BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini?

Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang merupakan rangkaian

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan

HOUSEKEEPING & PRODUKTIVITAS KERJA PERTEMUAN KE-7

Sosialisasi PROGRAM 5R RINGKAS - RAPI - RESIK - RAWAT - RAJIN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Bacaan Harian BUDAYA KERJAKU

WHAT IS LEAN MANAGEMENT?

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban


Daftar Isi. Kata Pengantar : Tiga Hal Penting Yang Diharapkan Dari Para Peserta Pelatihan Praktek Kerja Teknis 2

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #14 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat diletakan barang sesuai posisi yang benar. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

BAB V PENUTUP. pada perusahaan UKM Dian Rubber Semarang adalah sebagai berikut: a. Pemilahan sesuai dengan frekuensi (rendah, sedang, tinggi)

Bab 3. Analisis Data

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

MATERI III GUGUS KENDALI MUTU (GKM) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

Manfaat Penerapan 5R Zero waste Zero injury Zero breakdown Zero defect Zero set up time Zero late delivery Zero customer claim Zero defisit

Bab 3. Analisis Data. Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons.

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Written by Administrator Monday, 28 February :18 -

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN I-1

Silabus Program Online Training With Expert Personal Coach

Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha, pekerja dan pemerintah. Berdasarkan data dari Bereau of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Kata Pengantar. Daftar Isi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER RUBRIK AUDIT 5S

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. (K3), karena dalam Standarisasi Internasional unsur Keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Dasar Manajemen Lingkungan

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. a. Komponen part yang tidak digunakan (barang yang tidak berguna/tidak. sesuai kegunaannya harus disingkirkan atau dibuang)

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

TF KITA. Selamat Menempuh EAS KOLOM KOMUNIKASI DAN ASPIRASI. Kontribusi tulisan (tema bebas) dapat dikirim melalui ke

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, apabila suatu perusahaan didukung dengan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber daya

STUDI DESKRIPTIF MANAJEMEN KUALITAS DENGAN METODE 5S DI GUDANG HYPERMARKET X SURABAYA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan 5S atau 5R 1. Defini 5S atau 5R 5R atau 5S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan, dan dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai 14. Lima S (5S) seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke dikenal sebagai alat yang berguna bagi perusahaan yang baru mulai menerapkan peningkatan mutu atau proses just in time. Fokus utama 5S ialah menciptakan suatu budaya pengurangan atau meminimisasi limbah 15 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke) merupakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan di tempat kerja, mengadakan penataan, pembersihan, memelihara kondisi yang mantap dan memelihara kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Nama 5S berasal dari huruf pertama istilah Jepang, seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin), 5P (Pemisahan/ Pemilahan,Penyimpanan/Penataan,Pembersihan,Pemeliharaan 16 2. Arti 5S atau 5R a. Seiri (Ringkas) Merupakan langkah awal dalam menjalankan budaya 5S, yaitu membuang/menyortir/ menyingkirkan barang-barang, file-file yang tidak digunakan lagi ke tempat pembuangan. Semua barang yang ada di lokasi kerja, hanyalah barang yang benar-benar dibutuhkan untuk aktivitas kerja. Tindakan dilakukan agar tempat penyimpanan menjadi lebih efisien, karena dipergunakan untuk menyimpan barang atau file yang memang penting dan dibutuhkan, serta bertujuan juga agar 7

tempat kerja terlihat lebih rapi dan tidak berantakan 17. Membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan. Ringkas juga berarti membuat tempat kerja menjadi ringkas, yaitu hanya menampung barang yang diperlukan saja 18 b. Seiton (Rapi) Seiton berarti kerapihan tempat kerja. Semua barang ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan peruntukannya dan diberi tanda/label. Hasil dari penerapan ini ialah tempat kerja yang tertata rapi, mempersingkat waktu persiapan pekerjaan, mengurangi kemungkinan salah pengambilan bahan/barang, meningkatkan produktivitas secara umum dengan menghilangkan pemborosan waktu dalam mencari barang ataupun saat akan melakukan sesuatu 15. Setelah menyortir semua barang atau file yang tidak dipergunakan lagi, pastikan segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan, sehingga selalu siap digunakan pada saat diperlukan. Pastikan bahwa 17 : 1) Setiap barang punya tempat. 2) Setiap tempat punya nama untuk barang tertentu 3) Buat menjadi terorganisir dan sistematis 4) Beri nama pada setiap tempat penyimpanan yang mudah diingat, dapat menggunakan kode pada tempat penyimpan 5) Bila berbentuk barang, berikan label dengan nama atau visual sebagai ciri khas 6) Bila berbentuk file atau softcopy data, atur semua folder di komputer 7) Pastikan agar mudah mengidentifikasi, saat file, barang ataupun benda tersebut dibutuhkan, sehingga tidak perlu membuang banyak waktu untuk mencarinya c. Seiso (Resik) Seiso berarti menghilangkan sampah kotoran dan barang asing untuk memperoleh tempat kerja yang lebih bersih. Prinsip Seiso 8

