BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Penerapan Strategi True or False terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMP Negeri 3 Camba Kabupaten Maros. Data-data yang dianalisis adalah data

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peserta Didik Kelas VIII MTs Bawan, Kabupaten Agam yang terdiri. dari gambaran hasil belajar dan pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Deskripsi Data Tentang Hasil Belajar Siswa. kelas eksperimen ( kelas VII.3 ) berjumlah 36 orang, dan pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli sampai dengan 07 Agustus tahun ajaran 2017/2018 di ketiga kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANGKET MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN TARIKH ISLAM. Saya selalu hadir tepat waktu ketika pelajaran Tarikh Islam di mulai. 2.

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil tes maupun pengukuran masih belum berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dan (3) Hasil Penelitian, (4) Pembahasan. Berikut ini akan dibahas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kelas sampel. Pada kelas eksperimen diterapkan model kooperatif tipe think

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 05 Agustus 2017 di SMPN 1 Ranah Batahan Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

Hasil Output Data. Item-Total Statistics

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian yang berjudul Penerapan Strategi True or False terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik di Kelas V SDN 22 Kampung Luar Salido Kabupaten Pesisir Selatan. dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2016-2017. Standar Kompetensi yang diteliti : Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. A. Deskripsi Data Penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 22 Kampung Luar Salido Kabupaten Pesisir Selatan, dengan dua kelas sampel yaitu pada kelas V A sebagai kelas eksperimen dan kelas V B sebagai kelas kontrol. Proses pembelajaran pada kedua kelas tersebut diadakan pada 5 kali pertemuan dan pada pertemuan ke 6 diadakan tes akhir atau posttest. Hasil belajar pada ranah kognitif sebagaimana yang tertera di bawah ini. 1. Pembelajaran di Kelas Eksperimen Pertemuan pertama, pada tahap pendahuluan yakni pendidik menyambut peserta didik saat masuk kelas dengan senyuman atau memberikan salaman, pendidik mengatur tempat duduk yang sesuai, dengan menempatkan meja pendidik dekat dengan meja peserta didik untuk memberikan kesan bahwa pendidik dan peserta didik berada satu level yang merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran, berdoa, 74

pendidik mencek kehadiran peserta didik, apersepsi, pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran. Langkah-langkah strategi True or False pada pertemuan pertama terdapat pada kegiatan inti seperti dimana sebagai langkah pertama yaitu pedidik meminta peserta didik untuk membentuk beberapa kelompok untuk menunjang proses pembelajaran. Langkah kedua, pendidik membagikan kertas kepada setiap kelompok yang berisikan pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah mengenai proses daur air. Langkah ketiga, pendidik meminta setiap kelompok mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana pernyataan yang salah tentang manfaat air bagi kehidupan dan pengertian evaporasi, presipitasi dan kondensasi. Setelah tugas selesai dikerjakan, pendidik menunjuk dari salah satu kelompok untuk membacakan hasil kerja kelompok sebagai langkah keempat. Kemudian langkah kelima, pendidik menekankan bahwa kerjasama kelompok yang positif akan sangat membantu kelompok tersebut dan langkah keenam yakni pendidik memberikan umpan balik dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan secara langsung untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran, serta meluruskan jawaban-jawaban yang belum dipahami oleh peserta didik. Pertemuan kedua, dimulai tahap yakni pendidik menyambut peserta didik saat masuk kelas dengan senyuman atau memberikan salaman, pendidik mengatur tempat duduk yang sesuai, dengan menempatkan meja pendidik dekat dengan meja peserta didik untuk memberikan kesan bahwa

