BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Hendri Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan Kerja 1. Kepatuhan Kepatuhan adalah suatu sikap sejauh mana seseorang sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan secara profesional. 13 Sikap sendiri merupakan respon stimulus yang belum nampak tetapi dapat ditunjukkan melalui perilaku. 20 Kepatuhan diartikan sebagai bentuk dari sikap yang dimanifestasikan dengan perilaku terbuka yang nampak jelas dilihat orang. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kepatuhan dilihat dari faktor faktor secara internal meliputi 21 a. Pendidikan Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan kedewasaan yang diartikan menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatan yang dilakukan, semakin tinggi pendidikan seseorang akan mempengaruhi terbentuknya tanggung jawab moril dari segala perbuatan yang dilakukan. 22 Proses dan kegiatan pendidikan merupakan rangsangan rangsangan intelektual yang memberi berbagai sumber pengalaman. 23 Pendidikan dikategorikan menjadi pendidikan formal atau informal seperti hanya dalam bentuk pelatihan sebelum bekerja. Tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap wawasan, cara pandang dan pola pikir seseorang dalam menghadapi sesuatu masalah. Seseorang dengan pendidikan tinggi lebih cenderung dengan mengedepankan resiko yang akan diambil atas tindakan yang dilakukan. 21 Tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap wawasan, cara pandang dan pola pikir seseorang dalam menghadapi sesuatu masalah. Seseorang dengan pendidikan tinggi lebih cenderung dengan mengedepankan resiko yang akan diambil atas tindakan yang dilakukan. 21 9
2 Dari pengertian diatas pendidikan merupakan proses untuk mencapai sebuah nilai peningkatan pengetahuan dan wawasan sehingga dapat memberikan pengaruh dalam individu saat menghadapi persoalan. Hasil penelitian yang dilakukan pada petugas laboratorium di puskesmas Kota Pekanbaru tahun 2008 menunjukan bahwa ada hubungan pendidikan dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas. 24 b. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. 14 Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tau seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) 25 Pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan yaitu 14 a. Tahu (Know) artinya mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, mengingat kembali (recall). b. Memahami (Comprehension) artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek tertentu. c. Aplikasi (Aplication) artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada kondisi sebenarnya. d. Analisa (Analysis) artinya kemampuan untuk menjelaskan materi ke dalam komponen yang masih dalam struktur organisasi dan masih berkaitan satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) artinya kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian di dalam keseluruhan. f. Evaluasi (Evaluation) evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi. Hasil penelitian di Makassar terhadap perawat diketahui ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan menjalankan standar operasional prosedur (SOP) di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun
3 c. Sikap Merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari individu. Sikap secara nyata merupakan konotasi dari kesesuaian reaksi dengan stimulus yang diberikan atau proses yang menentukan tindakan yang dijabarkan dalam bagan berikut. 20 Stimulus Rangsangan Proses stimulus Reaksi/ tindakan Sikap Bagan 2.1 Proses terbentuknya sikap dan reaksi. 20 Sikap seseorang terhadap pekerjaan mencerminkan pengalaman dalam pekerjaan terdahulu dan harapan untuk masa depan. Pekerja memiliki sikap terhadap setiap pekerjaan yang dipengaruhi beberapa komponen dan beberapa faktor. 27 Sikap memiliki 3 komponen yakni antara lain 21 : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Ketika komponen ini secara bersama sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap pengetahuan, keyakinan dan emosional memegang peran penting. 21 Sikap seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar yang terbentuk dari interaksi individu dengan lingkungan kondisi sekitar. Faktor faktor yang mempengaruhi perubahan sikap adalah 20,23,28 a. Faktor internal Faktor internal merupakan faktor pengaruh atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah respon yang terdapat dalam kepribadian diri manusia. 23,28 11
4 b. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan faktor pengaruh yang terdapat diluar pribadi individu seperti faktor interaksi sosial meliputi masyarakat, keluarga dan lain-lain. 23,28 Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada petugas laboratorium menunjukkan bahwa ada pengaruh atau hubungan sikap dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas Kota Pekanbaru pada tahun Hasil penelitian di Makassar terhadap perawat diketahui bahwa ada hubungan antara sikap perawat dengan kepatuhan menjalankan standar operasional prosedur (SOP) di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar tahun d. Masa Kerja Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja di suatu tempat. 