Bab 3. Analisis Data. Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Analisis Data. Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理,"

Transkripsi

1 Bab 3 Analisis Data Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理, seiton 整頓, seiso 清掃, seiketsu 清潔, shitsuke 仕付 ), atau bisa juga disebut 5 R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin) dan 5 K (ketertiban, kerapihan, kebersihan, kedisiplinan, kelestarian). Dalam bab ini, penulis menganalisis mengenai penerapan 5 S di proses produksi PT. Global Packaging System. Perusahaan ini mempunyai 11 proses produksi yang flow chart-nya seperti pada gambar 3.1 di bawah ini: Gambar 3.1 : Flow Chart Proses Produksi PT. Global Packaging System Sumber : PT. Global Packaging System Keterangan : Longway Flexo : Mesin Cetak Sablon :Pencetak Gambar. Slitter : Alat Pemotong Bagian Samping Kardus. Rotarry : Proses Boxing. Punch : Pembentukan, Pencetakan, dan Cutting. Excentris : Pencetakan Bentuk atau Coaking. Stiching : Penjahit Kardus yang menggunakan material kawat. Hand lift : Pengangkut Barang. 28

2 Drilling Gerinda Penghalus Besi. Berikut ini adalah analisis 5 S (seiri 整理, seiton 整頓, seiso 清掃, seiketsu 清潔, shitsuke 仕付 ) pada PT. Global Packaging System. Penulis tidak melampirkan foto-foto di bagian produksi di PT. Global Packaging System sehubungan dengan kerahasiaan proses produksi di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, penulis hanya dapat memaparkan dengan kata-kata dan gambar yang dibuat penulis berdasarkan kondisi dan penjelasan dari narasumber. 3.1 Analisis Penerapan Seiri ( 整理 ) Pada Proses Produksi PT. Global Packaging System. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa seiri ( 整理 ) adalah memisahkan benda yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, kemudian menyingkirkan benda-benda yang tidak diperlukan tersebut (ringkas). Adapun penerapan seiri ( 整理 ) pada perusahaan PT. Global Packaging System yang berlokasi di Jalan Raya Bogor, kilometer 13 adalah sebagai berikut: a. Material Material yang akan diproses di bagian produksi PT. Global Packaging System ini ternyata belum tersusun dan dipisahkan dengan baik. Demikian juga dengan penempatan tool atau peralatan dan alat inspeksi tidak diletakkan pada tempat yang sesuai baik berdasarkan fungsi dan jenisnya masing-masing. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam packaging atau kardus seperti, kardus aki, kardus makanan, kardus untuk packaging komputer dan sebagainya. Material yang digunakan adalah sebagai berikut: 29

3 1. Kertas 2. Lem 3. Kawat 4. Cat Material tersebut belum dipisahkan sesuai dengan aturan seiri ( 整理 ). Sebagai contoh, misalnya penempatan cat yang sudah tidak terpakai, masih berada disekitar tempat penyablonan. Material kertas yang rusak tidak dipisahkan ke tumpukkan penyimpanan bahan yang rusak atau tidak terpakai. Dengan demikian pada waktu akan berproduksi, operator harus mencari-cari material tersebut terlebih dahulu. Seharusnya material itu sudah disediakan di dekat tempat produksi dan tidak terdapat bahan yang tidak diperlukan disekitar tempat produksi, sehingga tidak ada waktu yang terbuang hanya untuk mencari material produksi tersebut. Hasil analisis penerapan seiri ( 整理 ) untuk penempatan material di 11 proses produksi seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 Analisis Penerapan seiri ( 整理 ) Untuk Penempatan Material di 11 Proses Produksi No. Proses Kertas Lem Kawat Cat 1. MATERIAL 2. SABLON 3. PENCETAKAN 4. POTONG 5. CUTTING 6. BOXING 7. COAKING 8. PENJAHITAN 9. PACKAGING 10. STOCKING 11. PENGIRIMAN Hasil analisis penerapan seiri ( 整理 ) pada penempatan material sebesar 73%. 30

4 b. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses produksi packaging atau kardus PT. Global Packaging System adalah sebagai berikut: 1. Longway flexo, yang berfungsi sebagai mesin cetak 2. Sablon, yang berfungsi sebagai pencetak gambar. 3. Slitter, yang berfungsi sebagai alat pemotong bagian samping kardus. 4. Rotarry, yang berfungsi sebagai proses boxing. 5. Punch, yang berfungsi untuk pembentukan, pencetakan, dan cutting. 6. Excentris, yang berfungsi sebagai pencetakan bentuk atau coaking. 7. Stiching, yang berfungsi sebagai penjahit kardus yang menggunakan material kawat. 8. Hand lift, yang berfungsi sebagai pengangkut barang. 9. Drilling 10. Gerinda, yang berfungsi sebagai penghalus besi. 11. Truk pengangkut Penempatan peralatan-peralatan ini sudah hampir sesuai dengan konsep seiri ( 整理 ). Namun masih ada peralatan yang terhalangi penempatannya dengan peralatan lain, seperti penempatan peralatan pendukung kegiatan produksi yaitu pemadam api, switch box dan alat pengobatan darurat yang terhalang oleh benda yang lebih besar ukurannya, hal inilah yang mengakibatkan kesulitan bagi para pekerja dalam menjangkaunya dan peralatan tersebut belum dipisahkan sesuai dengan aturan seiri ( 整理 ). 31

5 Hasil analisis penerapan seiri ( 整理 ) untuk penempatan peralatan di 11 proses produksi seperti yang ditunjukkan tabel 3.2 berikut ini : Tabel 3.2 Analisis Penerapan Seiri ( 整理 ) Untuk Penempatan Peralatan di 11 Proses Produksi. No Proses L.flexo Sablon Slitter Rotarry Punch Ekscentris Stitchimg H.Lift Drilling Gerinda 1. MATERIAL 2. SABLON 3. PENCETAKAN 4. POTONG 5. CUTTING 6. BOXING 7. COAKING 8. PENJAHITAN 9. PACKAGING 10. STOCKING 11. PENGIRIMAN Hasil analisis penerapan seiri ( 整理 ) pada penempatan peralatan sebesar 25%. c. Finish Good atau Produk Jadi Produk jadi atau kardus packaging tersebut, ditempatkan di gudang penyimpanan akhir yang telah tertata sesuai dengan konsep seiri ( 整理 )atau ringkas. Hal inilah yang memudahkan para pekerja mengetahui barang mana yang harus dikirim dan barang mana yang tidak perlu dikirim, sehingga dapat meminimalkan tingkat kesalahan yang mengakibatkan berbagai pemborosan, sehingga dapat mengirimnya langsung kepada pelanggan mereka sesuai dengan jenis pesanan. Penempatan finish good atau barang jadi tersebut menurut hasil penilaian dari Tim Penilai Departemen Perindustrian mencapai 30% dari angka tertingi tertinggi 100%. Finish Good tersebut tidak semuanya dipisahkan sesuai dengan aturan seiri ( 整理 ). 32

