PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP N 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Fauzana 1, Indriani Nisja 2, Upit Yulianti DN 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Annafauzana95@gmail.com ABSTRACT This research was done by considering some background of the problems. They were; the students still have low competence in writing poetry, they tend to meet the difficulties in understanding the poetry material and stating their ideas into poetry form. In addition, an uninteresting learning strategy also can affect the problem. These phenomenons caused the low score of the students in writing poetry. This research was purposed to describe the effect of Number Head Together strategy toward students achievement in writing poetry at the seventh grade students of SMP N 1 Batang Anai Regency of Padang Pariaman. This was a Quantitative experiment research method. The results of this research were; (1) the students mean achievements at the seventh grade students of SMP N 1 Batang Anai Regency of Padang Pariaman in writing the poetry before using Number Head Together strategy was about 70, 49 on the authority level of 66-55% (more than enough). (2) the students mean achievements at the seventh grade students of SMP N 1 Batang Anai Regency of Padang Pariaman in writing the poetryaftet using Number Head Together strategy was about 82, 30, on the level of 76-85% (Good). (3) there was significant effect in using Number Head Together strategy towards students achievement at the seventh grade students of SMP N 1 Batang Anai Regency of Padang Pariaman in writing the poetry with the experimental with tcount test> ttable = 6,84> 1,70. Keywords: Writing, Number Head Together, Effect, Poetry PENDAHULUAN Menulis tidak hanya dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengeluarkan ide-ide kreatif siswa saja, tetapi juga memperlihatkan agar siswa memiliki pemahaman yang kuat tentang teori-teori yang berkaitan dengan kegiatan menulis. Dalman (2014:4) mengemukakan bahwa menulis adalah proses penyampaian pikiran, anganangan, perasaan dalam bentuk lambang/ tanda/ tulisan yang bermakna. Oleh karena itu, pemahaman teori sangat mendukung siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis. Semakin baik pemahaman siswa mengenai teori tentang menulis maka siswa akan lebih mampu menulis secara baik. Dalam praktiknya di sekolah, beberapa ragam tulisan yang harus dikuasai siswa kelas
VII SMP/MTS meliputi menulis buku harian, menulis surat pribadi, menulis teks pengumuman, menulis pesan singkat, dan menulis kreatif puisi. Keterampilan menulis puisi juga merupakan salah satu materi pelajaran pada silabus kelas VII SMP/MTS semester genap yang harus dikuasai siswa di sekolah. Menurut Djojosuroto (2006:12) puisi merupakan salah satu bentuk kreasi seni, menggunakan bahasa sebagai media pemaparnya. Tetapi berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari, bahasa dalam puisi memiliki kekhasan sendiri. Pembelajaran menulis puisi tentu tidak semudah yang dibayangkan, dalam menulis puisi siswa harus memahami unsur dan struktur yang terdapat pada puisi, agar pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dapat tersampaikan dengan baik dan tidak menimbulkan keraguan pada pembaca, siswa diharapkan mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi dengan baik. Sehingga, siswa mampu menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. Menurut Gani (2014:16) sebuah puisi terbentuk dari beberapa unsur sebagai berikut. (1) kata (2) larik (3) bait (4) bunyi, dan (5) makna. Menurut Djojosuroto (2006:15) struktur puisi ada dua yaitu. (1) struktur fisik puisi, struktur fisik secara tradisional disebut elemen bahasa. Struktur fisik dibangun oleh. Pertama, diksi merupakan esensi seni penulisan puisi. Adapula yang menyebut diksi sebagai dasar bangunan puisi. Kata-kata yang dipilih penyair sesuai dengan perasaan dan nada puisi. Kedua, gaya bahasa, tujuan menciptakan gaya bahasa dalam puisi, antara lain agar menghasilkan kesenangan yang bersifat imajinatif. Ketiga, pencitraan adalah pengungkapan pengalaman sensoris penyair ke dalam kata dan ungkapan, sehingga terjelma gambaran suasana yang lebih konkrit. Keempat, bunyi, pembahasan bunyi di dalam puisi menyangkut masalah rima, ritma, dan mentrum. Rima berarti persamaan atau pengulangan bunyi, sedangkan ritma berarti pertentangan bunyi yang berulang secara teratur yang membentuk gelombang antar baris puisi. Metrum adalah variasi tekanan kata atau suku kata. (2) Struktur batin puisi merupakan wujud kesatuan makna puisi yang terdiri atas. Pertama, tema. Kedua, nada,. Ketiga, perasaan, Keempat, amanat. Pembelajaran keterampilan menulis puisi ini terdapat dalam standar isi kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) SMP mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII. Standar Kompetensi (SK) yang berkaitan dengan keterampilan menulis puisi adalah SK 16 yang berbunyi mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi. Kompetensi Dasar (KD) yaitu 16.1 yaitu menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam. Jadi, jelaslah bahwa keterampilan menulis puisi merupakan salah satu materi yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa. Setelah melakukan observasi juga dilakukan wawancara dengan salah satu guru bahasa Indonesia kelas VII SMP N 1 Batang Anai yang bernama Afyetti Sofyan, S.Pd pada tanggal 13 Januari 2017 didapatkan informasi bahwa: pertama, siswa masih belum terampil dalam menulis puisi karena siswa kurang berminat dalam sastra terutama dalam menulis puisi. Kedua, siswa sulit memahami materi puisi khususnya pada gaya bahasa dan citraan, siswa lebih cenderung membuat gaya bahasa dan citraan yang sudah dicontohkan guru di depan kelas. Ketiga, siswa sulit mengeluarkan ide yang akan dikembangkan dalam bentuk tulisan. Keempat, kurangnya penguasaan kosa kata siswa sehingga menyulitkan siswa dalam menulis puisi. Kelima, siswa kurang memperhatikan guru saat belajar sehingga siswa tidak memahami materi puisi. Keenam, nilai siswa dalam pembelajaran menulis puisi masih rendah, karena masih belum mencapai Kriteria Ketentuan Minimum (KKM). Selain wawancara dengan guru, wawancara juga dilakukan dengan siswa kelas VII SMP N 1 Batang Anai. Berdasarkan wawancara tersebut ditemukan masalah dalam menulis puisi, yaitu: pertama, siswa kurang menyukai pembelajaran menulis puisi karena siswa berpendapat bahwa menulis puisi adalah suatu kegiatan yang sangat membosankan. Kedua, siswa sulit menemukan ide dan imajinasi dalam menulis puisi. Ketiga, siswa kurang memahami materi dan tidak tertarik dengan menulis puisi sehingga kurang termotivasi dalam menulis puisi. Sehubungan dengan beberapa permasalahan yang diungkapkan oleh guru dan siswa tersebut, perlu adanya model pembelajaran untuk mengatasinya. Salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa adalah model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT). Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajran ini diawali dengan numbering atau penomoran bagi setiap siswa. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dan memudahkan siswa dalam memahami materi puisi sebab dalam pembelajarannya siswa ditempatkan dalam suatu kelompok untuk berdiskusi. Model pembelajaran ini juga dapat memudahkan siswa dalam pembagian tugas selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan model pembelajaran ini, siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam hal mengaitkan pendapat atau jawaban pribadinya dengan rekan-rekan kelompoknya. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian secara kuantitaif merupakan penelitian yang menggunakan angka-angka (Sugiyono, 2008:8). Desain penelitian ini adalah One Group Pretest-Postest Desaign. Menurut Suryabrata (2011:101), One Group Pretest-Postest Desaign ini menggunakan satu kelompok subjek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap hasil yang lain dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2011:72). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman yang terdaftar pada tahun ajaran tahun 2016/2017 yang terdiri atas 10 kelas dengan jumlah siswa 319 orang siswa. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu Pertama, Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together. Kedua, variabel terikat adalah keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Data penelitian ini berupa skor hasil tes keterampilan Pariaman sebelum menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dan sesudah menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together. Data diperoleh dengan cara memberikan tes menulis puisi yang diberikan pada sampel penelitian. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu tes keterampilan menulis puisi sebelum dan sesudah menggunakan model Numbered Head Together. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan bentuk tes unjuk kerja. Penelitian ini dilakukan tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama, guru memberikan pretest. Pertemuan kedua, siswa diberi perlakuan dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model Numbered Head Together. Pertemuan ketiga, guru memberikan posttest. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini didapatkan data dari hasil tes yang dilakukan pada siswa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Nilai yang diperoleh untuk keterampilan menulis puisi sebelum menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together siswa kelas VII SMPN 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman berkisar antara 33,3-100. Secara lengkap yaitu siswa yang memperoleh nilai 33,3 sebanyak 1 orang (3,125%), siswa yang memperoleh nilai 44,4 sebanyak 5 orang (15,625%), siswa yang memperoleh nilai 55,6 sebanyak 4 orang (12,5%), siswa yang memperoleh nilai 66,7 sebanyak 6 orang (18,75%), siswa yang memperoleh nilai 77,8 sebanyak 8 orang (25%), siswa yang memperoleh nilai 88,9 sebanyak 4 orang (12,5%) dan siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 4 orang (12,5%), diperoleh rata-rata hitung sebesar 70,49. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan bahwa tingkat keterampilan Pariaman pada pretest berada pada tingkat penguasaan 66-75% dengan kualifikasi lebih dari cukup. Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan keterampilan Pariaman berdasarkan konversi skala 10.
Frekuensi Frekuensi 32 28 24 20 16 12 8 4 0 bahwa tingkat keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman pada posttest berada pada tingkat penguasaan 76-85% dengan kualifikasi baik. Kualifikasi Diagram Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan keterampilan Pariaman berdasarkan konversi skala 10. Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Nilai yang diperoleh untuk 32 28 24 20 16 12 8 4 0 keterampilan menulis sesudah menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together siswa kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman berkisar antara 50-100. Secara lengkap, siswa yang memperoleh nilai 55,6 sebanyak 4 orang (12,5%), siswa yang memperoleh nilai 66,7 sebanyak 5 orang (15,625%), siswa yang memperoleh nilai 77,8 sebanyak 5 orang (15,625%), siswa yang memperoleh nilai 88,9 sebanyak 10 orang (31,25%), dan siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 8 orang (25%), diperoleh ratarata hitung sebesar 82,30. Berdasarkan rata-rata hitung tersebut disimpulkan Kualifikasi Diagram Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMPN 1 Pariaman Setelah dilakukan penelitian dalam pembelajaran menulis puisi siswa, terdapat banyak kemajuan pada siswa ataupun pada nilai siswa. Siswa yang pada awalnya pasif dan pendiam dalam proses pembelajaran sudah banyak
memiliki kemajuan setelah pembelajaran menggunakan metode Numbered Head Together siswa lebih aktif dan bisa mengemukakan pendapatnya dengan teman kelompoknya. Nilai siswa juga memberikan perubahan yang signifikan setelah digunakan model pembelajaran Numbered Head Together terhadap keterampilan menulis puisi. Gani, Erizal. 2014. Kiat Pembacaan Puisi: Teori dan Terapan. Bandung: Pustaka Reka Cipta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung. Suryabrata, Sumadi. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji-t dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together siswa kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Pariaman karena. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP N 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman. DAFTAR PUSTAKA Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Djojosuroto, Kinayati. 2006. Pengajaran Puisi. Bandung: Nuansa.