UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNIKASI BISNIS Perencanaan, Pengorganisasian dan Perevisian pesan-pesan bisnis

KOMUNIKASI BISNIS PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN PEREVISIAN PESAN BISNIS. Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. S1 Akuntansi.

Dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

PENYUSUNAN PESAN BISNIS

Pertemuan

TOPIK KHUSUS DALAM KORESPONDENSI BISNIS

BAB VI MK Komunikasi Bisnis

KOMUNIKASI BISNIS. Ine Elyane Pertemuan ke-2

Penulisan Pesan Bisnis

PENULISAN PESAN PESAN NEGATIF

Korespondensi Bisnis

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

PROSES MENULIS PESAN BISNIS

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Penyusunan pesan-pesan bisnis diumpamakan sebagai proses penciptaan lagu. Penyusunan pesan-pesan bisnis meliputi tiga tahap, yakni :

PANDUAN PELAKSANAAN PENUGASAN CRITICAL BOOK REPORT

Makalah. Perencanaan Pesan-pesan Bisnis

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

Menyajikan Presentasi Seminar

STRATEGI PESAN DALAM PERENCANAAN KOMUNIKASI P E R E N C A N A A N P E S A N D A N M E D I A M O D U L 4

Letters and . Marheni Eka Saputri ST. MBA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

P ertemuan 6. Proses Penulisan Pesan Bisnis (Perencanaan) Titin Hartini Komunikasi Bisnis 1 of 18

KOMUNIKASI BISNIS PESAN BISNIS RUTIN DAN POSITIF. Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. S1 Akuntansi. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

KOMUNIKASI BISNIS PESAN PERSUASIF DAN NEGATIF. Dosen : Fitria Nursanti SE., MPd. S1 Akuntansi. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

KERANGKA PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Kode Mata Kuliah : DA Dosen Koordinator: Ruth Hutagalung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

b. Mengedit Mekanik / Teknis Penulisan Setelah melakukan pengeditan isi, pengorganisasian, dan gaya penulisannya, langkah berikutnya adalah melakukan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi

TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN. By: Eko B. Sulistio, S.Sos., M.AP

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

PUBLIC SPEAKING (BERBICARA DI DEPAN UMUM)

BAB III MERENCANAKAN PESAN-PESAN BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB III METODE PENELITIAN

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

Handout Untuk Peserta

BENTUK DASAR KOMUNIKASI. mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal

BAHASA INDONESIA UMB Tata Paragraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA

MENULIS Karya ILMIAH. dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik

KEWIRAUSAHAAN II MENYUSUN BUSINESS PLAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

Beradaptasi dengan Audiens

Ringkasan Cepat Slide Presentasi Bisnis Efektif dan Powerful

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAHASA INDONESIA BERBICARA UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 11 SM III

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

Modul Komunikasi Bisnis

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS HUMANIORA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Struktur Argumen Bentuk Jumlah. 4 Premis. Simple 9. Complex 33. Premis 4

PENERAPAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI

pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB II LANDASAN TEORI. Novi Sri Rahayu, dkk (2013) menyimpulkan bahwa s iswa dengan

MATERI PELATIHAN PENULISAN ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

APA DAN BAGAIMANA MAKALAH ILMIAH

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP)

Denies Priantinah, SE., M.Si, Ak, CA

Penulisan Karya Ilmiah: Paper, Proposal dan Tesis

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

Masalah Penelitian KESENJANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang akan mengetahui hal-hal baru serta dapat mengerti dan memahami

ANALISIS TEKS PIDATO KARANGAN SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGANTAR PR Teknik Menulis PR. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK

BAB 3 METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

Modul Komunikasi Bisnis

KOMUNIKASI BISNIS (MPB-307)

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

Transkripsi:

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS Pengorganisasian Pesan-Pesan Bisnis Disusun oleh Kelompok 5 : Novaria Mahendri P. (105020107111010) Adi Kharis M. (115020200111089) Sansa Rizaldi Nur (115020200111100) Lilik Choirotul Mafula (115020200111111) Ridha Nurrahma Putri (115020200111114) UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN MALANG 2013

PENGORGANISASIAN PESAN-PESAN BISNIS Pengorganisasian pesan-pesan bisnis mencakup antar lain : Beberapa hal yang menyebabkan pesan-pesan tak terorganisir dengan baik; Pentingya pengorganisasian pesan-pesan dengan baik; Penorganisasian pesan-pesan melalui outline. Pengorganisasian pesan-pesan yang baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. HAL-HAL YANG MENYEBABKAN PESAN-PESAN TAK TERORGANISASI DENGAN BAIK Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pimpinan kepada bawahannya, kadangkala tak terorganisir dengan baik. Hal tersebut dapat menyebabkan pesan-pesan yang disampaikan tidak mengenai sasaran, atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki. Beberapa hal yangmenyebabkan pesan-pesan tidak terorganisasi dengan baik : 1. Bertele-tele Pesan yang bertele-tele membuat pembaca memerlukan waktu yang cukup lama untuk memahami maksud pesan-pesan yang disampaikan. 2. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan Adanya informasi yan tidak relevan, tidak penting dalam pesan-pesan yang disampaikan kepada audiens. Informasi yang tidak relevan selai membuang-buang waktu, juga dapat membuat pesan-pesan yang disampaikan menjadi kabur, tidak jelas dan sulit dipahami. Oleh karena itu, sebaiknya hanya informasi yang relevan dan penting saja yang disampaikan kepada audiens. 3. Menyajikan ide-ide secara tidak logis Penyebab selanjutnya yang menyebabkan pesan-pesan tidak terorganisir, adalah adanya ide-ide yang tidak logis dan tidak terkait dengan topic bahasan yang disampaikan pada audiens. Hal tersebut menyebabkan ketidak lancaran komunikasi, karena audiens sulit mengerti pesan-pesan yang disampaikan. 4. Informasi penting kadang kala tidak tercakup di dalam pembahasan Apabila pesan-pesan yang tidak relevan dan pesan-pesan yang tidak penting tidak penting, dan pesan-pesan yang bersifat bombastis lebih dominan, ada kecenderungan poin-poin yang penting justru terlupakan dari topik pembahasan. Karena sedang membahas poin-poin yang hanya bersifat pelengkap atau pendukung saja, poin-poin yang seharusnya memperoleh porsi bahasan lebih besar menjadi terabaikan.

PENTINGNYA PENGORGANISASIAN YANG BAIK Untuk dapat mengorganisasi pesan-pesan dengan baik, ada 4 hal yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Subjek dan tujuan haruslah jelas 2. Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan 3. Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis 4. Semua informasi yang penting harus sudah tercakup Manfaat menyusun pesan dengan baik : 1. Membantu audiens memahami suatu pesan Dengan mengemukakan poin-poin penting secara jelas, menyusun ide-ide secara logis dan runtut, dan memasukkan semua informasi yang relevan dalam pesan, audiens akan mudah memahami maksud/tujuan pesan. 2. Membantu audiens menerima suatu pesan Pengorganisasian pesan-pesan baik, disamping membantu audiens dalam memahami maksud/tujuan pesan, sudah disusun secara logis, tapi audiens tidak dapat menerima isi pesan tersebut. Hal tersbut kemungkinan karena gaya bahasa yang digunakan terlalu menusuk pada sasaran (to the point). 3. Menghemat waktu Dengan menyampaikan informasi yang relevan, maka waktu audiens akan dihemat. Disamping itu, audiens dapat dengan mudah mengikuti alur pemikiran pesan yang disampaikan, tanpa harus memeras otak danmengerutkan dahi. 4. Mempermudah pekerjaan komunikator Dengan mengetahui apa yang ingin disampaikan, dan mengetahui cara menyampaikannya, rasa percaya komunikator akan meningkat, dan ini menyebabkab semakin cepat dan efisien ia menyelesaikan pekerjaan. PENGORGANISASIAN PESAN-PESAN MELALUI OUTLINE Pada dasarnya, untuk mencapai pengorganisasian yang baik diperlukan dua proses tahapan, yaitu pendefinisian dan penggolongan ide-ide; dan penetapan urutan ide-ide dengan perencanaan organisasional yang terpilih secara hati-hati. 1. Mendefinisikan dan mengelompokkan ide-ide Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar yang harus dipecahkan oleh setiap komunikator. Jikamateri yang disajikan lemah,

apalagi tidak memiliki suatu gaya yang menarik, fakta yang ada dapat menjadi kabur. Cepat atau lambat, audience akan menyimpulkan bahwa yang disampaikan benar-benar tidak bernilai sedikitpun. Semua kegiatan komunikasi, baik menelpon, membuat 3 paragraf surat, atau menulis laporan 200 halaman, harus dimulai dengan mendefinisikan isi materinya. Semakin panjang dan kompleks materi yang akan disampaikan, semakin penting tahap pertama ini. Apabila pesan yang disusun panjang dan kompleks, pembuatan outline sangat diperlukan dan menjadi penting artinya. Mengapa demikian? Sebuat outline akan membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Disamping itu, outline juga akan memberikan arahan sehinga komunikator dapat menyampaikan ide-ide dengan cara yang sistematik, efisien dan efektif. Melalui perencanaan yang baik, outline akan membantu komunikator mengekspresikan transisi antara ide-ide, sehingga audience akan mengerti dan memehami pola piker komunikator. Susunan suatu outline secara garis besar dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu : a. Mulailah dengan ide pokok Ide pokok (main idea) akan membantu menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Idde pokok tersebut dapat dirangkum ke dalam dua hal yaitu: (a) hal-hal apa yang diinginkan agar dilakukan atau dipikirkan oleh audience, (b) alasan yang mendasar, mengapa mereka harus melakukan atau memikirkannya. Ide pokok merupakan titik awal untuk membuat outline. b. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting Setelah menetapkan ide pokok pesan yang akan disampaikan, tahap kedua adalah menyusun poin-poin penting lainnya, sebagai pendukung ide pokok. c. Ilustrasi dengan bukti-bukti Tahapan ketiga dalam menyusun outline adalah memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti yang dapat disajikan, semakin baik outline yang dibuat. 2. Menentukan urutan dengan rencana organisional Setelah selesai mendefinisikan dan menggolongkan ide-ide, langkah selanjutnya adalah menentukan urutan penyampaian materi. Untuk menentukan urutan penyampaian materi, ada dua pendekatan penting yang dapat digunakan, Yaitu: a. Pendekatan langsung

Pendekatan langsung sering disebut juga dengan istilah pendekatan deduktif, di mana ide pokok muncul paling awal kemudian di ikuti bukti pendukungnya. b. Pendekatan tidak langsung Sering disebut juga dengan istilah pendekatan induktif, di mana bukti-bukti muncul terlebih dahulu kemudian diikuti dengan ide pokoknya. Kedua pendekatan dasar tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan singkat (memo dan surat) maupun pesan formal/panjang (laporan, usulan, dan presentasi). Untuk menentukan pendekatan yang akan digunakan, reaksi audience terhadap maksud/tujuan pesan dan tipe/jenis pesan yang akan disampaikan harus dianalisis terlebih dahulu. Secara umum, pendekatan langsung cocok digunakan manakala para audience mempunyai hasrat, tertarik, senang, atau bersikap netral terhadap pesan yang akan disampaikan. Tetapi jika mereka menolak, yang anda sampaikan, lebih baik digunakan pendekatan tak langsung. Kesimpulanya, jika reaksi para audience positif, gunakanlah pendekatan langsung; dan sebaliknya, jikareaksi audience negatif, gunakanlah pendekatan tak langsung Setelah menganalisis kemungkinan reaksi para audiens dan memilih suatu pendekatan umum, langkah berikutnya adalah menentukan rencana organisasional yang paling cocok diantara bebagai model berikut: a. Direct request Jenis/tipe pesan bisnis yang paling umum digunakan adalah penyampaian yang langsung pada poin yang dituju. Direct Request dapat bebentuk surat maupun memo. Misalnya, anda tertarik terhadap suatu produk baru dan anda berkelilingan mengetahui berbagai hal tentang produk tersebut, sepeti karakteristik, harga, cara pembayaran, dan sebagainya, maka anda dapat membuat surat permintaan langsung. Bila para audience akan menjadi tertarik atau memiliki hasrat yang luar biasa, dapat digunakan Permintaan langsung (direct request). Permintaan langsung menggunaka pendekatan langsung pada poin yang dituju. b. Pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill Jika memberikan informasi rutin adalah bagian dari bisnis tetap, para audience mungkin akan menjadi netral sikapny,m a terhadap pesan yang diberikan. Tetapi pesan-pesan yang berisi berita baik (good news) atau berisi

goodwill seperti pengumuman penurunan harga, suatu undangan, atau ucapan selamat dari teman sejawat, akan diterima dengan senang hati oleh para audience. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menyampaikan pesanpesan jenis ini lebih cocok digunakan pendekatan langsung karena reaksi audiencenya positif c. Pesan-pesan bad news Jika mareti yang diumumkan berisi berita buruk (bad news) seperti penolakan suatu lamara, penolakan kredit, perampingan karyawan, penurunan pangkat, audience pada umumnya akan kecewa atau tidak senang mendengarnya. Oleh karena itu,pendekatan yang dapat diterapkan adalah pendekatan tak langsung. Jika harus menyampaikan berita yang kurang menyenangkan (bad news) cobalah untuk menempatkaanya pada bagian pertengahan surat, dan gunakanlah bahasa yang halus. d. Pesan-pesan persuasif Bila audience benar-benar sangat tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang disampaikan, maka pesan-pesan persuasi (persuasive messages) dengan pendekatan tak langsung dapat digunakan. Untuk melakukan penagihan pinjaman dan penjualan produk, pendekatan yang digunakan adalah persuasi. Komunikator perlu membuka pikiran audience dengan melakukan persuasi, sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada Kebanyakan pesan-pesan singkat dapat memnggunakan salah satu dari empat dasar rencana organisasional. Tetapi, untuk pesan-pesan yang lebih panjang, seperti pembuatan laporan atau presentasi, diperlukan pola yang lebih kompleks untuk menangani semakin banyaknyaimformasi yang disampaikan. Pola-pola tersebut dapat dibedakan kategori Informasional dan kategori analitikan. Pada umumnya laporan atau presentasi yang paling mudah adalah yang bersifat informasional karena hanya sekedar menyajikan fakta-fakta yang berhasil ditemukan. Yang termasuk kedalam kategori informasional antara lain instruksi operasi, laporan status, deskripsi teknis dan penjabaran prosedur dalam suatu perusahaan. Pesan-pesan informasional yang panjang jelas memiliki suatu ide pokok, yang selanjutnya dikembangkan kedalam subtopik-subtopik yang disusun secara kronologis, geografis, atau berdasarkan tingkat kepentingannya.

Secara umum, lebih sulit untuk mengorganisasi laporan dan presentasi anatikal (secara analitis) yang didesain ke arah suatu kesimpulan tertentu. Manakala tujuan komunikator adalah untuk melakukan kolaborasi dengan audience untuk memecahkan suatu masalah, atau melakukan persuasi untuk suatu tindakan tertentu, komunikator harus memilih rencana organisasional yang dapat mmberikan argumen yang logis. Rangkuman penyusunan jenis-jenis pesan ialah setiap rencana organisasional, pembuka, body, dan penutup, mempunyai peranan penting dalam penyampaian pesan-pesan. Tabel berikut ini merupakan rangkuman bagaimana masing-masing jenis pesan disusun. Masing-masing rencana organisasional, pembuka, isi dan penutup, semuanya mempunyai peran penting dalam penyampaian pesan-pesan Anda. Reaksi audiens Rencana organisasional Pembuka Isi Penutup Tertarik Direct Request Mulai dengan permintaan atau ide pokok Rinci/detail Rasa hormat dan adanya tindakan khusus Senang Pesan rutin, good news, goodwill Mulai dengan ide pokok atau good news Rinci/detail Rasa hormat, referensi ke good news Tidak Senang Bad news, Mulai dengan Beri alasan yang Rasa hormat pernyataan netral pernyataan rasional dan sebagai transisi netral, nyatakan logis ke bad news bad news, dan beri saran positif Tidak Pesan persuasif Mulai dengan Tumbuhkan Perlu tindakan Tertarik pernyataan yang hasrat audiens mengundang perhatian