BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 Eksperimen (3B) Kontrol (3C) Jumlah 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas X dan sampel siswa kelas X 4 sebagai kelompok eksperimen,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yang terdiri dari pertama tentang gambaran pelaksanaan penelitian pada kelas ekperimen yang diberikan perlakuan model learning cycle dan kelas kontrol dengan metode ceramah dan driil. Kedua membahas tentang hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembahasan tersebut meliputi deskripsi data hasil belajar matematika, analisis data yang terdiri analisis deskripsi dan uji Independent Sample t test. A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Pelaksanaan Kelas Ekseperimen Pembelajaran kelas eksperimen menggunakan model Learning Cycle. Pembelajaran kelas eksperimen dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan materi keliling dan luas bangun datar persegi, keliling dan luas persegi panjang, dan keliling dan luas jajar genjang. Proses pembelajaran kelas eksperimen mengacu pada tahapan pembelajaran model learning cycle. Keterlaksanaan proses pembelajaran kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 6. Jadwal pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen terlampir. Pertemuan pertama kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model learning cycle pada materi keliling dan luas persegi, pembelajaran dimulai dengan guru menarik perhatian siswa, menjadikan siswa bertanya-tanya melalui menunjukan sepotong kain yang berbentuk persegi untuk menentukan keliling dan luas sepotong kain tersebut. Selain itu guru mengajukan pertanyaan untuk siswa menyubutkan benda apa yang ada di sekitarnya yang berupa persegi. Pada hal ini siswa diajak berpikir kritis dengan siswa membuat prediksi menentukan keliling persegi dan luas persegi. Selain itu siswa diberikan papan bantu berupa papan berpetak yang dapat digunakan siswa untuk menentukan keliling dan luas perdegi. Siswa yang aktif mengajukan tangan untuk menyampaikan prediksinya mengenai menentukan keliling dan luas persegi. Setelah siswa membuat pridiksi secara individu kemudian membuktikan prediksinya bersama kelompok belajarnya. Selain pembuktian prediksi, guru memberi memberikan pertanyaan yang mengandung penyelidikan terkait keliling dan luas persegi. Selanjutnya siswa bersama kelompoknya mempertanggungjawabkan bukti-bukti menentukan keliling dan luas persegi. Pada saat kelompok pada presentasi, kelompok lain memperhatikan dan terjadi interaksi antar kelompok dan guru serta guru memberikan klarifikasi jika perlu. Setelah selesai presentasi, guru memberikan pengalaman baru atau peluasan konsep yang sudah didapat siswa melalui pemberian soal pemecahan 29