6 3.2 Analisis Penerapan Seiton ( 整頓 ) Pada Proses Produksi PT. Global Packaging System Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa seiton ( 整頓 )yaitu menyusun dengan rapi dan mengenali benda untuk mempermudah penggunaan. Kata Jepang seiton ( 整頓 )secara harafiah berarti menyusun benda dengan cara yang menarik (rapi). Dalam konteks 5 S, ini berarti mengatur barang-barang sehingga setiap orang dapat menemukannya dengan cepat. Untuk mencapai langkah ini, pelat penunjuk digunakan untuk menetapkan nama tiap barang dan tempat penyimpanannya (Yasuhiro, 1995 :249). Adapun penerapan seiton ( 整頓 ) pada PT. Global Packaging System adalah sebagai berikut: a. Material Perusahaan ini memproduksi berbagai macam packaging atau kardus seperti, kardus aki, kardus makanan, kardus untuk packaging komputer dan sebagainya. Material yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kertas 2. Lem 3. Kawat 4. Cat Material yang akan diproduksi PT. Global Packaging System ini ternyata belum sesuai dengan konsep seiton ( 整頓 ) tersebut. Karena dalam penyimpanan materialnya belum begitu jelas dimana seharusnya material tersebut dilatekkan atau ditata dengan rapi dan terdapat penumpukkan material di tempat yang tidak sesuai, yang mana belum terdapat batas ketinggian penumpukkan material yang jelas, dan adanya benda 33

7 berbahaya yang terletak di tempat sembarangan, yang sangat penting kaitannya dengan keselamatan para pekerjanya. Hasil analisis penerapan seiton( 整頓 )untuk penempatan material di 11 proses produksi seperti yang ditunjukan pada table 3.3 berikut ini Tabel 3.3 Analisis Penerapan Seiton( 整頓 )Untuk Penempatan Material di 11 Proses Produksi. No. Proses Kertas Lem Kawat Cat 1. MATERIAL 2. SABLON 3. PENCETAKAN 4. POTONG 5. CUTTING 6. BOXING 7. COAKING 8. PENJAHITAN 9. PACKAGING 10. STOCKING 11. PENGIRIMAN Hasil analisis penerapan seiton( 整頓 )pada penempatan material sebesar 65%. b. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses produksi packaging atau kardus PT. Global Packaging System adalah sebagai berikut: 1. Longway flexo, yang berfungsi sebagai mesin cetak 2. Sablon, yang berfungsi sebagai pencetak gambar. 3. Slitter, yang berfungsi sebagai alat pemotong bagian samping kardus. 4. Rotarry, yang berfungsi sebagai proses boxing. 5. Punch, yang berfungsi untuk pembentukan, pencetakan, dan cutting. 34

8 6. Excentris, yang berfungsi sebagai pencetakan bentuk atau coaking. 7. Stiching, yang berfungsi sebagai penjahit kardus yang menggunakan matterial kawat. 8. Hand lift, yang berfungsi sebagai pengangkut barang. 9. Drilling 10. Gerinda, yang berfungsi sebagai penghalus besi. 11. Truk pengangkut Peralatan dan alat inspeksi pada proses produksi PT. Global Packaging System ternyata masih belum sesuai dengan aturan seiton ( 整頓 ) karena dalam peletakkannya masih menimbulkan kendala atau halangan bagi para pekerjanya untuk menjangkaunya atau mengambilnya, karena selain penempatan yang belum jelas seperti penempatan hand lift ada juga benda lain yang menghalangi kegiatan kerja. Hal inilah yang juga mengakibatkan peralatan tidak selalu dalam keadaan yang siap pakai. Dan penempatan alat pendukung lainnya, seperti alat kebersihan, dan alat pemadam api belum terletak ditempat yang mudah dijangkau, karena penempatannya yang terhalang oleh benda lain, dan peralatan tersebut belum diatur sesuai dengan aturan seiton( 整頓 ). 35

9 Hasil analisis penerapan seiton ( 整頓 )untuk penempatan peralatan di 11 proses produksi seperti yang ditunjukkan tabel 3.4 berikut ini : Tabel 3.4 Hasil Analisis Penerapan Seiton ( 整頓 )Untuk Penempatan Peralatan di 11 Proses Produksi No Proses L.flexo Sablon Slitter Rotarry Punch Ekscentris Stitchimg H.Lift Drilling Gerinda 1. MATERIAL 2. SABLON 3. PENCETAKAN 4. POTONG 5. CUTTING 6. BOXING 7. COAKING 8. PENJAHITAN 9. PACKAGING 10. STOCKING 11. PENGIRIMAN Hasil analisis penerapan seiton( 整頓 )pada penempatan peralatan sebesar 25 %. c. Finish Good atau Produk Jadi Produk jadi PT. Global Packaging System ternyata telah diletakkan sesuai dengan konsep seiton( 整頓 ), pada gudang penyimpanan, produk-produk jadi tersebut disusun secara rapi, sesuai dengan sistem FIFO( first-in first-out) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sistem masuk-awal keluar-awal, sehingga dapat terkirim kepada pelanggan sesuai dengan tanggal pengiriman. Penempatan finish good atau barang jadi tersebut menurut hasil penilaian dari Tim Penilai Departemen Perindustrian mencapai 30% dari angka tertinggi 100%. Finish Good tersebut tidak semuanya dipisahkan sesuai dengan aturan seiton ( 整頓 ) Hal tersebut diatas diakibatkan karena minimnya sosialisasi 5 S dan rendahnya pemahaman 5 S untuk peningkatan produkirtifitas. 36

