TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

= pemanen. Sistem Penunasan

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. melanococca. Kemudian digolongkan berdasarkan tebal tipisnya cangkang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit dalam sistematika diklasifikasikan dalam Ordo

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (Pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama. Kelapa sawit memiliki 36 kromosom, sedangkan menurut

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Produksi Kelapa Sawit (Elaesis guineensis Jacq) hal yang memiliki potensi tertentu untuk di manfaatkan secara maksimal.

III.Fisiologi Benih Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus, adapun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANGKASAN TANAMAN KELAPA SAWIT

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit atau yang sering disebut Elaeis quineensis Jacq, berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA Botani

I. PENDAHULUAN. Sektor agribisnis kelapa sawit (elais guineensis jacq) di Indonesia tercatat memiliki

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

NB: KERANGKA EKSEKUTIF PROPOSAL PKL DISUSUN MAKSIMAL 5 HALAMAN 1 SPASI (kecuali cover dan lembar pengesahan)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Botani

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di kembangkan oleh Carolus Linnaeus. Tanaman kelapa sawit di klafikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Klas : Monokotyledonae Ordo : Palmales Famili : Palmaceae Sub Pamili : Cocoideae Ganus : Elaeis Spesies : Elaies guineensis Jacq Menurut bentuk atau irisan melintang buahnya, kelapa sawit dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu. Dura, Pesifera, Tenera. Dura : Endocarp/cangkang (tempurung) tebal antara 2 8 mm, mesocarp (sabut/dagingbuah) tipis yaitu antara 20-65 %, Pisifera : Tidak mempunyai endocarp ; dengan endosperm (inti/kernel) kecil

Tenera : Cankang tipis (0,5-4 mm);mesocaep tebal (60 69 %), merupakan hasil persilangan Antara dura (sebagai pokok ibu) dan pisipera (sebagai pohon bapak). 2. Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Morfologi tanaman kelapa sawit dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang dan daun. Sedangkan bagian generatif yang merupakan alat pengembangbiakan terdiri dari bunga dan buah. a. Akar kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Radikula (bakal akar) pada bibit tumbuh memanjang kearah bawah selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Akar primer kelapa sawit terus berkembang. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal dan horizontal. Serabut primer ini akan bercabang lagi menjadi akar sekunder keatas dan ke bawah. Akhirnya, cabangcabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier. Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal. b. Batang Tanaman kelapa sawit pada umumnya memilki batang yang tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam didalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis dan enak dimakan.

Di batang tanaman kelapa sawit terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal dibatang akan terkelupas, sehingga batang kelapa sawit tampak berwarna hitam beruas. c. Daun Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung atau ayam. Dibagian pangkal pelepah daun berebentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbasis dua sampai ke ujung daun. Pada tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun. d. Bunga Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan silang (cross pollination). Artinya, bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin dan atau serangga penyerbuk. e. Buah Buah disebut juga Fructus. Tanaman kelapa sawit yang tumbuh baik dan tumbuh subur sudah dapat nenghasilkan buah serta siap di panen pertama pada umur 3,5 tahun. Buah terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan. Waktu yang diperlukan dari penyerbukan sampai buah matang dan siap panen kurang lebih 5-6 bulan.

Warna buah tergantung varietas dan umurnya. Buah berukuran 2-5 cm, berbentuk oval. Buah dura Deli biasanya lebih besar dibandingkan dari dura Afrika. Buah terdiri dari exocarp (kulit buah), mesocarp (daging buah), yakni bagian yang mengandung minyak, endocarp atau batok kelapa sawit, dan endosperm atau buah kelapa sawitnya yang sering disebut kernel. Endocarp dan kernel tersebut seed atau biji. Minyak sawit (crude palm Oil) dihasilkan dari mesocarp, sedangkan minyak inti atau kernel Oil di hasilkan dari kernel. (Memet Hakim, 2007). Menurut Sunarko (2007), berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit di bedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut: Dura Memiliki cangkang tebal (3-5 mm), daging buah tipis, dan rendemen minyak 15-17 %. Tenera Memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21-23 %. Pesifera Memilik cangkang yang sangat tipis, daging buat tebal dan bijinya kecil. Rendemen minyak tinggi (lebih dari 23 %). Tandan buah hamper selalu gugur sebelum masak, sehingga jumlah minyak yang dihasilkan sedikit.