pendidik dan peserta didik berada satu level yang merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran, berdoa, pendidik mencek kehadiran peserta didik, apersepsi, pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran. Langkah-langkah strategi True or False pada pertemuan kedua terdapat pada kegiatan inti seperti dimana sebagai langkah pertama yaitu pendidik meminta peserta didik membentuk beberapa kelompok. Langkah kedua, pendidik membagikan kertas kepada setiap kelompok yang berisikan pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah mengenai proses daur air. Langkah ketiga, pendidik meminta setiap kelompok mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana pernyataan yang salah tentang proses daur air. Langkah keempat, setelah tugas selesai dikerjakan, pendidik menunjuk dari salah satu kelompok untuk membacakan hasil kerja kelompok. Langkah kelima, pendidik menekankan bahwa kerjasama kelompok yang positif akan sangat membantu kelompok tersebut, dan sebagai langkah terakhir yakni pendidik memberikan umpan balik dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan secara langsung untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran, serta meluruskan jawaban-jawaban yang belum dipahami oleh peserta didik. Pertemuan ketiga, dimulai tahap yakni pendidik menyambut peserta didik saat masuk kelas dengan senyuman atau memberikan salaman, pendidik mengatur tempat duduk yang sesuai, dengan menempatkan meja pendidik dekat dengan meja peserta didik untuk memberikan kesan bahwa

pendidik dan peserta didik berada satu level yang merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran, berdoa, pendidik mencek kehadiran peserta didik, apersepsi, pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran. Langkah-langkah strategi True or False pada pertemuan ketiga terdapat pada kegiatan inti seperti dimana sebagai langkah pertama yaitu pendidik meminta peserta didik membentuk beberapa kelompok. Sebagai langkah kedua, pendidik membagikan kertas kepada setiap kelompok yang berisikan pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah mengenai kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi proses daur air. Langkah ketiga, pendidik meminta setiap kelompok mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana pernyataan yang salah tentang kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi proses daur air. Setelah tugas selesai dikerjakan, pendidik menunjuk dari salah satu kelompok untuk membacakan hasil kerja kelompok, sebagai langkah keempat. Kemudian langkah kelima, pendidik menekankan bahwa kerjasama kelompok yang positif akan sangat membantu kelompok tersebut. Langkah keenam, pendidik memberikan umpan balik dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan secara langsung untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran, serta meluruskan jawaban-jawaban yang belum dipahami oleh peserta didik. Pertemuan keempat, dimulai tahap pendahuluan pendidik menyambut peserta didik saat masuk kelas dengan senyuman atau memberikan salaman. Mengatur tempat duduk yang sesuai, dengan menempatkan meja

pendidik dekat dengan meja peserta didik untuk memberikan kesan mempermudah interaksi antara pendidik dan peserta didik yang merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran. Berdo a dan setelah itu pendidik mengambil absen. Selanjutnya pendidik melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Langkah-langkah strategi True or False pada pertemuan keempat terdapat pada kegiatan inti seperti dimana sebagai langkah pertama yaitu pendidik meminta peserta didik membentuk beberapa kelompok. Langkah kedua, pendidik membagikan kertas kepada setiap kelompok yang berisikan pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah mengenai usaha manusia dalam menghemat air dan pentingnya penghematan air. Langkah ketiga, pendidik meminta setiap kelompok mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana pernyataan yang salah tentang usaha manusia dalam menghemat air dan pentingnya penghematan air. Langkah keempat, setelah tugas selesai dikerjakan, pendidik menunjuk dari salah satu kelompok untuk membacakan hasil kerja kelompok. Langkah kelima, pendidik menekankan bahwa kerjasama kelompok yang positif akan sangat membantu kelompok tersebut. Dan langkah terakhir yaitu pendidik memberikan umpan balik dalam bentuk pertanyaanpertanyaan secara langsung untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran, serta meluruskan jawabanjawaban yang belum dipahami oleh peserta didik.