30 masalah tentang menghitung keliling dan luas persegi. Guru mendampingi siswa memperluas konsep, dan setelah selesai mengerjakan soal pemecahan masalah siswa antusias untuk melaporkan hasil pekerjaanya. Hasil pekerjaan siswa dibahas bersama dan terjadi interaksi antarguru dan siswa. Kemudian guru melakukan interaksi pada siswa mengenai konsep yang sudah didapat, serta siswa bisa mengajukan pertanyaan atau pernyataan mengenai materi yang terkait. Pertemuan kedua guru memulai dengan menunjukkan sebuah gambar kartun yang sudah dicetak untuk menarik perhatian siswa mengenai materi keliling dan luas persegi panjang. Siswa mencoba membuat prediksi untuk menentukan keliling dan luas persegi panjang. Guru mengajukan pertanyaan sebagai berikut ini, Jika pada gambar ini akan dibuatkan figura, maka berapakah panjang kayu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah figura? Selain membutuhkan kayu, figura ini ternyata membutuhkan sebuah mika atau kaca untuk menutupi luas gambar yang sudah tersedia tadi. Berapakah luas mika atau kaca yang dibutuhkan untuk menutupi luas gambar yang sudah tersedia? Siswa antusias mencoba membuat prediksi untuk memecahkan persoalan. Guru juga mengajukan pernyataan untuk siswa mengajukan pertanyaan mengenai benda apa yang ada di dekitarnya yang berbentuk persegi panjang. Sementara itu guru juga memfasilitasi berupa alat bantu papan berpetak. Alat bantu ini dapat digunakan siswa untuk membantu memecahkan masalah pada pembuatan figura. Siswa antusias mencoba dengan papan berpetak. Siswa antusias menyampaikan prediksinya. Masing-masing siswa secara individu menuliskan dibuku catatan masing-masing prediksi yang didapat berdasarkan analisa dan uji coba. Prediksi selanjutnya dibuktikan kebenaranya didalam kelompok. Prediksi-prediksi yang sudah dibuktikan siswa diperkuat lagi dengan guru memberikan pertanyaan yang mengandung penyelidikan tentang keliling dan luas persegi panjang. Siswa antusias membuktikan prediksi-prediksi serta lebih memperkuat bukti yang sudah didapat. Selajutnya masing-masing kelompok mempertanggungjawabkan hasil diskusinya. Presentasi dilaksanakan bergilir secara acak. Terjadi interaksi antarkelompok dan guru. Setelah masingmasing kelompok mempertanggungjawabkan hasil diskusinya, selanjutnya guru memberikan sebuah tantangan yang menarik untuk memperluas pemaham konsep tentang menghitung keliling dan luas persegi panjang. Tantangan yang menarik tersebut berupa soal pemecahan masalah tentang keliling dan luas persegi panjang. Setelah siswa yakin dengan konsep yang telah didapat, siswa antusias untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah. Tahap konfirmasi guru melaksanakan interaksi berupa tanyajawab mengenai materi menghitung keliling dan luas persegi panjang.

Pertemuan ketiga membahas tentang keliling dan luas jajar genjang. Guru memulai materi menghitung kelilig dan luas jajar genjang dengan beberapa pertanyaan Sebutkan objek disekitar sekolah atau sekitar rumah atau lingkungan yang berupa jajar genjang?.siswa antusias menjawab bahwa objek yang berbetuk jajar genjang misalnya kolam ikan, tralis cendal rumah, dan lain sebagainya. Selain itu guru memerikan alat bantu berupa papan jajar genjang yang terpisah, serta memberikan alat bantu berupa papan berpetak untuk menentukan keliling dan luas jajar genjang.siswa antusias membuat prediksi menentukan keliling dan luas jajar genjang. Setelah siswa membuat prediksi, siswa membuktikan prediksinya dalam kelompok.selanjutnya masing-masing kelompok bertanggungjawab atas bukti yang sudah didapat. Setelah siswa presentasi, guru memberikan sebuah tantangan yang menarik berupa soal pemecahan masalah untuk perluasan konsep siswa. Siswa antusias menyelesaikan soal pemecahan yang berkaitan keliling dan luas jajar genjang. Selanjutnya guru melaksanakan interaksi tanya jawab tentang apa yang sudah didapat siswa tentang sebuah konsep keliling dan luas jajargenjang. Berdasarkan pertemuan pertama, kedua, dan ketiga pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan model learning cycle siswa banyak aktif berpikir, siswa berlatih berpikir kritis, antusias, berani mengungkapkan pendapat, dan bertanggungjawab. Kondisi kelas lebih menyenang, siswa bisa bereksperimen dan belajar bersama kelompok belajanya. Hasil observasi didapatkan bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan baik, dikatakan baik sesuai dengan tahapan pada learning cycle. 2. Gambaran Pelaksanaan Kelas Kontrol Pembelajaran kelas kontrol menggunakan model ceramah dan drill. Pembelajaran yang lebih didominasi guru daripada siswa. Pembelajaran kelas kontrol dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan materi keliling dan luas bangun datar persegi, keliling dan luas persegi panjang, dan keliling dan luas jajar genjang. Keterlaksanaan proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 7. Jadwal pelaksanaan kelas kontrol terlampir. Pertemuan pertama pada kelas kontrol yaitu membahas tentang keliling dan luas persegi. Guru mengawali dengan salam dan cek absensi siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan terkait tentang pentingnya mempelajari materi keliling dan luas persegi. Guru memberikan contoh masalah sehari-hari yang terkait dengan keliling dan luas persegi misalnya seorang penjahit, seorang mebel. Menjelaskan materi keliling persegi dimulai dengan cara menentukan keliling persegi dan selanjutnya guru menjelaskan tentang luas persegi. Setelah 31

32 siswa mendaptkan penjelasan dari guru tentang keliling dan luas persegi, guru memberikan contoh soal terkait keliling dan luas persegi. Sebelum siswa diberikan latihan soal, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kesulitan yang dialami siswa. Guru dan siswa melakukan interaksi sebelum guru memberikan latihan soal. Selesai melakukan interaksi tanya jawab dengan siswa, guru memberikan latihan soal dari modul yang dimiliki siswa. Guru membimbing siswa mengerjakan latihan soal. Setelah siswa selesai mengerjakan latihan soal, guru meminta siswa untuk melaporkan hasil perkerjaanya dan dibahas bersama. Selanjutnya setelah selesai pembahasan bersama, guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Selesai selesai tanya jawab dengan siswa, guru membimbing siswa membuat rangkuman materi keliling dan luas persegi panjang. Kemudian guru menyampaikan informasi pada siswa mengenai rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya yaitu keliling dan luas persegi panjang. Pertemuan kedua membahas tentang keliling dan luas persegi panjang. Guru memulai dengan menjelaskan cara menentukan keliling persegi panjang. Kemudian dilanjut guru menjelaskan tentang luas persegi panjang. Guru memberikan contoh soal dan dibahas bersama dengan siswa. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mengalami kesulitan mempelajari keliling dan luas persegi panjang. Setelah selesai, guru memberikan latihan soal tentang keliling dan luas persegi panjang. Guru membimbing mengerjakan latihan, jika kesulitan dalam mengerjakan soal maka guru akan membimbing siswa untuk menyelesaikanya. Guru meminta siswa untuk melaporkan hasil pekerjaannya dan dibahas bersama. Kemudian guru melakukan tanya jawab lagi sebelum membuat rangkuman materi tentang keliling dan luas persegi panjang. Guru menyampaikan informasi mengenai rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan ketiga membahas tentang keliling dan luas jajar genjang. Guru memulai dengan menjelaskan tentang cara menentukan keliling jajar genjang. Kemudian dilanjut guru menjelaskan luas jajar genjang. Guru memberikan contoh soal dan dibahas bersama, siswa dipersilakan pertanya jika mengalami kesulitan sebelum guru memberikan latihan soal. Setelah siswa bertanya jawab dengan siswa, guru memberikan latiha soal mengenai keliling dan luas jajar genjang dari modul yang dimiliki siswa. Guru membimbing siswa mengerjakan latihan soal, dan guru meminta siswa untuk melaporkan hasil pekerjaanya dan dibahaas bersama. Guru melakukan tanya jawab lagi sebelum guru membimbing mmebuat rangkuman. Guru membimbing siswa untuk membuar rangkuma tentang keliling dan luas jajar genjang. Guru menginforasikan bahwa pada pertemuan yang akan

33 datang akan diadakan ujian tentang keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan jajar genjang. B. Analisis Data Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menganalisis data antara lain uji deskriptif, uji normalitas data, dan uji hipotesis. Persyaratan analisis data dengan menggunakan statistic parametrik adalah skor yang diperoleh berdasarkan distribus normal. Sebelum dilakaukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan hasil perhitungan dapat diketahui skor yang diperoleh. Pengujian ini dengan menggunakan teknik normalitas Shapiro-Wilk dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dan dengan uji t-test. 1. Data Kemampuan Awal a. Deskripsi Data Kemampuan Awal Deskripsi data kemampuan awal menggunakan data hasil ulangan matematika kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan, dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Kemampuan Awal N Mean Std. Deviation Eksperimen 25 75.92 9.15 Kontrol 24 71.37 7.78 Valid N (listwise) 24 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa untuk kelas eksperimen mempunyai rata-tata sebesar 75,92 dengan standar deviasi 9,15. Kelas kontrol memiliki rata-rata sebesar 71,37 dengan standar deviasi 7,78. b. Uji Normalitas Kemampuan Awal Uji normalitas sebelum diberi perlakuan kelas eksperiemen dan kelas kontrol menggunakan data hasil ulangan matematika. Berikut hasil uji normalitas Tabel 4.2. Tabel 4.2 Uji Normalitas Kemampuan Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Eksperimen 0.941 24 0.170 Kontrol 0.934 24 0.119

