I. PENDAHULUAN. Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1980, luas lahan kebun kelapa sawit mencapai ha dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar ton. Peluang usaha membudidayakan kelapa sawit di Indonesia sangatlah besar. Kelapa sawit mampu bereproduksi hingga lebih dari 25 tahun. Tentu hal itu sangatlah menguntungkan bagi pelaku usaha budidaya kelapa sawit dalam jangka waktu yang panjang. Luas areal dan produksi kelapa sawit berdasarkan publikasi dari data statistik Ditjen Perkebunan adalah seluas 8,04 juta ha. Lahan seluas itu mampu bereproduksi 19,76 juta ton CPO pada tahun 2010 yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Penyebaran paling banyak terdapat di daerah Sumatera. Perkiraan luas areal perkebunan di Sumatera sekitar 5,29 juta ha. Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal tentunya tidak terlepas dari adanya pemeliharaan tanaman yang baik sejak dari fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) sampai pada fase Tanaman Menghasilkan (TM). Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) merupakan tanaman kelapa sawit sampai umur tiga tahun. Masa pemeliharaan TBM memerlukan cukup banyak tenaga dan biaya. Selain itu masa pemeliharaan TBM sangat menentukan keberhasilan pada saat masa tanaman menghasilkan (TM) diantaranya adalah Kastrasi. Tanaman kelapa sawit termasuk tanamana berumah satu, yang berarti bunga betina dan bunga jantan terdapat dalam satu tanaman yang letaknya terpisah. Tandan bunga terletak pada ketiak pelepah daun yang mulai tumbuh setelah tanaman berumur bulan, tetapi baru bisa dipanen pada umur 2,5 tahun. Pada saat tersebut buah masih belum ekonomis untuk diolah pabrik karena rata rata tandan yang dihasilkan beratnya masih < 3 Kg.

2 Oleh karena itu dilakukan perlakuan kultur teknis seperti perlakuan kastrasi atau ablasi. Kastrasi adalah kegiatan pembuangan bunga dan buah pasir untuk merangsang pertumbuhan vegtatif serta untuk mencegah infeksi hama dan penyakit. Pembungaan biasanya dimulai pada tanaman berumur bulan.tujuan Kastrasi atau Ablasi adalah untuk mengalihkan nutrisi atau energi dari pematangan tandan yang belum ekonomis untuk dipanen kepada pertumbuhan vegetatif. Kastrasi berlangsung hingga 6 bulan sebelum panen pertama.pelaksanaan kastrasi dimulai bila jumlah bunga hasil monitoring pada suatu blok sudah mencapai 50%.(Buku pintar Mandor,LPP 2010). Kastrasi dilakukan pada tanaman yang mengeluarkan bunga yang buahnya belum memenuhi syarat untuk dipanen. Lamanya perlakuan kastrasi (ablasi) bergantung pada situasi perkebunan dan tindakan budidaya. Kastrasi atau ablasi pada tanah kurang atau daerah yang musim keringnya panjang akan lebih lama daripada di daerah yang subur dengan pemeliharaan yang baik.

3 B. Perumusan Masalah Tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga setelah berumur 14 bulan, tergantung pada pertumbuhannya. Bunga bunga ini masih belum sempurna membentuk buah sehingga tidak ekonomis. Keadaan demikian berlangsung sampai tanaman berumur sekitar 26 tahun. Kastrasi bertujuan untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit. Tindakan ini dimaksudkan untuk memulihkan penyerapan zat zat hara bagi pertumbuhan vegetatif, disamping tanaman akan menjadi lebih bersih dan mengurangi adanya serangan hama/penyakit. Tindakan agronomis kastrasi ini terkadang tidak dilakukan para pekebun dengan salah satu pertimbangannya adalah tenaga kerja. (Sinaga, Ronald.E, 2012) Dari hal tersebut diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang kajian biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan Kastrasi tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui biaya kastrasi pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Kebun Air Batu PT. Perkebunan Nusantara IV. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman dan pengetahuan bagi para pembaca dan penulis mengenai biaya untuk melakukan kastrasi pada perkebunaan kelapa sawit.

