PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu sesuai dengan UU n. 15 Tahun 2004. Perhatian publik saat ini secara luas bergeser ke arah nyata dari peristiwa terkini antara lain kinerja pemerintahan baik pusat maupun daerah usaha pemberantasan krupsi dan sebagainya. Atas hal tesebut BPK akan meningkatkan prsi pemeriksaannya pada pemeriksaan kinerja sesuai dengan Rencana Strategis BPK 2006-2010. b) GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN KINERJA Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengellaan dan tanggung jawab keuangan negara yang terdiri dari pemeriksaan atas aspek eknmi, aspek efisiensi, dan aspek efektivitas. Selain itu dalam pemeriksaan kinerja perlu juga melaksanakan pengujian kepatuhan perundangan dan pengendalian intern. Pemeriksa kinerja harus memiliki latar belakang pendidikan frmal yang cukup dan mempunyai keahlian lainnya seperti kemampuan analitikal, kreatifitas, dan kmunikasi. Dalam pelaksanaan pemeriksaan, BPK dapat menggunakan tenaga ahli yang berasal dari dalam atau luar BPK. Metdlgi pemeriksaan kinerja terbagi dalam tiga siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pelapran pemeriksaan. Masing-masing tahap mempunyai uraian detail sebagai berikut: 1) Perencanaan pemeriksaan pengidentifikasian masalah penentuan area kunci penentuan byek, tujuan, dan ruang lingkup pemeriksaan penetapan kriteria pemeriksaan
penyusunan prgram pemeriksaan dan prgram kerja perrangan 2) Pelaksanaan pemeriksaan Pengujian terhadap tujuan pemeriksaan Penyusunan dan penyampaian knsep temuan pemeriksaan( TP ) Perlehan tanggapan resmi dan tertulis atas knsep TP Penyampaian TP 3) Pelapran pemeriksaan penyusunan knsep lapran hasil pemeriksaan perlehan tanggapan atas rekmendasi penyusunan dan penyampaian LHP 2. PERENCANAAN PEMERIKSAAN Tujuan perencanaan pemeriksaan adalah untuk mempersiapkan suatu prgram pemeriksaan yang akan digunakan sebagai dasar bagi pelaksanaan pemeriksaan, sehingga pemeriksaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Ada 6 (enam) tahap dalam perencanaan pemeriksaan, yakni pengidentifikasian masalah; penentuan area kunci; penentuan byek, tujuan, dan ruang lingkup pemeriksaan; penetapan kriteria pemeriksaan; dan penyusunan prgram pemeriksaan dan prgram kerja perrangan. a) PENGIDENTIFIKASIAN MASALAH Dengan berlandaskan SPKN PSP 04 paragraf 10, tujuan dari kegiatan pengidentifikasian masalah adalah memahami rencana strategis dan kebijakan Badan tentang pemeriksaan kinerja; memperleh data rganisasi, prgram dan fungsi pelayanan publik yang diperiksa berhubungan dengan input, prses, utput, dan utcme; landasan hukum atas kegiatan; identifikasi masalah yang ada dalam rganisasi; dan memahami tugas-tugas dan kewajiban yang diemban leh entitas yang diperiksa.
