Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak"

Transkripsi

1 Judul :Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli (Studi Kasus di Pasar Kidul Kecamatan Bangli) Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sosial ekonomi terhadap tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli dengan studi kasus di Pasar Kidul Kecamatan Bangli. Pengaruh sosial ekonomi yaitu pendapatan, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran rumah tangga. Penelitian ini dilakukan di Pasar Kidul Kecamatan Bangli, dengan sampel sebanyak 92 responden dari total populasi Penentuan sampel dengan metode Stratified Random Sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda atau OLS (Ordinary Least Square) dengan tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan sebagai dependen variabel dan lima variabel independen yaitu pendapatan, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran rumah tangga. Teknik pelaksanaan penelitian menggunakan metode wawancara dengan kuesioner dan observasi. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa pendapatan berpengaruh positif dan signifikan, pendapatan suami berpengaruh negatif dan signifikan, umur berpengaruh positif dan signifikan, tingkat pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan, jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan, dan pengeluaran rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan. Kata Kunci : Tingkat Partisipasi Kerja, Pedagang Perempuan, Pendapatan, Umur, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan Keluarga, dan Pengeluaran Rumah Tangga. i

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv vi vii x xi xiii BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Ketenagakerjaan Pengertian Angkatan Kerja Pengertian Kesempatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan dalam Perekonomian Pengaruh Pendapatan terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Perempuan Pengaruh Pendapatan Suami terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Perempuan Pengaruh Umur terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Perempuan Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Perempuan Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Perempuan Pengaruh Pengeluaran Rumah Tangga terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Perempuan Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah ii

3 BAB IV Penelitian Subjek dan Objek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis Data Jenis Data menurut Sifatnya Jenis Data menurut Sumbernya Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Signifikansi Koefisien Regresi secara Serempak (Uji F) Uji Signifikansi Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) Koefisien Determinasi (R 2 ) DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Karakteristik Responden Responden menurut Jam Kerja Responden menurut Pendapatan Responden menurut Pendapatan Suami Responden menurut Umur Responden menurut Tingkat Pendidikan Responden menurut Jumlah Tanggungan Keluarga Responden menurut Pengeluaran Rumah Tangga Analisis Data Analisis Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Simultan (Uji F) Uji Parsial (Uji t) Koefisien Determinasi (R 2 ) Interpretasi Koefisien Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Pendapatan terhadaptingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Pasar Kidul Kecamatan Bangli Pengaruh Pendapatan Suami terhadaptingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Pasar Kidul Kecamatan Bangli iii

4 BAB V Pengaruh Umur terhadaptingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Pasar Kidul Kecamatan Bangli Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadaptingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Pasar Kidul Kecamatan Bangli Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Pasar Kidul Kecamatan Bangli Pengaruh Pengeluaran Rumah Tangga terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Pasar Kidul Kecamatan Bangli SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN iv

5 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun (dalam satuan %) Jumlah Pekerja Perempuan berdasarkan Lapangan Usaha di Kabupaten Bangli Tahun Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional pada Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Bangli pada Tahun Jumlah Populasi dan Sampel Pedagang Perempuan berdasarkan Fasilitas Berjualan di Pasar Tradisional Kidul Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Uji Normalitas Data Hasil Uji Multikolineritas (Tolerance dan VIF) Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji F (Uji Simultan) Hasil Uji t (Uji Parsial) Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) v

6 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Model Analisis Regresi Pengaruh Pendapatan, Pendapatan Suami, Umur, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan Keluarga, dan Pengeluaran Rumah Tangga terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji F Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk variabel Pendapatan Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk variabel Pendapatan Suami Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk variabel Umur Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk variabel Tingkat Pendidikan Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk variabel Jumlah Tanggungan Keluarga Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk variabel Pengeluaran Rumah Tangga Distribusi Responden menurut Jam Kerja Distribusi Responden menurut Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh 65 vi

7 4.3 Distribusi Responden menurut Pendapatan Suami Per Bulan yang Diperoleh Distribusi Responden menurut Umur Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Distribusi Responden menurut Jumlah Tanggungan Keluarga Distribusi Responden menurut Pengeluaran Rumah Tangga Daerah Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji F Daerah Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk Variabel Pendapatan Daerah Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk Variabel Pendapatan Suami Daerah Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk Variabel Umur Daerah Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk Variabel Tingkat Pendidikan Daerah Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga Daerah Penerimaan dan Penolakan H 0 dengan Uji t untuk Variabel Pengeluaran Rumah Tangga vii

