BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan lingkungannya. Artinya guru memiliki tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan adalah suatu tantangan yang harus dihadapi dan mendapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DESA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA

BAB VI SIMPULAN DAN IMPLIKASI. Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: akan semakin tinggi pula komitmen organisasional pegawai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sangat cepat pada berbagai aspek. Organisasi dituntut untuk lebih responsif

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

BAB I PENDAHULUAN. individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

tujuan organisasi sebagai satu kesatuan yang akan dicapainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

andilnya secara maksimal kepada perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tertinggal dari masyarakat lainnya, pembangunan di. berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kehidupan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Sekolah merupakan tempat bergabung atau kumpulan orang-orang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini tidak sekedar berjalan sangat cepat tetapi bersifat tidak pasti. Tipe-tipe

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. karyawan dan organisasi yang berimplikasi terhadap keputusan untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital

BAB I PENDAHULUAN. Lembang merupakan daerah yang memliliki banyak tempat wisata alam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Turnover. Definisi Intensi turnover menurut Harnoto (2002) adalah kadar atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang penting,

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB I PENDAHULUAN. salah satu diantaranya adalah turnover intention. Turnover menurut Robbins dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I Pendahuluan. Mahasiswa sebagai calon intelektual muda atau yang sering disebut sebagai Agent of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB I PENDAHULUAN. dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Perusahaan terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan wadah yang menunjukkan adanya pembagian tugas

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan

BAB V PENUTUP. signifikan terhadap kinerja guru PAI SMA/SMK di Kabupaten Pati. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal

BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, RANCANGAN HIPOTESIS

KUESIONER. Lama Bekerja :. *) coret yang tidak perlu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya adalah tersedianya karyawan/sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komitmen adalah suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak

BAB II URAIAN TEORITIS. a. Komitmen Organisasi paling sering didefinisikan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut untuk melakukan pekerjaannya dengan maksimal dan memiliki kinerja yang baik dalam menjalankan pekerjaannya, karena guru merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlanjutan perkembangan pendidikan dan terselenggaranya proses belajar mengajar. Masalah pendidikan Indonesia tentunya akan ditentukan oleh kualitas dan profesionalitas guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya. Hal ini juga merupakan indikasi dari adanya komitmen guru dalam melaksanakan perannya, sehingga dapat dikatakan seorang guru yang memiliki komitmen dalam mengajar akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh untuk organisasinya. Komitmen terhadap organisasi dijelaskan oleh Robbins dan Judge (2008, hlm. 101) sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasinya tersebut. Menurut Rhoades (2001, hlm. 825), Schultz&Schultz (2002, hlm. 255) menjelaskan bahwa: Komitmen terhadap organisasi dapat dibedakan dalam tiga jenis, masingmasing komitmen tersebut memiliki tingkat atau derajat yang berbeda. Ketiga jenis komitmen terhadap organisasi tersebut adalah: (1) Continuance commitment (komitmen kontinuan/rasional), berarti komitmen berdasarkan persepsi anggota tentang kerugian yang akan dihadapinya jika meninggalkan organisasi yaitu seorang anggota tetap bertahan atau meninggalkan organisasi berdasarkan pertimbangan untung rugi yang diperolehnya; (2) Normative Commitment (komitmen normatif) merupakan komitmen yang meliputi perasaan-perasaan individu tentang kewajiban dan tanggungjawab yang harus diberikan kepada organisasi, sehingga individu tetap tinggal di organisasi karena merasa wajib untuk loyal terhadap organisasi; (3) Affective Commitment (komitmen afektif) berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan individu di dalam suatu organisasi, anggota yang mempunyai komitmen ini mempunyai keterikatan emosional terhadap

2 organisasi yang tercermin melalui keterlibatan dan perasaan senang serta menikmati peranannya dalam organisasi. Selanjutnya Ivancevich, Konopaske, dan Matteson dalam Sayekti (2011, hlm. 61) menjelaskan bahwa komitmen terhadap organisasi mencakup tiga sikap: (a) perasaan identifikasi dengan tujuan organisasi. (b) mereasakan keterlibatan pada tugas organisasi, dan (c) kesetiaan terhadap organisasi. Setiap guru memiliki dasar dan tingkah laku yang berbeda berdasarkan komitmen terhadap organisasi yang dimilikinya. Guru yang memiliki komitmen dengan dasar afektif memiliki tingkah laku berbeda dengan guru yang berdasarkan komitmen berkelanjutan. Guru dengan komitmen afektif benar-benar ingin menjadi guru di sekolah yang bersangkutan sehingga memiliki keinginan untuk menggunakan usaha optimal demi tercapainya tujuan sekolah. Guru dengan komitmen kontinuan cenderung melakukan tugasnya dikarenakan menghindari kerugian finansial dan kerugian lain, sehingga hanya melakukan usaha yang tidak optimal. Rhoades (2001, hlm. 825) menambahkan bahwa individu dengan komitmen afektif terhadap organisasi akan memperlihatkan performansi kerja yang tinggi pula. Dengan kondisi pendidikan pada saat ini, komitmen terhadap organisasi pada guru dalam melaksanakan perannya terhadap sekolah tempatnya mengajar patut dipertanyakan, kondisi ini memerlukan perhatian besar mengingat terdapat banyak masalah yang timbul karena masih rendahnya komitmen guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya sebagai tenaga pendidik yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah yang muncul akibat rendahnya komitmen guru diantaranya adalah masalah tingginya tingkat kemangkiran guru dan rendahnya semangat guru yang dapat ditunjukkan oleh rendahnya kreativitas guru dalam melakukan aktivitas belajar mengajar. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Pierce et al. dalam Sayekti (2011, hlm. 62) bahwa komitmen organisasional memiliki komponen keperilakuan yang kuat terhadap organisasi. Dalam Model Komitmen Organisasional yang dikemukakan oleh John Meyer dan Natalie Allen dalam Sayekti (2011, hlm. 63) dinyatakan bahwa tiga komponen komitmen berkombinasi untuk menghasilkan suatu ikatan kekuatana yang mempengaruhi turnover pegawai,

3 perilaku pegawai pada saat bekerja, dan absensi. Sejalan dengan pendapat Pierce, et al dan John Meyer dan Natalie Allen, beberapa ahli (dalam Sopiah 2008, hlm. 166) mengatakan bahwa jika ditinjau dari segi organisasi, karyawan yang berkomitmen rendah akan berdampak pada turnover (Koch, 1978), tingginya absensi, meningkatnya kelambanan kerja dan kurangnya intensitas untuk bertahan sebagai karyawan di organisasi tersebut (Angle, 1981), rendahnya kualitas kerja (Steers, 1991), dan kurangnya loyalitas pada organisasi (Schein, 1968). Hacket & Guinon (dalam Sopiah 2008, hlm 166) menambahkan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasional yang tinggi akan berdampak pada karyawan tersebut, yaitu dia akan lebih puas dengan pekerjaannya dan tingkat absensinya menurun. Dengan pernyataan-pernyataan di atas, maka dapat dilihat bahwa komitmen organisasional sangat erat hubungannya dengan tingkat absensi, kualitas kerja dan turnover serta motivasi kerja, yang menimbulkan masalah yang cukup rumit dalam organisasi, termasuk pada lembaga pendidikan seperti sekolah. Sebagaimana yang dikutip dalam sebuah artikel oleh Marjohan, dijelaskan bahwa: Cukup banyak guru-guru mengatakan merasa capek atau lesu apabila harus segera masuk kelas untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam pengontrolan absensi, hampir setiap hari ada surat-surat guru yang datang mengabarkan halangan mereka untuk tidak datang ke sekolah. Pada umumnya alasan serius atau alasan berpura-pura guru dalam suratnya sehingga berhalangan untuk tidak hadir di sekolah karena sakit. Sering alasan lain adalah untuk memohon izin karena ada urusan keluarga yang sangat mendesak. Selain itu dalam artikel tersebut juga menyebutkan masalah yang menunjukkan rendahnya kreativitas guru dalam mengajar Kreativitas guru pun terlihat lemah dalam PBM. Presentasi pengajaran sudah terlihat semakin basi karena menggunakan metode itu ke itu juga. Menurut Masaong (2004, hlm. 541) semangat kerja guru merupakan salah satu indikasi dari komitmen guru. Masaong menyatakan guru dengan komitmen yang tinggi adalah yang memiliki semangat kerja yang tinggi, begitupun sebaliknya. Semangat kerja yang tinggi ditandai dengan adanya disiplin tinggi, minat kerja, antusiasme dan motivasi yang tinggi untuk bekerja, terpacu untuk berpikir kreatif dan imajinatif, konsekuen dan selalu berusaha mencari alternatif

4 dalam metode pengajarannya. Guru dengan semangat kerja yang rendah akan menunjukkan perilaku indisipliner, hanya terpaku pada satu metode mengajar, kurang kreatif, kurang berusaha, dan kurang motivasi. Berikut masalah kemangkiran guru yang menunjukkan rendahnya komitmen guru Menurut data dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dalam sehari ada 500 ribu atau setengah juta guru membolos atau mangkir mengajar tanpa alasan yang jelas dari 2,6 juta guru di Indonesia. Akibat dari kemangkiran dan sikap indisipliner yang menunjukan kurangnya komitmen pada guru ini juga tentunya berpengaruh sangat besar pada nasib peserta didik yang tentunya akan menentukan masa depan pendidikan di Indonesia. Seperti yang data yang diungkapkan dalam Kompas, bahwa Tingkat ketidakhadiran guru merata di seluruh provinsi, baik kota besar maupun ataupun daerah.tingginya jumlah absensi patut disesalkan karena rasio guru dan murid tidak sebanding. Akibatnya, proses belajar mengajar pun semakin terganggu karena jumlah guru cadangan juga terbatas. Fakta ini mengimbas pada nganggurnya para anak didik ketika jam belajar. Sehingga sebagian dari mereka justru ikut-ikutan bolos, karena tidak ada yang mengajar. Jalan ke mall, main ke warnet dan nongkrong menjadi hal lumrah di masa kini bagi anak berseragam sekolah. Berdasarkan masalah-masalah di atas dapat dilihat bahwa rendahnya tingkat kualitas pendidikan di Indonesia secara langsung maupun tidak langsung dapat disebabkan oleh rendahnya profesionalitas dan kualitas kerja guru. Profesionalitas dan kualitas kerja para guru juga merupakan indikasi dari adanya komitmen guru terhadap sekolah sebagai suatu organisasi tempatnya mengajar, sehingga dapat dikatakan seorang guru yang memiliki komitmen terhadap sekolah (organisasi) tempatnya mengajar akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai organisasi dengan sepenuh hati demi kemajuan organisasinya. Fakta di atas menunjukkan betapa penting dan bernilai komitmen bagi suatu organisasi termasuk sekolah. Untuk itu, sekolah perlu meningkatkan komitmen para guru terhadap organisasi yang memicu peningkatan kualitas pada pekerjaannya pula, salah satunya dengan berusaha mencari faktorfaktor apa saja yang dapat mempengaruhi terbentuknya komitmen terhadap organisasi. Menurut Mowday (1990, hlm. 224-227) salah satu faktor yang

5 mempengaruhi komitmen terhadap organisasi adalah karakteristik struktural yang meliputi atas karakteristik organisasi beserta seluruh kebijakan yang berlaku termasuk di dalamnya kebijakan pimpinan organisasi. Kebijakan pimpinan organisasi akan mempengaruhi perilaku kerja yang ditampilkan bawahan. Pada lingkup penelitian ini, organisasi yang dimaksud adalah sekolah, sedangkan yang dimaksud dengan bawahan dan pimpinan adalah guru dan kepala sekolah. Sekolah sebagai suatu organisasi dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang berwenang menerapkan kepemimpinan tertentu demi terwujudnya tujuan sekolah. Peran kepala sekolah yang dibutuhkan pada konteks ini adalah kepala sekolah yang memiliki gaya kepemimpinan dimana kepala sekolah dapat memberikan pengaruh dan kenyamanan bekerja serta motivasi pada guru-guru yang di pimpinnya dengan cara memberikan arahan dan bimbingan serta pembinaan yang cukup. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi seseorang atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini pemimpin harus mampu memberikan arahan dan bimbingan kepada pegawai serta mampu memberikan pengaruh dan memberikan pengarahan untuk menuju pencapaian tujuan organisasi. Selain itu pemimpin juga harus dapat mempertimbangkan hal-hal yang berhubungan dengan tugas antar manusia, hal-hal tersebut dilakukan guna membangun komitmen organisasi yang tinggi. Dalam menjalankan kepemimpinannya, kepala sekolah cenderung menerapkan gaya kepemimpinan tertentu. Berdasarkan temuan para ahli, terdapat teori-teori mengenai gaya kepemimpinan, beberapa di antaranya yaitu : (1) Teori kepemimpinan transformasional & transaksional oleh Bass; (2) Teori Kisi-kisi kepemimpinan (managerial grid) oleh Blake & Mouton; (3) Teori Kepemimpinan situasional oleh Hersey& Blanchard. Pada konteks penelitian ini, akan dilihat bagaimana terbentuknya pengaruh kepemimpinan transformasional (Bass) kepala sekolah terhadap komitmen organisasi pada guru. Menurut Wutun (2001, hlm. 345) konsep kepemimpinan transformasional dari Bass merupakan salah satu konsep kepemimpinan yang lebih

6 dapat menjelaskan secara tepat pola perilaku kepemimpinan atasan yang nyata ada dan mampu memuat pola-pola perilaku dari teori kepemimpinan lain. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Komitmen Organisasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas, masalah dalam penelitian ini mengarah pada masalah komitmen organisasi yang dimiliki guru masih rendah. Rendahnya tingkat kualitas pendidikan di Indonesia secara langsung maupun tidak langsung dapat disebabkan oleh rendahnya profesionalitas dan kualitas kerja guru. Profesionalitas dan kualitas kerja para guru juga merupakan indikasi dari adanya komitmen guru terhadap sekolah sebagai suatu organisasi tempatnya mengajar, sehingga dapat dikatakan seorang guru yang memiliki komitmen terhadap sekolah (organisasi) tempatnya mengajar akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai organisasi dengan sepenuh hati demi kemajuan organisasinya. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Komitmen Organisasi di SMP Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. karena itu, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana kepemimpinan transformasional kepala sekolah SMP Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung? 2) Bagaimana komitmen organisasi pada guru yang ada di SMP Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung? 3) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen organisasi di SMP Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung?

7 C. Tujuan Penelitian Secara umum, sesuai dengan rumusan masalah yang diutarakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang pengaruh kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap komitmen organisasi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui pelaksanaan kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh kepala sekolah di SMP Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. 2) Untuk mengetahui komitmen organisasi pada guru SMP Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. 3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen organisasi di SMP Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/signifikansi dalam segi teoritis maupun praktis. Dalam segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau kontribusi terhadap keilmuan Administrasi Pendidikan. Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Manfaat Teotitis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan pemberdayaan dan pembelajaran. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a) Memberikan kontribusi yang mendalam terhadap pengembangan ilmu mengenai prinsip-prinsip kepemimpinan kepala sekolah. b) Memberikan kontribusi yang mendalam terhadap pengembangan ilmu mengenai prinsip-prinsip organisasi yaitu komitmen organisasi.

8 c) Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama. 2) Manfaat Praktis Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kepala sekolah mengenai bagaimana cara memimpin sekolah dengan baik untuk meningkatkan komitmen organisasi (sumber daya manusia) yang mana dapat mempengaruhi kinerja guru serta proses pembelajaran di sekolah. b) Penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada guru untuk meningkatkan komitmen organisasi terhadap sekolah, sehingga tujuan pembelajaran dapat berlangsung secara berkualitas. c) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti ketika peneliti berada pada posisi sebagai seorang kepala sekolah yang harus mampu memimpin guru sehingga komitmen organisasi pada guru terhadap sekolah dan kinerja guru serta proses pembelajaran di sekolah dapat meningkat. E. Struktur Organisasi Skripsi Skripsi ini terdiri dari beberapa unsur yang saling berkaitan layaknya suatu sistem. Secara sistematis, struktur skripsi terdiri dari bagian awal, inti, dan penutup. Pada bagian awal, struktur skripsi terdiri dari judul penelitian yang diambil, lembar pengesahan, pernyataan keaslian skripsi dan bebas plagiarisme, kata pengantar, ucapan terimakasih, abstrak yang menggambarkan secara general atau uraian singkat dari keselurhan isi skripsi, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Pada bagian inti, struktur skripsi terdiri dari lima bab. Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang yaitu menggambarkan alasan rasional dan pentingnya permasalahan untuk diteliti, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/signifikasi penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab kedua, terdiri dari kajian pustaka yang melandasi variabel-

9 variabel dalam penelitian dari segi teoritis dan konseptual, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Bab ketiga, membahas mengenai metode penelitian yang dimulai dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, cara pemilihan sampel serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan sampel, desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain penelitian itu, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab empat, membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang didalamnya termasuk pemaparan data dan pembahasan data, dan pada bab lima berisi kesimpulan dan rekomendasi. Bagian penutup dari struktur skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan daftar lampiran-lampiran yang dibutuhkan untuk melengkapi dan memperlancar penelitian.