4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia Botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama olmiah (latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaneus. Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophita Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Aracaceae (dahulu disebut Palmae) Subfamili : Cocoideae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis Jacq. Elaeis guineensis Jacq., dengan jumlah kromosom n=16 atau 2n=8A+24C, (menurut Darlington & Wylie, Arasu memiliki 32 kromosom). Elaeis berasal dari kata Elaion (Yunani=minyak), guineensis berasal dari kata Guinea (Pantai Barat, Afrika) dan Jacq singkatan dari Jacquin,seorang botanist Amerika Varitas dari Elaeis guineensis Jacq. Cukup banyak dan diklasifikasikan dalam berbagai hal. Misalnya :tipe buah, bentuk luar, tabal cangkang, warna buah, dll. Berdasarkan warna buah dikenal varitas : Nigrescens : buah berwarna violet sampai hitam waktu muda dan berubah oranye setelah buah matang

5 Virescens : buah berwarna hijau waktu muda dan setelah matang berwarna oranye Albescens : buah berwarna kuning pucat waktu muda, tembus cahaya karena mengandung sedikit karotein. Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis, yakni Elaeis guineensis dan Elaeis Oleifera. Jenis Elaeis guineensis adalah jenis yang biasa di budidayakan orang. kedua spesies kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing masing. Elaeis guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi dan Elaeis oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah. Banyak orang yang meneliti dengan cara menyilangkan kedua spesies ini untuk mendapatkan spesies yang tinggi produksi dan gampang dipanen. Elaeis oleifera sekarang juga sudah mulai dibudidayakan untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik. Ada banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Setiap Varietas mempunyai ciri khas tersendiri. Terdapat 3 jenis varietas kelapa sawit, yaitu : a. Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah. Daging buah Varietas pertama yang dijelaskan disini adalah varietas yang didasarkan pada ketebalan pada tempurung dan daging buah. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa varietas kelapa sawit di antaranya Dura, Pisifera, Tenera dan Macro carya.

6 Adapun penjelasan mengenai varietas varietas tersebut dapat dibaca dalam tabel berikut : Tabel 1. Jenis varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah Varietas Deskripsi - Tempurung tebal (2-8 mm) - Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar Dura tempurung - Daging buah relatif tipis, yaitu % terhadap buah. - Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah. - Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk batina - Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada. Pisifera - Daging buah tebal, lebih tebal daripada daging buah Dura. - Daging biji sangat tipis - Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan. - Hasil dari persilangan Dura dan Pisifera - Tempurung Tipis (0,5 4 mm) Tenera - Terdapaat lingkaran serabut di sekeliling tempurung - Daging buah sangat tebal (60 96 % dari buah ) - Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relatif kecil Adapun Gambar Varietas Kelapa sawit tertera dibawah ini :

7 Gambar 1. Varietas Dura Gambar 2. Varietas Pisifera Gambar 3. Varietas Tenera b. Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah Berdasarkan warna kulit buah, beberapa varietas kelapa sawit di antaranya vaarietas Nigrescens, Virescens, dan Albenscens. Adapun penjelasannya diperhatikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 2. Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah Varietas Warna buah muda Warna buah masak Nigrescens Ungu kehitam hitaman Jingga kehitam hitaman Virescens Hijau Jingga kemerahan, tetapi ujung buah tetap hijau Abescens Keputih putihan Kekuning kuningan dan ujungnya ungu kehitaman. c. Varietas Unggul Varietas unggul adalah varietas yang banyak dicari dan ditanam oleh para pembudidaya kelapa sawit untuk memperoleh hasil yang berkualitas dan memuaskan. Varietas unggul kelapa sawit yang dihasilkan melalui prinsip reproduksi sebenarnya dari hibrida terbaik

8 dengan melakukan persilangan antara jenis kelapa sawit yang diketahui mempunyai daya gabung yang berdasarkan hasil pengujian progeny dengan mengikuti prosedur seleksi Reciprocal Recurrent Selection (RSS). B. Morfologi Tanaman Kelapa sawit Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, berwarna kehitaman. Daging buahnya padat. Sama halnya dengan tanaman dari famili Palmae lainnya, tanaman klapa sawit memiliki dua bagian penting, yaitu : bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif meliputi akar, batang, dan daun. Bagian generatif yang merupakan alat perkembangbiakan meliputi bunga dan buah. 1. Bagian Vegetatif Tanaman a. Akar (Radix) Tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut, perakarannya sangat kuat yang keluar dari pangkal batang, tumbuh ke bawah dan ke samping. Berfungsi sebagai penyerap unsur unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akarnya juga berfungsi sebagai penyanggah berdirinya tanaman. Susunan kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah. Akhirnya, cabang cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Radikula (bakal calon akar) pada bibit terus tumbuh memanjang kearah bawah selama enam bulan terus menerus dan