f. Biji Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji Dura Afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji Dura Deli memiliki bobot 13 gram per biji dan biji Tenera Afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji. Biji kelapa sawit umumnya periode dorman (masa non-aktif). Perkembangan dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilan lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment (Sunarko, 2007) Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilkan buah 20-22 tandan/tahun. Untuk tanaman tua, produktivitasnya akan menurun menjadi 12-14 tandan/tahun. Pada tahun-tahun pertama tanaman, berat tandan buah hanya 3-6 kg, tetapi semakin tua berat tandan bertambah, yaitu bisa mencapai 25-35 kg/tahun. Banyaknya buah yang terdapat pada satu tandan tergantung pada faktor genetik, umur, lingkungan, dan teknik budidaya. Jumlah buah pertandan pada tanaman yang cukup tua mencapai 1600 buah. Panjang buah antara 2-5 cm dan berat sekitar 20 30 g/buah. B. Penunasan Jumlah daun yang optimum harus terus dipertahankan Pada TM 1,2 adalah 56 pelepah, pada TM diatas 3 harus dipertahankan 48 pelepah dan sesudah TM 2 dikebun betami rantau estate diterapkan deengan rumus songgo 2, yang harus dijaga agar jangan sampai over prunning, penunasan yang berlebihan dapat menurunkan hasil dengan turunnya karbohidrat untuk hasil dan terjadinya sex

ratio. Namun under prunning dapat menyulitkan pemanen untuk dapat melihat buah kriteia matang panen, dan mengakibatkan kehilangan buah akibat buah busuk atau tingginya asam karena over ripe. Penunanasan yang dilakukan dikebun Betami rantau estate direncanakan 2 pusingan pertahun, penunasan rutin dilakukan sepanjang tahun dan tidak perlu menunggu musim hujan,tujuan dilakukan penunasan : 1. Agar lebih mudah pemanenan 2. Mutu buah lebih baik dari segi kualitatif dan kuantitatif 3. Mengurangi penyerapan pupuk untuk pelepah yang kurang berfungsi 4. Lebih indah dan estetika 5. Mengurangi hama penyakit 6. Mengurangi kecelakaan panen 1. Jenis Jenis Penunasan Berbagai tindakan kultur teknis yang dikerjakan oleh suatu perkebunan kelapa sawit dalam meningkatkan produksinya, diantaranya adalah penunasan. Daun kelapa sawit dalam jumlah tertentu, merupakan salah satu faktor yang turut menenentukan dan produktivitas tanaman (Ahmad Basyar). Agar dapat melaksanakan metabolisme dengan baik, sepeti proses fotosintesis dan respirasi maka jumlah pelepah harus dipertahankan dalam jumlah tertentu sesuai dengan umur tanaman. Untuk tanaman yang berumur 3-8 tahun, jumlah pelepah yang optimal sekitar, 48-56 (6-7 lingkaran duduk daun). Sementara itu, untuk tanaman dengan umur lebih dari 8 tahun, jumlah pelepah sekitar 40-48 pelepah (5-6 ling karan duduk daun).

Sedangkan menurut (Ahmad Basyah, 1996) dalam setiap tahun tanaman kelapa sewit muda dapat memproduksi 30-35 pelepah dan berangsur-angsur menurun pada tanaman dewasa menjadi 20-24 pelepah. Jumlah pelepah yang diinginkan untuk menghasilkan produksi yang optimal pada Tunas setelah minimal 40 pelepah umur tanaman menghasilkan (TM) dewasa (berumur > 9 tahun) Penunasan dapat dibagi dalam beberapa sistem yaitu: Tunas Pasir, Tunas Selektif, Tunas Umum atau Periodik,dan tunas rutin. 1. Tunas Pasir Tunas pasir hanya di kerjakan hanya sekali selama dalam satu siklus tanaman yaitu pada tanaman berumur 2,5 tahun sejak di tanam dilapangan atau bila tanaman cukup berkembang untuk berproduksi. Tunas pasir dilakukan sebagai persiapan untuk kemudahan panen. Tunas pasir dilakukan dengan cara : Pelepah paling bawah (1-2 lingkar maksimal 15 cm dari permukaan tanah) atau pelepah bekas dari pembibitan dipotong. Pemotongan rapat ke pangkal pelepah dengan mengunakan arit kecil dan dodos ke kecil Pada saat pemotangan pelepah, sekaligus dilakukan pembersihan tanaman (sanitasi) terutama pembuangan bunga atau tandan yang busuk, Pelepah yang dipotong dikumpulkan atau ditumpuk di gawangan mati, Kebutuhan tenaga tunas termasuk sanitasi adalah 2-3 Hk/Ha dengan tenaga sendiri. (PT. Betami)