29 Masa kerja merupakan kondisi hubungan kerja yang dihitung semenjak pekerja memiliki hubungan dengan pengusaha dari pertama kali bekerja sampai dengan pekerja berhenti bekerja atau diberhentikan. 30 Masa kerja baru maupun lama dapat menjadi pemicu terjadinya kepatuhan terhadap peraturan pekerjaan. Masa kerja sangat mempengaruhi pekerja karena menimbulkan rutinitas dalam bekerja. 49 Pekerja yang telah bekerja lebih dari 5 tahun memberi pengaruh yang baik dalam pekerjaan dan pekerja yang baru bekerja kurang dari atau sama dengan 5 tahun dapat memberi pengaruh yang kurang baik dalam pekerjaan. 41 Masa kerja dapat memberi pengaruh kinerja baik secara positif maupun secara negatif. Masa kerja memberi pengaruh secara positif dan negatif karena membentuk adanya pengalaman bagi individu sehingga akan menjadikan bentuk presepsi didalam diri individu. 31 Masa kerja membentuk pengaruh positif bila persepsi melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan waspada. Memberi pengaruh negatif apabila persepsi yang timbul menyepelakan sebuah tugas tanpa memikirkan 12
5 peraturan yang telah dibuat institusi dan cendurung berbuat hal yang membahayakan. 32 Hasil penelitian yang dilakukan pada petugas laboratorium menunjukkan bahwa ada hubungan masa kerja dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas Kota Pekanbaru pada tahun e. Umur Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Semakin dewasa seseorang, maka semakin tinggi pula cara berfikirnya semakin matang pula untuk mentaati kepatuhan yang sudah ditetapkan instansi. 21 Umur sendiri dikategorikan berdasarkan tingkat kematangan pendewasaan diri. Kategorik umur tahun sebagai dewasa awal periode pemantapan diri terhadap pola hidup baru, tahun dikatakan dewasa madya periode kedewasaan belajar dari masa lalu sehingga tercipta kematangan diri, lebih dari 60 tahun kategorik dewasa akhir periode mensyukuri segala sesuatu yang dicapai tanpa memiliki rasa lebih. 22 Umur seseorang dapat menunjukan adanya kematangan dalam bekerja. Penelitian di Amerika Serikat terhadap usia tua, ternyata 95% lebih baik dibandingkan usia muda atau dewasa. Mereka yang berusia tua umumnya lebih memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan, lebih tertib, lebih teliti dan lebih bermoral daripada yang berusia muda. 32 Hasil penelitian yang dilakukan pada petugas laboratorium di puskesmas Kota Pekanbaru pada tahun 2008 menunjukkan bahwa ada hubungan umur dengan kepatuhan menerapkan standar operasional prosedur laboratorium di puskesmas Kota Pekanbaru. 24 Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap perawat diruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang pada tahun 2012 diperoleh hasil 13
6 bahwa dengan usia yang lebuh muda dilihat dari pengalaman pengalaman yang didapat dirumah sakit seperti patuh pada standar operasional prosedur pemasangan infus belum banyak dibandingkan dengan perawat yang sudah berusia lebih tua. 33 Faktor faktor yang mempengaruhi kepatuhan dilihat dari faktor - faktor secara eksternal yang membentuk terjadinya perilaku meliputi 27 a. Pengawasan Pengawasan merupakan faktor ketidakpuasan kerja. Pengawasan juga merupakan alat untuk memotivasi karyawan apabila caranya tepat. Pengawasan yang baik dengan melihat kinerja karyawan dan atasan sebagai pemberi bimbingan dan konsultasi terhadap tugas atau pekerjaan karyawan. 21 Pengawasan sebagai bentuk motivasi bagi tenaga kerja yang dapat memberi dampak positif berdasarkan dari cara penyampaian yang diberikan pengawas oleh pekerja. b. Sanksi Sanksi merupakan peraturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota karyawan. 21 Sanksi merupakan hukuman dari peraturan yang dibuat apabila terjadi pelanggaran sehingga dapat membentuk adanya perubahan perilaku secara cepat kepada tenaga kerja. c. Reward atau penghargaan Penghargaan merupakan faktor motivasional (kepuasan) yang menyebabkan kepuasan menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Apabila kepuasaan ini dicapai dalam pekerjaan, maka akan menggerakkan tingkat motivasional yang kuat bagi tenaga kerja dan pada akhirnya memberikan hasil kinerja yang tinggi. 21 Faktor eksternal merupakan dorongan untuk perubahan tenaga kerja secara paksaan yang dapat mempengaruhi kondisi emosional tenaga kerja. Pengaruh berdasarkan paksaan dari cara 14
7 penyampaian yang tidak sesuai dengan kondisi tenaga kerja bisa membuat persepsi yang berbeda dari setiap individu. 3. Faktor yang menghambat kepatuhan Faktor yang menghambat kepatuhan dilihat dari faktor faktor yang menghambat perilaku antara lain : a. Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat menjadi faktor penghambat terjadinya perilaku kepatuhan karena setiap individu memiliki memori yang didalm diri yang apabila memori tersebut menjadi sebuah hal yang negatif maka akan menghambat terjadinya perilaku kepatuhan. 23 b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Individu memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang lain yang diangap penting didalam hidupnya, sehingga sikap orang tergantung dari kondisi orang disekitar yang memberikan kontribusi pertimbangan dalam setiap langkah yang akan diambil. 23 c. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan memiliki norma dan nilai sebagai ciri khusus dari suatu daerah yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kemampuan serta adat istiadat kebiasaan masyarakat. Kebudayaan mewarnai sikap setiap individu sebagai bentuk bagian dari komunitas di dalam masyarakat karena manusia akan melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi kehidupan yang pada menghambat pengalaman individu. 20,23,27 d. Media massa Media masa sebagai sarana komunikasi masyarakat yang memiliki pengaruh terhadap persepsi dan opini individu. Pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif 15