adalah bahwa pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan 19 Langkah langkah dalam penerapan Seiso: 1) Penyediaan sarana kebersihan 2) Pembersihan tempat kerja 3) Pelestarian Seiso Slogan Seiso adalah bersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja, Membersihkan berarti memeriksa 19 d. Seiketsu (Rawat) Tahap ini adalah tahap yang sukar. Untuk menjaga ketiga tahap yang sudah dijalankan sebelumnya secara rutin. Tahap ini dapat juga disebut tahap perawatan, merupakan standarisasi dan konsistensi dari masing-masing individu untuk melakukan tahapan-tahapan sebelumnya. Membuat standarisasi dan semua individu harus patuh pada standar yang telah ditentukan, dapat dimotivasi dengan memberikan hadiah atau hukuman 17. Konsep ini juga dapat diaplikasikan dengan cara memasang media informasi atau peraturan di area keja. Selain itu, juga bisa dilakukan dengan cara mememberikan reward (bonus atau penghargaan) kepada pelaksana maupun yang bertanggung jawab terhadap wilayah penataan barang. Dengan konsep ini, para konsumen juga akan merasa nyaman dengan lingkungan perusahaan saat akan menggunakan jasa atau membeli produk perusahaan 19 e. Shitsuke (Rajin) Tidakan yang terakhir dari metode 5R ini adalah mekanisme untuk memantau pencapaian 4 konsep sebelumnya. Memastikan setiap karyawan menjalankan seluruh aktifitas 5R secara disiplin. Pemeriksaan secara teratur/rajin pada kegiatan 5R ini dapat dilakukan dengan menggunakan patrol 5R setiap hari, setiap minggu atau minimal sebulan sekali, Papan informasi 5R, Pertemuan 5 menit di lapangan dan cheklist 5R 20 9

Aktifitas Rajin ini merupakan kegiatan untuk mengajak semua pekerja yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran semua individu untuk menata lingkungan kerja masing-masing, sehingga berdisiplin 5R dapat menjadi budaya diseluruh karyawan perusahaan 21 3. Tujuan 5S Tujuan kegiatan 5S ialah meningkatkan produktifitas kerja perusahaan melalui pendekatan sumber daya manusia dari pimpinan puncak sampai pekerja lapangan dengan menanamkan sikap disiplin kerja yang baik, sehingga dapat tercapai suatu penghematan atau efisiensi 15 Memelihara lingkungan yang baik pada saat bekerja merupakan hal yang perlu diperhatihan. Selain kenyamanan dalam bekerja, kenyamanan lingkungan juga merupakan pertimbangan komersil yang berguna dan memiliki banyak keuntungan bagi pekerja maupun bagi konsumen 22 4. Manfaat 5S Dengan menerapkan metode 5S dapat memberikan manfaat secara umum kepada perusahaan. berikut beberapa manfaat 5S yang dapat diperoleh oleh perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya, yaitu: a. Meningkatkan semangat kerja tim 17 b. Membantu Untuk Mengefisienkan Pekerjaan Apabila setiap mencari barang yang dibutuhkan harus mencaricari terlebih dahulu, atau membongkar semua isi tempat penyimpanan tentunya akan membuat pekerjaan selesai lebih lama. Jika setiap barang ditempat kerja telah tersusun benar pada tempatnya tentu akan mudah menemukannya ketika kita ingin menggunakan barang tersebut, sehingga lebih efisien 23 c. Membuat masalah kualitas menjadi jelas 24 d. Meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi biaya produksi Jika setiap barang ditempat kerja telah tersusun benar pada tempatnya tentu akan mudah menemukannya ketika kita ingin menggunakan barang tersebut, sehingga lebih efisien 24 10