Dari gambar dibawah ini dapat dilihat pembuangan tunas pasir Gambar 1. Tunas Pasir 2. Tunas Selektif Penunasan selektif bertujuan untuk mempersiapkan pohon untuk dipanen yaitu pada saat berumur 3-4 tahun, tegantuk pada tanaman dan pertumbuhan pohon dengan tujuan mempersiapkan pohon untuk dipanen. Suatu blok tanaman dapat dimulai ditunas selektif jika sekurang-kurangnya 40% setelah mempunyai tandan buah yang hampir masak pada ketinggian lebih kurang 90 cm dari tanah atau diukur dari permukaan tanah kepangkal tandan tertua. Penunasan sisa pohon yang 60% lagi dilaksanakan 4 bulan kemudian, Sehinga semua pohon diblok tersebut akhirnya akan tertuntaskan. Gambar 2. Tunas Selektif

3. Tunas Umum atau Periodik Penunasan periodik dilakukan pada tanaman yang berumur diatas 4 tahun sampai dengan 7 tahun, rotasi 9 bulan sekali dan ada juga yang melakukan sampai dengan 10 bulan sekali. Jumlah pelepah yang masih tingal di pohon berjumlah 52-58 pelepah atau 6-6,5 pelepah disetiap spiralnya. Pada satat penunasan dilaksanakan jumlah pelepah yang ditingalkan sebanyak 2 dibawah tandan buah masak terendah. Perencanaan penunasan pada setiap tahunnya didasarkan pada rotasi terakhir ditahuh sebelumnya. Penunasan umur 8 tahun sampai dengan 14 tahun, dilaksanakan sama dengan umur 4-7 tahun dengan jumlah pelepah yang ditinggal pada saat panen adalah sebanyak 40 48 pelepah atau 4 pelepah setiap spiral. Pelepah yang ditingalkan hanya 1-2 pelepah dibawah tandan masak. Penunasan pada tanaman yang berumur lebih dari 15 tahun atau setara dengan 15 tahun, pelaksanaan penunasan dilakukan seperti pada umur 4-14 tahun dengan jumlah pelepah yang di tingal di pohon setelah penunasan atau panen adalah 32 pelepah. Gambar 3. Tunas Umum Atau Periodik

4. Tunas Rutin (Tunas Progresive) Penunasan rutin adalah penunasan yang dilakukan secara bertahap dan terus menerus sepanjang tahun bersama dengan panen, dimana pelepah dibuang bilamana lebih dari yang ditetapkan. Pelepah yang dipotong tergantung umur tanaman, namun songgoh dua. Untuk tanaman yang tidak mempunyai pelepah normal, pemotongan pelepah didasari atas mempertahankan jumlah pelepah yang ada yaitu, 48-56 pelepah pada tanaman yang berumur kurang dari 8 tahun dan pelepah 40-48 pelepah pada tanaman yang lebih dari 8 tahun. Pohon yang pertumbuhan kurang baik atau kuning defiensi hara arus lebih hati hati dan cukup membuang daun kering saja. Penunasan atau membuang cabang-cabang yang tidak berguna lagi bagi tanaman kelapa sawit dikerjakan dengan tujuan : Sanitasi (kebersihan) tanaman Memperlancar proses penyerbukan alami. Memperbaiki sirkulasi udara disekitar tanaman. Mempermudah pelaksanaan panen. Panen dapat dilaksanakan dengan baik. Menghindari tersangkutnya berondolan. Pengamatan akan lebih mudah. Menciptakan kondisi yang baik bagi pekerjaan dan kesehatan si pemanen.