9 panjang akarnya mencapai 15 cm. Akar primer kelapa sawit terus berkembang. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping.(wahyuni,2008). Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah. Akhirnya, cabang cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Penyebaran akar bergantung pada kondisi tanah. Sistem perakaran cenderung tumbuh kearah bawah, tetapi pertumbuhan selanjutnya dibatasi oleh dalamnya permukaan air tanah. Pada tanah yang bertekstur halus, akar sangat rapat, kurang baik bila dibandingkan dengan perkembangan akar pada tanah yang memiliki aerasi baik dan bertekstur longgar. Praktik budidaya tanaman kelapa sawit juga mempengaruhi penyebaran akar, terutama akar akar tertier dan kuarter yang berfungsi untuk mengabsorbsi zat hara dari dalam tanah. Perakaran kelapa sawit yang telah terbentuk sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5-10 mm, akar sekunder 2-4 mm, akar tersier 1-2 mm, dan akar kuartener 0,1-0,3 mm. Akar yang paling efektif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuartener yang berada di kedalaman 0-60 cm dengan jarak 2 3 meter dari pangkal pohon. b. Batang (Caulis) Tanaman kelapa sawit memiliki batang Lurus, melawan arah gravitasi bumi, dan dapat berbelok jika tanaman tumbang (doyong). Dalam beberapa kondisi, batang kelapa sawit juga dapat bercabang. Fungsi utama batang sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar melaui xilem serta mengangkut hasil fotosintesis melalui floem.selain itu, batang juga sebagai penyanggah daun, bunga, dan sebagai penyimpan cadangan makanan. Tinggi batang bartambah sekitar 45 cm/tahun. Dalam

10 kondisi lingkungan yang sesuai, pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm/tahun. Pada saat tanaman berumur 25 tahun, tinggi batang kelapa sawit dapat mencapai meter. Batang tanaman kelapa sawit diselimuti bekas pelepah hingg1a umur 12 tahun. Setelah itu pelepah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa. Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 10 cm pada tanaman muda hingga 75 cm pada tanaman tua. Bagian bawah batang yang agak membesar disebut bonggol. Bagian ini memiliki diameter lebih besar % dari batang bagian atas. Daun pelepah yang menempel dan membalut batang dengan susunan spiral disebut filotaksis atau dikenal juga sebagai spiral genatik. Umumnya, spiral genetik dapat memutar ke kanan atau ke kiri mengikuti deret fibonacci dengan kelipatan 8. Namun, ada juga tanaman yang membentuk filotaksis berdasarkan kelipatan 5,13, atau 21. Pangkal pelepah kelapa sawit rontok pada umur 15 tahun. Namun, untuk spesies tertentu, seperti varietas dura, kerontokan pelepahnya mulai saat tanaman berumur 10 tahun. Tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam diperkebunan meter, sedangkan di alam liar dapat mencapai 30 meter. Laju pertumbuhan tinggi tanaman dipengaruhi oleh komposisi genetik dan lingkungan. Batang mengandung banyak serat dengan jaringan pembuluh yang menunjang pohon dan pengangkutan hara. Perkembangan tinggi batang kelapa sawit yang normal dapat dilihat pada tabel 3.

11 Tabel 3. Tinggi Batang Kelapa Sawit Berdasarkan Umur Tanaman Umur (th) Tinggi (m) Umur (th) Tinggi (m) Umur (th) Tinggi (m) 3 1,6 11 7, ,5 4 2,2 12 8, ,9 5 2,6 13 8, ,2 6 3,8 14 9, ,4 7 4, , , ,3 9 5, , ,3 Sumber data : PPKS Berdasarkan pertumbuhan tinggi batangnya, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai produsen benih mengadakan pengelompokan sebagai berikut : a. Sangat cepat >80 cm/tahun :01 04 BJ, 05 17/30/31 SP, DS x BJ, SP x Ds, SP x BJ, DS SP 540. b. Cepat : cm/tahun : MA, CM, 05 27/28 SP, /56/70 DS x BJ c. Lambat cm/tahun : 02 43/50 DS, o4 16/17/21/64 CM, 09 15/19/21 d. Sangat Lambat 60 cm / tahun: 03-5/48-MA, 04/16/17/21/64/LM, SP x Ni, DY x P Dump c. Daun (folium) Tanaman kelapa sawit memiliki daun yang menyerupai bulu burung atau ayam. Daun pada kelapa sawit terdiri dari pangkal pelepah daun, yaitu bagian daun yang mendukung atau tempat duduknya helaian daun, tangkai daun, duri duri, helaian anak daun, ujung daun, lidi, tepi daun dan daging daun. Daun ini terdiri dari kumpulan anak daun (leaflet) yang memiliki tulang anak daun (midrib) dengan helai anak daun (lamina). Sementara itu, tangkai