10 3.3 Analisis Penerapan Seiso( 清掃 ) Pada Proses Produksi PT. Global Packaging System Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya Seiso( 清掃 )yaitu selalu membersihkan, menjaga kerapihan dan kebersihan (resik). Adapun penerapan seiso pada PT. Global Packaging System adalah sebagai berikut: a. Material Perusahaan ini memproduksi berbagai macam packaging atau kardus seperti, kardus aki, kardus makanan, kardus untuk packaging komputer dan sebagainya. Material yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Kertas b. Lem c. Kawat d. Cat Terdapatnya sisa atau sampah dari material-material dan debu yang menempel pada mesin dan area lapangan kerja atau pabrik ini belum sesuai dengan aturan seiso ( 清掃 ) Masih terlihat lorong atau lantai yang lengket, dan sampah yang tercecer di sekitar pabrik. Ketidakpedulian pekerja terhadap sisa material dan material yang tidak diperlukan inilah yang mengakibatkan penumpukkan sampah di setiap sudut pabrik dan kebersihan pada material tersebut belum sesuai dengan aturan seiso( 清掃 ) 37

11 Hasil analisis penerapan seiso( 清掃 )untuk penempatan material di 11 proses produksi seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.5 berikut ini : Tabel 3.5 Analisis Penerapan Seiso( 清掃 )Untuk Penempatan Material di 11 Proses Produksi. No. Proses Kertas Lem Kawat Cat 1. MATERIAL 2. SABLON 3. PENCETAKAN 4. POTONG 5. CUTTING 6. BOXING 7. COAKING 8. PENJAHITAN 9. PACKAGING 10. STOCKING 11. PENGIRIMAN Hasil analisis penerapan seiso( 清掃 )pada penempatan material sebesar 61%. b. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses produksi packaging atau kardus PT. Global Packaging System adalah sebagai berikut: 1. Longway flexo, yang berfungsi sebagai mesin cetak 2. Sablon, yang berfungsi sebagai pencetak gambar. 3. Slitter, yang berfungsi sebagai alat pemotong bagian samping kardus. 4. Rotarry, yang berfungsi sebagai proses boxing. 5. Punch, yang berfungsi untuk pembentukan, pencetakan, dan cutting. 6. Excentris, yang berfungsi sebagai pencetakan bentuk atau coaking. 7. Stiching, berfungsi sebagai penjahit kardus yang menggunakan matterial kawat. 8. Hand lift, yang berfungsi sebagai pengangkut barang. 38

12 9. Drilling 10. Gerinda, yang berfungsi sebagai penghalus besi. 11. Truk pengangkut Disamping peralatan utama ini terdapat juga peralatan pendukung kegiatan produksi lainnya seperti alat kebersihan, namun sangat disayangkan karena ternyata kebersihan lapangan kerjanya atau pabrik belum terjaga dengan baik karena masih terdapat minyak, debu, dan sisa lem yang menempel pada peralatan tersebut diatas dan terdapat debu yang menempel pada alat penerangan yang mengakibatkan pencahayaan yang tidak maksimal dan minyak atau kotoran lain yang menempel pada mesin yang lama kelamaan akan berakibat pada kerusakan peralatan produksi. Kebersihan pada peralatan tersebut belum sesuai dengan aturan seiso( 清掃 ) Hasil analisis penerapan seiso( 清掃 )untuk penempatan peralatan di 11 proses produksi seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.6 berikut ini : Tabel 3.6 Analisis Penerapan Seiso( 清掃 )Untuk Penempatan Peralatan di 11 Proses Produksi No Proses L.flexo Sablon Slitter Rotarry Punch Ekscentris Stitchimg H.Lift Drilling Gerinda 1. MATERIAL 2. SABLON 3. PENCETAKAN 4. POTONG 5. CUTTING 6. BOXING 7. COAKING 8. PENJAHITAN 9. PACKAGING 10. STOCKING 11. PENGIRIMAN Hasil analisis penerapan seiso( 清掃 )pada penempatan peralatan sebesar 17%. 39

13 c. Finish good atau produk jadi Produk jadi PT. Global Packaging System di tempatkan langsung di gudang penyimpanan. Kebersihannya belum begitu baik dan belum sesuai dengan konsep seiso ( 清掃 ). Tidak terlihat adanya debu atau kotoran yang mengurangi kualitas dari produk jadi tersebut, sehingga dapat langsung dikirim ke pelanggan dalam keadaan bersih dan dengan mutu yang baik. Penempatan finish good atau barang jadi tersebut menurut hasil penilaian dari Tim Penilai Departemen Perindustrian mencapai 30% dari angka tertinggi 100%. Finish Good tersebut tidak semuanya dipisahkan sesuai dengan aturan seiso( 清掃 ). 3.4 Analisis Penerapan Seiketsu ( 清潔 ) Pada Proses Produksi PT.Global Packaging System Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya seiketsu ( 清潔 ) yaitu terus menerus mempertahankan 3S tersebut diatas, yakni seiri( 整理 ), seiton( 整頓 ), dan seiso ( 清掃 ). Seiketsu ( 清潔 ) atau rawat, pada prinsipnya mengusahakan agar tempat kerja yang sudah menjadi baik dapat selalu terpelihara. Di tempat kerja yang rawat, kerawanan dan penyimpangan dapat segera dikenali, sehingga berbagai masalah dapat dicegah sedini mungkin (Kristianto, 1995 : 47). Adapun penerapan seiketsu pada PT. Global Packaging System adalah sebagai berikut: a. Material Perusahaan ini memproduksi berbagai macam packaging atau kardus seperti, kardus aki, kardus makanan, kardus untuk packaging komputer dan sebagainya. 40

14 Material yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Kertas b. Lem c. Kawat d. Cat Kedisiplinan dalam menempatkan material pada PT. Global Packaging System belum terlaksana dengan baik. Penempatan material memeang sudah cukup baik, namun masih terdapat kekurangan seperti kedisisplinan para pekerjanya dalam menjaga penggunaan dan pembuangan material, yang belum berjalan dengan baik dan material tersebut belum dipisahkan sesuai dengan aturan seiketsu ( 清潔 ). Hasil analisis penerapan seiketsu ( 清潔 ) untuk penempatan material di 11 proses produksi seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.7 berikut ini : Tabel 3.7 Analisis Penerapan Seiketsu ( 清潔 ) Untuk Penempatan Material di 11 Proses Produksi No. Proses Kertas Lem Kawat Cat 1. MATERIAL 2. SABLON 3. PENCETAKAN 4. POTONG 5. CUTTING 6. BOXING 7. COAKING 8. PENJAHITAN 9. PACKAGING 10. STOCKING 11. PENGIRIMAN Hasil analisis penerapan seiketsu ( 清潔 ) pada penempatan material sebesar 54%. 41

15 b. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses produksi packaging atau kardus PT. Global Packaging System adalah sebagai berikut: 1. Longway flexo, yang berfungsi sebagai mesin cetak 2. Sablon, yang berfungsi sebagai pencetak gambar. 3. Slitter, yang berfungsi sebagai alat pemotong bagian samping kardus. 4. Rotarry, yang berfungsi sebagai proses boxing. 5. Punch, yang berfungsi untuk pembentukan, pencetakan, dan cutting. 6. Excentris, yang berfungsi sebagai pencetakan bentuk atau coaking. 7. Stiching, yang berfungsi sebagai penjahit kardus yang menggunakan matterial kawat. 8. Hand lift, yang berfungsi sebagai pengangkut barang. 9. Drilling 10. Gerinda, yang berfungsi sebagai penghalus besi. 11. Truk pengangkut Kedisiplinan para pekerja dalam penggunaan peralatan belum terlihat dengan baik, karena masih terlihat peralatan diluar kegiatan produksi atau barang pribadi yang terdapat di lapangan kerja, sehingga terkadang mengganggu kegiatan produksi PT.Global Packaging System. Penempatan hand lift dan peralatan lain yang belum pada tempatnya inilah yang mengakibatakan kurangnya nilai efisiensi waktu produksi. Selain itu kebersihan wc, tempat cuci tangan dan tempat minum atau freezer pun belum terjaga dengan baik kebersihannya, karena tidak adanya jadwal rutin bagi pekerja untuk menjadi petugas kebersihan. Namun demikian, meja, kursi, kabinet atau lemari 42

16 dan air conditioner atau AC, sudah terjaga kebersihannya, hal ini telah sesuai dengan konsep seiketsu dan peralatan tersebut belum dipisahkan sesuai dengan aturan seiketsu. Hasil analisis penerapan seiketsu ( 清潔 ) untuk penempatan peralatan di 11 proses produksi seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.8 dibawah ini : Tabel 3.8 Analisis Penerapan Seiketsu ( 清潔 ) untuk Penempatan Peralatan di 11 Proses Produksi No Proses L.flexo Sablon Slitter Rotarry Punch Ekscentris Stitchimg H.Lift Drilling Gerinda 1. MATERIAL 2. SABLON 3. PENCETAKAN 4. POTONG 5. CUTTING 6. BOXING 7. COAKING 8. PENJAHITAN 9. PACKAGING 10. STOCKING 11. PENGIRIMAN Hasil analisis penerapan seiketsu ( 清潔 ) pada penempatan peralatan sebesar 17%. c. Finish good atau produk jadi Kedisiplinan belum terlaksana dengan baik, karena dalam penanganan produk jadi masih terdapat kesalahan dalam pemisahan produk berdasarkan jenis maupun jumlah. Namun demikian, produk jadi PT. Global Packaging System telah tersimpan dengan baik pada gudang penyimpanan akhirnya, yang disusun sesuai dengan konsep seiketsu ( 清潔 ), mulai dari yang terlebih dahulu harus dikirim kepada pelanggan sampai yang terakhir harus dikirim ke pelanggan, sehingga dapat sampai pada pelanggan sesuai dengan tanggal pemesanan atau tepat waktu dan finish good tersebut 30% telah dipisahkan sesuai dengan aturan seiketsu ( 清潔 ). 43

17 Penempatan finish good atau barang jadi tersebut menurut hasil penilaian dari Tim Penilai Departemen Perindustrian mencapai 30% dari angka tertinggi 100%. Finish Good tersebut tidak semuanya dipisahkan sesuai dengan aturan seiketsu ( 清潔 ). 3.5 Analisis Penerapan Shitsuke( 仕付 )Pada Proses Produksi PT. Global Packaging System Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya shitsuke ( 仕付 )yaitu metode yang digunakan untuk memotivasi pekerja agar terus menerus melakukan kegiatan 4S seiri( 整理 ), seiton( 整頓 ), seiso( 清掃 ), seiketsu( 清潔 ). Hal ini dianggap sebagai komponen yang paling sukar dari 5 S. Untuk aktivitas ini, pekerja Jepang diharapkan melatih pengandalian diri sendiri, bukan dikendalikan manajemen (Yasuhiro, 1995:266). Adapun penerapan shitsuke pada PT. Global Packaging System adalah sebagai berikut: a. Material Perusahaan ini memproduksi berbagai macam packaging atau kardus seperti, kardus aki, kardus makanan, kardus untuk packaging komputer dan sebagainya. Material yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Kertas 2. Lem 3. Kawat 4. Cat 44

18 Dalam kegiatan produksi sehari-hari PT. Global Packaging System, pada bagian materialnya belum berjalan sesuai dengan konsep shitsuke, karena dalam penggunaan materialnya masih terdapat pemborosan-pemborosan yang dilakukan oleh para pekerja, masih banyak terdapat lem, kawat dan cat, serta kertas yang terbuang sia-sia dan peralatan tersebut belum diatur sesuai dengan konsep shitsuke ( 仕付 ). Hasil analisis penerapan shitsuke( 仕付 ) untuk penempatan materal di 11 prosesproduksi seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.9 dibawah ini : Tabel 3.9 Analisis Penerapan Shitsuke( 仕付 ) untuk Penempatan Materal di 11 Proses Produksi No. Proses Kertas Lem Kawat Cat 1. MATERIAL 2. SABLON 3. PENCETAKAN 4. POTONG 5. CUTTING 6. BOXING 7. COAKING 8. PENJAHITAN 9. PACKAGING 10. STOCKING 11. PENGIRIMAN Hasil analisis penerapan shitsuke( 仕付 )pada penempatan material sebesar 5%. b. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam proses produksi packaging atau kardus PT. Global Packaging System adalah sebagai berikut: 1. Longway flexo, yang berfungsi sebagai mesin cetak 2. Sablon, yang berfungsi sebagai pencetak gambar. 3. Slitter, yang berfungsi sebagai alat pemotong bagian samping kardus. 45

19 4. Rotarry, yang berfungsi sebagai proses boxing. 5. Punch, yang berfungsi untuk pembentukan, pencetakan, dan cutting. 6. Excentris, yang berfungsi sebagai pencetakan bentuk atau coaking. 7. Stiching, yang berfungsi sebagai penjahit kardus yang menggunakan matterial kawat. 8. Hand lift, yang berfungsi sebagai pengangkut barang. 9. Drilling 10. Gerinda, yang berfungsi sebagai penghalus besi. 11. Truk pengangkut Konsep shitsuke ( 仕付 )pada kegiatan produksi PT. Global Packaging System belum terlaksana dengan baik, karena para pekerja yang belum merawat dengan baik peralatan yang mereka gunakan, jika terdapat kotoran atau debu yang menempel peda peralatan atau kerusaakan yang terjadi pada peralatan, mereka tidak dengan segera memperbaiki atau membersihkannya, sehingga mengakibatkan kerusakan yang serius bagi peralatan tersebut, dan kerena hal ini pula kegiatan produksi tidak dapat berjalan sesuai dengan target awal. Namun demikian tidak terdapat lampu atau lisrik yang menyala jika tidak digunakan, hal ini telah menunjukkan kesadaran para pekerja akan penghematan energi listrik, dan para pekerja telah mematuhi perturan dilarang merokok di lapangan kerja atau pabrik, hal ini sangat baik untuk kebersihan udara dan keamanan dari bahaya kebakaran yang dapat disebabkan oleh bekas puntung rokok dan peralatan tersebut belum diatur sesuai dengan aturan shitsuke ( 仕付 ). 46

20 Hasil analisis penerapan shitsuke ( 仕付 )untuk penempatan peralatan di 11 proses produksi seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.0 dibawah ini : Tabel 4.0 Analisis Penerapan Shitsuke ( 仕付 )untuk Penempatan Peralatan di 11 Proses Produksi No Proses L.flexo Sablon Slitter Rotarry Punch Ekscentris Stitchimg H.Lift Drilling Gerinda 1. MATERIAL 2. SABLON 3. PENCETAKAN 4. POTONG 5. CUTTING 6. BOXING 7. COAKING 8. PENJAHITAN 9. PACKAGING 10. STOCKING 11. PENGIRIMAN Hasil analisis penerapan shitsuke ( 仕付 )pada penempatan peralatan sebesar 15%. c. Finish good atau produk jadi Penempatan produk jadi PT. Global Packaging System belum sesuai dengan konsep shitsuke( 仕付 ), meskipun penempatan finish good tersebut telah disusun dengan rapi, sehingga memudahkan pengiriman barang kepada pelanggan, para pekerja belum dengan baik menerapkan seiketsu pada diri mereka dalam menanganani produk jadi tersebut, seperti terkadang tidak meletakkan kembali produk jadi yang batal dikirim kepada pelanggan pada tempatnya semula, sehingga menyulitkan pendataan dan finish good tersebut 30% telah dipisahkan sesuai dengan aturan shitsuke ( 仕付 ). 47

21 Penempatan finish good atau barang jadi tersebut menurut hasil penilaian dari Tim Penilai Departemen Perindustrian mencapai 30% dari angka tertinggi 100%. Finish Good tersebut tidak semuanya dipisahkan sesuai dengan aturan shitsuke ( 仕付 ). c. Sanksi Dalam kegiatan produksinya sehari-hari, belum terdapat sanksi-sanksi yang diberikan kepada seluruh anggota yang terdapat di perusahaan, baik pemimpin maupun pekerja. Hal ini dikarenakan belum adanya peraturan yang tegas. Kalaupun ada hanya kritik dan saran yang diberikan untuk saling mengoreksi kesalahan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa 5 S belum benar-benar berjalan dengan baik dan penegakkan sanksi-sanksi tersebut belum dijalankan sesuai dengan aturan shitsuke ( 仕付 ). Penegakkan sanksi-sanksi tersebut menurut hasil penelitian dari Tim Penilai Departemen Perindustrian baru mencapai 10% dari 100% penerapan sempurna. Belum adanya peraturan tegas yang diterapkan, maka tidak ada sanksi yang berlaku. e. Briefing PDCA (Plan, Do, Check, Action) Setiap aktivitas produksi yang dilakukan di PT. Global Packaging System telah dilakukan dengan prosedur yang benar untuk mencapai tujuan yang diharapkan, namun belum dilakukan secara sempurna dan terus menerus. Terdapat kekurangan dalam perencanaan (plan), sehingga belum ada instruksi atau gambaran yang jelas mengenai job desk untuk masing-masing operator, hal ini sangat berpengaruh pada kegiatan produksi PT. Global Packaging System yang masih mengalami pemborosan dan pelaksanaan briefing PDCA tersebut belum sepenuhnya dijalankan sesuai dengan aturan shitsuke ( 仕付 ). 48

22 Pelaksanaan briefing PDCA tersebut menurut hasil penelitian dari Tim Penilai Departemen Perindustrian baru mencapai 10% dari 100% penerapan sempurna. Baru sampai pada plan saja. f. Penghargaan Karena belum ada peraturan tegas yang ditetapkan bagi seluruh anggota, penghargaan pun belum menjadi hal penting di PT. Global Packaging System, sehingga belum ada penghargaan yang diberikan kepada anggota yang paling disiplin dalam mematuhi peraturan yang berlaku dan apresiasi terhadap penghargaan tersebut belum dijalankan sesuai dengan aturan shitsuke ( 仕付 ). Menurut hasil penelitian dari Tim Penilai Departemen Perindustrian, pemberian penghargaan baru mencapai 10% dari 100% penerapan sempurna. 49

Bab 3. Analisis Data

Bab 3. Analisis Data Bab 3 Analisis Data PT. Nippon Ceramics Indonesia terletak di Cikarang, produk yang dihasilkan adalah berupa filter untuk menyaring emisi gas pembuangan kendaraaan bermotor ( 車両 ). Pada pertengahan 2007

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa perbandingan setelah menggunakan 5S Penerapan 5S pada PT. TJM Internasional divisi warehouse terutama packing dilakukan dengan melibatkan pihak terkait

Lebih terperinci

Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini?

Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini? Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini? Apa itu 5S? Koni-Chi-Wa Let s start 5S. 5S memberi jawaban untuk kita, karena 5S merupakan teknik penanganan

Lebih terperinci

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan 5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan, dan dengan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Apa itu 5R? 5R merupakan kegiatan menata tempat kerja sehingga diperoleh lingkungan kerja yang nyaman dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pada perusahaan UKM Dian Rubber Semarang adalah sebagai berikut: a. Pemilahan sesuai dengan frekuensi (rendah, sedang, tinggi)

BAB V PENUTUP. pada perusahaan UKM Dian Rubber Semarang adalah sebagai berikut: a. Pemilahan sesuai dengan frekuensi (rendah, sedang, tinggi) BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melihat pembahasan pada bab 4 mengenai kondisi awal perusahaan dan rancangan 5S yang telah dibuat untuk memperbaiki keadaan perusahaan UKM Dian Rubber, maka peneliti

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan pada bab 5, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA Nama : Indah Wulandari NPM : 34413373 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Stephanus Benedictus Bera

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya: 1. Berdasarkan analisis konsep 5S yang telah dilakukan, untuk masingmasing

Lebih terperinci

Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja

Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja Pengertian, T u j uan dan Manfaat Penerapan 5 R ( 5S) di Tempat Kerja Langka h- Langka h P enerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja Pengendalian (Manajemen) Vis ual Dalam Penerapan 5R ( 5S) di Tempat Kerja Pengertian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah istilah dalam bahasa Jepang berarti perbaikan terus-menerus (continuous

BAB I PENDAHULUAN. adalah istilah dalam bahasa Jepang berarti perbaikan terus-menerus (continuous BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis percetakan semakin maju dan tumbuh semakin cepat dengan menggunakan teknologi mesin cetak yang modern. Persaingan percetakan semakin banyak dikarenakan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. sebesar 40 miliar dolar AS, dan hubungan perdagangan kedua negara masih memberikan

Bab 5. Ringkasan. sebesar 40 miliar dolar AS, dan hubungan perdagangan kedua negara masih memberikan Bab 5 Ringkasan Menurut Indonesia Naik Peringkat Sebagai Tujuan Investasi Jepang dalam LKBN ANTARA (2007), sejak 1967 hingga 2007 total jumlah investasi Jepang mencapai sebesar 40 miliar dolar AS, dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Perusahaan Jepang merupakan perusahaan asing nomor satu di Indonesia sejak

Bab 1. Pendahuluan. Perusahaan Jepang merupakan perusahaan asing nomor satu di Indonesia sejak Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perusahaan Jepang merupakan perusahaan asing nomor satu di Indonesia sejak tahun 1967 sampai saat ini. Dengan Jumlah investasi perusahaan Jepang mencapai tiga kali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan 5S atau 5R 1. Defini 5S atau 5R 5R atau 5S merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi,

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik di laksanakan di PT. Hino Motor Sales Indonesia Tangerang, perusahaan ini bergerak dalam bidang Sales, Service, Spare parts

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi seperti sekarang, alat transportasi kendaraan bermotor semakin dibutuhkan baik untuk kendaraan operasional perusahaan maupun kendaraan pribadi.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. penataan, kebersihan dan kedisiplinan di temapat kerja. Dengan menerapkan prinsip A

Bab 2. Landasan Teori. penataan, kebersihan dan kedisiplinan di temapat kerja. Dengan menerapkan prinsip A Bab 2 Landasan Teori Konsep 5 S pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan, kebersihan dan kedisiplinan di temapat kerja. Dengan menerapkan prinsip A place for everything,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN SEBELUM PELATIHAN 5S PADA PEKERJA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PTPN IV DOLOK ILIR TAHUN 2016-2017 Nama : Jenis Kelamin : Departemen/ Bagian : Usia : Masa Kerja

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7. Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab 4 dan 5, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

Sosialisasi PROGRAM 5R RINGKAS - RAPI - RESIK - RAWAT - RAJIN

Sosialisasi PROGRAM 5R RINGKAS - RAPI - RESIK - RAWAT - RAJIN Sosialisasi PROGRAM 5R Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang - Bersih - Rapih - Terawat - Disiplin kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. (Benarkah?) Kantor

Lebih terperinci

Written by Administrator Monday, 28 February :18 -

Written by Administrator Monday, 28 February :18 - Melihat lingkungan kerja yang rapi dan bersih tentu saja akan membangkitkan semangat kerja kita. Coba kita pikirkan, berapa lamakah waktu kita dalam sehari yang kita gunakan di tempat kerja? Mungkin bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang merupakan rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang merupakan rangkaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang sudah maju ini, persaingan bisnis yang semakin ketat akan membuat para pelaku bisnis berpikir lebih keras bagaimana caranya memenangkan sebuah persaingan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Kondisi fasilitas fisik saat ini masih kurang baik karena kursi kerja yang digunakan tidak memiliki sandaran, beberapa stasiun kerja tidak memiliki meja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari waktu ke waktu sehingga setiap pelaku industri harus siap berkompetisi. Hal ini tidak terjadi

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Setelah dilakukannya pengolahan data dan analisis data dalam penelitian Tugas Akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut ini : 1. Gerakan kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Percetakan Karet UKM Dian Rubber adalah sebuah perusahaan yang mencetak lembaran karet menjadi sebuah bentuk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan telah diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melihat kondisi awal perusahaan, menganalisis masalahnya, dan membuat rancangan untuk memperbaikinya maka alat analisi yang digunakan yaitu metode 5S (Seiri,

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1) Tata letak tempat kerja saat ini : Tata letak tempat kerja keseluruhan PT Kecap Salem pada saat ini masih kurang baik. Gang yang terdapat dalam pabrik hanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN

ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos

Lebih terperinci

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER RUBRIK AUDIT 5S

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER RUBRIK AUDIT 5S LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER RUBRIK AUDIT 5S 1 RINGKAS 1.1 Komponen atau bahan kerja (office: kertas kerja, file dokumen; lapangan : oli, spare part, dll ;fasos-fasum : gula,

Lebih terperinci

HOUSEKEEPING & PRODUKTIVITAS KERJA PERTEMUAN KE-7

HOUSEKEEPING & PRODUKTIVITAS KERJA PERTEMUAN KE-7 HOUSEKEEPING & PRODUKTIVITAS KERJA PERTEMUAN KE-7 Apa yang anda rasakan jika suasana kerja seperti ini? Good Housekeeping A messy shop can hide hazards! Keep it clean Bad Housekeeping Poor housekeeping

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri kecil dan menengah merupakan akar dari perkembangan ekonomi di Indonesia karena banyaknya masyarakat yang bergerak di dunia bisnis skala kecil atau

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini : 1. Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, diantaranya: 1. Berdasarkan analisis konsep 5S yang telah dilakukan, untuk masingmasing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Menurut Mulcahy (1994, p12) Gudang adalah suatu fungsi penyimpanan berbagai macam jenis produk yang memiliki unit-unit penyimpanan dalam jumlah besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat diletakan barang sesuai posisi yang benar. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi :

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga dapat diletakan barang sesuai posisi yang benar. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian adalah perusahaan percetakan CV. Sumber Bahagia.Lokasi penelitian di jalan Moch Suyudi no 34 Semarang. Alasan memilih lokasi di

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Waktu Baku Aktual Setiap Stasiun Kerja yang Diamati Menghitung waktu baku aktual setiap stasiun kerja dengan metoda langsung dan tidak langsung. Berikut adalah rangkuman

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada perusahaan JOIES CLUB, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Home industry pembuatan tempe sebuah usaha yang memproduksi tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari satu tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Manajemen Kualitas Filsafat kaizen menganggap bahwa cara hidup kita seperti kehidupan kerja atau kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga hendaknya terfokus pada upaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut dijelaskan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian di gudang toko Petruk. 3.1. Studi Lapangan Tahap persiapan penelitian ini merupakan tahap penentuan objek

Lebih terperinci

Prosedur Operasional Baku. Penggunaan Studio Arsitektur

Prosedur Operasional Baku. Penggunaan Studio Arsitektur Prosedur Operasional Baku Penggunaan Studio Arsitektur 2017 P e n g a n t a r Departemen Arsitektur menyusun aturan-aturan terkait pemakaian studio yang harus dipatuhi oleh seluruh pengguna studio, yaitu

Lebih terperinci

Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang

Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang Petunjuk Sitasi: Z., M. M., & Lenggogeni, P. (2017). Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah dalam penelitian, asumsi yang digunakan, serta sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan ketat pada dunia industri saat ini membuat perusahaan harus memiliki kinerja yang optimal, sehingga perusahaan tersebut dapat tetap unggul dalam persaingan.

Lebih terperinci

Manfaat Penerapan 5R Zero waste Zero injury Zero breakdown Zero defect Zero set up time Zero late delivery Zero customer claim Zero defisit

Manfaat Penerapan 5R Zero waste Zero injury Zero breakdown Zero defect Zero set up time Zero late delivery Zero customer claim Zero defisit Sosialisasi 5R Apa Itu 5R??? 2 Apa Itu 5R??? 5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi industri telah memberikan pengaruh terhadap budaya lingkungan pekerjanya. Banyak perusahaan-perusahaan di Eropa dan Amerika telah mengadopsi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING

IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS IDENTIFIKASI KEKURANGAN KANBAN MANUAL DENGAN METODE 5S PADA PT. EDC BAGIAN TESTING Farahdhina Leoni 1, Oktri Mohammad Firdaus 2,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 81 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Dalam melakukan penelitian di PT. Multi Bintang Indonesia mengenai penerapan 5S, peneliti menyusun suatu kerangka berpikir yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis data Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu data primer dan data sekunder, dan data yang diperlukan diantaranya: 1. Data Primer, yaitu: data

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan Teh 999 yang terletak di jalan Kartini nomor 61-63 Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk membuat perancangan 5S diperlukan panduan untuk menunjang penulisan skripsi ini yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku-buku mengenai 5S. 2.2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkenalan Kaizen Dalam bahasa Jepang, kaizen berarti perbaikan berkesinambungan (Imai, 1999). Istilah ini mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang baik manajer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia industri dan teknologi yang terjadi sekarang ini, menyebabkan semakin meningkatnya persaingan. Untuk dapat memenangkan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MANAJEMEN KUALITAS DENGAN METODE 5S DI GUDANG HYPERMARKET X SURABAYA

STUDI DESKRIPTIF MANAJEMEN KUALITAS DENGAN METODE 5S DI GUDANG HYPERMARKET X SURABAYA STUDI DESKRIPTIF MANAJEMEN KUALITAS DENGAN METODE 5S DI GUDANG HYPERMARKET X SURABAYA Henry Kurniawan S Manajemen/Fakultas Bisnis dan Ekonomika henry_kurniawan@y7mail.com Abstract Hypermarket X merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KWM adalah perusahaan yang bergerak di industri manufaktur aksesoris garmen yang terbuat dari timah dan menerima pesanan pewarnaan metal. Berdasarkan hasil pengamatan, permasalahan yang paling

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan, bahwa sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada CV. Motekar, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian sebuah tugas akhir, metodologi penelitian mempunyai peranan penting sekali, karena pada metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Sumber Bahagia adalah Perusahaan yang bergerak di bidang percetakan Digital yang didirikan oleh Bapak Tommy Handoko

Lebih terperinci

PENERAPAN KAIZEN DALAM PERUSAHAAN. Patricia Dhiana Paramita *) Abstrak

PENERAPAN KAIZEN DALAM PERUSAHAAN. Patricia Dhiana Paramita *) Abstrak PENERAPAN KAIZEN DALAM PERUSAHAAN Patricia Dhiana Paramita *) Abstrak Istilah kaizen atau Just in Time ini kerap kali digunakan sebagai salah satu strategi perbaikan dalam manajemen kualitas dan alternatif

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Untuk dapat merancang sistem kerja yang baik perlu diperhatikan faktor pekerja, mesin dan peralatan serta lingkungan. CV.MOTEKAR adalah pabrik yang memproduksi berbagai jenis boneka.boneka yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK Panel listrik semakin banyak dibutuhkan, sejalan dengan bertumbuhnya industri alat-alat elektronik. Panel listrik berfungsi untuk menstabilkan arus, memutus arus jika terjadi arus pendek dan beberapa

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK TAHU DAN PENERAPAN METODE 5S

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK TAHU DAN PENERAPAN METODE 5S PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK TAHU DAN PENERAPAN METODE 5S Merry Siska 1 dan Henriadi 2 Abstrak: UD. Dhika Putra merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tahu. Saat ini kondisi

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar : Tiga Hal Penting Yang Diharapkan Dari Para Peserta Pelatihan Praktek Kerja Teknis 2

Daftar Isi. Kata Pengantar : Tiga Hal Penting Yang Diharapkan Dari Para Peserta Pelatihan Praktek Kerja Teknis 2 Daftar Isi Kata Pengantar : Tiga Hal Penting Yang Diharapkan Dari Para Peserta Pelatihan Praktek Kerja Teknis 2 1. Tiga Jenis Kecelakaan Yang Sering Terjadi di Tempat Kerja 3 2. Mengapa Kecelakaan Bisa

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

UPAYA PENGHEMATAN WAKTU BAKU MELALUI PENERAPAN PROGRAM 5S PADA BAGIAN LINI PRODUKSI (Studi Kasus Di Mujahid Meubel Kadipiro Solo)

UPAYA PENGHEMATAN WAKTU BAKU MELALUI PENERAPAN PROGRAM 5S PADA BAGIAN LINI PRODUKSI (Studi Kasus Di Mujahid Meubel Kadipiro Solo) UPAYA PENGHEMATAN WAKTU BAKU MELALUI PENERAPAN PROGRAM 5S PADA BAGIAN LINI PRODUKSI (Studi Kasus Di Mujahid Meubel Kadipiro Solo) Disusun untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. memproduksi produk khusus seragam olahraga. Produk yang diproduksi oleh

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. memproduksi produk khusus seragam olahraga. Produk yang diproduksi oleh BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Perusahaan Konveksi Denny Sport adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi produk khusus seragam olahraga. Produk yang diproduksi oleh Konveksi Denny Sport

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi nasional saat ini tak terlepas dari adanya peningkatan teknologi dan globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perindustrian

Lebih terperinci

MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING. Disusun Oleh: Andy Permana/

MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING. Disusun Oleh: Andy Permana/ MEMPELAJARI IDENTIFIKASI BAHAYA KERJA DIPROSES BAG MAKING PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING Disusun Oleh: Andy Permana/30411836 Latar Belakang Perusahaan Hambatan Penerapan Keselamatan dan kesehatan

Lebih terperinci

MATERI III GUGUS KENDALI MUTU (GKM) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI III GUGUS KENDALI MUTU (GKM) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI III GUGUS KENDALI MUTU (GKM) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. 2 GUGUS KENDALI MUTU Definisi Kelompok karyawan yang terdiri dari tiga sampai sepuluh orang dari pekerjaan sejenis,

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #14 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #14 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #14 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 5S Orisinal 2 6623 - Taufiqur Rachman 1 Aktivitas 5S 3 Metode untuk pengaturan tempat kerja dan pengendalian secara visual. Dipopulerkan oleh Hiroyuki Hirano

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Gerakan kerja operator berkaitan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan gerakan-gerakan kerjanya, tata letak tempat kerja, dan perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Kurniawan, H (2013) melalui penelitiannya yang berjudul Studi Deskriptif Manajemen Kualitas dengan Metode 5S di

Lebih terperinci

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur Tabel 4.40 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Labeller Tabel 4.41 Metode 5W+1H dan Analisis

Lebih terperinci

Bacaan Harian BUDAYA KERJAKU

Bacaan Harian BUDAYA KERJAKU Bacaan Harian BUDAYA KERJAKU DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA DALAM NEGERI BANDUNG Diunduh: Djoko Sujono dari: https://eriskusnadi.wordpress.com/2011/08/06/5s-seiri-seitonseiso-seiketsu-shitsuke/

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Agape Craft merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi Quilt yang diberi merk AGAPE CRAFT. Perusahaan ingin mengetahui apakah metode kerja terutama pada stasiun potong dan setrika

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN BERDASARKAN METODE 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE) UNTUK AREA KERJA LANTAI PRODUKSI DI PT.X *

USULAN PERBAIKAN BERDASARKAN METODE 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE) UNTUK AREA KERJA LANTAI PRODUKSI DI PT.X * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PERBAIKAN BERDASARKAN METODE 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kaizen 1 Konsep 5S pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan, kebersihan dan kedisiplinan di temapat kerja. Dengan menerapkan prinsip A place

Lebih terperinci

Bab 7 Kesimpulan dan Saran

Bab 7 Kesimpulan dan Saran Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7.1 Kesimpulan 1. Fasilitas Fisik Aktual o Meja Kerja Dimensi meja kerja aktual, yaitu panjang meja sebesar 1400 mm, lebar meja 700 mm, dan tinggi meja 750 mm. Panjang meja aktual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, apabila suatu perusahaan didukung dengan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, apabila suatu perusahaan didukung dengan Sumber Daya Manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber daya manusia erat kaitannya dalam hal kemajuan suatu perusahaan, apabila suatu perusahaan didukung dengan Sumber Daya Manusia yang ahli dibidangnya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSPEKSI K3

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSPEKSI K3 LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA INSPEKSI K3 DISUSUN OLEH : 1. DENA SHOUM MELLIAN (021500426) 2. KHOLISA ROHMATUN NIKMAH (021500438) 3. RAFA RUMAISHA RUBAWAN A (021500450) PRODI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat ini sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha, pekerja dan pemerintah. Berdasarkan data dari Bereau of

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha, pekerja dan pemerintah. Berdasarkan data dari Bereau of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kepentingan pengusaha, pekerja dan pemerintah. Berdasarkan data dari Bereau of Labour Statistik Amerika, pada tahun 2011

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis Penelitian bersifat deskriptif yang artinya mengumpulkan data yang dibutuhkan yang dikumpulkan yang diteliti dan diolah untuk mudah dimengerti. Metode

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dijabarkan simpulan penelitian yaitu tingkat kinerja bongkar muat curah cair berdasarkan indikator kinerja pelabuhan, hasil pengukuran kualitas kinerja bongkar

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N Tabel Besarnya Kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran ( % ) A. Tenaga yang dikeluarkan 1. Dapat diabaikan 2. Sangat ringan 3. Ringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri saat ini dimana sedang menuju kearah persaingan global, terutama dalam menghadapi perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang. Para perusahaan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijabarkan kesimpulan yang merupakan akhir dari proses penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Jenis cacat

Lebih terperinci

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I Pengertian Tata letak Tata letak adalah keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara jangka panjang. Tata letak adalah keputusan mengenai : A. Penempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis

Lebih terperinci

WHAT IS LEAN MANAGEMENT?

WHAT IS LEAN MANAGEMENT? WHAT IS LEAN MANAGEMENT? Lean thinking is lean, because it provides a way to do more and more with less and less Less human resources, less equipment, less time, less space More efficient, more product,

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci