BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan data, deskripsi data penelitian, hasil penelitian dan dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian. A. Gambaran Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa di SMAN 3 Lubuk Basung kabupaten Agam kelas X dan XI yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dengan jumlah subjek atau sampel penelitian yaitu sebanyak 144 orang seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada BAB III dalam karya ilmiah ini. Tabel 4. 1 Gambaran umum tentang populasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler No Kelas Jumlah 1 X 47 Orang 2 XI 97 Orang Jumlah 144 Orang Sumber: Absen kegiatan ekstrakurikuler 60
61 B. Pelaksanaan Penelitian Persiapan yang penulis lakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, kemudian diajukan kepada Sekolah SMAN 3 Lubuk Basung kabupaten Agam sebagai tempat penelitian. Selanjutnya, pada tanggal 27 s/ 28 Juli 2017 penulis melakukan pengambilan data penelitian dengan menyebarkan skala kepada siswa SMAN 3 Lubuk Basung kabupaten Agam yang menjadi sampel penelitian, yaitu sebanyak 144 orang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Penyebaran skala dilakukan oleh penulis dibantu oleh guru dengan membagikan skala penelitian, yaitu skala motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepada sampel penelitian. Agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengisian skala, penulis memberikan penjelasan tentang tata cara pengisian seperti yang telah dicantumkan pada lembar petunjuk pengisian skala. C. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif menggunakan skala psikologi. Dalam penelitian ini ada satu skala psikologi yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu skala motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari 57 aitem pernyataan dan variabel yang satu lagi dengan melihat nilai rapor siswa tersebut.
62 D. Deskripsi Data Penelitian a. Kategorisasi Motivasi Siswa Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Tingkat motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Hal ini dilakukan untuk menetapkan kategori yang jelas pada subjek penelitian. Kategorisasi (K) dilakukan dengan menggunakan persamaan skor tertinggi dikurangi skor terendah (Range) kemudian dibagi dengan banyak kategori, seperti yang dijelaskan di bawah ini I = Interval R = Range (Nilai tertinggi - nilai terendah) K = Kelas Interval (rendah, sedang & tinggi) I = 156 119 3 I = 37 3 I = 12.3 = 12 Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3, dapat dilihat di lampiran bahwa dari 144 orang subjek, 58 orang atau 40% siswa memiliki motivasi berprestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler rendah, dan sebanyak 69 orang atau 48% siswa memiliki motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sedang dan sebanyak 17 orang atau 12% siswa yang memiliki motivasi berprestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler tinggi. Dari besarnya persentase motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pada tabel tersebut,
63 maka dapat diketahui bahwa siswa SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam dominan memiliki tingkat motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sedang. b. Kategorisasi Prestasi Belajar Kategori dari prestasi belajar siswa dikategorikan berdasarkan mean ideal dengan alasan untuk menyeimbangkan subjek dibagi tiga. Formulasi pengukuran ke dalam tiga kategori interval (azwar, 2012:149). Tingkat prestasi belajar siswa SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam juga dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Hal ini dilakukan untuk menetapkan kategori yang jelas pada subjek penelitian. Kategorisasi (K) dilakukan dengan menggunakan persamaan skor tertinggi dikurangi skor terendah (Range) kemudian dibagi dengan banyak kategori, seperti yang dijelaskan di bawah ini: I = Interval R = Range (Nilai tertinggi - nilai terendah) K = Kelas Interval (rendah, sedang dan tinggi) I = 85 76 3 I = 9 3 I = 3 Berdasarkan tabel 4.4 dan tabel 4.5 di lampiran didapatkan bahwa dari 144 subjek yang diteliti, sebanyak 25 orang atau 17% siswa nilainya rendah,
64 sebanyak 79 orang atau 55% siswa nilainya yang sedang dan 40 orang atau 28% siswa nilainya yang tinggi. Dari besaran persentase nilai siswa pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa siswa SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam lebih dominan memiliki nilai yang dikategorikan sedang. E. Hasil Penelitian a. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan syarat pokok dalam analisis data parametrik seperti korelasi, karena data-data yang akan dianalisis parametrik harus berdistribusi normal. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data yang normal menyatakan bahwa subjek penelitian tergolong representatif atau dapat mewakili populasi yang ada, sebaliknya apabila sebaran tidak normal, maka dapat disimpulkan bahwa subjek tidak representatif atau tidak mewakili populasi yang ada. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov, data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi besar dari 0,05 (Priyatno, 2012:57). Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 15.0 for windows, maka diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut:
65 Tabel 4.6 Uji Normalitas Sebaran Skala motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test motivasi Nilai N 144 144 Normal Mean Parameters(a, b) 133.8819 80.3819 Std. Deviation 7.76085 2.10891 Most Extreme Absolute Differences.070.107 Positive.070.107 Negative -.046 -.094 Kolmogorov-Smirnov Z.844 1.283 Asymp. Sig. (2-tailed).475.074 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Tabel 4.6 di atas menunjukkan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujiannya yaitu apabila nilai signifikansi atau p > 0,05 maka data berdistribusi normal. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymptotic Significance 2-tailed) untuk motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah 0,475 dan prestasi belajar siswa 0,074. Signifikansi untuk variabel motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal dan signifikansi untuk variabel prestasi belajar juga lebih besar dari 0,05 maka berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data skala motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan data prestasi belajar siswa keduanya berdistribusi normal.
66 b. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel penelitian secara signifikan mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Menurut Priyatno (2012), kedua variabel dikatakan linear apabila memiliki taraf signifikansi linearity kecil dari 0,05 (p < 0,05). Uji linearitas pada SPSS versi 15.0 for windows diperoleh sebagai berikut: nilai * motiv asi Tabel 4.7 Uji Linearitas Sebaran Skala Motivasi berprestasi Siswa dalam Betwe en Group s Kegiatan Ekstrakurikuler Dan Prestasi Belajar (Combined ) Linearity Sum of Squares df 111.776 32 3.493.453 1.453 Deviation from Linearity 111.323 31 3.591 Within Groups 524.217 111 4.723 Total 635.993 143 Sumber: Data SPSS 15.0 for windows Mean Squar e F Sig..74 0.09 6.76 0.836.757.808 Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat pada output ANOVA Table di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada linearitas sebesar 0,757 dan karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,757 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan
67 ekstrakurikuler dan prestasi belajar tidak terdapat hubungan yang linear, maka asumsi linearitas tidak terpenuhi. c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi pearson untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa di SMAN Lubuk Basung Kabupaten Agam. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for windows diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Analisis Korelasi Pearson Correlations motivasi Nilai Motivasi Pearson Correlation 1.027 Sig. (2-tailed).751 N 144 144 Nilai Pearson Correlation.027 1 Sig. (2-tailed).751 N 144 144 Sumber: SPSS 15.0 for windows Hasil analisis pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien pearson correlation motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa sebesar 0,027 dan nilai signifikansi sebesar 0,751. Jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima sedangkan, jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha nya
68 diterima. Nilai signifikansi dari motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi belajar siswa adalah 0.751 (0.751 > 0.05) maka Ho diterima. Artinya pada taraf signifikansi antara dua variabel menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar (Priyatno, 2012: 109). Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan besar koefisien r = 0,027, diperoleh nilai r hitung adalah 0,027, sementara r tabel 0,163. Menurut Sugiyono (2008), jika r hitung > (besar) r tabel maka hipotesis diterima. Sebaliknya, Jika r hitung < (kecil) r tabel maka Ha ditolak dan Ho yang diterima. Dari hasil perhitungan koefisien korelasi diperoleh nilai r hitung lebih besar dari r tabel, yaitu 0,027 < 0,163, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstakurikuler dengan prestasi belajar siswa di SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam. Jadi, berdasarkan hasil uji analisis korelasi Pearson dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstakurikuler dengan prestasi belajar siswa disman 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam. F. Pembahasan Analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 144 orang subjek, 58 orang atau 40% siswa memiliki motivasi berprestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler rendah, dan sebanyak 69 orang atau 48% siswa memiliki