Pertemuan kelima, dimulai tahap pendahuluan pendidik menyambut peserta didik saat masuk kelas dengan senyuman atau memberikan salaman. Mengatur tempat duduk yang sesuai, dengan menempatkan meja pendidik dekat dengan meja peserta didik untuk memberikan kesan mempermudah interaksi antara pendidik dan peserta didik yang merupakan satu kesatuan dalam proses pembelajaran. Berdo a dan setelah itu pendidik mengambil absen. Selanjutnya pendidik melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Langkah-langkah strategi True or False pada pertemuan kelima terdapat pada kegiatan inti seperti dimana sebagai langkah pertama yaitu pendidik meminta peserta didik membentuk beberapa kelompok. Langkah kedua, pendidik membagikan kertas kepada setiap kelompok yang berisikan pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah tentang bentuk perilaku manusia yang merupakan pemborosan air. Langkah ketiga, pendidik meminta setiap kelompok mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana pernyataan yang salah tentang bentuk perilaku manusia yang merupakan pemborosan air. Langkah keempat, setelah tugas selesai dikerjakan, pendidik menunjuk dari salah satu kelompok untuk membacakan hasil kerja kelompok. Langkah kelima, pendidik menekankan bahwa kerjasama kelompok yang positif akan sangat membantu kelompok tersebut. Langkah keenam, pendidik memberikan umpan balik dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan secara langsung untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah melakukan proses

pembelajaran, serta meluruskan jawaban-jawaban yang belum dipahami oleh peserta didik. Pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen dengan menerapkan strategi True or False pada kegiatan peserta didik dalam pembelajaran IPA di kelas eksperimen mengalami peningkatan dari segi aspek kognitif, yang mana peserta didik terlibat langsung dalam proses pembelajaran. 2. Pembelajaran di Kelas Kontrol Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol, pendidik mengajar dengan menggunakan metode konvensional yakni pembelajaran seperti biasa yang dilakukan oleh pendidik dengan mengacu pada Standar Proses KTSP. Pertemuan pertama, kegiatan pada kelas ini diawali dengan mengecek kehadiran peserta didik, memberikan apersepsi dan motivasi. Pada kegiatan inti pendidik menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan selanjutnya pendidik memberikan contoh soal, serta pertanyaan kepada peserta didik. Serta pendidik meminta peserta didik menyelesaikan latihan berupa soal-soal yang terkait dengan materi yang sedang dipelajari. Suasana kelas pada saat awal pendidik memberikan latihan cukup tenang, karena peserta didik sibuk dengan latihan yang diberikan, tetapi pada pertengahan waktu yang diberikan sebagian peserta didik berjalanjalan untuk melihat pekerjaan temannya yang lain. Sebagian besar peserta

didik tidak mampu menyelesaikan latihan yang diberikan pendidik, dan sebagian kecil peserta didik dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Pertemuan kedua, pembelajaran dimulai dengan pendidik mengucapkan salam, kemudian pendidik menyiapkan kelas untuk belajar, berdoa,pendidik mencek absen peserta didik, pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini pendidik juga menerapkan pembelajaran kovensional dengan metode ceramah. Pada saat pendidik menyampaikan materi, pada awalnya peserta didik cukup tenang dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh pendidik. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlangsung lama karena peserta didik terlihat melakukan aktivitas yang mengganggu pembelajaran seperti mengobrol dengan teman sebangkunya. Pertemuan ketiga, pembelajaran dimulai dengan seperti pertemuan sebelumnya yakni pendidik mengucapkan salam, kemudian pendidik menyiapkan kelas untuk belajar, berdoa,pendidik mencek absen peserta didik, pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada pertemuan ketiga ini, pendidik mengulas materi yang disampaikan juga menerapkan metode ceramah. Suasana belajar pada kelas tersebut tidak jauh berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Peserta didik kurang fokus pada materi yang disampaikan dan lebih senang mengobrol dengan teman sebangkunya. Kemudian pada saat pendidik

