ELDERY WOMEN IN INFORMAL SECTOR PEREMPUAN LANJUT USIA DI SEKTOR INFORMAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

Pengaruh Variabel Sosial Demografi terhadap Keputusan Penduduk Lanjut Usia Memilih Bekerja di Kecamatan Kediri

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi keterlibatan penduduk lanjut usia dalam pasar kerja di Provinsi Jambi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA (Studi Kasus: Lansia di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) KOMPETENSI TERAPAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

III. METODE PENELITIAN A.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang

PRODUKTIVITAS LANSIA DI KARANGWREDHA PUNTODEWO KELURAHAN TANGGUNG KECAMATAN KEPANJEN KIDUL KOTA BLITAR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian adalah pengunjung pasar modern Hypermart, Carrefour,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif, yaitu jenis

ANALISIS PENGARUH STATUS BEKERJA TERHADAP JENIS KELAMIN DAN UMUR DENGAN PENDEKATAN BINARY LOGISTIC REGRESSION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

ABSTRAK. Kata-kata kunci: opini audit going concern,kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas

BAB III METODE PENELITIAN. aktif regular jurusan akuntansi S1.

PENGARUH SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEREMPUAN PENGRAJIN LONTAR DI DESA BONA, GIANYAR

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DAERAH PROGRAM PNPM MANDIRI PEDESAAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA DI INDONESIA

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii

ANALISIS BAURAN PEMASARAN (7P) TERHADAP PEMILIHAN PEGADAIAN SEBAGAI SARANA MEMPEROLEH DANA JANGKA PENDEK (STUDI PADA MASYARAKAT CONDET,JAKARTA TIMUR)

BAB I PENDAHULUAN. menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN WANITA UNTUK BEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin (RB) Amanda yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KETEPATAN KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN REGRESI PROBIT BINER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

ABSTRAK. Keywords: ROI cash turnover, inventory turnover and working capital turnover. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Pertanian, Nilai Perusahaan, Keputusan Manajer, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen.

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

ANALISIS KEPUTUSAN WANITA MENIKAH UNTUK BEKERJA (STUDI KASUS KOTA SURAKARTA JAWA TENGAH)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

ENYKA CUMALLA SARI B100

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

BAB III METODE PENELITIAN

FENOMENA PENGANGGURAN TERDIDIK DI INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tercapai. Metode yang nantinya akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Statistik frekuensi digunakan untuk menyajikan distribusi data kedalam

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Octan Mazhar Rahmat S. Sri Rahayu Budiani Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling. menggunakan kartu Indosat Ooredoo.

III. METODE PENELITIAN

ABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha

Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN

BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

KONTRIBUSI WANITA NELAYAN DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI KELUARGA NELAYAN DI MUARA ANGKE KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA

PEKERJA ANAK DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Shinta Maulida

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan ekonomi, pendidikan dan teknologi di Indonesia adalah kecenderungan seseorang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK HEWAN PELIHARAAN; STUDI KASUS DI KELURAHAN PADANG SAMBIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

SKRIPSI ANALISIS FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH :

ROLE OF VEGETABLE TRADERS WOMEN ON THE HOUSEHOLD INCOME PERANAN WANITA PEDAGANG SAYUR TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA

ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan 100 orang responden dengan karakteristik demografi

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

ABSTRAK. Kata kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kinerja Karyawan.

John Henry Wijaya. Universitas Widyatama, Bandung,

Transkripsi:

ELDERY WOMEN IN INFORMAL SECTOR PEREMPUAN LANJUT USIA DI SEKTOR INFORMAL Vika Sarastya Prastiwi Lestari Sukarniati lestarisukarniati@gmail.com Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas no 9 Semaki Yogyakarta 55166 ABSTRACT This study aim to determine the factors affecting older women working in informal sector in Muntuk Village, Dlingo. Some factor used in this study. The factors are marital status, health, household income and family dependent number.this research use qualitative method. The population is older women in Muntuk Village. This research use purposive and incidental sampling technique, while data analysis using logistic regression or logit model. The results showed that there are three variables, health, household income and family dependent number that affect the older women working in the informal sector in Muntuk Village, Dlingo. The marital status does not affect the older women working in informal sector. In addition, this study found that there are other reasons of the older women working in the informal sector. Keywords: older woman working, informal sector, marital status ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wanita usia lanjut yang bekerja di sektor informal di Desa Muntuk, Dlingo. Beberapa faktor digunakan dalam penelitian ini. Faktor - faktor tersebut adalah status perkawinan, kesehatan, pendapatan rumah tangga dan jumlah tanggungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Populasi adalah wanita yang lanjut usia di Desa Muntuk. Penelitian ini menggunakan teknik purposive dan incidental sampling, sedangkan analisis data menggunakan regresi logistik atau model logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga variabel, kesehatan, pendapatan rumah tangga dan jumlah tanggungan yang mempengaruhi perempuan lanjut usia yang bekerja di sektor informal di Desa Muntuk, Dlingo. Status perkawinan tidak mempengaruhi wanita lanjut usia yang bekerja di sektor informal. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa ada alasan lain mengapa wanita lanjut usia bekerja di sektor informal. Kata kunci: wanita usia lanjut yang bekerja, sektor informal, status perkawinan 147

JURNAL ANALISIS BISNIS EKONOMI, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2017 Pembangunan nasional di berbagai bidang telah memperbaiki kualitas kesehatan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat secara umum. Angka harapan hidup (life expectancy) Indonesia telah meningkat. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia memiliki harapan untuk hidup hingga mencapai usia 70,7 tahun. Hal tersebut jauh lebih baik dari angka harapan hidup tiga atau empat dekade sebelumnya, yaitu di bawah 60 tahun. Meningkatnya angka harapan hidup telah menambah jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dan merubah struktur penduduk Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah (Affandi, 2009). Dampak ekonomi dari peningkatan jumlah penduduk lanjut usia adalah peningkatan rasio ketergantungan (ratio dependency). Hal tersebut menyebabkan setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut. Menurut hasil Susenas 2012, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi nomor satu penyumbang tingginya jumlah lansia yaitu 13,04% dari total penduduk Yogyakarta yang berjumlah 3,7 juta jiwa. Secara nasional angka harapan hidup lansia di Indonesia adalah 68 tahun, sedangkan di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta angka harapan hidup lansia lebih tinggi dibanding angka nasional yaitu lakilaki 74 tahun dan perempuan 76 tahun. Jumlah lansia dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan dengan angka harapan hidup yang semakin meningkat pula.. Rasio ketergantungan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Data Sensus Peduduk 2010) sebesar 45,9 %. Artinya setiap 100 orang usia produktif menanggung sebanyak 46 orang. Pada umumnya bekerja dilakukan oleh angkatan muda atau dalam usia produktif, namun masih sering dijumpai lansia masih aktif bekerja baik di sektor formal maupun informal. Biasanya pada sektor formal lansia diminta untuk bekerja di perusahaan tempat mereka bekerja sebelumnya dengan mempertimbangkan pengalaman, sedangkan pada sektor informal biasanya mereka bekerja sendiri baik di bidang perikanan, pertanian, dan berdagang. Keadaan lansia yang masih aktif bekerja, bukanlah menjadi masalah terhadap tingginya angka ketergantungan. Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 Kabupaten Bantul menempati urutan pertama presentase angkatan kerja lanjut usia dengan presentase sebesar 30,5%, disusul Kabupaten Gunung Kidul 24,6%, Kabupaten Sleman 17,9%, Kota Yogyakarta 14,7%, dan terakhir Kabupaten Kulonprogo sebesar 12,4%. Data sensus penduduk 2010, angkatan kerja lanjut usia perempuan di Kabupaten Bantul mencapai 31% lebih banyak dibanding angkatan kerja laki-laki lanjut usia sebesar 30%. Kondisi kesehatan lansia menjadi faktor yang mendominasi transisi pasar tenaga kerja. Selain itu faktor yang paling dominan adalah pertimbangan non-uang atau faktor ekonomi dalam menentukan keputusan penawaran tenaga kerja lansia. (Haider et al. 2001) Sejalan dengan Haider penelitian Sudibia & Kartika (2014) menyatakan bahwa variable sosial demografis berpengaruh terhadap partsipasi kerja penduduk lanjut usia serta pengaruh variabel yang paling dominan terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia adalah kesehatan lanjut usia. Hal ini menjadi menarik perhatian karena tentunya terdapat perbedaan motivasi bekerja antara usia muda dengan lanjut usia karena keduanya memiliki persepsi dan perilaku yang berbeda (Van Ness, et al. 2010). Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Cherrington (1977) menyatakan bahwa pekerjaan sebagai tukang kayu (craftman) kurang memiliki arti bagi 148