e. Lingkungan kerja yang lebih aman dan nyaman Pengaturan area kerja dan fasilitas kerja akan menciptakan kondisi yang bersih, rapi, dan nyaman bagi karyawan. Dengan pengaturan area kerja dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja seperti tersandung, terpeleset karena lantai yang licin, dan mengurangi resiko kelelahan yang diakibatkan oleh letak barang yang kurang jelas posisinya sehingga harus mencari-cari 17 5. Penerapan 5S Dalam proses penerapan program 5S dapat dilakukan dengan langkahlangkah sederhana sebagai berikut: Table 2.1 Penerapan 5S 16,20 Penerapan Ringkas (Seiri) Rapi (Seiton) Aktivitas 1. Menghilangkan yang tidak perlu. 2. Menangani penyebab kotoran. 3. Pemilahan barang 1. Penyimpanan fungsional berdasarkan 5W dan 1H. 2. Praktik dan kompetisi dalam menyimpan dan mengambil barang. 3. Menatarapikan tempat kerja dan peralatan. 4. Menghilangkan pemborosan waktu untuk mencari barang. Resik (seiso) Rawat (seiketsu) 1. Membersihkan area lantai kerja dari sampah yang ada 2. Membersihkan area lantai kerja dari sampah yang ada 3. Pekerjaan dilakukan oleh operator diarea tersebut menurut jadwal yang telah ditetapkan 1. Membuat peraturan tertulis tentang disiplin 5R seperti poster 2. Deteksi dan Pemantauan 3. Membuat reward 11

Rajin (Shitsuke) 1. Pemberian kode atau warna 2. Umpan balik mendengarkan saran 3. Patroli 5R 4. Mempraktikkan kebiasaan baik 6. Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan 5R Ada 2 faktor yang mempengaruhi dalam menerapkan 5R yaitu 20 : a. Faktor Manusia Dari faktor manusia terdapat beberapa penyebab diantaranya: 1) Kelelahan Bosan memang watak umum manusia yang secara alami akan muncul jika mereka melakukan pekerjaan yang monoton. Pekerjaan yang berulang-ulang dengan lingkungan yang tidak berubah merupakan salah satu faktor pemicu kelelahan dan kebosanan atau hilangnya semangat kerja. Cara mengatasinya adalah dengan melakukannya secara bersama-sama sehingga tidak ada individu yang merasa kegiatan 5R ini adalah upaya dari masing-masing individu 25 2) Kebiasaan Kebiasaan yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada tentunya akan menimbulkan pengaruh negatif kepada individu dan lingkungan sekitarnya. Misalnya, mengambil sesuatu barang kemudian tidak mengembalikannya ke tempat semula. Hal ini akan mengakibatkan perlunya waktu tambahan untuk mencari barang tersebut baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Kebiasaan yang tidak baik ini bisa diatasi dengan cara memasukkan pelaksanaan 5R dalam job descripton misalnya, setiap selesai bekerja diharuskan membersihkan tempat kerja sehingga mereka akan terbiasa dengan kegiatan bersih-bersih 26 12

3) Partisipasi Partisipasi mempengaruhi seseorang dalam melakukan peminatan, peminatan yang kurang disebabkan oleh tidak adanya pengetahuan tentang kegunaan mengenai apa yang dilakukan. Hal ini dapat diatasi dengan memasang keterangan visual dengan tujuan agar mudah dibaca oleh karyawan sehingga mereka akan mengetahui isi dari informasi tersebut kemudian lebih bersemangat untuk menjalankannya 20 b. Manajemen Selain dari faktor menusia, manajemen juga bisa mempengaruhi jalannya pelaksanaan 5R. Hal tersebut diantaranya: 1) Pengawasan Pengawasan yang tidak teratur menyebabkan para karyawan bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki. Bila tindakan tersebut tidak sesuai dengan aturan yang sudah diberlakukan oleh perusahaan, tentunya dapat membahayakan dirinya sendiri bahkan karyawan yang berada di sekitarnyapun bisa terkena dampaknya. Pemberian sanksi tegas bila melanggar tata tertib perusahaan dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut dan tentunya pengawasan secara maksimal juga harus diberlakukan 20 2) Sarana Penunjang Kegiatan tanpa menggunakan sarana akan memperlambat kinerja kita. Tidak adanya sarana atau alat pembantu membuat seseorang tidak bisa melakukan apa yang ingin dilakukan. Sarana kebersihan yang diperlukan untuk menerapkan 5R ini diantaranya yaitu sapu, lap, masker, dan tempat sampah 20 13