mengevaluasi pembelajaran, peserta didik terlihat takut untuk bertanya mengenai materi yang sedang dipelajari. Pertemuan keempat, pembelajaran dimulai dengan seperti pertemuan sebelumnya yakni pendidik mengucapkan salam, kemudian pendidik menyiapkan kelas untuk belajar, berdoa,pendidik mencek absen peserta didik, pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Suasana belajar pada mulanya tenang yakni pada saat pendidik meminta peserta didik untuk membaca materi pada buku bacaan. Akan tetapi, suasana kelas menjadi gaduh karena peserta didik banyak yang keluar masuk kelas secara bergantian. Suasana tersebut membuat peserta didik lain yang mulanya fokus menjadi terganggu. Pertemuan kelima, pada pertemuan ini pendidik juga masih menerapkan pembelajaran konvensional dengan metode yang sama yakni metode ceramah. Suasana belajar pada pertemuan ini tidak jauh berbeda dengan suasana belajar pada pertemuan sebelumnya. Dimana peserta didik mudah sekali jenuh dengan materi yang disampaikan oleh pendidik sehingga peserta didik terlihat lebih senang mengobrol dengan sebangkunya dan terlihat kurang berminat dalam bertanya tentang materi yang sedang dipelajari. Disimpulkan bahwa pembelajaran pada kelas kontrol hanya berpusat pada pendidik (teacher center), sehingga peserta didik kurang melakukan aktivitas belajar. Hal ini menyebabkan suasana kelas menjadi vakum dan pembelajaran tidak berkesan sehingga meteri yang telah dipelajari cepat terlupakan oleh peserta didik.

Pembelajaran di kelas kontrol terlihat banyak peserta didik yang gelisah dalam menyelesaikan soal latihan. Hasil belajar yang diperoleh pada kelas kontrol ini lebih rendah dibandingkan hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen. Penelitian yang telah dilaksanakan pada kelas sampel, maka telah diperoleh data hasil belajar IPA peserta didik. Data pada penelitian ini hanya dibatasi pada ranah kognitif yakni berupa data hasil belajar IPA peserta didik yang diperoleh dari tes akhir pada SK memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Rancangan penelitian digunakan pola Posttest- Only Control Design yaitu dengan memberikan perlakuan pada kelas eksperimen berupa penerapan strategi True or False, sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu dengan menggunakan pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh pendidik. Setelah dilakukan tes akhir diperoleh data hasil belajar IPA peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai murni hasil tes tersebut dapat dilihat pada lampiran XVII, jumlah peserta didik pada kelas eksperimen yaitu kelas V A sebanyak 20 orang, semua mengikuti tes akhir. Sedangkan jumlah peserta didik pada kelas kontrol yaitu pada kelas V B sebanyak 20 orang, semuanya juga mengikuti tes akhir. Data tersebut kemudian dianalisis sehingga diperoleh diskripsi statistik nilai dari kelas sampel, dari tebel berikut dapat dilihat skor rata-rata, standar deviasi

(S),variansi (s 2 ), skor tertinggi (X maks ), dan skor terendah (X min ). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Hasil Tes Akhir Kedua Sampel No Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1 N 20 20 2 Nilai Max 90 86 3 Nilai Min 75 36 4 KKM 75 75 5 Ketuntasan Dan Presentase Tuntas 20 Orang (100 %) Tidak Tuntas 0 (0 %) Tuntas 8 Orang (40 %) Tidak Tuntas 12 Orang (60 %) 6 x 84,25 64,65 8 S 5,27 15,37 Keterangan: N = Banyaknya Sampel x = Rata-rata S = Standar Deviasi Data pada tabel 4.1 di atas memperlihatkan bahwa pada kelas eksperimen yang terdiri atas 20 orang peserta didik dalam satu kelas, nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik adalah 90, sedangkan nilai terendah yang didapat peserta didik adalah 75. Peserta didik yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 75, pada kelas eksperimen peserta didik yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 20 orang, diperoleh presentase ketuntasan 100% sehingga presentase ketidaktuntasan peserta didik 0%. Sedangkan rata-rata kelas eksperimen adalah 84,25 dan standar deviasi (S) adalah 5.27.