Dari gambar dibawah ini dapat dilihat pembuangan tunas rutin Gambar 4. Tunas Rutin Penyusunan pelepah X X X X X X X X X X X X X X X X X X Ket : X Tanaman Kelapa Sawit Pelepah Daun Gawangan Mati Pasar Piku Tabel 8. Standar Pelepah Kelapa Sawit No Umur tanaman (tahun) Jumlah Pelepah 1 lebih Kecil 4 64 2 4 Sampai dengan 8 48 56 3 8 sampai dengan 15 40 48 4 lebih besar 15 32 40

C. Standar Penunasan Standar dalam melakukan penunasan harus dilaksanakan dan jika tidak dilaksanakan akan berakibat langsung terhadap turunnya produksi dan stres pada tanaman kelapa sawit. Standar jumlah pelepah tanaman umur 8 tahun adalah 40-48 pelepah perpohon dan umur 8 tahun sebanyak 48-56 pelepah/pohon. Tanaman yang msempunyai jumlah kurang 40 pelepah/pohon dapat merangsang terbentuknya bunga jantan yang lebih banyak, sebaliknya jika lebih 56 pelepah/ pohon dapat merangsang timbulnya penyakit busuk tandan (Maramius Palmivorus) dan menyulitkan panen karena sulit kelihatan. Pada waktu penunasan pelepah dipotong mepet ke batang dengan potongan miring keluar (kebawah) berbentuk tapak kuda dengan sudut 30. Pemotongan pelepeh dengan tidak mepet seperti tanduk harus dihindari, karena berondolan akan tersangkut di ketiak pelepah. Hal ini akan mengakibatkan kriteria tandan matang panen akan sulit dilihat oleh pamanen, karena berondolan tidak jatuh di piringan pohon.

Tabel 1. Standar Penunasan Untuk Tanaman Kelapa Sawit Umur tanaman (tahun) s<3 Kebijakan Pemotongan pelepah tidak dibolehkan Prioritas untuk dengan cara pemotongan pelepah tua dan kering. Jumlah songgo - Jumlah spiral - Jumlah pelepah - 4 7 Dilakukan penunasan tetapi tetap mempertahankan pelepah yang di pohan sesuai ketaentuan. 3 6-7 48 56 8-14 Dilakukan penunasan sesuai dengan ketentuan. 2 5-6 40-48 >15 Harus meminimalisasikan penunasan agar pohon atau tanaman dapat melakukan fotosintesa dengan baik dan tidak stres. 1 4 32 D. Pengaruh Jumlah Pelepah Terhadap Produksi Efektifitas jumlah daun yang berpotesi mengasilkan bunga menjadi buah sangat di tentukan oleh adanya keseimbangan antara jumlah pelepah yang dipertahankan terhadap tanaman, sehingga tanaman dapat berproduksi secara maksimal (Alberto.P.J 2011). Penunasan merupakan upaya untuk mengatur jumlah pelepah yang perlu di pertahankan atau yang ditinggal dipohon. Jumlah pelepah pada pohon berpengaruh terhadap pertumbuhan akar, berat tandan, dan produktifitas tandan buah segar (TBS). Semangkin optimum jumlah pelepah per pohon maka potensi untuk mengasilkan tandan buah segar(tbs) akan meningkat (Alberto.P.J 2011).

Tabel 2. Pengaruh Jumlah Pelepah Terhadap Produktivitas (TBS) Produksi TBS (Kg/Pohon) Rata-rata Jumlah Pada Umur (Tahun) (Ton Pelepah/Pohon 5 6 7 8 TBS/Ha/Thn) 32 180,2 156,5 143,9 146,6 22,4 40 181,3 199,6 174,5 180,2 26,3 48 214,8 237,1 177,2 231,9 30,8 56 199,1 248,2 200,3 170,8 29,3 64 181,5 226,4 206,0 118,3 26,2