69 motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sedang dan sebanyak 17 orang atau 12% siswa yang memiliki motivasi berprestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler tinggi. Karena sebagian besar dalam ruang sedang maka mengindikasikan bahwa motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sedang. Kemudian analisis data yang diperoleh juga menunjukkan bahwa dari 144 subjek yang diteliti, sebanyak 25 orang atau 17% siswa prestasinya rendah, sebanyak 79 orang atau 55% siswa prestasinya yang sedang dan 40 orang atau 28% siswa prestasinya yang tinggi. Dari besaran persentase prestasi siswa pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa siswa SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam lebih dominan memiliki prestasinya yang dikategorikan sedang. Hasil penelitian dari data, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa di SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam. Hal ini terbukti dari koefisien Korelasi Pearson sebesar 0.027 dengan signifikansi 0.751 (0.751>0.05), sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa di SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam. Motivasi adalah kekuatan yang menggerakan seseorang untuk berperilaku, berpikir, dan merasakan seperti yang mereka lakukan. Perilaku yang termotivasi diberikan kekuatan, diarahkan, dan dipertahankan (King, 2014:64).
70 Djaali (2014:101) mengemukakan motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan akivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Menurut Johnson, Schwitzgebel dan Kalb (Djaali, 2014:109) Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasilhasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau kebetulan. 2. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya. 3. Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya. 4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain. 5. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencari apabila hal-hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan. Nursyamsi (2003:114), motivasi merupakan suatu faktor yang terdapat di dalam diri individu, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran atau tujuan yang diinginkan oleh individu, dengan kata lain motivasi mengacu kepada faktor yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku. Suryosubroto (2009:287-288) menjelaskan program ialah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Program
71 merupakan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan, kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi yang masuk sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan proses untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misal kegiatan olah raga, kesenian, pramuka, PMR, dan berbagai macam keterampilan. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang di lakukan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah dorongan yang terdapat dalam diri individu untuk melakukan kegiatan apapun baik kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan diluar jam pembelajaran atau proses belajar mengajar dalam kelas. Tinggi, sedang, dan rendahnya motivasi individu untuk melakukan kegiatan ekstrakurikuler kembali kepada individu masing-masing. Tinggi, sedang, dan rendahnya motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat dilihat dari tinggi, sedang, dan rendahnya skor yang diperoleh pada skala motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa pada motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, maka semakin tinggi pula motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dimiliki oleh siswa tersebut. Sebaliknya,
72 semakin rendah skor yang diperoleh pada skala motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, maka semakin rendah pula motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pada siswa tersebut. Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam membentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks yang diajarkan oleh gurunya (Syah, 2010:87-89). Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Syah, 2012:216). Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan (jurnal, Cahyandaru, 2013:30). Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian terhadap keberhasilan program pembelajaran siswa, yang tujuannya antara lain untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa, dan berfungsi antara lain untuk menentukan posisi siswa dalam
73 kelompoknya. Prestasi belajar siswa dimanifestasikan dalam bentuk yang bertahap dari yang rendah sampai tinggi. Tinggi, sedang dan rendahnya prestasi belajar siswa yang dilakukan oleh siswa dapat dilihat melalui tinggi, sedang dan rendahnya skor yang diperoleh pada nilai rapornya. Jadi, dari hasil penelitian, nilai signifikansi dari prestasi belajar dan motivasi mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah nilai signifikansi dari motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi belajar siswa adalah 0.751 (0.751 > 0.05) maka Ho diterima. Artinya pada taraf signifikansi antara dua variabel menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa SMAN 3 Lubuk Basung Kabupaten Agam.