Kelas kontrol terdiri dari 20 orang peserta didik dalam satu kelas, data hasil belajar tes akhir memiliki rata-rata 64,65 dengan nilai tertinggi 86 dan nilai terendah yaitu 36. Peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebanyak 12 orang peserta didik, sehingga presentase ketidaktuntasan peserta didik 60%. Sedangkan peserta peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 8 orang, dengan presentase ketuntasan 40%. Pada kelas kontrol standar deviasinya (S) 15.37. B. Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas kelas sampel yang digunakan adalah dengan SPSS 16. Tabel 4.2 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Kelas Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Eksperimen.199 20.077.872 20.062 Control.150 20.200 *.924 20.119 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh masing-masing kelas pada sampel mempunyai tingkat signifikan lebih besar dari 0,05, maka

dapat dikatakan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan uji Shapiro Wilk sama dengan uji Kolmogorov Smirnov memiliki tingkat signifikan lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. Untuk melihat apakah data berdistribusi nomal atau tidak digunakan cara membaca interpretasi grafik yaitu data berdistribusi normal jika semua pancaran titik-titik yang diperoleh berada disekitar garis lurus. Dari pengujian diperoleh output sebagai berikut :

Dari grafik di atas dilihat bahwa titik-titik terbesar disekitar garis lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua populasi berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XVIII. 2. Uji Homogenitas Setelah melakukan uji normalitas maka dilakukan uji homogenitas variansi pada kelas sampel dengan menggunakan uji F. Uji bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel memiliki variansi data yang homogen atau tidak. Uji homogenitas kelas sampel dilakukan dengan SPSS 16. Keputusan pada tabel Test of Homogeneity of Variances dapat dilihat tingkat signifikan 0,063 lebih besar dari 0,05 maka H 1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan seluruh sampel mempunyai variansi yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XIX. 3. Uji Hipotesis Hasil uji normalitas dan uji homogenitas dua variansi data tes hasil belajar kedua sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan variansi yang homogen, maka untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji t yang berguna untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui strategi True or False dengan pembelajaran lebih baik dari pada hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) peserta didik dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada peserta didik kelas V SD Negeri 22 Kampung Luar Salido tahun pelajaran 2016/ 2017.

Uji hipotesis dengan Independent Sampel T tes sebagai berikut: Levene's Test for Equality of Tabel 4.3 Independent Samples Test Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Mean Std. Error Interval of the Sig. (2- Differenc Differenc Difference F Sig. T Df tailed) e e Lower Upper Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed 23,803.000 5,396 38.000 19,60000 3,63256 12,24626 26,95374 5,396 23,409.000 19,60000 3,63256 12,09272 27,10728 Analisis uji-t pada tes akhir di atas dengan = 0,05 diperoleh t hitung = 5,396 sedangkan t tabel = 1,68 dengan taraf kepercayaan 95%. Karena t hitung (5,396 ) > t tabel (1,68) maka hipotesis H 0 ditolak dan H 1 diterima sehingga disimpulkan bahwa lebih tinggi hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA melalui strategi True or False dibandingkan pembelajaran konvensional di kelas V SDN 22 Kampung Luar Salido. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XX. C. Pembahasan Setiap pendidik sekolah dasar mempunyai tugas yang kompleks, yaitu memahami dengan baik materi IPA yang akan diajarkan kepada peserta didik, memanfaatkan dengan baik cara pendidik dalam mengajarkan pembelajaran IPA yang akan dilaksanakan. Memahami cara mengajar IPA yang efektif, serta memahami dan menerapkan cara memanfaatkan suatu strategi pembelajaran.

Pembelajaran IPA sangat memerlukan suatu strategi untuk membantu dan menunjang proses belajar. Strategi pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan pendidik dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. 1 Strategi yang digunakan yaitu strategi True or False. Strategi True or False adalah strategi pembelajaran yang pada intinya membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif. Kondisi kondusif ini merupakan syarat mutlak demi tercapainya hasil belajar yang maksimal. Di dalam strategi pembelajaran ini pendidik harus memberikan kesan bahwa aktivitas kerjasama dalam kelompok tersebut dapat segera menstimulasi keterlibatan peserta didik terhadap pengajaran yang dilakukan oleh pendidik. 2 Pentingnya menggunakan strategi True or False karena memungkinkan peserta didik akan belajar langsung tentang materi yang dipelajari melalui membaca buku ataupun bertanya dengan temannya, kemudian peserta didik dapat bekerja sama dengan peserta didik lain dalam hal pengetahuan tentang materi yang dipelajari untuk memecahkan masalah. Hal ini juga terlihat pada saat penulis melakukan penelitian di kelas V SD Negeri 22 Kampung Luar Salido Kabupaten Pesisir Selatan. Pada pertemuan pertama sebelum proses pembelajaran dimulai peserta didik harus terbebas dari rasa takut, tekanan dengan menyampaikan keyakinan yang besar akan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Saat proses pembelajaran dimulai peserta didik diminta untuk menghubungkan 1 Syaiful Bahri Jamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta: PT Rhineka Cipta,2010) h. 5 2 Melvin L. Silberman,Active Learning,(Bandung: PT Nuansa Cendikia,2013)h.111

(memikirkan) materi tentang manfaat air bagi kehidupan dengan yang mereka ketahui sebelumnya, sehingga proses menghubungkan akan sangat efektif. Pada saat pembelajaran berlangsung pendidik menjelaskan materi dengan cara memberikan contoh gambar dari beberapa manfaat air bagi kehidupan manusia, yang digunakan untuk menjelaskan manfaat air bagi kehidupan manusia tersebut, sehingga nantinya terlihat apa saja manfaat air bagi kehidupan manusia. Pada pertemuan kedua, peserta didik belajar mendeskripsikan urutan dari proses daur air seperti : evaporasi, presipitasi, dan kondensasi. Dalam hal ini pendidik menjelaskan materi dengan cara yang berbeda yaitu memberikan sebuah list pernyataan yang berhubungan dengan materi pelajaran, separohnya adalah pernyataan yang benar dan separohnya salah, selanjutnya pendidik memberi satu kertas kepada peserta didik kemudian meminta peserta didik untuk berdiskusi untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana pernyataan yang salah, setelah proses tersebut selesai,pendidik meminta perwakilan kelompok membaca masing-masing pernyataan dan pendidik meminta jawaban dari kelas apakah pernyataan tersebut benar atau salah. Kemudian pendidik membagikan LKPD pada setiap peserta didik.lkpd dikerjakan secara berkelompok, jika telah selesai maka perwakilan dari setiap kelompok agar membacakan hasil diskusinya. Dalam proses pembelajaran pendidik memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya, ini bertujuan agar pendidik dapat mengetahui sejauhmana keingintahuan peserta didik, hal-hal apa saja yang diketahui

peserta didik, sehingga jika peserta didik kurang memahami materi yang dipelajari, pendidik bisa mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada peserta didik. Pada pertemuan kedua peserta didik lebih aktif dan bersemangat. Pertemuan ketiga, peserta didik memperlihatkan kesenangannya dalam belajar, peserta didik menjadi lebih semangat dan menjadi lebih dekat dengan pendidik dan teman-temannya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nafiaturrohmah (2013) yang berjudul Peningkatan Minat Belajar IPA Strategi True Or False pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1 Menduran Kec. Brati Kab. Grobogan Tahun 2012/2013 bahwa dengan menerapkan strategi True or False dapat membantu peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran lebih menyenangkan. 3 Pertemuan keempat, peserta didik terlihat mulai berkurang meninggalkan aktivitas yang mengganggu belajar seperti mengobrol dengan teman sebangkunya. Peserta didik memperlihatkan sikap fokus terhadap materi yang sedang dipelajari, sehingga timbul minat peserta didik untuk bertanya tentang materi yang sedang dipelajari. Pertemuan kelima, peserta didik terlihat untuk mencoba mengemukakan pendapatnya dengan teman sebangku maupun kelompoknya. Peserta didik terlatih saling mendengarkan atau menghargai pada saat salah satu peserta didik mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang sedang dipelajari. Pada kelas kontrol, peserta didik diajar dengan pembelajaran konvensional, dimana pada kelas kontrol penyampaian materi lebih ditekankan 3 Nafiaturrohmah. Peningkatan Minat Belajar IPA Strategi True Or False pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1 Menduran Kec. Brati Kab. Grobogan Tahun 2012/2013. Universitas Muhammadiyah Surakarta,2013.