8 cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh bagi individu seseorang. 23 e. Lambaga atau institusi Lembaga sebagai sistem yang memiliki pengaruh dalam pembentukan sikap karena lembaga meletakkan konsep dasar pengertian, praktik dan moral dari individu. 23 f. Faktor emosional Bentuk atau sikap individu seseorang merupakan peryataan yang didasari emosional individu, sebagai penyaluran atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego Tujuan dan manfaat kepatuhan kerja Kepatuhan kerja atau disiplin kerja merupakan bentuk ketaatan terhadap aturan, baik aturan tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan oleh organisasi. Tujuan dari disiplin kerja adalah untuk memenuhi kepatuhan dan menciptakan efisiensi serta tertib administrasi. Setiap pekerja diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengerti dan memahami peraturan dan prosedur kerja, baik peraturan tertulis maupun peraturan tidak tertulis agar menciptakan kinerja yang optimal. Displin kerja sangat dibutuhkan pekerja supaya dapat bermanfaat dalam bekerja agar lebih giat dan meningkatkan hasil produksi yang maksimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan, agar tingkat kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan bisa menjadi lebih baik. 34 B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Definisi Keselamatan Kerja adalah sarana yang paling utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka, cacat, kematian, dan kerusakan mesin dan lingkungan secara luas. Tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai. 16
9 Keselamatan kerja menyangkut semua proses produksi dan distribusi yang difokuskan pada tempat kerja yang kurang aman atau kondisi tidak aman. 35 Kesehatan kerja adalah pekerja atau tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang semaksimal mungkin baik fisik maupun mental dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan, lingkungan kerja, penyakit umum dan penyakit akibat kerja Tujuan Keselematan dan Kesehatan kerja Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yaitu agar pekerja memiliki kondisi derajat yang tinggi baik secara fisik, mental, dan sosial. Tujuan utama K3 merupakan implementasi dari tujuan kesehatan kerja yakni 4 a. Keadaan lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman b. Pekerja yang sehat fisik, mental, sosial dan bebas dari kecelakaan c. Menigkatkan produktivitas yang efektif dan efisien bagi perusahaan d. Menigkatkan kesejahteraan pekerja. e. Perlindungan bagi masyrakat dari bahaya yang mungkin terjadi oleh produk perusahaan 3. Kebutuhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi pemerintah dan dihargai masyrakat luas sehingga terwujud manusia yang memanusiakan manusia dan terwujud negara indonesia berbudaya K Banyak korban kecelakaan kerja meninggal dan cacat yang menyebabkan betapa pentingnya K3. Kejadian kecelakaan kerja seharusnya tidak dianggap sebagai takdir karena tidak terjadi begitiu saja karena memiliki penyebab yang mempelopori terjadinya kecelakaan. 4 17
10 C. Sisitem Manajemen K3 1. Definisi Berdasarkan Keputusan Mentri Ketenaga Kerja Nomor 05 tahun 1996 tentang SMK3, SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen yang mencakup keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efektif dan efisien Tujuan dan Manfaat Sistem Manajemen K3 (SMK3) Tujuan dari SMK3 adalah memberikan perlindungan kepada pekerja karena pekerja merupakan aset perusahaan yang harus dipelihara kesehatannya dan dijaga keselamatannya sebagai tindak lanjut dari besar risiko dari potensi bahaya sehingga pengendalian dapat dikelola secara tepat, efektif, dan sesuai dengan kemampuan atau kondisi perusahaan. 4,37 Manfaat dari manajemen risiko adalah untuk menjamin kelangsungan usaha melalui mengurangi risiko dari setiap kegiatan yang memiliki potensi bahaya sehingga dapat menekan biaya untuk penanggulangan dari kejadian yang tidak diinginkan serta menimbulkan rasa aman mengenai kelangsungan dan keamanan investasi bagi pemegang saham. 38 D. Instruksi Kerja 1. Definisi Intruksi kerja atau Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. 39 Intruksi kerja merupakan tata atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu yang dapat diterima oleh 18
11 seseorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien Tujuan Instruksi Kerja Tujuan dari instruksi kerja dalam suatu proses kerja yaitu 39 a. Agar karyawan menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam organisasi atau unit b. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap tiap posisi dalam organisasi c. Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya d. Untuk melindungi kegagalan, kesalahan, keraguan duplikasi dan inefisiensi 3. Fungsi Instruksi kerja Intruksi kerja dibuat oleh perusahaan ditujukan kepada semua unit kerja dan kepada seluruh karyawan. Fungsi intruksi kerja yakni 40 a. Memperlancar tugas karyawan atau tim b. Sebagai dasar hukum apabila terjadi penyimpangan c. Mengetahui dengan jelas hambatan hambatannya dan mudah dilacak d. Mengarahkan karyawan untuk bersama - sama disiplin dalam bekerja e. sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin 4. Peraturan Instruksi Kerja Peraturan merupakan cara yang ditempuh untuk membentuk perubahan dengan menggunakan kekuatan atau kekuasaan sebagai dorongan, dalam hal ini merupakan perubahan perilaku dengan paksaan kepada sasaran sehingga mau melakukan seperti yang diharapkan. Perubahan perilaku dengan paksaan dapat 19
12 membentuk sesuai harapan secara cepat akan tetapi tidak dapat berjalan secara lama. 21 Intruksi kerja dalam PT InTac Brass Indonesia memberikan peraturan terhadap tenaga kerja meliputi penggunakan ID Card, kepatuhan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), penggunaan alat kerja, kepatuhan dalam pengoperasian mesin atau kendaraan, pembatasan ijin kerja berisiko tinggi, pelatihan tenaga kerja, tidak bercanda saat bekerja, posisi tubuh dan mengangkat beban benar saat bekerja. 10 E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep 1. Kerangka Teori Mengacu pada landasan teori yang telah dipaparkan pada tinjauan pustaka, maka kerangka teori penelitian digambarkan dalam bagan berikut : 20
13 Kepatuhan Faktor Internal Faktor Eksternal Pengetahuan Sikap Masa kerja Umur Pengawasan Sanksi penghargaan Faktor penghambat Pendidikan Pengalaman Pengaruh Kebudayaan Media massa Lembaga Emosional Orang lain Bagan 2.2 Kerangka Teori 21,22,23 2. Kerangka Konsep Mengacu pada kerangka teori yang telah dipaparkan, maka dibuatlah kerangka konsep penelitian untuk melihat hubungan variabel bebas dan variabel terikat yang digambarkan dalam bagan berikut : 21
14 Variabel bebas Variabel terikat Pendidikan Masa kerja Umur Pengetahuan Kepatuhan terhadap instruksi kerja Sikap Bagan 2.3 Kerangka Konsep F. Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Ada hubungan pendidikan pekerja dengan kepatuhan terhadap instruksi kerja 2) Ada hubungan masa kerja pekerja dengan kepatuhan terhadap instruksi kerja 3) Ada hubungan umur pekerja dengan kepatuhan terhadap instruksi kerja 4) Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan terhadap instruksi kerja 5) Ada hubungan sikap dengan kepatuhan terhadap instruksi kerja 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecelakaan Kerja 1. Pengertian Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. 1)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti
kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. namun penerapan alat pelindung diri ini sangat dianjurkan (Tarwaka,2008).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat Pelindung Diri (APD) merupakan suatu perangkat yang digunakan oleh pekerja demi melindungi dirinya dari potensi bahaya serta kecelakaan kerja yang kemungkinan dapat
Lebih terperinciBerbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi
Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan globalisasi dunia berdampak secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kawasan Tanpa Rokok 2.1.1 Pengertian Kawasan Tanpa Rokok Kawasan Tanpa Rokok merupakan ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk melakukan kegiatan merokok atau kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu diperlukan obat tersedia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah pengakuan terhadap sesuatu yang menghasilkan keputusan. Keputusan ini mengutarakan pengetahuan, sehingga untuk berlakunya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS DENGAN KINERJA
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS DENGAN KINERJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prakti prientasi pasien baru 1. Pengertian Orientasi Orientasi adalah melihat atau meninjau supaya kenal atau tahu (Purwadarminta, 1999). Dalam konteks keperawatan orientasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang yaitu kecerdasan, stabilitas emosional, motivasi kerja, situasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Trisnantoro dan Agastya (1996), kinerja merupakan proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dalam memberikan jasa atau produk kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun
3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun perusahaan maka hasil kerja yang ia selesaikan akan mempengaruhi terhadap tingkat produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan memiliki keinginan untuk tetap bertahan dan berkembang dalam berbagai situasi dan kondisi perekonomian dan lingkungan pasar yang selalu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh Keluarga 1.1. Pengertian Pola Asuh Keluarga. Pola asuh merupakan pola perilaku orangtua yang paling dominan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh Keluarga 1.1. Pengertian Pola Asuh Keluarga Pola asuh merupakan pola perilaku orangtua yang paling dominan dalam menangani anaknya sehari-hari. Pengasuhan anak adalah