12 daun (rachis) yang berfungsi sebagai tempat anak daun melekat akan semakin membesar menjadi pelepah sawit. Pada bagian pangkal pelepah terdapat duri (spine). Awalnya spine merupakan barisan seludang yang gagal membentuk daun sehingga menyempit dan membentuk duri. Urutan daun terbentuk secara teratur dan dinomori sesuai dengan kondisi daun. Daun nomor satu ditandai dengan membuka dan mengembangnya daun secara sempurna. Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk. Daun daun tersebut akan membentuk suatu pelepah daun yang panjangnya 7,5 9 meter dengan jumlah daun yang tumbuh di kedua sisi berkisar helai. Pohon kelapa sawit normal dan sehatakan dibudidayakan, pada satu batang terdapat pelepah daun. Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktivitas tanaman. 2. Bagian Generatif Tanaman a. Bunga (Flos) Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman berumah satu, yang berarti bunga betina dan bunga jantan terdapat dalam satu tanaman yang letaknnya terpisah. Tandan bunga terletak pada ketiak pelepah daun yang mulai tumbuh setelah tanaman berumur bulan, tetapi baru bisa dipanen pada umur 2,5 tahun. Bakal bunga terbentuk sekitar bulan sebelum bunga matang ( siap melaksanakan penyerbukaan). Pada umumnya kelapa sawit gugur pada fase awal pertumbuhan generatifnya. Tanaman kelapa sawit termasuk monoecious. Karena itu, bunga jantan dan bunga betina terletak pada satu pohon. Bunga sawit muncul dari ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk). Bakal bunga tersebut dapat berkembang menjadi bunga jantan atau bunga betina bergantung pada kondisi tanaman. Inflorescen awal terbentuk selama 2 3 bulan, lalu pertumbuhan salah satu organ refroduktifnya terhenti dan hanya satu jenis bunga yang dihasilkan dalam satu inflorescen.

13 Namun, tidak jarang juga organ betina (gynoecium) dapat berkembang bersama sama dengan organ jantan (androecium) dan menghasilkan organ hermaprodit. Pada tanaman kelapa sawit kadang-kadang dijumpai rangkaian bunga yang hermaprodit, terutama pada tanaman yang masih mudah. Hal ini dapat terjadi pada masa transisi antara siklus bunga jantan dan bunga betina. Rangkaian bunga terbentuk secara bervariasi, mulai dari bunga betina dengan beberapa cabang bunga jantan atau sebaliknya. Bunga jantan atau pun bunga betina biasanya terbuka selama 3-5 hari, tetapi makin lama daya hidupnya makin menurun. Letak bunga betina dan bunga jantan pada satu pohon terpisah dan matangnya pun tidak bersamaan, sehingga tanaman kelapa sawit biasanya menyerbuk secara silang. Setiap rangkaian bunga muncul dari pangkal pelepah daun dan masing masing terangkai. Bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Bunga jantan dan bunga betina dapat dibedakan berdasarkan bentuknya. Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil, sedangkan bunga betina bentuknya agak bulat dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar. Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga yang pecah ketika bunga tersebut menjelang matang. Tandan bunga jantan yang masak memiliki bau khas. Pada tanaman kelapa sawit yang masih muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit daripada bunga betina, tetapi perbandingan ini akan berubah sesuai dengan bertambahnya umur tanaman. Tiap tandan bunga jantan memiliki sepiklet yang panjangnya cm dan diameter 1-1,5 m. Tiap sepiklet berisi bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari jutaan banyaknya. Tandan bunga yang sedang anthesis ini berbau amis (kas). Tiap tandan bunga jantan akan dapat menghasilkan tepung sari sebanyak gr. Pada tanaman muda jumlah bunga jantan perpokok sedikit dibandingkan dengan tandan bunga betina