34 Berdasarkan Tabel 4.2 pada kolom Shapiro-Wilk kelas eksperimen dengan signifikan 0,170 > 0,05. Hasil analisis diketahui bahwa hasil analisis > 0,05, artinya data berdisribusi normal. Kelas kontrol dengan taraf signifikan 0,119 > 0,05. Hasil analisis diketahui bahwa hasil analisis > 0,05, artinya data berdistribusi normal. c. Uji Homogenitas Kemampuan Awal Uji homogenitas kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan data hasil ulangan matematika sebelum diberi perlakuan. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Data_Ula Equal nganmat variances assumed Equal variances not assumed F Sig. t df Sig. (2- tailed) Mean Differe nce Std. Error Differe nce 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 0.78 0.38 1.87 47 0.068 4.54 2.43 -.350 9.44 1.87 46.3 44 0.067 4.54 2.42 -.335 9.42 Uji homogenitas kemampuan awla kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3 bagian Levene's Test for Equality of Variances kolom signifikansi menunjukan = 0,38 = 38 % > 5 % maka H 0 diterima artinya ke dua kelompok mempunyai varian yang sama atau homogen. Bagian dilihat juga pada kolom t-test for Equality of Means bahwa sig.(2-tailed) sebesar 0,68 = 68 % > 5% yang artinya bahwa kedua kelas tidak memiliki perbedaan rata-rata atau memiliki rata-rata hasil belajar yang sama.

35 2. Hasil Belajar Matematika (Posttest) a. Analisis Deskriptif Posttest Hasil belajar matematika kelas eksperimen setelah diberi perlakuan model Learning Cycle dan kelas kontrol dengan metode ceramah dan drill, dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Eksperimen 25 55.00 100.00 76.20 10.92 Kontrol 24 40.00 90.00 63.33 13.56 Valid N (listwise) 24 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa untuk kelas eksperimen mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 55, dengan rata-rata 77,00. dan standar deviasi 9,78. Kelas kontrol mempunyai skor maksimal 90, skor minimal 50, dengan rata-rata 68.75 dan standar deviasi 9.91. b. Uji Normalitas Data Posttest Data hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji kenormalitasanya atau kemiringan data. Berikut dapat dilihat pada Tabel 4.5 uji normalitas data hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. c. Uji Homogenitas dan uji t Data Posttest Tabel 4.5 Hasil Uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Eksperimen 0.959 24 0.422 Kontrol 0.937 24 0.139 Berdasarkan tabel 4.5 tabel Test of Normalitykolom Shapiro-Wilkkelas eksperimen dengan signifikan 0,422 > 0,05. Hasil analisis diketahui bahwa hasil analisis > 0,05 artinya data berdisribusi normal. Kelas kontrol dengan taraf signifikan 0,139> 0,05. Hasil analisis diketahui bahwa hasil analisis > 0,005, artinya data berdistribusi normal. Uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 bagian Levene's Test for Equality of Variances kolom signifikansi menunjukan = 0,106 = 10,6 % > 5 % maka H 0 diterima artinya ke dua kelompok mempunyai homogen.

36 Hasil belajar mtk Equal variances assumed Equal variances not assumed Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas dan Uji t Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Differe nce Std. Error Difference 2.71 0.106 3.66 47 0.001 12.87 3.51 3.64 44.15 0.001 12.87 3.52 Berdasarkan uji prasyarat data hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilanjut dengan uji t- Independent Samples Test (Uji banding dua sampel). Tabel 4.6 pada bagian t- test for Equality of Meandiperoleh informasi bahwa nilai t sebesar 3,644 dengan signifikansi 0,001% = 0,1% <5% maka Ho ditolak atau menerima H 1. Menerima H 1. maka rataan ke dua kelompok berbeda. Kita lihat pada Tabel 4.4 bahwa rataan untuk kelas eksperimen 76,20 jauh lebih baik dari pda kelas kontrol 63,33. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar matematika kelas kontrol. C. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model Learning Cycle terhadap hasil belajar matematika pada materi bangun datar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil belajar sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran, sehingga diperlukan analisis pelaksanaan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan pembelajaran. Hasil analisis pelaksaan pembelajaran berdasarkan lembar observasi dapat dilihat pada lampiran. Perlakuan yang berbeda diberikan pada kelas eksperimen dengan model learning cycle. Hasil observasi dan pengamatan pada kelas eksperimen, siswa tampak antusias dalam pembelajaran. Siswa tampak antusias dalam belajar seperti

1) rasa keingintahuanya tampak yang ditunjukan dengan rasa penasaran terhadap pokok bahasan, yang sebelumnya siswa tampak kurang bersemangat dalam pembelajaran matematika; 2) siswa berlatih untuk memecahakan seuatu permasalahan dan berlatih bertanggungjawab atas pekerjaanya, yang sebelumnya siswa hanya duduk menerima konsep baru; 3) siswa berlatih bertanggungjawab dan percaya diri dalam mempresentasikan hasil pekerjaanya, yang sebelumnya siswa masih malu-malu dan ragu; 4) siswa mencoba memecahkan suatu hal baru yang ditunjukan dengan sikap siswa yang antusias dalam memecahkan suatu pemecahan masalah yang bertujuan untuk memluas konsep, yang sebelumnya siswa hanya malas jika dihadapkan dengan suatu pemecahan masalah; 5) siswa antusias bertanya terhadap konsep yang sudah didapat siswa, yang sebelumnya siswa malu untuk bertanya. Rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen sebesar 76,20. Kelas kontrol diberi perlakuan dengan metode ceramah dan drill. Hasil observasi dan pengamatan pada kelas kontrol bahwa pembelajaran yang monoton, siswa kurang antusias dalam pembelajaran, dan siswa kurang aktif. Keadaan kelas yang seperti itu, sehingga diporoleh hasil belajar matematika kelas kontrol kurang memuaskan. Rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen sebesar 63,33. Pemberian perlakuan yang tidak sama antara kedua kelas, ternyata diporleh hasil yang berbeda. Berdasarkan desain pelitian yang digunakan mencari rata-rata hasil belajar matematika dari kedua kelompok tersebut, kemudian mencari perbedaan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh Te-Tp= 76,2 63,33 =12,87. Kemudian berdasarkan hasil statistik perbedaan hasil belajar matematika berbeda secara signifikansi berdasarkan uji t bahwa nilai t sebesar 3,644 dengan signifikansi 0,001% = 0,1% < 5% maka Ho ditolak atau menerima H 1. Menerima H 1. maka rataan ke dua kelompok berbeda secara signifikan. Berdasarkan uraian di atas penelitian menunjukkan hasil bahwa pembelajaran dengan model learning cycle hasil belajarnya lebih baik dibandingkan pembelajaran yang tidak menggunakan model learning cycle. Hal ini sejalan oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Tuna dan kacar (2013) meneliti tentang The Effect Of 5e Learning Cycle Model In Teaching Trigonometry On Students Academic Achievement And The Permanence Of Their Knowledge. Hasil penelitiannya yang menunjukan bahwa kelas eksperimen hasil akademiknya dan pengetahuan trigonometrinya lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol yang tidak diterapkan model Learning Cycle. 37

38