8 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Kuesioner Penelitian Tabulasi Data Hasil Penelitian Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolinearitas Hasil Uji Heteroskedastisitas Tabel Distribusi F : α = 0, Tabel Distribusi t Kumpulan Gambar di Lapangan viii

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa persediaan tenaga kerja di Indonesia juga telah mengalami peningkatan, baik tenaga kerja laki-laki maupun perempuan. Tenaga kerja perempuan dalam jumlah yang besar merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial bagi pembangunan. Pada saat ini, perempuan ingin mengaktualisasikan dirinya dalam pembangunan. Perempuan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan di segala bidang, baik ekonomi, sosial, dan budaya (Fitria dan Herniwati, 2012). Salah satu perkembangan sektor ketenagakerjaan yang perlu mendapat perhatian besar dalam pelaksanaan pembangunan adalah semakin pentingnya peranan angkatan kerja perempuan. Secara keseluruhan, tenaga kerja perempuan di Indonesia menurut hasil Sensus Penduduk tahun 1980 mencapai sekitar 33 persen dari seluruh angkatan kerja yang bekerja secara aktif. Sedangkan pada tahun 1990 tenaga kerja perempuan yang aktif menjadi 34,5 persen dan terus meningkat pada tahun 2000 sebesar 45,2 persen sampai pada tahun 2010 menjadi sebesar 64,67 persen. Dengan demikian, ada sedikit kenaikan pertumbuhan tenaga kerja perempuan selama perode tahun (Lukmanul, 2011). Ananta (1990:160) mengemukakan bahwa tingginya tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dalam kegiatan ekonomi disebabkan oleh beberapa hal: 1

10 (1) Adanya perubahan pandangan dan sikap dalam masyarakat tentang sama pentingnya pendidikan bagi laki-laki dan perempuan serta semakin disadari perlunya perempuan ikut berpartisipasi dalam pembangunan, (2) Adanya kemauan perempuan untuk mandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan juga kebutuhan hidup orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan penghasilannya sendiri, (3) Adanya kebutuhan untuk menambah penghasilan keluarga, (4) Makin luasnya kesempatan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja perempuan, misalnya tumbuhnya industri kerajinan tangan dan industri ringan lainnya. Tabel 1.1 Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun (dalam satuan %) No. Kabupaten/ Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) Kota Ratarata 1. Jembrana 69,66 70,54 60,16 63,05 60,58 64,80 2. Tabanan 66,99 72,31 71,36 70,71 70,85 70,44 3. Badung 66,10 70,91 65,59 62,85 61,50 65,39 4. Gianyar 63,44 65,70 63,50 64,00 69,32 65,19 5. Klungkung 67,71 69,75 71,62 72,18 73,54 70,96 6. Bangli 84,56 85,92 79,75 83,60 79,73 82,71 7. Karangasem 77,61 79,94 81,64 79,05 80,67 79,78 8. Buleleng 66,24 71,20 68,83 65,13 66,00 67,48 9. Denpasar 58,88 58,69 54,84 62,54 60,46 59,08 Bali 65,83 69,89 66,83 67,26 67,24 67,41 Sumber: BPS Kab. Bangli 2015 (data diolah) 2

11 Penawaran tenaga kerja berlebih harus diimbangi dengan permintaan yang memadai. Hal ini juga perlu diperhatikan oleh pemerintah dalam penyerapan tenaga kerja yang berlebih. Tabel 1.1 menunjukkan persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan terendah, secara berturut-turut dari tahun diduduki oleh Kota Denpasar. Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan tertinggi dari tahun diduduki oleh Kabupaten Bangli dan Karangasem. Kabupaten Bangli merupakan kabupaten dengan TPAK perempuan tertinggi pada tahun 2011, 2012, dan 2014 selama 3 tahun yaitu sebesar 84,56%, 85,92% dan 83,60%. Sedangkan pada tahun 2013 dan 2015 selama 2 tahun TPAK perempuan tertinggi diduduki oleh Kabupaten Karangasem yaitu sebesar 81,64% dan 80,67%. Apabila dirata-ratakan, Kabupaten Bangli memiliki rata-rata tertinggi yaitu sebesar 82,71% dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya, bahkan tertinggi melebihi Provinsi Bali. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan pada umumnya banyak dipengaruhi oleh perubahan dalam struktur ekonomi yang terjadi dalam proses pembangunan. Berdasarkan pada Tabel 1.2 persentase jumlah pekerja perempuan di Kabupaten Bangli berdasarkan lapangan usaha, dapat diketahui bahwa sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan, sektor industri, dan sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi merupakan sektor dengan jumlah pekerja perempuan terbanyak di Kabupaten Bangli. Namun, data pada kegiatan sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan 3