14 dan perbandingan ini akan berubah sesuai peningkatan umur tanaman. Perbandingan antara jumlah tandan bunga betina dengan jumlah tandan bunga jantan + tandan bunga betina + tandan bunga hermaprodit dan lain-lain dikenal sebagai sex- ratio dan dinyatakan dalam %. Angka sex-ratio penting diketahui untuk perhitungan bunga dalam estimasi produksi, poliinasi bantuan, pelepasan serangga dan penyerbukan lain-lain. Pada tipe D x P tertentu pada tanaman mudah sex-ratio ini dapat mencapai 90 % pada tahun pertama menghasilkan. Pada tabel 4 dijelaskan perkembangan bunga betina menurut umur tanaman Tabel 4. Perkembangan Bunga Betina. Umur (tahun) sex-ratio Sumber data : Lubis, Adlin U (2008) Karangan bunga betina dapat mencapai panjang cm, bakal buahnya tebal dan berdaging. Jumlah karangan bunga dalam satu karangan bunga sangat bervariasi. Setiap anak karangan bunga membawa sejumlah bunga betina yang tersusun dengan pola spiral. Tiapa karangan bunga betina dapat diberi adalah bakal buah (ovarium)dan kepala putik (stigma).

15 Adapun gambar bunga betina tertera di bawah ini : Gambar 4. Bunga betina Sedangkan karangan bunga jantan anak karangannya berbentuk silindris, panjangnya cm. Dari tiap anak karangan muncul bunga jantan yang jumlahnya berkisar antara Bagian terpenting dari bunga jantan adalah kantong sari (anthera), organ yang berisikan serbuk sari. Adapun gambar bunga jantan tertera di bawah ini : Bunga Jantan Gambar 5.

16 b. Buah (Fructus) Diperlukan waktu sekitar 5 6 bulan sejak penyerbukan untuk menjadi buah yang dewasa, matang, dan siap dipanen. Bunga betina setelah dibuahi akan berkembang menjadi buah. Lama waktu dipanen sedikit berfluktuasi sesuai dengan variasi iklim. Iklim kering yang panjang biasanya memperlambat laju pematangan buah. Buah kelapa sawit bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Buah kelapa sawit digolongkan sebagai buah drupe. Susunan buah kelapa sawit yaitu pericaep (daging buah) yang terbungkus oleh exocarp (kulit), mesocarp, dan endocarp (cangkang) yang membungkus 1 4 inti atau karnel. Sementara itu, inti memiliki testa (kuli), endosperm, dan sebuah embrio. Tandan kelapa sawit terdiri dari dua ribu buah sawit dengan tingkat kematangan yang bervariasi. Secara praktis, tandan yang dianggap matang atau layak panen dicirikan dengan tandan berwarna merah jingga yang menandakan adanya kandungan karotena. Buah yang masih muda berwarna hijau pucat,semakin tua warnanya berubah menjadi hijau hitam hingga kuning.. Buah bergerombol dengan tandan yang muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar persen. Jumlah buah rata rata 1600 buah per tandan. Ukuran dan bentuknya bervariasi menurut posisinya dalam tandan. Secara Botani buah adalah sessile drupe yang tertekan disekitar bijinya.

17 C. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Umur ekonomis kelapa sawit yang dibudidayakan umumnya 25 tahun. Pada umur > 25 tahun tanaman sudah tinggi sehingga sulit dipanen, jumlah tandan buah juga sedikit tidak ekonomis lagi. Produktivitas tanaman dipengaruhi oleh tanaman. Pengelompokan taanaman berdasarkan umur tanaman dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu : 3 8 tahun : Tanaman Muda 9 13 tahun : Tanaman Remaja tahun : Tanaman Dewasa < 20 tahun : Tanaman Tua Potensi produksi tanaman kelapa sawit juga ditentukan oleh jumlah curah hujan setahun. Jika terjadi kemarau panjang, akan menyebabkan gagalnya pembentukan bakal bunga bulan berikutnya (abortus bunga)dan keguguran buah 5 6 bulan berikutnya. Persentase potensi produksi sangat dipengaruhi oleh curah hujan, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

18 Tabel 5. Pengaruh Curah Hujan Terhadap Persentase Potensi Produksi Curah Hujan Per Tahun Potensi Produksi Lebih Dari 2500 Mm 100 % Mm 80 % Mm 70 % < 1500 Mm 60 % Curah Hujan Per Tahun Potensi Produksi Sumber : PPKS Umur tanaman memiliki peranan yang sangat penting terhadap TBS kelapa sawit. Hasil analisis menunjukkan umur tanaman 7-11 tahun memberikan pengaruh terbaik terhadap produksi TBS. Tanaman kelapa sawit pada umur 7-11 tahun dapat mencapai produksi optimum dengan jumlah TBS yang dihasilkan banyak dan berat janjang yang dihasilkan juga cukup tinggi sehingga berpenngaruh terhadap pencapaian produksi TBS per hektarnya yang tinggi pula. Kerapatan tanaman merupakan salah faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit.

19 Kualitas bahan tanaman dan lahan sangat mempengaruhi hasil atau produktivitas kelapa sawit. Secara umum produktivitas tanaman kelapa sawit pada lahan kelas S1, S2, dan S3 disajikan pada tabel 6. Tabel 6.Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Umur ( th) Kelas S1 Kelas S2 Kelas S3 T RBT TBS T RBT TBS T RBT TBS , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Rata rata Sumber : PPKS Medan Keterangan : T = jumlah tandan/pohon/tahun; RBT = Rata rata berat tandan (Kg) TBS = Ton TBS/ha/tahun

20 D. Kastrasi Pada umumnya tanaman kelapa sawit mulai mengeluarkan bunga setelah berumur 14 bulan. Namun pada tanah yang subur dan pertumbuhanya yang baik, awal pembungaan bisa lebih cepat (ada umur 8 bulan sudah keluar bunga. Bunga pada pembungaan awal belum bisa membentuk buah yang sempurna dan sangat menekan pertumbuhan vegetatif ( Anonim, 2007). Bunga muda umumnya masih kecil dan belum sempurna, sering aborsi dan tidak efisien dipertahankan unuk menghasilkan tandan (Lubis, 2008).Oleh sebab itu, semua bunga betina maupun jantan yang masih berbentuk dompet yang keluar sampai umur 24 bulan perlu dibuang atau dikastrasi. Kastrasi merupakan kegiatan yang sangat penting sebelum tanaman beralih dari tanaman belum menghasilkan (TBM) ke tanaman menghasilkan (TM) karena sangat menentukan produktivitas jangka panjang. 1. Cara Kastrasi Kastrasi merupakan aktivitas membuang semua produk generatif, yaitu bunga jantan dan betina pada saat masih berbentuk dompet. Untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit. Terakhir tanaman dikastrasi adalah enam bulan sebelum dipanen. Bila panen perdana dilakukan pada umur 30 bulan, maka kastrasi terakhir pada umur 24 bulan setelah tanam, dilanjutkan secara selektif sampai letak bunga 30 cm diatas permukaan tanah. Kastrasi mulai dilakukan jika lebih dari 50% pokok kelapa sawit dalam satu blok telah mengeluarkan bunga yang mengeluarkan bunga (masih berbentuk dompet atau seludang bunga belum membuka). Pada kondisi bunga seperti ini belum bisa diketahui apakah bunga tersebut jantan atau betina, pangkal bunga masih lunak dan bunga lebih mudah untuk dibuang/dikastrasi (bisa ditarik atau didorong dengan tangan).

21 Semakin bertambah umur (walaupun masih berbentuk dompet ), semakin susah bunga dilepas karena bunga semakin keras dan harus menggunakan alat (pengait besi). Kastrasi dikatakan terlambat bila dilakukan setelah seludang terbuka (Anonim, 2007). 2. Alat Kastrasi Peralatan kastrasi yang umum digunakan adalah besi kaki kambing atau chisel berukuran 5-7,5 cm khusus untuk bunga yang telah besar karena terlambat dikastrasi. Tenaga yang diperlukan adalah 1 HK/ ha/ rotasi. Tenaga kastrasi ini dipersiapkan untuk menjadi pemanen setelah tanaman memasuki masa TM (Sulistyo, 2010). Perancangan suatu alat maupun mesin akan terdapat berbagai masalah, baik masalah dari hasil rancangan alat dan mesin sebelumnya maupun masalah dari rancangan alat dan mesin yang akan dibuat. Maka dari itu dilakukan perumusan masalah masalah yang ada untuk mempermudah pembuatan alat dan mesin selanjutnya. Alat yang dibuat memiliki mekanisme komponen dengan fungsinya, yaitu : - Mengusahakan bunga terlepas hingga akarnya. - Penggunaannya memudahkan para pekerja. - Sederhana dan praktis. Dalam alat kastrasi ini terdapat beberapa masalah, yaitu : - Ukuran Bunga bervariasi, Maka para pekerja harus membawa lebih dari satu alat dengan berbagai ukuran di lapangan. Sedangkan dalam pengerjaannya kurang fleksibel. - Memperbaharui ukuran standard alat. Karena design alat yang digunakan adalah design lama. Sedangkan saat ini semua bibit sudah di brading, maka perubahan pada ukuran bunga juga terjadi.

