan penanda tumor ovarium epitel yang lain di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran. 1.4.3. Manfaat Aplikatif Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti ilmiah mengenai prediktor keganasan alternatif yang non invasif dan mudah serta akurat pada penderita tumor ovarium epitel di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran sehingga pasien kanker ovarium dapat didiagnosis pada stadium awal dan tercapai prognosis yang lebih baik. 8