12 perikanan, dan sektor industri cenderung mengalami penurunan yang signifikan pada persentase jumlah pekerja perempuan selama kurun waktu lima tahun terakhir. Sedangkan pada sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi cenderung mengalami peningkatan dan hanya mengalami penurunan sebesar 0,19%, dari 20,82% pada tahun 2013 menjadi 20,63% pada tahun 2014, namun mengalami peningkatan kembali di tahun Tabel 1.2 Persentase Jumlah Pekerja Perempuan berdasarkan Lapangan Usaha di Kabupaten Bangli Tahun No Lapangan Usaha Jumlah Pekerja Perempuan (%) Pertanian, Perkebunan, 51,05 50,80 46,34 49,59 40,50 Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 2,29 1,18 0,56 0,30 0,18 3. Industri 24,02 23,76 26,80 21,88 22,24 4. Listrik, Gas dan Air Minum ,50 5. Konstruksi 1,19 2,10 0,91 0,91 2,36 6. Perdagangan, Rumah Makan dan 17,55 18,36 20,82 20,63 22,78 Jasa Akomodasi 7. Transportasi, Pergudangan dan 0, ,14 0 Komunikasi 8. Lembaga Keuangan, Real Estate, 0,79 0,43 0,90 1,05 0,88 Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan 2,75 3,36 3,65 5,50 10,56 Perorangan Total Sumber: BPS Kab. Bangli, 2015 (data diolah) Kabupaten Bangli dengan sektor perdagangan yang berkembang pesat setiap tahunnya tidak terlepas dari aktivitas di pasar tradisional. Masing-masing kecamatan di Kabupaten Bangli, yaitu Kecamatan Bangli, Tembuku, Kintamani, dan Susut memiliki satu pasar tradisional yang dikelola langsung oleh Pemerintah 4

13 Kabupaten Bangli. Kecamatan Bangli sebagai pusat ibukota, yang langsung berbatasan dengan daerah perkotaan dan pedesaan memiliki aktivitas perekonomian yang cukup tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang hanya langsung berbatasan dengan pedesaan. Aktivitas perekonomian tersebut mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap sektor perdagangan di Kabupaten Bangli. Sektor perdagangan tidak terlepas dari keberadaan pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan urat nadi perkembangan perekonomian masyarakat secara luas karena masyarakat secara terkonsentrasi melakukan transaksi jual beli barang dan jasa (Sheng Tai, 2006). Di Kecamatan Bangli terdapat pasar tradisional sebagai fasilitas penggerak ekonomi, yaitu Pasar Kidul. Pasar Kidul merupakan pasar tradisional terbesar di Kabupaten Bangli yang merupakan urat nadi perekonomian di masyarakat (banglikab.go.id). Tabel 1.3 Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional pada Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Bangli pada Tahun 2015 No. Kecamatan Nama Pasar Jumlah Pedagang (Orang) 1. Bangli Pasar Kidul Tembuku Pasar Yangapi Kintamani Pasar Singamandawa Susut Pasar Kayuambua 840 Total 2745 Sumber: Disperindag Kab. Bangli, 2015 (data diolah) Tabel 1.3 menunjukkan jumlah pedagang yang tersebar di pasar tradisional menurut kecamatan di Kabupaten Bangli, terlihat bahwa Pasar Kidul di Kecamatan Bangli memiliki jumlah pedagang paling banyak dibandingkan dengan jumlah pedagang di pasar tradisional lainnya di masing-masing kecamatan. Total 5