Input yang diperlukan dalam kegiatan ini tergantung dari lingkup entitas yang diperiksa dan pertimbangan pemeriksa. Ada berbagai sumber input antara lain peraturan perundangundangan; rencana strategis BPK; lapran pemeriksaan dari pemeriksa sebelumnya; rencana jangka panjang, rencana kerja dan anggaran, dan lapran tahunan entitas; kebijakan entitas;struktur rganisasi, pedman sistem dan prsedur rganisasi, dan petunjuk perasinal; liputan media massa; hasil database yang dikella BPK dan lain sebagainya. Langkah langkah yang perlu dilakukan dalam pengidentifikasian masalah dapat diringkas sebagai berikut. Dapatkan dan pelajari rencana strategis BPK serta kebijaksanaan Badan tentang pemeriksaan kinerja; pelajari sejarah dan latar belakang entitas yang diperiksa; reviu struktur rganisasi, peraturan yang mendasari prgram yang diperiksa, perkembangan prgram dan hasil pemeriksaan sebelumnya; analisis dkumen anggaran, SOP, AD/ART, RJP, dan RKA nya; bservasi singkat di lkasi kegiatan utama entitas; wawancara dengan manajemen; identifikasi dan reviu tujuan dan sasaran prgram, teliti keberadaan key perfrmance indicatr; inventarisasi tlk ukur atau KPI yang telah diterapkan; teliti adanya hambatan atas wewenang yang dialami entitas; teliti kemungkinan penyalahgunaan wewenang leh entitas; teliti kemungkinan peraturan yang menghambat tujuan prgram; pelajari kemungkinan adanya batasan berdasarkan kebijakan institusi di atasnya yang berlaku terhadap entitas; reviu hasil studi pihak luar yang berkepentingan dengan entitas; inventarisir isu-isu mutakhir tentang permasalahan yang dihadapi entitas; dan terakhir buat kesimpulan mengenai permasalahan yang berhasil diidentifikasi dalam tahapan ini. Output dari kegiatan pengidentifikasian masalah adalah berupa gambaran umum dari kegiatan entitas; hasil reviu peraturan dan struktur rganisasi; infrmasi mengenai faktr-faktr yang mempengaruhi kinerja entitas; dan kesimpulan umum tentang identifikasi masalah. b) PENENTUAN AREA KUNCI Tujuan penentuan area kunci dalam perencanaan adalah menilai apakah entitas telah memiliki sistem pengendalian yang memadai untuk mengidentifikasi risik-risik kelemahan pengendalian yang akan menjadikan pertimbangan dalam menentukan area kunci. Selain itu, kegiatan ini juga untuk mempertimbangkan pengaruh peraturan perundangan yang signifikan dan
risik kecurangan serta menentukan area-area yang memiliki risik tinggi setelah mempertimbangkan pengendalian intern. Input yang diperlukan dalam kegiatan ini berupa hasil dari kegiatan pengidentifikasian masalah, pemeriksaa SPI,diskusi dengan manajemen, dan persnil satker pengawas intern; peraturan dan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan; hasil lahan database dari BPK; hasil kajian yang disediakan leh unit pemeriksa nn-bpk; hasil kuisiner, wawancara, bservasi, dan metdlgi pengumpulan data lain yang digunakan dalam pengumpulan data dalam tahap perencanaan pemeriksaan. Tahapan dalam menentukan area kunci ini meliputi 4( empat) kegiatan utama yaitu mempertimbangkan sistem pengendalian intern; mempertimbangkan pengaruh peraturan perundangan yang signifikan; identifikasi ptensi terjadinya kecurangan; dan pada akhirnya menetapkan area kunci. SPI terdiri atas limakmpnen yang saling terkait yaitu lingkungan pengendalian; penaksiran risik; aktivitas pengendalian; infrmasi dan kmunikasi; dan pemantauan. Faktr pemilihan area kunci antaralain risik terhadap manajemen; signifikansi suatu prgram; dampak pemeriksaan; dan auditabilitas. Output dari kegiatan penentuan area kunci adalah teridentifikasinya area-area kunci yang menjadi fkus pemeriksaan. Berdasarkan data dan area kunci yang telah dipilih dan pemeriksa yang ada, satuan kerja pemeriksa dapat menyusun RKP. c) PENENTUAN OBYEK, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN Tujuan penentuan byek, tujuan, dan ruang lingkup pemeriksaan adalah membantu dalam mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan diperiksa dan dilaprkan. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan membantu dalam menyiapkan parameter atau ukuran pembatasan pemeriksaan seperti peride yang akan diperiksa atau lkasi pemeriksaan lapangan yang akan dipilih; dan mempermudah tim pemeriksa dalam mengambil kesimpulan pada akhir pemeriksaan. Input yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah utput dari dua kegiatan sebelumnya yakni pengidentifikasian masalah dan penentuan area kunci. Langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatan ini terdiri dari 3 (tiga) tahap yakni menentukan byek pemeriksaan; menentukan tujuan pemeriksaan; dan menentukan
lingkup pemeriksaan. Obyek pemeriksaan ditentukan berdasarkan area kunci yang telah ditetapkan. Tujuan pemeriksaan difrmulasikan dengan membuat berbagai macam pertanyaan pemeriksaan terhadap rganisasi pelayanan publik yang hendak diperiksa. Ruang lingkup pemeriksaan ditentukan dengan memperhatikan tujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan dan pertimbangan pemeriksa. Langkah-langkah dalam menentukan lingkup audit adalah pertama tentukan lingkup pemeriksaan atas dasar infrmasi yang didapat pada pemeriksaan sebelumnya dari prses perencanaan pemeriksaan. Kemudian, lakukan perubahan dalam lingkup audit apabila infrmasi yang didapat mengharuskan demikian. Apabila perintah pemeriksaan kinerja menentukan lingkup pemeriksaan secara luas, lakukan pertimbangan prfesinal untuk merincinya lebih spesifik. Output dari kegiatan penentuan byek, tujuan, dan ruang lingkup pemeriksaan adalah tujuan pemeriksaan yang meliputi tujuan umum (entitas) dan tujuan khusus (yang berkaitan dengan area kunci); dan lingkup pemeriksaan yang meliputi area kunci, peride waktu yang akan diperiksa; dan aspek kinerja yang akan diperiksa. d) PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN Kriteria diperlukan sebagai dasar pembanding apakah praktek praktek yang dilaksanakan telah mencapai standar kinerja yang seharusnya. Tujuan penetapan kriteria adalah untuk memberikan dasar yang baik sebagai alat kmunikasi dalam tim pemeriksaan dan dengan tim manajemen pemeriksa mengenai sifat pemeriksaan; memberikan dasar yang baik sebagai alat kmunikasi dengan entitas yang diperiksa; menghubungkan tujuan pemeriksaan dengan prgram pemeriksaan yang dilaksanakan selama tahap pelaksanaan pemeriksaan; memberikan dasar pada tahap pengumpulan data dan penyuusunan prsedur pemeriksaan dan dalam menyusun temuan pemeriksaan. Input yang diperlukan dari kegiatan ini adalah utput dari hasil kegiatan sebelumnya; standar yang dikembangkan sendiri leh entitas; pendapat ahli dan rganisasi prfesinal; kriteria yang digunakan pada pemeriksaan sejenis sebelumnya; kinerja tahun-tahun sebelumnya; dkumen perencanaan awal; anggaran entitas; dan kinerja entitas lain yang sejenis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menentukan kriteria dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, teliti apakah entitias telah memiliki kriteria sesuai dengan tujuan pemeriksaan kinerja; bila ada, tentukan apakah kriteria tersebut telah memenuhi karakteristik dapat dipercaya, byektif, bermanfaat, bisa dimengerti, bisa dibandingkan, lengkap, dan bisa diterima. Jika kriteria yang baik tidak tersedia maka pemeriksa harus mengembangkan kriteria sendiri dengan mempelajari sumber-sumber kriteria, melakukan bservasi atas perasinal entitas, dan membicarakan usulan kriteria dengan entitas agar diperleh kesepakatan kriteria yang digunakan. Perlu mengkmunikasikan kriteria yang akan dipakai kepada entitas sebelum pemeriksaan dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan bersama. Output yang dihasilkan dari kegiatan penetapan kriteria pemeriksaan adalah kesimpulan mengenai standar yang akan digunakan sebagai pembanding terhadap praktek-praktek yang berjalan meliputi kelmpk kriteria, jenis kriteria, penjelasan, satuan pengukuran, sumber data, standar ukuran kinerja, dan tanggapan entitas. e) PENYUSUNAN PROGRAM PEMERIKSAAN DAN PROGRAM KERJA PERORANGAN Tujuan utama penyusunan prgram pemeriksaan adalah menetapkan hubungan yang jelas antara tujuan, metdlgi pemeriksaan, dan kemungkinan pekerjaan lapangan yang harus dikerjakan; mengidentifikasi dan mendkumentasikan prsedur pemeriksaan; dan memudahkan supervisi dan reviu. Input yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah utput dari masing-masing tahap perencanaan pemeriksaan; rencana kerja pemeriksaan; SPKN; panduan manajemen pemeriksaan; dan pengarahan khusus pimpinan. Di dalam prgram pemeriksaan dituangkan dasar pemeriksaan; standar pemeriksaan; rganisasi/prgram/fungsi pelayanan publik yang diperiksa; tahun anggaran; identitas dan data umum yang diperiksa; alasan, jenis, tujuan, sasaran, metdlgi, kriteria, dan langkah atau prsedur pemeriksaan. Output atas hasil kegiatan penyusunan P2 dan PKP adalah berupa prgram yang memuat dasar dan standar pemeriksaan; rganisasi/prgram/fungsi pelayanan publik, tahun
anggaran, identitas dan data umum yang diperiksa; alasan, jenis, tujuan, sasaran, metdlgi, kriteria, dan langkah atau prsedur pemeriksaan; serta prgram kerja perrangan. 3. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Kegiatan dalam pemeriksaan meliputi: pengumpulan dan pengujian bukti, pengujian atas kepatuhan terhadap perundangan dan kualitas pelaksanaan SPI, penyusunan dan penyampaian knsep temuan pemeriksaan; perlehan tanggapan resmi dan tertulis atas knsep temuan pemeriksaan, dan penyampaian temuan pemeriksaan. a) PENGUJIAN DATA Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memperleh bukti pemeriksaan sebagai pendukung semua temuan pemeriksaan. Berdasarkan bukti-bukti yang sudah diuji pemeriksa dapat mengembangkan, membandingkan dan memanfaatkan hasil pengujian, untuk mendukung rekmendasi dan simpulan pemeriksaan. Input yang diperlukan dalam kegiatan ini berupa prgram kerja, data pemeriksaan, dan kriteria pemeriksaan. Dari input tersebut pelaksanaan pengujian data dilakukan dengan tahaptahap pengumpulan data pemeriksaan dan pengujian data dengan teknik-teknik pengujian. Output yang dihasilkan dari kegiatan pengujian data adalah kesimpulan hasil pengujian bukti; dan unsur-unsur temuan dan usulan rekmendasi. b) PENYUSUNAN TEMUAN PEMERIKSAAN Tujuan dari kegiatan penyusunan temuan pemeriksaan adalah memberikan infrmasi tentang fakta dan infrmasi akurat yang berhubungan dengan permasalahan yang diperleh dari kegiatan pemeriksaan; menjawab tujuan pemeriksaan; dan menyajikan kelemahan pengendalian intern yang signifikan, kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan perundangan yang terjadi pada entitas yang diperiksa. Input yang digunakan dalam kegiatan ini adalah tujuan pemeriksaan, kriteria yang telah ditetapkan, bukti pemeriksaan, kesimpulan hasil pengujian bukti. Langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatan menyusun temuan pemeriksaan adalah sebagai berikut. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kndisi dan kriteria, tentukan apakah perbedaan itu psitif atau
negatif. Tentukan kerelevanan temuan psitif yang ditemukan dengan tujuan pemeriksaan. Identifikasi dampak temuan negatif untuk mengetahui akibat dan sebab-sebab dari perbedaan negatif tersebut. Knsep temuan pemeriksaan disampaikan kepada manajemen entitas yang diperiksa untuk memperleh tanggapan dan diskusikan knsep temuan pemeriksaan dengan manajemen untuk mendapatkan klarifikasi. Terakhir, penyampaian temuan pmeriksaan kepada manajemen entitas yang diperiksa. Output yang dihasilkan dari kegiatan penyusunan temuan pemeriksaan adalah knsep temuan pemeriksaan; temuan pemeriksaan; dan tanggapan resmi dan tertulis atas temuan pemeriksaan. 4. PELAPORAN PEMERIKSAAN a) KEGIATAN DALAM PELAPORAN PEMERIKSAAN Kegiatan dalam pelapran pemeriksaan meliputi penyusunan knsep Lapran Hasil Pemeriksaan (LHP) termasuk penyusunan rekmendasi dan simpulan pemeriksaan, perlehan tanggapan resmi atas rekmendasi dan penyusunan serta penyampaian LHP. b) PENYUSUNAN KONSEP LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN Kegiatan ini bertujuan memberikan pedman kepada para pemeriksa dalam penyusunan LHP agar fungsi dari pembuatan lapran dapat terpenuhi. Selain itu, juga diharapkan agar LHP kinerja tersebut dapat menjawab tujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan pekerjaan. Input yang diperlukan dari kegiatan ini berupa temuan pemeriksaan dari kegiatan sebelumnya. Tahap pertama dalam penyusunan LHP adalah penyiapan penyusunan knsep LHP.Kemudian, persetujuan Badan atas knsep LHP tanpa tanggapan atas rekmendasi dan simpulan pemeriksaan. Setelah itu, penyampaian knsep LHP ke entitas, perlehan tanggapan atas rekmendasi dan simpulan pemeriksaan dari entitas yang diperiksa. Penyiapan knsep LHP yang sudah dilengkapi tanggapan entitas;penyusunan dan pendistribusian HP final menjadi langkah akhirnya.
Output yang dihasilkan dari kegiatan Penyusunan Knsep LHP adalah knsep lapran hasil pemeriksaan dan LHP. 5. METODOLOGI PEMERIKSAAN KINERJA BERDASARKAN PERMINTAAN (AUDIT ON-CALL) Tujuan dari penentuan metdlgi ini adalah untuk memberikan pedman kepada pemeriksa dalam pemeriksaan kinerja atas perintah badan (audit n-call). Pedman pemeriksaan ini mengatur pelaksanaan pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan apakah pemeriksaan yang diterima badan feasible untuk dijalankan atau tidak. a) KEGIATAN DALAM METODOLOGI PEMERIKSAAN KINERJA BERDASARKAN PERMINTAAN (AUDIT ON-CALL) Kegiatan-kegiatan pada pemeriksaan pendahuluan pada dasarnya sama dengan kegiatan pada tahapan perencanaan pemeriksaan, namun di akhir pelaksanaan kegiatan ini harus bisa didapat suatu kesimpulan akhir apakah pemeriksaan kinerja ini bisa diteruskan atau tidak. b) PROSEDUR PEMERIKSAAN PENDAHULUAN Input yang diperlukan dari prsedur ini berupa perintah dari badan, dan data dan infrmasi awal yang tersedia. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pemeriksaan pendahuluan ini adalah pengidentifikasian masalah, penentuan area kunci, penentuan tujuan dan ruang lingkup, penetapan kriteria, dan tahap penyampaian lapran hasil pemeriksaan pendahuluan. Untuk dapat menentukan simpulan dan rekmendasi, Lapran Pemeriksaan Pendahuluan harus memuat identifikasi masalah/temuan ptensial dan dukungan infrmasi yang diperleh untuk digunakan dalam menyusun prgram pemeriksaan; dasar usulan tahapan pelaksanaan pemeriksaan yang akan dilaksanakan leh tim yang bersangkutan; risik dan lingkup pemeriksaan; dan analisa cst and benefits jika pemeriksaan kinerja tadi dilakukan.
Output dari kegiatan Prsedur Pemeriksaan Pendahuluan adalah lapran pemeriksaan pendahuluan; rekmendasi tentang perlu atau tidaknya pemeriksaan kinerja ini untuk dilanjutkan; dan alasan yang mendukung rekmendasi.