kepada pendidik, peserta didik lebih banyak menerima dan mencatat apa yang disampaikan pendidik. Kemudian pendidik menugaskan untuk menyelesaikan soal secara pribadi. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan kelima, pendidik menerapkan pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Suasana belajar pada setiap pertemuan hampir sama yakni peserta didik kurang fokus dengan materi yang disampaikan dan lebih senang mengobrol dengan teman sebangkunya dibandingkan mendengarkan materi yang disampaikan oleh pendidik. Kemudian pada saat pendidik mengevaluasi pembelajaran, peserta didik juga kurang berminat untuk bertanya tentang materi yang sedang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar di atas, terlihat kelas eksperimen lebih aktif dan semangat dalam belajar. Sedangkan pada kelas kontrol peserta didik hanya bisa menyimak dan mendengarkan pelajaran yang disampaikan pendidik. Dari strategi pembelajaran yang berbeda, diajar dengan materi yang sama, waktu yang sama, diuji dengan soal yang sama, namun mencapai hasil yang berbeda. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) melalui strategi True or False dengan pembelajaran konvensional di kelas V SDN 22 Kampung Luar Salido. Pada kelas eksperimen yang diajar dengan strategi True or False dengan hasil belajar peserta didik yang lebih baik, karena dalam menerapkan strategi True or False, diawali dari suatu keyakinan dan penghargaan bahwa apabila peserta didik dapat dimotivasi dengan tepat dan diajar dengan cara-cara yang benar, cara yang menghargai keunikan mereka,

maka mereka semua dapat mencapai suatu hasil pembelajaran yang maksimal. Dibandingkan dengan kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai hasil belajar peserta didik kelas eksperimen adalah 84.25 dengan skor tertinggi 90 dan skor terendah 75, sedangkan pada kelas kontrol rata-ratanya 64.65 dengan skor tertinggi 86 dan skor terendah 36. Sehingga dapat ditentukan persentase Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peserta didik yang memiliki nilai di atas KKM pada kelas eksperimen adalah 20 orang, tidak ada peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Jadi dapat disimpulkan bahwa persentase jumlah peserta didik yang tuntas dalam belajar di kelas eksperimen sebanyak 100%, dan persentase peserta didik yang memiliki nilai di bawah KKM adalah 0%. Pada kelas kontrol jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM adalah 8 orang, sedangkan jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM adalah 12 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa persentase jumlah peserta didik yang tuntas dalam belajar di kelas kontrol sebanyak 40% dan yang di bawah KKM adalah 60%. Melalui pengamatan selama penelitian, terlihat bahwa peserta didik kelas eksperimen lebih bersemangat dalam belajar. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran yang dilakukan sangat menarik bagi peserta didik dengan kondisi belajar yang kondusif, serta didukung dengan kerjasama serta suasana yang akrab antarapeserta didik dan pendidik. Hal ini menyebabkan interaksi belajar

peserta didik meningkat dengan demikian hasil belajar peserta didik juga meningkat. D. Ketebatasan Penelitian Meskipun penelitian ini sudah dilakukan seoptimal mungkin, akan tetapi disadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan kekurangan, hal itu karena adanya keterbatasan-keterbatasan di bawah ini: 1. Keterbatasan Waktu Penelitian yang dilakukan terbatas oleh waktu. Karena waktu yang digunakan sangat terbatas, maka hanya dilakukan penelitian sesuai keperluan yang berhubungan saja. Walaupun waktu yang digunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian. 2. Keterbatasan Kemampuan Suatu penelitian tidak akan lepas dari pengetahuan, dengan demikian disadari bahwa dalam penelitian ini peneliti mempunyai keterbatasan kemampuan, khususnya dalam pengetahuan untuk membuat karya ilmiah. Tetapi telah diusahakan semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing. 3. Keterbatasan Biaya Hal terpenting yang menjadi faktor penunjang suatu kegiatan adalah biaya, begitu juga dengan penelitian ini. Telah disadari bahwa dengan minimnya biaya yang menjadi faktor penghambat dalam proses

penelitian ini, banyak hal yang tidak bisa dilakukan ketika harus membutuhkan dana yang lebih besar.