14 keseluruhan pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Bangli sebanyak 2745 orang. Jumlah pedagang di Pasar Kidul Kecamatan Bangli sebanyak 1281 orang atau sebesar 46,67% dari total keseluruhan pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Bangli. Di Pasar Kidul terdapat banyak pedagang dengan berbagai jenis komoditi yang dijual, yaitu diantaranya pedagang daging, ikan, telor, tahu tempe, sayur, buah, sembako, asesoris, alat upakara, jajanan, perkakas, serta makanan dan minuman. Pasar Kidul merupakan pasar yang langsung dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Bangli. Di pasar ini, terdapat berbagai macam pedagang berdasarkan jenis komoditi yang dijual. Pedagang tersebut ada yang telah mendapatkan fasilitas untuk berjualan di pasar yang disediakan oleh pemerintah, dan ada pula pedagang yang belum mendapat fasilitas berjualan. Pedagang yang telah disediakan fasilitas, setiap harinya secara menetap berjualan di pasar. Sedangkan pedagang yang belum mendapatkan fasilitas, berjualan secara berpindah-pindah ataupun secara bergantian dengan pedagang lain di siang atau sore hari. Selain itu, pedagang yang belum mendapat fasilitas tersebut kebanyakan tidak berjualan di dalam los pasar, melainkan di luar los pasar di sekitar jalan masuk ataupun keluar pasar, yang langsung berbatasan dengan parkir kendaraan dan jalan raya. Pedagang yang belum mendapat fasilitas berjualan yaitu diantaranya pedagang makanan dan minuman, canang, serta hasil bumi. Sedangkan sisanya telah mendapatkan fasilitas di pasar. Pemerintah Kabupaten Bangli telah menyediakan sekitar 990 fasilitas berdagang di pasar tersebut, namun demikian masih saja ada lapak kosong tersisa yang tidak ditempati, yaitu sekitar 50 lapak. Padahal, jumlah pedagang di pasar 6

15 tersebut sangat banyak dan masih ada yang belum mendapatkan tempat. Kebanyakan tempat yang kosong tersebut berada di los pasar lantai dua, sehingga terlihat sepi dan tidak penuh. Hal ini disebabkan karena terdapat pedagang tertentu yang tidak bersedia untuk ditempatkan di lantai atas yang bisa dibilang jauh dan jarang dijangkau langsung oleh pembeli. Sehingga pedagang tersebut lebih memilih berjualan di luar los pasar agar langsung bertemu dengan banyak pembeli yang keluar masuk pasar. Padahal pihak Pemerintah Kabupaten Bangli sendiri telah mengutamakan pemerataan dalam pengalokasian tempat berdagang di setiap los pasar, disesuaikan dengan daya tampung pedagang di pasar tersebut. Menurut Kepala Seksi Perizinan Usaha Perdagangan dan Pendaftaran Perusahaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Bangli, Bapak Dewa Ketut Kantor, dari sekitar 1200 pedagang yang berjualan di Pasar Kidul, 75 persen terdiri atas pedagang perempuan, sedangkan sisanya pedagang laki-laki (wawancara penulis pada 24 November 2016). Hal ini menandakan bahwa tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan pedagang laki-laki di Pasar Kidul. Pedagang perempuan yang berjualan di Pasar Kidul tidak hanya berasal dari Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli, melainkan terdapat pula pedagang perempuan yang berasal dari Kabupaten Gianyar dan Klungkung. Namun demikian, kebanyakan pedagang perempuan yang berjualan berasal dari daerah setempat. Hal tersebut menandakan bahwa terdapat pedagang dari luar daerah Kecamatan Bangli yang ikut berkontribusi di sektor perdagangan Kabupaten Bangli, khususnya di Pasar Kidul Kecamatan Bangli. 7