Lebih terperinci2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku berlalu lintas masyarakat kita buruk. Cara menggunakan jalan dalam berlalu lintas adalah cermin dari budaya bangsa. Kesantunan dalam berlalu lintas yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU No. 44 Tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan bagian finishing
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan bagian finishing PT. KTSM untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program K3 terhadap produktivitas kerja karyawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan atau lembaga pemerintahan memiliki budaya kerja, yaitu suatu sistem nilai yang merupakan kesepakatan bersama dari semua yang terlibat dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja adalah keselamatan dalam melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, landasan kerja lingkungan kerja serta cara cara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat. Proses industrialisasi makin cepat dengan berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beraneka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan 5S atau 5R 1. Defini 5S atau 5R 5R atau 5S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004. Tentang persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk menghadapi era globlalisasi membawa dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai bidang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan di antaranya sbb: 1. Gaya kepemimpinan atasan pada Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teori S-O-R merupakan singkatan dari stimulus yang merupakan pesan, organism yang merupakan komunikan, dan response yang merupakan efek yang ditimbulkan. Menurut teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan bagi orang banyak. Sebagaimana tempat kerja pada umumnya, rumah sakit juga memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pernikahan Usia Dini/ Usia Muda a. Pengertian Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan pada wanita dengan usia kurang dari 16 tahun dan pada
Lebih terperinciFORMAT DAFTAR PERTANYAAN ANALISIS JABATAN
2013, No.1516 12 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN FORMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dapat dipastikan akan dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan salah satu penentu kemajuan atau kemunduran suatu instansi atau perusahaan. Suatu perusahaan yang didalamnya terdapat karyawan yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sumber Daya Manusia merupakan aset penting dalam suatu perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Sumber Daya Manusia di perusahaan
Lebih terperinciSTANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
STD-SPM.Pol//27/26 1. Visi dan Misi Politeknik Visi : Kesehatan Kementerian Kesehatan Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Surakarta yang unggul, kompetitif dan bertaraf Internasional pada tahun
Lebih terperinciKompetensi Apoteker Indonesia adalah :
9 masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Pekerjaan dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam penelitian yang berjudul Hubungan Kondisi Kerja Psikologis dengan Kinerja Pegawai pada PT. Tarumatex Bandung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tingkat Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari seseorang setelah menggunakan panca indera baik itu indra penglihatan, pendengaran,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk mempertahankan eksistensinya. Dengan kondisi
Lebih terperinciBAB VI HASIL PENELITIAN
BAB VI HASIL PENELITIAN 6.. Karakteristik Responden Distribusi responden yang berpendidikan SMP yaitu 55.6% lebih besar dibandingkan dengan SMA yaitu 38.0%. Umur responden antara 20-35 tahun sebesar 46.30%
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan sesuatu yang pasti ada dalam suatu kelompok manusia atau organisasi. Kebudayaan yang kita miliki, secara sadar atau tidak akan mempengaruhi sikap dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia tentang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan
Lebih terperinciINFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT
INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT Kecelakaan kerja di Indonesia telah menghabiskan uang negara sebesar 280 triliun rupiah (Kemenkes RI 2014). Dalam rangka memberikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pengalaman Belajar Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar, pada hakekatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat
Lebih terperinciPANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja PENDAHULUAN UUD 1945 Setiap Warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan Layak bagi
Lebih terperinciPERSEPSI, SIKAP DAN PERILAKU PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA TAMBANG
PERSEPSI, SIKAP DAN PERILAKU PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA TAMBANG Oleh : Handoko setiadji, S.T. Abstrak Di dalam istilah psikologi dikenal adanya persepsi, sikap dan perilaku untuk menggambarkan tingkatan
Lebih terperinciBAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,
BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pemeliharaan PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jabar untuk mengetahui