B. Nearmiss 1. Definisi Nearmiss Near miss adalah kejadian yang tidak direncanakan dan tidak mengakibatkan terjadinya luka atau kerusakan properti tetapi dapat juga mengakibatkan luka atau kerusakan properti yang terjadi pada jam kerja tetapi tidak menyebabkan hilangnya hari kerja (absen) pada pekerja 27 Menurut Borg dalam penelitiannya menyatakan jika setiap nearmiss dilaporkan dan diidentifikasi maka 2 penyebab langsung, 2 penyebab dasar dan satu kesalahan sistem akan diketahui. Selanjutnya jika 60 nearmiss dilaporkan maka 300 penyebab akan teridentifikasi. Maka untuk mencegah kecelakaan fatal di tempat kerja, harus terdapat upaya untuk menghilangkan (mengurangi) kejadian-kejadian nearmiss di tempat kerja sehingga probabilitas menuju kejadian kecelakaan fatal dan kejadian-kejadian lain sebelum menuju adanya 1 (satu) kejadian fatal dapat dikurangi (tidak ada) 28 Pada setiap cidera serius dari kecelakaan kerja terdapat beberapa cidera ringan, banyaknya kejadian kerusakan properti dan banyaknya kejadian nearmiss dengan rasio 1:10:30:600. Terdapat sebanyak 600 nearmiss di permukaan, 30 kerusakan properti dan 10 cidera ringan untuk setiap satu cidera serius 29 2. Faktor-Faktor Penyebab Nearmiss Nearmiss atau kejadian hampir celaka dapat disebabkan oleh beberapa penyebab atau faktor. Secara sistematis faktor-faktor penyebab nearmiss atau kecelakaan kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut: 30 a. Faktor lingkungan kerja 1) Faktor Kimia Faktor kimia dapat digolongkan ke dalam benda-benda mudah terbakar, mudah meledak, dan lain-lain, apabila dalam penempatan bahan tidak digolongkan maka berpotensi menyebabkan kerusakan bahan bahkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja 30 14

2) Faktor Lingkungan Kerja Beberapa contoh misalnya: a) Penerangan Penerangan adalah sesuatu yang berhubungan dengan cahaya. Hal ini erat kaitannya dan mutlak harus ada karena berhubungan dengan fungsi indra penglihatan, cahaya yang kurang jelas sehingga akan pekerjaan menyebabkan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya beresiko menyebabkan kecelakaan kerja 32 b) Cuaca Ruangan Suhu nyaman untuk tempat kerja di indonesia adalah sekitar 24 0 C 26 0 C. Suhu terlalu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya kordinasi otot, sedangkan suhu yang terlalu panas dapat menyebabkan menurunnya prestasi kerja pikir, mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan 5 c) Kebisingan Kebisingan adalah suara-suara yang tidak dikehendaki oleh manusia. Kebisingan bagi manusia akan menimbulkan gangguan perasaan, gangguan komunikasi, hilangnya pendengaran sementara atau bahkan menetap sehingga resiko mendapatkan kecelakaan kerja akan meningkat. NAB Kebisingan untuk waktu pajanan 8 jam/hari adalah 85 dba 5 d) Housekeeping Housekeeping atau ketatarumahtanggaan merupakan upaya perusahaan dalam menciptakan suatu lingkungan kerja yang aman dan nyaman, meliputi penyimpanan peralatan kerja, pembuangan sampah industri, dan 15

ruangan kerja yang kering dan bersih. Housekeeping dianggap sebagai pencegahan sekaligus upaya pengendalian. Prinsip umum housekeeping bukan sekedar kebersihan tempat kerja melainkan juga mengupayakan penempatan peralatan yang tepat, sesuai dan benar, mengutamakan proses kerja berlangsung aman dan agar kegiatan dapat berlangsung optimal, efisien dan efektif serta pencegahan kecelakaan kerja 32 3) Faktor Pekerjaan a) Jam Kerja Jam kerja adalah waktu bekerja termasuk waktu istirahat. Pemberian waktu untuk istirahat dapat meningkatkan produktivitas dan berarti pengurangan kelelahan pada pekerja. Waktu istirahat adalah hal mutlak yang harus didapatkan oleh pekerja karena untuk mempertahankan kemampuan atau kapasitas kerja, baik pekerjaan fisik maupun mental. Waktu isitirahat yang ideal dianjurkan adalah 30 menit setiap 4 jam berkerja. Dalam beberapa kasus lamanya kerja lebih dari 10 jam sehari akan mengakibatkan turunnya kecepatan kerja dikarenakan kelelahan dan akan diikuti dengan meningkatnya angka sakit dan kecelakaan kerja 33 b) Pergeseran Waktu Pergesaran waktu shift kerja dari pagi, siang dan malam sangat berpengaruh terhadap potensi terjadinya kecelakaan kerja. Risiko kecelakaan kerja lebih tinggi pada tenaga kerja yang mendapatkan shift malam karena sistem metabolisme tubuh yang seharusnya beristirahat pada malam hari dipakai untuk bekerja 16

maka menyebabkan tingkat kewaspadaan seseorang menurun 33 4) Faktor Manusia Performa kerja manusia ditentukan oleh 3 faktor utama yang paling berinteraksi yaitu: a) Usia tenaga kerja Golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan kecelakaan kerja lebih rendah jika dibandingkan dengan usia tua, namun untuk beberapa kasus pekerjaan umur muda dapat berakibat mendapat kecelakaan kerja yang tinggi karena mungkin disebabkan karena kecerobohan atau kelalaian mereka terhadap pekerjaan 39. Umur seseorang dalam bekerja sangat berpengaruh terhadap kemampuan kerja terutama yang membutuhkan kegiatan fisik, pada umumnya kapasitas fisik seperti penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi akan menurun pada usia 30 tahun 30 b) Jenis Kelamin Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja secara sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan yang diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih banyak daripada pria. Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh wanita dan pria memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil dan haid. Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang khusus 31 c) Tingkat Pendidikan Pendidikan seseorang mempengaruhi cara berpikir dalam menghadapi pekerjaan, demikian juga dalam menerima 17

latihan kerja baik praktek maupun teori termasuk diantaranya cara pencegahan kecelakaan ataupun cara menghindari bila terjadi kecelakaan, pada umumnya seseorang dengan pendidikan rendah akan lebih lama dalam menyerap informasi yang diberikan 34 d) Kelelahan Faktor kelelahan dapat menyebabkan naiknya angka kecelakaan dan turunnya produktivitas kerja karena kelelahan akan berakibat menurunnya kemampuan kerja dan ketahanan tubuh para pekerja sehingga rentan menyebabkan kecelakaan kerja 33 Prosedur sederhana ketika menghadapi kejadian Nearmiss 35 1. Segera laporkan kejadian kepada pengawas. Semua pekerja harus melaporkannya ketika kejadian tersebut berlangsung. 2. Jika nearmiss merupakan akibat dari kondisi yang tidak aman (berbahaya), maka pekerjaan harus dihentikan sampaim masalah tersebut dapat diselesaikan dan pengawas yang berwenang memperoleh pekerja untuk bekerja kembali 3. Apabila kejadian nearmiss tersebut merupakan hasil dari tindakan yang membahayakan, pengawas hendaknya menjelaskan bahwa sebelum pekerja tersebut bekerja atau kembali bekerja setelah kejadian nearmiss, yakinkan terlebih dahulu terhadap para pekerja agar merubah dan menghindari perilaku yang membahayakan. 18

C. Kerangka Teori Faktor Lingkungan kerja Penerangan Cuaca Ruangan Kebisingan Housekeeping Faktor Kimia Tingkat Nearmiss Jam Kerja Faktor Pekerjaan Penerapan 5R Pergeseran Waktu Usia Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Kelelahan Faktor Manusia Bagan 2.1 Kerangka Teori 19

D. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) Tingkat Nearmiss Bagan 2.2 Kerangka Konsep E. Hipotesis Ada perbedaan tingkat nearmiss sebelum dan sesudah penerapan 5R 20