VIKA SARASTYA PRASTIWI, LESTARI SUKARNIATI Perempuan Lanjut Usia di Sektor Informal anak muda, sehingga mereka tidak temotivasi untuk bekerja lebih keras, hal ini berbeda dengan apa yang terjadi pada pekerja lanjut usia, pekerja lanjut usia cenderung mengambil makna dari setiap apa yang dikerjakannya. Faktor yang mempengaruhi lanjut usia bekerja tidak terbatas pada variabel sosial demografis. Bekerja bagi sebagian lansia dapat bermakna sebagai pengisian waktu luang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ikawati (2009) menemukan bahwa ada pengaruh pengisian waktu luang terhadap kebahagiaan lanjut usia. Penentuan lanjut usia dapat ditetapkan berdasarkan biologis, sosial dan ekonomi (Ikawati, 2009). Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas yang selanjutnya lansia digolongkan dalam dua kriteria yaitu lanjut usia potensial dan lanjut usia tidak potensial. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut debagi menjadi empat kreiteria yakni Usia pertengahan (middle age) 45-49 tahun, Lanjut usia (ederly) ialah 60-74 tahun, Lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, Usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun. Hasil penelitian (Sudibia & Kartika:2014) menunjukkan bahwa variable sosial demografis status perkawinan lansia, pendidikan lansia, kesehatan lansia, pendapatan rumah tangga lansia, dan beban tanggungan lansia berpengaruh secara simultan terhadap partsipasi kerja penduduk lanjut usia di Desa Penatih serta pengaruh variabel yang paling dominan terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia adalah variabel kesehatan lansia. Berdasarkan latar belakang, meskipun lansia merupakan kelompok sumber daya manusia yang sebenarnya tidak produktif, namun kenyataannya masih banyak lansia yang produktif dan masih aktif bekerja. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul, dengan memilih lokasi di Desa Muntuk yang terletak di Kecamatan Dlingo. Kecamatan Dlingo merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar kedua yang bekerja di sektor pertanian di Kabupaten Bantul. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2016. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara. Jenis pertanyaannya adalah pertanyaan terbuka dengan tujuan agar responden menjawab sesuai dengan kondisi masing-masing. Selain data primer, penelitian juga menggunakan data data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait sebagai penunjang dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia perempuan di Desa Muntuk dengan jumlah responden sebanyak 82 orang. Teknik pengambilan sampel adalah secara purposive sampling dan dikombinasikan dengan incidental sampling, yaitu apabila bertemu lansia secara kebetulan dan sesuai dengan kriteria juga diwawancarai sebagai responden. Variabel penelitian a. Variabel Dependen Status Ketenagakerjaan (Y) yang dibedakan antara bekerja = 1 dan tidak bekerja = 0. b. Variabel Independen Status Perkawinan Lansia (X1) Kesehatan Lansia (X2) Pendapatan Rumah Tangga Lansia (X3) Jumlah Tanggungan Lansia(X4) Analisis Data Dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan analisis regresi logit. Analisis regresi logit digunakan untuk menganalis data dengan variabel dependen yang bernilai biner. selanjutnya dilakukan Uji kelayakan model (Goodness of Fit Test), Uji Signifikansi Koefisien 149

JURNAL ANALISIS BISNIS EKONOMI, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2017 Regresi yang terdiri dari Uji Koefisien Regresi Secara Simultan, Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji wald) dan Koefisien determinasi (R Square). Berikut adalah model penelitian : = Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e Aktivitas Lanjut Usia Perempuan Desa Muntuk merupakan salah satu sentra kerajinan bambu di Kabupaten Bantul. Banyak penduduk yang terserap bekerja di sentra kerajinan bambu ini. Selain pada usia produktif, pekerjaan sebagai pengrajin bambu juga dilakukan oleh usia tidak produktif. Lanjut usia secara fisik telah mengalami penurunan, namun tidak berarti berdiam diri di rumah. Seperti lanjut usia perempuan di Desa Muntuk. Sebagian besar lanjut usia di Desa Muntuk masih aktif dan produktif pada sektor ekonomi. Aktivitas ekonomi lanjut usia perempuan di Desa Muntuk yang banyak dilakukan adalah membuat anyaman bambu. Aktivitas ini didukung dengan bahan baku yang mudah didapatkan dan juga sentra kerajinan bambu di Desa Muntuk. Kegiatani ini disukai oleh lanjut usia perempuan di Desa Muntuk karena kegiatan ini mudah untuk dilakukan. Kegiatan membuat anyaman bambu ini tidak mengandalkan kekuatan fisik namun kegiatan ini mengandalkan ketrampilan tangan. Kegiatan membuat anyaman bambu dilakukan oleh lanjut usia perempuan untuk rutinitas pekerjaan. Kegiatan ini selain sebagai salah satu tujuan mencari nafkah, namun ini dilakukan oleh lanjut usia perempuan di Desa Muntuk sebagai sebuah hiburan di masa tuannya. Mereka masih dapat produktif dan aktif meskipun secara fisik mengalami penurunan. Aktivitas lain yang dilakukan oleh lanjut usia di Desa Muntuk adalah bertani dan mencari rumput. Kegiatan ini dilakukan karena sebagian besar dari mereka memiliki hewan peliharaan baik sapi maupun kambing. Berbeda dengan membuat anyaman bambu yang mengandalkan ketrampilan tangan, kegiatan bertani dan mencari rumput lebih mengandalkan kekuatan fisik. Gambaran Umum Responden Status ketenagakerjaan adalah keadaan yang dibedakan antara bekerja dan tidak bekerja. Terdapat 57 dari 82 lansia perempuan masih aktif bekerja. Sedangkan sisanya 25 lansia perempuan tidak bekerja. Sebagian lansia perempuan di Desa Muntuk bekerja di sektor informal dan tergolong ringan. Pekerjaan secara umum dibedakan menjadi dua kategori yaitu sektor formal dan sektor informal. Sektor informal menjadi pilihan lansia perempuan di Desa Muntuk untuk bekerja. Karena sektor ini terbuka untuk semua umur dan tidak menuntut pendidikan tertentu. Terdapat beberapa jenis pekerjaan yang dilakukan oleh lansia perempuan di Desa Muntuk yaitu; buruh, pedagang, pengrajin bambu, petani dan tukang pijat. Jenis pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah pengrajin bambu. Pengrajin bambu adalah jenis pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh lansia perempuan di Desa Muntuk. Terdapat 51% lansia perempuan di Desa Muntuk yang memilih pekerjaan ini. Pekerjaan ini dipilih karena Desa Muntuk merupakan salah satu sentra kerajinan bambu di Kabupaten Bantul. Selain itu pekerjaan ini tergolong ringan untuk dikerjakan dan tidak memandang batasan usia. 150

VIKA SARASTYA PRASTIWI, LESTARI SUKARNIATI Perempuan Lanjut Usia di Sektor Informal status kawin, yaitu 81% berstatus kawin dan sisanya 29% berstatus tidak kawin. Gambar 1 Jenis Pekerjaan Persentase lansia perempuan menurut status perkawinan diperoleh bahwa dari 57 lansia perempuan yang bekerja, terdapat 68,42% lansia perempuan berstatus kawin dan sisanya 31,58% berstatus tidak kawin. Sedangkan dari 25 lansia perempuan yang tidak bekerja terdapat 56% lansia perempuan berstatus kawin dan 44% sisanya berstatus tidak kawin. Gambar 3 Pendidikan Pendidikan dalam hal ini dibedakan antara pernah sekolah dan tidak sekolah. Diperoleh bahwa dari 57 lansia perempuan yang bekerja, terdapat 54,39% lansia perempuan pernah bersekolah dan sisanya 45,61% lansia tidak sekolah. Sedangkan dari 25 lansia perempuan yang tidak bekerja terdapat 32% pernah bersekolah dan 68% lansia tidak sekolah. Secara keseluruhan sebesar sar 57% lansia perempuan di Desa Muntuk tidak sekolah. Sedangkan sisanya sany pernah bersekolah, sebagian besar dari mereka berpendidikan SD (Sekolah Dasar). Gambar 2 Status Perkawinan Secara keseluruhan dari 82 lansia perempuan, sebesar 65% lanisa berstatus kawin. Hal ini sejalan dengan penelitian (Andini et al., 2012) bahwa sebagian besar lansia berada pada Gambar 4 Ada Tidaknya Tanggungan Berdasarkan hasil penelitian terdapat 24% dari 82 lansia perempuan memiliki tanggungan, sedangkan sisanya 76% lansia perempuan 151

JURNAL ANALISIS BISNIS EKONOMI, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2017 tidak memiliki tanggungan. Diklasifikasikan berdasarkan status ketenagakerjaan, lansia perempuan yang yang bekerja terdapat 31,58% memiliki tanggungan. Hasil ini lebih banyak bila dibandingkan dengan lansia perempuan yang tidak bekerja, yaitu sebesar 8% lansia yang tidak bekerja memiliki tanggungan. Sedangkan presentase lansia perempuan yang tidak memiliki tanggungan yaitu sebesar 92% dari lansia yang tidak bekerja, lebih besar 23,58% dari lansia perempuan yang bekerja. Secara keseluruhan sebagian besar lansia tidak memiliki tanggungan. Hal ini terjadi karena mereka memiliki anak-anak yang sudah mandiri. Gambar 5 Lama Sakit Selama Seminggu Dari hasil penelitian, terdapat 41,46% dari 82 lansia perempuan tidak memiliki keluhan kesehatan. Presentase lama sakit menurut status ketenagakerjaan, sebesar 49,12% lansia perempuan yang bekerja dan 24% lansia yang tidak bekerja tidak memiliki keluhan kesehatan selama satu minggu terakhir. Terdapat 34 orang lansia perempuan yang tidak memiliki keluhan kesehatan, dimana 82,35% lansia berstatus bekerja dan sisanya berstatus tidak bekerja. Lansia yang tidak memiliki keluhan kesehatan dan berstatus bekerja didominasi oleh usia 60-65 tahun. Lansia perempuan yang memiliki frekuensi keluhan kesehatan lebih dari tiga hari didominasi oleh lansia perempuan yang tidak bekerja. Terdapat 36% lansia perempuan memiliki keluhan kesehatan lebih dari tiga hari berstatus tidak bekerja, sedangkan lansia yang berstatus bekerja hanya sebesar 8,77%. Sebesar 57% lansia perempuan yang memiliki keluhan kesehatan lebih dari tiga hari berusia lebih dari 70 tahun, dimana sebesar 75% lansia yang memiliki keluhan kesehatan lebih dari tiga hari berstatus tidak bekerja. Dari hasil penelitian usia merupakan salah satu faktor penentu kondisi kesehatan. Hal ini sejalan dengan hasil Statistik Penduduk Lanjut Usia Tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2014) menunjukkan bahwa semakin tinggi usia lansia maka rata-rata lama sakitnya semakin meningkat. Jenis keluhan kesehatan yang paling banyak dialami lansia perempuan di Desa Muntuk, yaitu jenis keluhan kesehatan yang secara khusus memang diderita lansia seperti asam urat, darah tinggi, reumatik dan diabetes. Reumatik adalah jenis keluhan penyakit yang paling banyak diderita perempuan lanjut usia di Desa Muntuk yaitu sebesar 22%. Selain itu darah tinggi merupakan keluhan kesehatan yang banyak dialami kedua, yaitu sebesar 12%, serta 9% lansia perempuan di Desa Muntuk mengalami jenis keluhan kesehatan asam urat. 152

VIKA SARASTYA PRASTIWI, LESTARI SUKARNIATI Perempuan Lanjut Usia di Sektor Informal Tabel 1 4Jenis Keluhan Kesehatan yang Dialami Lansia Perempuan Selama Seminggu Terakhir Jenis Penyakit Bekerja Tidak Bekerja Total Asam urat 5 2 7 Reumatik 11 7 18 Batuk 0 3 3 Pusing 6 0 6 Darah tinggi 6 4 10 Diabetes 0 3 3 Magh 1 0 1 Tidak ada 28 6 34 Total 57 25 82 Dari Tabel 1 terlihat bahwa terdapat 28 lansia yang tidak mengalami keluhan kesehatan masih aktif bekerja. Sedangkan jenis keluhan kesehatan yang paling banyak diderita oleh lansia yang masih aktif bekerja adalah reumatik. Mereka menuturkan sering mengalami sakit di punggung dan persendian. Hasil Regresi logistik Analisis regresi logit digunakan untuk menganalis data dengan variabel dependen yang bernilai biner. Variabel dependen dalam penelitian ini status ketenagakerjaan. Status ketenagakerjaan lansia perempuan dibedakan menjadi dua yaitu, bekerja dan tidak bekerja. Status ketenagakerjaan tersebut dikategorikan dengan menggunakan nilai 1 untuk bekerja dan 0 untuk tidak bekerja. Ln P/1-P = 0.569056-0.801215 X1-0.351874 X2+1.92E-06 X3 +1.352202 X4 Z = 0.963673-1.187561-2.302416 2.695889 1.700921 Z(sig) = 0.3352 0.2350 0.0213 0.0070 0.0890 LR Statistik = 25.48312 p value Chi Squ are (sig) = 0,000 a. Pengujian secara simultan Nilai p value Chi-Square sebesar 0,000 di mana < Alpha 0,01 maka tolak Ho. Sehingga jawaban atas pengujian secara sserentak adalah ada pengaruh simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga kesimpulannya adalah ada pengaruh signifikan secara simultan status perkawinan lansia, kesehatan lansia, pendapatan rumah tangga lansia dan jumlah tanggungan lansia terhadap lanjut usia perempuan bekerja b. Pengujian secara parsial 1) Status Perkawinan Lansia ( X1 ) Dari hasil analisis variabel status perkawinan nilai signifikasi sebesar 0,235 > 0,1 sehingga menerima Ho, sehingga kesimpulanya adalah tidak ada pengaruh status perkawinan lansia terhadap lanjut usia bekerja. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Sudibia & Kartika ( 2014) bahwa status perkawinan berpengaruh terhadap partisipasi kerja lanjut usia. Perbedaan tersebut terjadi karena pada penelitian Sudibia & Kartika (2014) responden penelitian meliputi laki-laki dan perempuan sedangkan pada penelitian ini responden penelitian adalah perempuan. Selain itu sebagian besar responden masih dalam status kawin, sehingga kewajiban mencari nafkah masih ditopang oleh suaminya, meskipun demikian sebagian responden yang berstatus kawin ada keinginan untuk tetap aktif bekerja meskipun telah ditopang oleh suaminya. 2) Kesehatan Lansia (X2) Dari hasil perhitungan variabel status perkawinan nilai sig sebesar 0,021 < 0,1 maka menolak Ho. Hasil penelitian tersebut menunjukan variabel kesehatan lansia berpengaruh negatif secara parsial sehingga ada pengaruh kesehatan lansia terhadap lanjut usia perempuan bekerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap pertambahan satu keluhan kesehatan lanjut usia perempuan di Desa Muntuk, maka menurunkan probabilitas lanjut usia perempuan yang bekerja sebesar 35,2%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Affandi ( 2009) menyatakan bahwa lansia yang bekerja umumnya ditunjang dengan 153