22 - Capit yang digunakan statis dan tidak ergonomis. Akibatnya para pekerja susah dalam pengerjaannya. Bunga tidak melekat pada alat sehingga tangan pekerja harus mengambil ke dalam dan mendapatkan luka ringan di bagian lengan. - Gagang yang digunakan terbuat dari Kayu Jati putih. Dalam kurun waktu 1 bulan mereka harus mengganti kayu kembali dikarenakan kayu habis termakan oleh duri duri tajam yang terdapat pada pelepah pohon. Sedangkan harga kayu tersebut sangat mahal. - Dodos tidak dapat dibuka tutup. Sehingga apabila pekerja ingin menyepuh / mempipih / mempertajam alat, pekerja harus membawa alat dalam keadaan utuh. Dari masalah masalah yang terdapat pada capit udang sebelumnya, diharapkan adanya penyelesaian masalah agar rancangan alat dan mesin selanjutnya lebih baik. Penyelesaian masalah yang ada pada rancangan Capit Udang sebelumnya, yaitu : - Membuat alat dengan satu ukuran untuk semua jenis bunga yang akan dilepaskan dari pohon. - Ukuran ditentukan dengan cara mengambil data langsung di lapangan dan mencari nilai tengahnya. - Menerapkan sistem buka tutup pada capit dan merancang bentuk bulat yang akan digunakan. Dengan cara ini diharapkan agar pekerja dapat menarik bunga dalam keadaan miring, sehingga sisel tidak tersangkut. d) Gagang dibuat dari besi. Agar umur alat lebih lama dan tidak rusak apabila terkena duri dari pelepah. - Merancang dodos yang dapat dibuka tutup. Agar pekerja tidak susah saat ingin membawa dodos untuk disepuh.

23 Pekerja kastrasi sebaiknya menggunakan sarung tangan kulit yang tebal agar pekerja terlindungi dari duri kelapa sawit. Jika pekerja mengalami banyak kesulitan dalam kastrasi, Gunakan dodos untuk mempermudah kastrasi (Sinaga, 2012). Bunga yang masih kecil dipatahkan mata pengait sedangkan bunga yang sudah besar dengan alat dodos. Bunga-bunga tersebut dikumpulkan ke jalan pikul kalau sudah kering dibakar (BPM, 2010).

24 Adapun Berikut gambar alat Kastrasi, seperti Dodos, kuku kambing dan dodos capit. Dodos capit Gambar 6. Alat Kastrasi

25 III. METODOLOGI A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Air Batu PT.Perkebun Nusantara IV Afdeling VII. Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai bulan Mei Juni B. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilaksanakan adalah dengan menggunakan metode pengumpulan data dan analisa deskriptif, yang dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai kajian biaya Kastrasi. C. Pengamatan Parameter Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah : 1. Informasi umum 2. Ketentuan Perusahaan tentang kastrasi 3. Kebutuhan tenaga 4. Kajian biaya kastrasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa sawit termasuk tanaman jangka panjang. Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 13-18 meter. Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit memiliki klasifikasi: Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae (dahulu disebut

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam

Lebih terperinci

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 4 TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoeclous dimana bunga jantan dan bunga betina terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil perennial dengan periode regenerasi yang panjang sekitar 20 tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam ordo Palmales, Famili Palmae, Subfamili Cocoidae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor agribisnis kelapa sawit (elais guineensis jacq) di Indonesia tercatat memiliki

I. PENDAHULUAN. Sektor agribisnis kelapa sawit (elais guineensis jacq) di Indonesia tercatat memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor agribisnis kelapa sawit (elais guineensis jacq) di Indonesia tercatat memiliki perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari luas areal kelapa sawit yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diduga berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kelapa sawit memiliki struktur tanaman yang terdiri atas akar, batang, daun,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit adalah tanaman yang berasal dari hutan tropis di Afrika Barat pada tahun 1911 perkebunan komersial pertama didirikan di Pulau Raja (Asahan) dan Sungai Liput

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) Kingdom Divisi Subdivisi Klas Ordo Famili Subfamily Genus Species : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Monocotyledoneane

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya dari Brasilia. Di Brasilia tanaman ini tumbuh secara liar atau setengah liar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari Afrika. Kelapa sawit di Afrika diklasifikasikan oleh Jacquin pada tahun 1763 sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kelapa Sawit 2.1.1 Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode dalam pemberian nama ilmiah (Latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah I. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, setiap tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT Tujuan manajemen budidaya kelapa sawit adalah untuk menghasilkan produksi kelapa sawit yang maksimal per hektar areal dengan biaya produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Elaeis guineensis Jacq. 2.1.1. Botani Elaeis guineensis Jacq termasuk tanaman monokotil. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2003) tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

VI.SISTEM PRODUKSI BENIH

VI.SISTEM PRODUKSI BENIH VI.SISTEM PRODUKSI BENIH UNTUK PRODUKSI BENIH MAKA HARUS TERSEDIA POHON INDUK POPULASI DURA TERPILIH POPULASI PISIFERA TERPILIH SISTEM REPRODUKSI TANAMAN POLINASI BUATAN UNTUK PRODUKSI BENIH PERSIAPAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula

Lebih terperinci

III.Fisiologi Benih Sawit

III.Fisiologi Benih Sawit III.Fisiologi Benih Sawit Kelapa sawit dibedakan ke dalam tiga tipe berdasarkan ketebalan cangkang (shell), karakter ini dikendalikan oleh gen mayor tunggal yang bertindak kodominan, karekteristik tersebut

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2011 pada PT Socfindo yang berlokasi di Jalan KL. Yos Sudarso No.27 Medan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan bagian generatif. yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan bagian generatif. yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Kelapa Sawit a. Akar (Radix) Seperti jenis jenis palma yang lain, tanaman kelapa sawit mempunyai sifatsifat vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia 57 PEMBAHASAN Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia Hasil pertemuan yang dilakukan pengusaha sumber benih kelapa sawit yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perkebunan pada tanggal 12 Februari 2010,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk menghasilkan pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Varietas Kelapa Sawit 1. Varietas Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Tempurung dan Daging Buah Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietasvarietas itu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang (Musa spp.) Indonesia pisang merupakan tanaman yang sangat penting karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Pisang adalah tanaman herba yang berasal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Tanaman Jagung Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub

Lebih terperinci

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA Oleh Fetrie Bestiarini Effendi A01499044 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Elaesis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama Botanist Amerika Jacquin.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit atau yang sering disebut Elaeis quineensis Jacq, berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit atau yang sering disebut Elaeis quineensis Jacq, berasal dari 16 TINJAUAN PUSTAKA Kelapa sawit Kelapa sawit atau yang sering disebut Elaeis quineensis Jacq, berasal dari bahasa Yunani Elaeis berasal dari kata Elaion yang berarti minyak dan quineensis berasal dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit 2.1.1 Sejarah Perkelapa Sawitan Mengenai daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat. Pendapat pertama menyatakan bahwa kalapa sawit berasal dari

Lebih terperinci

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm Lampiran 1. Bagan dan Plot Penelitian 1 2 3 a U b L 1 M 0 L 1 M 2 L 2 M 1 L 3 M 0 L 3 M 2 L 3 M 0 a = 40 cm (jarak antar blok) L 2 M 0 L 2 M 2 L 0 M 2 S b = 20 cm (jarak antar plot) L 0 M 1 L 3 M 0 L 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, II. TINJUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, tetapi dapat dikembangkan diluar daerah asalnya termasuk Indonesia. Pada tahun 1848

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Akar primer awal memulai pertumbuhan tanaman setelah perkecambahan. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (Pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama. Kelapa sawit memiliki 36 kromosom, sedangkan menurut

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (Pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama. Kelapa sawit memiliki 36 kromosom, sedangkan menurut II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Elaeis berasal dari Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (Pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama botanis Amerika

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 2 Pembibitan merupakan kegiatan teknis budidaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit kelapa sawit yang berkualitas. Kegiatan pemeliharaan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembibitan.

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Gonda Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat menyebutnya chikenspike termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L) termasuk dalam keluarga rumput rumputan. tanaman jagung (Zea mays L) dalam sistematika ( Taksonomi ) tumbuhan, kedudukan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat. 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Afrika Barat. Spesies palm tropika ini banyak ditanam di kawasan garis khatulistiwa.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013). TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Taksonomi dari tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut; divisi Spermatophyta, dengan subdivisi Pteropsida. Kelapa sawit tergolong kelas Angiospermae dengan subkelas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, diperkirakan dari lereng pegunungan Andes, di negara-negara Bolivia, Peru, dan

Lebih terperinci

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997). II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Taksonomi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tanaman industri penghasil minyak masak, minyak industri, bahan baku industri dan bahan bakar. Produktivitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci