BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang aktivitas siswa dalam belajar matematika dan tes hasil belajar matematika siswa. Data tentang aktivitas siswa dalam belajar matematika diperoleh dari lembar observasi, hal ini berguna untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar matematika siswa diperoleh dari hasil belajar selama penelitian, ini bertujuan untuk mengetahui skor hasil belajar matematika yang diperoleh. Jumlah siswa pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII 2 berjumlah 34 siswa, sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas VIII 4 berjumlah 34 siswa. Rincian masing-masing deskripsi dan analisis data dari instrumen yang digunakan pada penelitian diuraikan dibawah ini: 1. Lembar Observasi Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi dalam bentuk persentase. Persentase aktivitas siswa ini diperoleh dengan cara jumlah frekuensi masing-masing aktivitas siswa dibagi dengan jumlah siswa kali 100% selama 5 kali pertemuan. Kemudian masing-masing aktivitas tersebut dideskripsikan berdasarkan persentase yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini: 64
65 Tabel 4.1 Persentase Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Kegiatan siswa Pertemuan Ratarata No I II III IV V 1 A1 61% 78% 81% 84% 94% 79% 2 A2 52% 62% 69% 78% 88% 69% 3 A3 58% 68% 78% 81% 85% 74% 4 A4 8% 12% 12% 15% 17% 12% 5 A5 88% 90% 93% 100% 100% 94% 6 A6 91% 93% 100% 100% 100% 96% 7 A7 38% 50% 63% 71% 79% 60% Kemudian dengan menggunakan grafik dapat dilihat aktivitas siswa sebagai berikut: Gambar 4.1 Persentase Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran 120% 100% Pertemuan 80% 60% 40% 20% I II III IV V 0% A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 Aktivitas Siswa Keterangan aktivitas siswa:. Memperhatikan penjelasan guru. Memperhatikan penjelasan siswa lainnya dalam presentasi. Berdiskusi dalam kelompok. Menyampaikan ide atau gagasan
66. Mengerjakan soal latihan yang ada di LKS secara individu. Menulis jawaban dari kartu yang diberikan.. Membuat kesimpulan. 2. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah dilakukan tes akhir, diperoleh data tes hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe Indeks Card Match (ICM) dan tidak menggunakan pembelajaran tipe Indeks Card Match (ICM). Tes diujikan berdasarkan materi yang diberikan pada saat penelitian yaitu bangun ruang sisi datar. Sampel penelitian terdiri dari 68 orang, dengan rincian pada kelas eksperimen berjumlah 34 orang dan kelas kontrol 34 orang. Nilai tes hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Kelas Sampel Tabel 4.2 Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol N Siswa yang Tuntas Ketuntasan (%) Eksperimen 34 20 75.18 14,42 58% 95 45 Kontrol 34 15 68,24 15,51 44% 90 40 Berdasarkan skor nilai yang diperoleh dengan KKM yang telah ditetapkan sekolah adalah 76, maka dapat dilihat pada kelas eksperimen yang tuntas adalah 20 orang ( 100% = 59%), dan yang tidak tuntas 14
67 orang ( 100% =41%). Sedangkan kelas kontrol yang tuntas adalah 15 orang ( 100% = 44%), dan yang tidak tuntas adalah 19 orang ( 100% = 56%). Berdasarkan tabel skor hasil belajar matematika dapat dilihat siswa yang mencapai KKM lebih tinggi dari kedua sampel adalah kelas eksperimen yaitu sebanyak 20 orang (59%) dan berada dibawah KKM sebanyak 14 orang ( 41%). Sedangkan kelas kontrol yang berada diatas KKM sebanyak 15 orang (44%), dan yang berada dibawah KKM adalah 19 orang (56%). Hasil tes hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dengan penerapan model pembelajaran tipe Indeks Card Match (ICM) memiliki rata-rata 75,18 dengan nilai tertinggi diperoleh siswa adalah 95 dan nilai terendahnya adalah 45. Sedangkan pada kelas kontrol hasil belajar siswa memiliki rata-rata 68,24 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendahnya adalah 40. Dari nilai rata-rata hasil belajar matematika kedua sampel, terlihat kelas eksperimen memiliki rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh data mengenai hasil belajar matematika siswa melalui tes diakhir penelitian.instrument yang digunakan berupa tes tertulis yang terdiri dari 5 butir soal essay. Dari penelitian yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yang artinya hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Indeks Card Match
68 (ICM) lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang tidak diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Indeks Card Match (ICM) pada siswa kelas VIII SMPN 14 Padang. B. Analisis Data 1. Aktivitas belajar siswa Aktivitas siswa yang dilihat dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe indeks card match adalah sebagai berikut: Kegiatan Pertemuan Ratarata Kriteria siswa I II III IV V A1 61% 78% 81% 84% 94% 79% Banyak A2 52% 62% 69% 78% 88% 69% Banyak A3 58% 68% 78% 81% 85% 74% A4 8% 12% 12% 15% 17% 12% A5 88% 90% 93% 100% 100% 94% A6 91% 93% 100% 100% 100% 96% A7 38% 50% 63% 71% 79% 60% Banyak Sedikit Banyak Sekali Banyak Sekali Banyak Rata-rata 57% 65% 71% 77% 80% Berdasarkan tabel kriteria aktivitas belajar siswa diperoleh data seperti tabel diatas. Jika diuraikan persentase aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan mengalami peningkatan. Hal itu terlihat pada pertemuan pertama sebanyak 57%, pada pertemuan kedua 65%, pada pertemuan ketiga 71%, pada pertemuan keempat 77% dan pada pertemuan kelima 80%. Dari
69 penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan yang terjadi pada setiap pertemuan persentase siswa yang aktif dalam belajar termasuk pada kategori banyak. a. Memperhatikan penjelasan guru Aktivitas siswa yang dilihat dari memperhatikan penjelasan guru pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe indeks card match adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Persentase Siswa yang Memperhatikan Penjelasan Guru Pertemuan ke Jumlah Orang Persentase Kriteria 1 21 61% Sedikit 2 25 78% Banyak 3 27 81% Banyak 4 27 84% Banyak 5 32 94% Banyak Sekali Pada tabel dan perhitungan, pada pertemuan pertama sebanyak 21 siswa dengan persentase 61%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memperhatikan guru dalam kategori banyak. Untuk pertemuan kedua sebanyak 25 siswa dengan persentase 78% masih tergolong dalam kategori banyak. Pada pertemuan ketiga sebanyak 27 siswa dengan persentase sebanyak 81% meningkat menjadi kategori banyak sekali. Begitu juga pada pertemuan keempat sebanyak 27 siswa dengan persentase 84% termasuk kategori banyak sekali, pertemuan kelima sebanyak 32 siswa dengan persentase 94% termasuk kategori banyak sekali.
70 b. Memperhatikan penjelasan siswa lainnya dalam presentasi Aktivitas siswa yang dilihat dari memperhatikan penjelasan siswa lainnya dalam presentasi pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe indeks card match adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Persentase Siswa yang Memperhatikan Penjelasan Siswa Lainnya Dalam Presentasi Pertemuan ke Jumlah Orang Persentase Kriteria 1 18 52% Banyak 2 20 62% Banyak 3 23 69% Banyak 4 25 78% Banyak 5 28 88% Banyak Sekali Aktivitas siswa memperhatikan penjelasan siswa lainnya dalam presentasi pada pertemuan pertama sebanyak 18 siswa dengan persentase 52% hal ini menunjukan siswa yang memperhatikan penjelasan termasuk dalam kategori sedikit. Pada pertemuan kedua sebanyak 20 siswa dengan persentase 62% meningkat menjadi kategori banyak. Pada pertemuan ketiga sebanyak 23 siswa dengan persentase 69% masih tergolong dalam kategori banyak. Pada pertemuan keempat sebanyak 25 siswa dengan persentase 78% meningkat menjadi kategori banyak sekali. Begitu juga pada pertemuan kelima sebanyak 28 siswa dengan persentase 88% termasuk dalam kategori banyak sekali.
71 c. Berdiskusi dalam kelompok. Aktivitas siswa yang dilihat dari berdiskusi dalam kelompok pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe indeks card match adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Persentase Siswa yang Memperhatikan Berdiskusi dalam kelompok Pertemuan ke Jumlah Orang Persentase Kriteria 1 20 58% Banyak 2 20 62% Banyak 3 26 78% Banyak 4 26 81% Banyak Sekali 5 29 85% Banyak Sekali Aktivitas siswa dalam berdiskusi dalam kelompok pada pertemuan pertama 20 siswa dengan persentase 58% termasuk dalam kategori banyak. Begitu juga pada pertemuan kedua sebanyak 22 siswa dengan persentase 68% masih tergolong dalam kategori banyak. Pada pertemuan ketiga sebanyak 26 siswa dengan persentase 78% meningkat menjadi kategori banyak sekali. Pertemuan keempat sebanyak 26 siswa dengan persentase 81% termasuk dalam kategori banyak sekali. Begitu juga pertemuan kelima sebanyak 29 siswa dengan persentase 85% termasuk dalam kategori banyak sekali.
72 d. Menyampaikan ide atau gagasan Aktivitas siswa yang dilihat dari menyampaikan ide atau gagasan pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe indeks card match adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Persentase Siswa yang Menyampaikan ide atau gagasan Pertemuan ke Jumlah Orang Persentase Kriteria 1 3 8% Sedikit 2 4 12% Sedikit 3 4 12% Sedikit 4 5 15% Sedikit 5 6 17% Sedikit Aktivitas siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan. Pada pertemuan pertama sebanyak 3 siswa dengan persentase 8% termasuk dalam kategori sedikit sekali. Pertemuan kedua sebanyak 4 siswa dengan persentase 12% termasuk kategori sedikit sekali. Pada pertemuan ketiga sebanyak 4 siswa dengan persentase 12% termasuk kategori sedikit sekali. Pertemuan keempat sebanyak 5 siswa dengan persentase 15% termasuk kategori sedikit sekali. Begitu juga pada pertemuan kelima sebanyak 6 siswa dengan persentase 17% termasuk dalam kategori sedikit sekali. Dari pembelajaran biasanya aktivitas siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan sudah mengalami peningkatan. Tetapi tidak mungkin guru memberikan kesempatan kepada semua siswa menyampaikan ide karena itu akan menghabiskan waktu pembelajaran, yang menyebabkan kategori pada aktivitas ini termasuk dalam kategori sedikit sekali.
73 e. Mengerjakan soal latihan yang ada di LKS secara individu Aktivitas siswa yang dilihat dari mengerjakan soal latihan yang ada di LKS secara individupada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe indeks card match adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Persentase siswa yang mengerjakan soal latihan yang ada di LKS secara individu Pertemuan ke Jumlah Orang Persentase Kriteria 1 30 88% Banyak Sekali 2 29 90% Banyak Sekali 3 31 93% Banyak Sekali 4 32 100% Banyak Sekali 5 34 100% Banyak Sekali Aktivitas siswa dalam mengerjakan soal latihan pada pertemuan pertama 30 siswa dengan persentase 88% termasuk dalam kategori banyak sekali. Pada pertemuan kedua sebanyak 29 siswa dengan persentase 90% termasuk kategori banyak sekali. Begitu juga pada pertemuan ketiga sebanyak 31 siswa dengan persentase 93% termasuk dalam kategori banyak sekali. Pertemuan keempat sebanyak 32 siswa dengan persentase 100% termasuk dalam kategori banyak sekali. Pertemuan kelima sebanyak 34 siswa dengan persentase 100% termasuk dalam kategori banyak sekali. f. Menulis jawaban dari kartu yang diberikan Aktifitas siswa yang dilihat dari menulis jawaban dari kartu yang diberikan pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe indeks card match adalah sebagai berikut:
74 Tabel 4.8 Persentase Siswa yang Menulis jawaban dari kartu yangdiberikan Pertemuan ke Jumlah Orang Persentase Kriteria 1 31 91% Banyak Sekali 2 30 93% Banyak Sekali 3 33 100% Banyak Sekali 4 34 100% Banyak Sekali 5 34 100% Banyak Sekali Pada tabel dan perhitungan, pada pertemuan pertama sebanyak 31 siswa dengan persentase 91%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang menulis jawaban dari kartu yang diberikan tergolong banyak, karena siswa antusias dengan cara belajar yang baru. Untuk pertemuan kedua sebanyak 30 siswa dengan persentase 93% tergolong dalam kategori banyak. Pada pertemuan ketiga sebanyak 33 siswa dengan persentase sebanyak 100% meningkat menjadi kategori banyak sekali. Pada pertemuan keempat sebanyak 34 siswa dengan persentase 100% termasuk kategori banyak sekali, pertemuan kelima sebanyak 34 siswa dengan persentase 100% termasuk kategori banyak sekali. g. Membuat Kesimpulan Aktivitas siswa yang dilihat dari membuat Kesimpulan pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe indeks card match adalah sebagai berikut:
75 Tabel 4.9 Persentase Siswa yang Menulis jawaban dari kartu yang diberikan Pertemuan ke Jumlah Orang Persentase Kriteria 1 13 38% Sedikit 2 16 50% Sedikit 3 21 63% Banyak 4 23 71% Banyak 5 27 79% Banyak Pada tabel dan perhitungan aktivitas siswa dalam membuat kesimpulan. Pada pertemuan pertama sebanyak 13siswa dengan persentase 38% termasuk dalam kategori sedikit. Pertemuan kedua sebanyak 16 siswa dengan persentasi 50% termasuk dalam kategori sedikit. Pada pertemuan ketiga sebanyak 21 siswa dengan persentase 63% meningkat menjadi kategori banyak. Pada pertemuan keempat sebanyak 23 siswa dengan persentase 71% termasuk kategori banyak. Begitu juga pada pertemuan kelima sebanyak 27 siswa dengan persentase 79% termasuk dalam kategori banyak. 2. Hasil Belajar Siswa Analisis data hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, apakah diterima atau tidak. Untuk mengetahui hal itu terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi terhadap hasil belajar matematika siswa pada kedua sampel.
76 a. Uji Normalitas Tes Akhir Uji normalitas hasil belajar matematika siswa kelas sampel dilakukan dengan menggunakan SPSS ( Statistic Product And Service Solution) yaitu Uji Kolmogorov dan Uji Shapiro Wilk, maka didapatkan kesimpulan yang terdapat pada tabel dibawah ini: nilai Tabel 4.10 Output Uji Normalitas Sampel Tests of Normality Kelas Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. VIII.2,140 34,136,960 34,416 VIII.4,118 34,200,958 34,317 Berdasarkan tabel diatas pada uji kolmogorov-smirnov dan shapiro-wilk terlihat nilai probabilitas atau signifikannya > 0,05 artinya bahwa kedua kelas sampel nilai siswanya mempunyai variansi yang sama. Dalam menentukan uji normalitas peneliti juga menggunakan bantuan uji liliefors dapat dilihat pada lampiran XVIII, maka didapatkan kesimpulan sebagaimana tabel dibawah ini: Tabel 4.11 Perbandingan L tabel Dan L 0 No Kelas Lo Ltabel Kesimpulan Keterangan 1 VIII.2 0.0853 0,1519 L o < L tabel Data normal 2 VIII.4 0,1056 0,1519 L o < L tabel Data normal b. Uji Homogenitas Tes Akhir Setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan uji homogenitas, yang bertujuan untuk melihat kedua kelompok sampel
77 mempunyai variansi yang homogen atau tidak dilakukan dengan uji homogenitas variansi juga dilakukan dengan uji F pada taraf nyata = 0,05, dengan menggunakan rumus: F = S S 2 1 2 2 Keterangan : S 1 2 S 2 2 = Variansi hasil belajar eksperimen = Variansi hasil belajar kelas kontrol Berdasarkan data yang diperoleh, maka S 1 2 = 208,028 S 2 2 =255,334 Lakukan Uji Homogenitas dengan rumus: F S S 2 1 2 2 208,028 0,8147 255,334 Berdasarkan tabel distribusi F didapatkan harga F tabel untuk taraf nyata = 0,05 dan derajat bebas = ( n 1-1, n 2-1) (34, 34) adalah 1,84. Jadi harga F hitung < F tabel = 0,8147<1,84 sehingga dapat disimpulkan bahwa dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kelas sampel memiliki variansi yang homogen. Perhitungan lebih jelas dapat dilihat Lampiran XX. c. Uji Hipotesis Hasil uji normalitas dan uji homogenitas dua variansi data tes hasil belajar kedua sampel penelitian berasal dari populasi yang
78 berdistribusi normal dan variansi yang homogen. Maka untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t yang berguna untuk melihat apakah tes hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe indeks card match lebih tinggi dari pada tes hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran tipe indeks card match pada kelas VIII SMPN 14 Padang. Pada uji hipotesis, uji yang dilakukan adalah uji hipotesis satu arah dengan rumus; = t =,,, = =,,,, (, ) = 1,881 Pengujian yang dilakukan diperoleh t hitung = 1,881 dan t tabel = 1,645 dengan taraf kepercayaan 95%. Ini berarti t hitung berada diluar daerah penerimaan H 0. Karena t hitung > t tabel maka hipotesis H o ditolak. Hal ini berarti hasil belajar matematika siswa yang diajar model pembelajaran tipe Indeks Card Match (ICM) lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang tidak diajar dengan model pembelajaran tipe Indeks Card Match (ICM). Untuk lebih jelas maka dapat dilihat pada Lampiran XXI.
79 C. Pembahasan 1. Aktivitas belajar siswa Dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya aktivitas karena tanpa aktivitas maka proses belajar mengajar tidak akan berlangsung dengan baik. Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Indeks Card Match (ICM). Hal ini disebabkan karena aktivitas siswa dalam belajar matematika meningkat jika diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Indeks Card Match (ICM). Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data diperoleh bahwa persentase aktivitas dilihat selama 5 kali pertemuan selalu mengalami peningkatan. Dimana aktivitas siswa dapat dilihat dari pertemuan pertama yaitu 57%, pertemuan kedua 65%, pertemuan ketiga 71%, pertemuan keempat 77% dan pertemuan kelima 80%. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Indeks Card Match (ICM) pada kelas eksperimen meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Hasil Belajar Tes hasil belajar dikerjakan siswa secara individu dengan waktu yang telah ditentukan yaitu 80 menit. Soal berbentuk essay yang berjumlah 5 butir soal. Berdasarkan hasil analisis data skor hasil belajar diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 75,18 dan skor rata-rata hasil belajar kelas kontrol adalah 68,24. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan nilai
80 hasil belajar kelas kontrol. Perbedaan nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol diperkirakan karena penerapan model pembelajaran tipe Indeks Card Match (ICM). Materi yang disampaikan bisa diserap dengan mudah oleh siswa dengan bantuan LKS yang dibahas secara individu, karena kegiatan atau perbuatan yang dilakukan berulangulang akan lama diingatan siswa. Adapun langkah langkah yang penulis lakukan pada tahap persiapan dalam penelitian adalah memberikan pengarahan kepada siswa mengenai model pembelajaran yang akan dilaksanakan, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal, soal tes hasil belajar serta pembagian kelompok. Pada penerapan model pembelajaran penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok pada kelas eksperimen. Terdapat 8 kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa pada setiap kelompok. Pembagian kelompok penulis lakukan dengan melihat nilai siswa terdahulu kepada guru yang mengajar serta menanyakan mana siswa yang pandai dan mana saja siswa yang mempunyai kemampuan rendah jadi pembagian kelompok dilakukan secara merata agar bisa terlaksananya model pembelajaran tipe Indeks Card Match (ICM) dengan baik, jadi pembagian kelompok dilakukan secara heterogen berdasarkan kemampuan masing-masing siswa. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan kelima pada kelas eksperimen sebelum memulai materi terlebih dahulu penulis menginformasikan kembali tentang model pembelajaran yang akan
81 dilaksanakan walaupun sebelumnya sudah diinformasikan. Sebelum memulai materi siswa sudah duduk dalam kelompok yang telah dibagi dan penulis memberikan dua kartu untuk satu kelompok. Satu untuk kartu soal dan satu untuk kartu jawaban dimana itu bukan jawaban dari soal yang ada pada kelompok mereka. Siswa diskusi dengan kelompoknya untuk menjawab soal yang ada pada kartu. Penulis meminta perwakilan kelompok untuk mencari jawaban, dan mencocokkan jawaban mereka dengan kartu jawaban yang ada pada kelompok lain. Salah satu perwakilan kelompok mencari jawaban dan mencocokkan jawaban mereka dengan kartu jawaban yang ada pada kelompok lain. Setelah semua jawaban dicocokkan, penulis meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan jawaban mereka secara bergantian. Agar kegiatan diskusi berjalan sesuai dengan rencana yang diinginkan, penulis mengawasi jalannya diskusi dan memberikan pengarahan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sanjaya (2008: 246) bahwa dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Setelah waktu belajar dalam kelompok habis, penulis membahas kartu soal yang dianggap sulit, untuk lebih meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang diberikan. Dan selanjutnya bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
82 Dengan demikian hasil penelitian ini senada dengan yang diungkapkan Silberman (20 09: 250) Indeks Card Match (ICM) merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Belawati (2003 : 15) menyatakan bahwa jenis-jenis dari bahan ajar cetak yaitu modul, hand out, dan lembar kerja siswa. LKS dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami penjelasan yang verbal. Dari uraian pembahasan penelitian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa hasil belajar matematika yang diajar dengan model pembelajaran tipe Indeks Card Match (ICM) lebih baik dari hasil belajar matematika yang tidak diajar dengan model pembelajaran tipe Indeks Card Match (ICM). D. Keterbatasan Penelitian Dalam penerapan model pembelajaran tipe Indeks Card Match (ICM) terdapat beberapa keterbatasan antara lain: 1. Materi yang diteliti hanya sebagian saja,sehingga siswa tidak menguasai materi yang lain dan keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran yang menyebabkan siswa tergesa-gesa dalam mengisi LKS. 2. Waktu penelitian yang singkat. Hal ini membuat penelitian kurang efektif, karena aktivitas yang bisa dinilai hanya sebagian saja. 3. Jam pelajaran matematika pada dua jam terakhir sebelum pulang. Hal ini tidak efektif dalam pembelajaran matematika karena siswa sudah mulai ribut dan kurang konsentrasi dalam belajar. Sebagian siswa mengatakan sudah ingin pulang dan mereka tidak bersemangat mengikuti pelajaran.