JURNAL ANALISIS BISNIS EKONOMI, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2017 kondisi kesehatannya, yang memungkinkan lansia tersebut bekerja. 3) Pendapatan Rumah Tangga Lansia (X3) Dari hasil perhitungan variabel status perkawinan nilai sig sebesar 0,007 < 0,1 sehingga menolak Ho yaitu ada pengaruh pendapatan rumah tangga lansia terhadap lanjut usia perempuan bekerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan diikuti dengan peningkatan lanjut usia perempuan bekerja meskipun kemungkinan peningkatan probabilitas lanjut usia perempuan bekerja hanya sebesar 0,00%. 4) Jumlah Tanggungan (X4) Dari hasil perhitungan variabel jumlah tanggungan lansia nilai sig sebesar 0,089 > 0,1 sehingga menolak Ho yaitu ada pengaruh jumlah tanggungan lansia terhadap lanjut usia perempuan bekerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap pertambahan satu orang tanggungan maka meningkatkan probabilitas lanjut usia perempuan yang bekerja sebesar 135%. Meskipun sebagian besar dari lansia yang bekerja sudah tidak memiliki tanggungan yang dibiayai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Rahayu, 2006) yang menyatakan bahwa setiap penambahan satu orang tanggungan maka akan menyebabkan kenaikan terhadap kesediaan lansia untuk bekerja. Motivasi yang Mempengaruhi Lanjut Usia Perempuan Bekerja Setiap orang mempunyai alasan untuk bekerja. Alasan utama orang bekerja adalah tujuan ekonomi guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun akan terjadi perbedaan motivasi bekerja seorang lanjut usia. Pada keluarga yang berada pada kondisi ekonomi rendah, pada umumnya seluruh anggota keluarga dikerahkan untuk memperoleh penghasilan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Kondisi demikan merupakan dorongan yang kuat bagi lanjut usia untuk bekerja. Karena anggota keluarga yang tidak bekerja akan menjadi beban bagi anggota keluarga yang lain. Tabel 2 Alasan Utama yang Mendorong Lanjut Usia Bekerja di Desa Muntuk No Alasan Utama Bekerja Jumlah 1 Faktor ekonomi 27 2 3 Pengisian waktu luang Tidak ingin menjadi beban 19 4 Kesepian 4 7 Keterangan Umum Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Mengisi waktu luang daripada tidak memiliki kegiatan atau menganggur. Tidak ingin menjadi beban keluarga, terutama anak. Tinggal sendiri di rumah karena ditinggal merantau anak-anaknya. Dari hasil penelitian, terdapat empat alasan utama yang mendasari lansia perempuan di Desa Muntuk masih aktif bekerja. Alasan yang pertama pemenuhan kebutuhan. Kedua untuk mengisi waktu luang. Ketiga tidak ingin menjadi beban tanggungan keluargannya. Keempat, kesepian ditinggal oleh anak-anaknya merantau. Simpulan Variabel status perkawinan lansia, kesehatan lansia, pendapatan rumah tangga lansia dan jumlah tanggungan lansia berpengaruh secara simultan terhadap lansia perempuan bekerja. Variabel status perkawinan tidak berpengaruh secara parsial terhadap lanjut usia bekerja di Desa Muntuk, sedangkan variabel kesehatan lansia berpengaruh negatif dan pendapatan rumah tangga lansia serta jumlah tanggungan lansia berpengaruh positif. Terdapat empat alasan utama yang mendasari lansia perempuan bekerja di Desa 154

VIKA SARASTYA PRASTIWI, LESTARI SUKARNIATI Perempuan Lanjut Usia di Sektor Informal Muntuk, faktor ekonomi, mengisi waktu luang, tidak ingin menjadi beban, dan kesepian. Saran 1. Memberikan Wadah untuk Lanjut Usia Bekerja 2. Kerjasama pemerintah dengan swasta untuk melakukan pelatihan produk olahan bambu lainnya 3. Peningkatan pelayanan kesehatan 4. Peningkatan kesejahteraan lanjut usia Affandi, M., 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia. Journal of Indonesian Applied Economics, 3(2), pp.99 110. Andini, N.K., Nilakusmawati, D.P.E. & Susilawati, M., 2012. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penduduk Lanjut Usia Masih Bekerja. Piramida, 9(1), pp.44 49. Badan Pusat Statistik, 2014. Statistik Penduduk Lanjut Usia, Jakarta. Cherrington, D., 1977. The Values of Younger Workers. Business Horizons, 20(6), pp.18 30. Haider, S. et al., 2001. Elderly in the workforce, work or play. Journal Economic Literature Classification, 14(22). Ikawati, 2009. Pengisian Waktu Luang Membuat Bahagia Dihari Tuaku D. Bahransyaf, ed., Yogyakarta: B2P3KS Press. Van Ness, R.K. et al., 2010. Work Ethic : Do New Employees Mean New Work Values. Journal of Managerial Issues, 22(1). Rahayu, S., 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Penduduk Lansia Melepas Waktu Istirahat menjadi Waktu Kerja di Kelurahan Kauman Kota Blitar. Universitas Jember. Available at: http://repository.unej.ac.id/handle/1234 56789/74587?show=full. Sudibia, I.K. & Kartika, N.P.R.D., 2014. Pengaruh variabel sosial demografi dan sosial ekonomi terhadap partisipasi kerja penduduk lanjut usia. E-Journal EP Udayana, 3(6), pp.247 256. 155