16 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan merupakan suatu indikasi utama dari sejauh mana perempuan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi masyarakat di pasar tenaga kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan dapat dipengaruhi oleh faktor sosial dan demografi seperti umur, status perkawinan, dan pendidikan (Yakubu A. Yakubu, 2010). Sedangkan yang termasuk faktor ekonomi seperti upah/pendapatan, pendapatan suami, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran pemerintah. Pendapatan adalah jumlah seluruh penghasilan atau penerimaan yang diperoleh baik berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari usaha dan pendapatan lainnya selama satu bulan, menurut Fadhilah Rahmawati, dkk. (dalam Satrio, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Jacob Mincer (1962), diketahui bahwa faktor pendapatan berpengaruh positif terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sihol Situngkir, dkk. (1997), yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kerja pekerja perempuan sebagai pedagang sayur di berbagai pusat pasar di Kotamadya Jambi, diketahui bahwa faktor pendapatan responden berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensitas kerja perempuan di pasar. Asumsinya, semakin besar pendapatan responden maka tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan akan semakin meningkat. Pendapatan suami sangat memegang peranan penting dalam keputusan perempuan untuk masuk dalam pasar tenaga kerja. Penelitian yang dilakukan Wiwit A F Riyani, dkk. (dalam Fitria, 2012) menjelaskan bahwa ibu rumah tangga di Kabupaten Purworejo yang memutuskan untuk tidak bekerja disebabkan oleh 8

17 pendapatan suami yang sudah dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Partisipasi angkatan kerja perempuan yang telah menikah tergantung pada kemampuan suami untuk menghasilkan pendapatan. Jika pendapatan suami masih belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga, maka istri akan bekerja lebih banyak untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti (2012), yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi curahan jam kerja pedagang sayur wanita, studi kasus di Pasar Umum Purwodadi, diketahui bahwa faktor pendapatan suami berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap curahan jam kerja pedagang perempuan di pasar. Asumsinya, semakin besar pendapatan suami maka tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan akan semakin menurun. Umur responden mempunyai hubungan terhadap responsibilitas seseorang akan penawaran tenaga kerjanya. Semakin meningkat umur seseorang semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Selama masih dalam usia produktif, karena semakin tinggi usia seseorang semakin besar tanggung jawab yang harus ditanggung. Meskipun pada titik tertentu penawaran akan menurun seiring dengan usia yang semakin bertambah. Contohnya pedagang sayur yang berusia 50 tahun akan memiliki curahan jam kerja yang relatif lebih sedikit dibanding pedagang sayur yang berusia 30 tahun dengan kondisi dan kesehatan badan yang relatif stabil. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sihol Situngkir, dkk. (1997), yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kerja pekerja perempuan sebagai pedagang sayur di berbagai pusat pasar di Kotamadya Jambi, diketahui bahwa faktor umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensitas 9

18 kerja perempuan di pasar. Asumsinya, semakin bertambah umur perempuan maka tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan akan semakin meningkat. Perbedaan dalam tingkat pendidikan akan membawa perbedaan dalam Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan dalam angkatan kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ade Riana (2013) yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi curahan jam kerja pedagang bumbon wanita di Pasar Johar Kota Semarang, serta untuk mengetahui kontribusi pendapatan pedagang bumbon wanita terhadap pendapatan keluarga, diketahui bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan seseorang untuk bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sihol Situngkir, dkk. (1997), yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kerja pekerja perempuan sebagai pedagang sayur di berbagai pusat pasar di Kotamadya Jambi, diketahui bahwa faktor tingkat pendidikan responden berpengaruh negatif dan signifikan terhadap intensitas kerja perempuan di pasar. Perempuan yang memiliki pendidikan yang tinggi akan lebih memilih untuk bekerja di sektor formal yang menuntut pendidikan dan ketrampilan tinggi dalam bekerja, sedangkan perempuan dengan tingkat pendidikan yang rendah cenderung lebih memilih bekerja di sektor informal yang tidak memerlukan pendidikan tinggi ataupun keahlian khusus dalam bekerja. Asumsinya, semakin tinggi pendidikan yang ditempuh maka tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan semakin menurun. Pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap tingkat partisipasi kerja perempuan adalah positif. Hal ini berarti semakin tinggi jumlah tanggungan 10