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan bidang pemeliharaan PT. PLN (Persero) P3B JB Region Jabar untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia (human resources management/ HRM) menghubungkan antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan, hal ini disebabkan karena manusia merupakan sumber daya yang tidak dapat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian ini didapatkan 7 (tujuh) tema yaitu : pengalaman mengenai. penilaian pelayanan kesehatan di rumah sakit.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari penelitian ini didapatkan 7 (tujuh) tema yaitu : pengalaman mengenai budaya keselamatan pasien, dimensi budaya keselamatan pasien, pelaksanaan sasaran keselamatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kader Penyuluh Anti Narkoba Kader adalah seseorang yang dipandang mempunyai kemauan dan kemampuan yang meningkat dalam hal membentuk suatu proses perubahan. Kader juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi. Hal ini ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan yang optimal. Sekolah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian dan dilanjutkan dengan proses analisis, maka peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. bahwa karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945
10 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. Kecelakaan lalu lintas jalan raya merupakan permasalahan yang semakin lama menjadi semakin majemuk dan semakin
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 Luthfil Hadi Anshari 1, Nizwardi Azkha 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di era globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia, dimana dunia semakin menyatu tidak bisa lagi kejadian di suatu negara tertutup bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal atau kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Komunikasi dilakukan oleh manusia, hewan, dan makhluk hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan, rumah sakit merupakan tempat untuk memberikan pelayanan medik jangka pendek dan jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keperawatan komunitas merupakan bagian dari pelayanan terhadap masyarakat yang sasaran dan tujuan perawatannya bukan hanya individu melainkan juga masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia (SDM). Menghadapi era globalisasi, dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor yang bergantung pada tersedianya sumber daya manusia (SDM). Menghadapi era globalisasi, dimana diberlakukannya pasar bebas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri memegang peranan penting dalam memacu perekonomian nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat meningkatkan devisa negara
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.
SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF. HB. SAANIN PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan Jiwa E Z
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan, masyarakat semakin menuntut
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan bagi perusahaan, sehingga perusahaan harus benar-benar optimal dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hariandja (2002) Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PERSANDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PERSANDIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung penyelenggaraan
Lebih terperinciETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 ETOS KERJA DEPARTEMEN DEPARTEMEN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM BADAN BADAN PEMBINAAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KONSTRUKSI DAN DAN SUMBER SUMBER DAYA DAYA MANUSIA
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Kecelakaan kerja yang terjadi pada unit usaha las sektor informal adalah luka-luka ringan akibat percikan api dan gerinda. Kecelakaan yang terjadi umumnya disebabkan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR, Menimbang : Mengingat a. bahwa rumah sakit merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Menurut Yani (2012:86) disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sarana kesehatan untuk menangani masalah kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat, rumah sakit mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi medis dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman terhadap gangguan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disiplin adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan dan kemajuan suatu bangsa. Bangsa-bangsa yang tergolong maju pada umumnya memiliki tingkat disiplin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Definisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi akibat adanya pengindraan terhadap objek tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari ketidakpuasan seseorang terhadap kondisi hidupnya sehingga melihat anak yang tidak berdaya sebagai
Lebih terperinciETIKA KERJASAMA DALAM PENELITIAN
TUGAS ETIKA PROFESI ETIKA KERJASAMA DALAM PENELITIAN Dosen: Prof. Ir. Kurniatun Hairiah, Ph.D. Disusun Oleh: Indriana Dwi Astuti 115040101111050 Kelas G PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Etika dan Perilaku Etis Kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang artinya adalah adat istiadat kebiasaan yang baik. Etika bisa di artikan sebagai
Lebih terperinci