19 keluarga maka semakin tinggi tingkat partisipasi kerja perempuan. Suatu keluarga dengan tanggungan keluarga yang banyak cenderung mengerahkan anggota keluarga yang mampu bekerja untuk memasuki pasar kerja. Hal tersebut terkait dengan tingginya biaya hidup yang ditanggung sehingga menuntut perempuan untuk bekerja agar biaya hidup lebih dapat dicukupi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti (2012), yang bertujuan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi curahan jam kerja pedagang sayur wanita, studi kasus di Pasar Umum Purwodadi, diketahui bahwa faktor jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap curahan jam kerja pedagang perempuan di pasar. Asumsinya, semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan akan semakin meningkat. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi tingkat partisipasi kerja perempuan yaitu pengeluaran rumah tangga. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nadia (2012), yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja wanita menikah di Kabupaten Brebes, diketahui bahwa faktor pengeluaran rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita menikah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sihol Situngkir, dkk. (1997), yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kerja pekerja perempuan sebagai pedagang sayur di berbagai pusat pasar di Kotamadya Jambi, diketahui bahwa faktor pengeluaran rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensitas kerja perempuan di pasar. Asumsinya, semakin besar pengeluaran rumah tangga, maka tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan akan semakin meningkat. 11

20 Tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan di pasar tradisional di Kabupaten Bangli sangat penting untuk diteliti. Peranan perempuan di pasar tradisional tidak hanya penting dijaga keberlanjutannya demi peningkatan pendapatan rumah tangga, namun juga mampu menyerap tenaga kerja perempuan di luar Kabupaten Bangli. Tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan perlu ditingkatkan dengan memperhatikan variabel yang mempengaruhinya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini akan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli, studi kasus di Pasar Kidul, Kecamatan Bangli. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Apakah pendapatan, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran rumah tangga berpengaruh secara simultan terhadap tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli? Apakah pendapatan, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran rumah tangga berpengaruh secara parsial terhadap tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh pendapatan, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran rumah tangga 12

21 secara simultan terhadap tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli Untuk menganalisis pengaruh pendapatan, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran rumah tangga secara parsial terhadap tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan untuk mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh pendapatan, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran rumah tangga terhadap tingkat partisipasi kerja pedagang perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli kepada masyarakat dan pihak-pihak lain, atau sebagai bahan kepustakaan serta sumber pengetahuan Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai pengaplikasian teori yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi terutama mengenai tingkat partisipasi kerja perempuan serta pengaruh dan hubungan pendapatan, pendapatan suami, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengeluaran rumah tangga pedagang perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli. 13

22 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: Bab I : Pendahuluan Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah kemudian dirumuskan ke dalam beberapa rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian. Bab II : Kajian Pustaka Pada bab ini akan menguraikan konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep ketenagakerjaan, konsep angkatan kerja, konsep kesempatan kerja, konsep tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan, konsep pendapatan, konsep umur, konsep tingkat pendidikan, konsep jumlah tanggungan keluarga, konsep pengeluaran rumah tangga, dan hasil penelitian sebelumnya. Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini menguraikan desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan. Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden dan deskripsi data hasil 14

23 penelitian dari analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji F, dan uji t. Bab V : Simpulan dan Saran Pada bab ini membahas simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan bagi pihak terkait. 15

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan. Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 No. 60/11/51/Th. V, 7 Nopember 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, tercatat sebanyak 2.952,55 ribu penduduk usia kerja,

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar Nama : I Gede Ariyuda Pratama NIM : 1306105026 Abstrak Program

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penciptaan tenaga kerja yang produktif merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Peningkatan produktivitas tenaga kerja harus

Lebih terperinci

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Nama : Anak Agung Irfan Alitawan NIM : 1306105136 Abstrak Sektor Pertanian merupakan

Lebih terperinci

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah selalu digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALISTAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016 No. 056/11/14/Th. XVII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,43 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH BEBAN TANGGUNGAN KELUARGA, PENDAPATAN NON KERJA, DAN KEGIATAN ADAT TERHADAP ALOKASI WAKTU PEREMPUAN DI SEKTOR PUBLIK

PENGARUH JUMLAH BEBAN TANGGUNGAN KELUARGA, PENDAPATAN NON KERJA, DAN KEGIATAN ADAT TERHADAP ALOKASI WAKTU PEREMPUAN DI SEKTOR PUBLIK PENGARUH JUMLAH BEBAN TANGGUNGAN KELUARGA, PENDAPATAN NON KERJA, DAN KEGIATAN ADAT TERHADAP ALOKASI WAKTU PEREMPUAN DI SEKTOR PUBLIK (Studi Kasus Pada Pedagang Cenderamata Perempuan di Pasar Seni Mertha

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 23/05/34/Th.XIV, 7 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 No. 06/11/53/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,25 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

E-Jurnal EP Unud, 6 [7] : ISSN :

E-Jurnal EP Unud, 6 [7] : ISSN : E-Jurnal EP Unud, 6 [7] : 1273-1301 ISSN : 2303-0178 TINGKAT PARTISIPASI KERJA DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PEDAGANG PEREMPUAN DI KECAMATAN BANGLI KABUPATEN BANGLI (Studi Kasus di Pasar Kidul) I Gusti

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 65/11/61/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : 1306105140 ABSTRAK Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali dikatakan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 29/05/32/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 Angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 22,64 juta orang, naik sekitar 0,46 juta orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 No. 60/11/14/Th. XVI, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,83 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,83 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harus diakui bahwa pembangunan sebagaimana dikonsepsikan oleh para ahli ekonomi telah menciptakan perubahan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pembangunan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Bali untuk Bekerja di Sektor Publik (Studi Kasus di Desa Adat Kerobokan Kuta Utara Kabupaten Badung). Nama : Ni Putu Devi Ekayanti Ningsih

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei No. 67/11/82/Th XIV, 05 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) mencapai 773,18 ribu orang. Naik

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 65/11/82/Th XV, 07 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 524,5 ribu orang bertambah 10,9 ribu orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM.

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM. ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM. 1306105035 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan diberbagai daerah

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang

Lebih terperinci

Kata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM

Kata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM Judul : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal pada Indeks Pembangunan Manusia dengan Dana Alokasi Umum sebagai Variabel Pemoderasi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Nama : Putu Milan Pradnyantari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012 No.63/11/72/Th. XV, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah Agustus 2012 mencapai 1.213.063

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 220/12/21/Th. V, 1 Desember 20 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 20 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEMAKIN TURUN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN

ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN SKRIPSI Oleh : LUH MADE RATNA PUSPITA NIM : 1206105067 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri perekonomian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar penduduk yang berpenghasilan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Nama : A.A. Ayusya Prabhandina

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015 No.08/05/62/Th.IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015 Februari 2015 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,14 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM : Abstrak

Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM : Abstrak Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM :1306105170 Abstrak Provinsi Bali menerapkan otonomi daerah dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi daerahnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Sisa Hasil Usaha, jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, modal kerja

ABSTRAK. Kata kunci : Sisa Hasil Usaha, jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, modal kerja Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Simpan Pinjam di Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Nama : Ni Kadek Sumita Dewik NIM : 1215151016 ABSTRAK Koperasi merupakan salah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 No.29/05/63/Th XVII/06 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2013 sebesar 1.937.493 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,65

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

No. 03/05/81/Th.XVIII, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU 2017 Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Maluku pada Februari 2017 mencapai 769.108 orang, bertambah sebanyak 35.771 orang dibanding angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012 No. 52/11/91/Th. VI, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat mencapai 361.597 orang, turun sebesar 22.495 orang dibandingkan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017 No.08/05/62/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017 Februari 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,13 persen angkatan kerja

Lebih terperinci

Oleh : RISMA FEBIYANTI NIM :

Oleh : RISMA FEBIYANTI NIM : ANALISIS PENGARUH UMUR, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN MODAL SOSIAL TERHADAP PENDAPATAN PEKERJA PEREMPUAN PADA SEKTOR INFORMAL DI KOTA DENPASAR Oleh : RISMA FEBIYANTI NIM : 0806105078 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 NO.21/05/34/TH. XIII, 5 MEI 2011 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN Hasil Sakernas menunjukkan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XIX, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,58 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015 No.08/11/62/Th.IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015 Agustus 2015 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 4,54 persen angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 66/11/16/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja adalah dua hal yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk menjadi potensi terjaminnya ketersediaan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 47/12/34/Th.XI, 01 Desember 2009 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN (Di

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014 No.65/11/72/Th. XVII, 05 November 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,68 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah Agustus 2014 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012 No. 08/11/62/Th.VI, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012 Agustus 2012 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,17 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara sebesar 5,33 persen. Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 No. 29 /05/17/Th X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,84

Lebih terperinci

Judul : Analisis Pilihan Pekerjaan Setengah Penganggur bagi Angkatan Kerja di Kota Denpasar Nama : Putu Diah Arya Purnama Dewi NIM :

Judul : Analisis Pilihan Pekerjaan Setengah Penganggur bagi Angkatan Kerja di Kota Denpasar Nama : Putu Diah Arya Purnama Dewi NIM : Judul : Analisis Pilihan Pekerjaan Setengah Penganggur bagi Angkatan Kerja di Kota Denpasar Nama : Putu Diah Arya Purnama Dewi NIM : 1215151037 Abstrak Setengah penganggur merupakan suatu keadaan seseorang

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi Judul : Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Modal dan Bahan Baku Terhadap Produksi Industri Kerajinan Patung Kayu di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Nama : I Made Agustina NIM : 1306105012 Abstrak

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 64/11/32/Th.XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,89 PERSEN Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 No.67//72/Th. XVIII, 05 November 205 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 205 AGUSTUS 205: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,0 PERSEN Angkatan kerja di Sulawesi Tengah Agustus 205 mencapai.384.235 orang,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Bali Sensus Ekonomi 2016 No. 35/05/Th. II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 No. 29 /05/17/Th X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,84 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Belanja Modal.

Abstrak. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Belanja Modal. Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) pada Alokasi Belanja Modal (Studi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali) Nama : Ade Imron Rosadi NIM

Lebih terperinci

Oleh: NI LUH PUTU HERIS MAYUNI NIM :

Oleh: NI LUH PUTU HERIS MAYUNI NIM : PENGARUH UPAH, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA INDUSTRI KERAJINAN GENTENG DI DESA PEJATEN KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN Oleh: NI LUH PUTU HERIS

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013 No.64/II/72/Th. XVI, 6 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,27 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah Agustus 2013 mencapai 1.228.337

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2011 No. 04, 5Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI FEBRUARI : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 2,67% Angkatan kerja NTT pada mencapai 2.234.887 orang, bertambah8,0 ribuorang (0,36 persen) dibanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan dan jumlah komposisi tenaga kerja tersebut akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN No. 59/11/14/Th. XV, 5 November 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2014 mencapai 2.695.247 orang.

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 No. 64/11/32/Th. XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Agustus 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Lebih terperinci

I G A AGUNG ASTIA DEWI

I G A AGUNG ASTIA DEWI PENGARUH ALOKASI BELANJA RUTIN DAN BELANJA MODAL PADA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2010-2013) SKRIPSI Oleh: I G A AGUNG ASTIA DEWI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk yang bertambah dengan pesat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ketahun semakin bertambah

Lebih terperinci

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : Judul Nama : Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : 1306205188 Abstrak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 40/05/21/Th. XI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,03 PERSEN

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si. Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 No.28/05/63/Th XVI/07 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2012 sebesar 1,887 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,55

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014 No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,26% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2014 mencapai 3,26

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP KEPUTUSAN PENDUDUK LANJUT USIA MEMILIH UNTUK BEKERJA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN SKRIPSI.

PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP KEPUTUSAN PENDUDUK LANJUT USIA MEMILIH UNTUK BEKERJA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN SKRIPSI. PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP KEPUTUSAN PENDUDUK LANJUT USIA MEMILIH UNTUK BEKERJA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN SKRIPSI Oleh : NI PUTU DEWI UTAMI NIM : 1206105061 Skripsi ini ditulis

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 27/05/82/Th XV, 04 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI : Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 530,7 ribu orang, bertambah 11,7 ribu orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013 No. 26/05/14/Th. XIV, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Riau pada Februari 2013 sebesar 4,13 persen Jumlah angkatan kerja di Riau pada Februari 2013

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 32/05/61/Th. XVIII, 05 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,78 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 No.66/11/72/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,29 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah pada Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 30/05/82/Th XVI, 05 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 557,1 ribu orang bertambah 32,6 ribu orang dibanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan nilai tambah terbesar sehingga mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014 No. 54/11/91/Th. XIV, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat pada Agustus 2014 mencapai 398.424 orang, mengalami peningkatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1995-2014. Nama : I Nyoman Bayu Dirga NIM : 1215151004 ABSTRAK Pengangguran merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci