Penjelasan ISO 9001:2015 Klausul 4, Konteks Organisasi. Klausul 4.1 Memahami konteks organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Borang Klarifikasi dan Rencana Tindakan Koreksi

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi ini diwarnai dengan

Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Memberikan pengetahuan tentang:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROSEDUR MUTU PENGENDALIAN PERALATAN PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

Training and consulting services. Pendahuluan Quality Systems: s Strategy for the future ISO 9001:2015

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. proyek ini adalah metode kontrak umum (generally contract method), dengan

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan.

Bagaimana Membuat Dokumen. Refers to Guidance on the Documentation Requirements of ISO 9001:2008

Total Quality Purchasing

Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001)

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembang pesatnya dunia usaha dewasa ini diiringi dengan semakin

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3. kinerja dan efektivitas sistem manajemen mutu; 4. perencanaan telah berhasil dilaksanakan;

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. PRAKATA...iii-vi. DAFTAR ISI...vii-xiv. DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penelitian.

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

DAFTAR IS Latar Belakang ldentifikasi Masalah Perumusan Masalah...;...

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) Sistem Informasi Eksekutif merupakan suatu sistem yang khusus dirancang untuk manajer

BAB I PENDAHULUAN. Manual Prosedur FISIP Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengendalian terencana dari suatu aktivitas merupakan suatu karakteristik

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

KONSEP PERANCANGAN PTPN VII INTEGRATED management system

BAB I PENDAHULUAN 1. Sistem Penjaminan Mutu Internal Fisip dilaksanakan di tingkat fakultas dan program studi sesuai dengan Manual Mutu FISIP. Dalam m

POKOK BAHASAN PENGENDALIAN. Sub Pokok Bahasan Pengendalian yang Efektif Perencanaan System Pengendalian

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM. Haryanti Susanto ( )

Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEDOMAN PEDOMAN. PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Nomor Pedoman : P2/DIT/2014/AI Tanggal : 1 Desember 2014

Checklist AIM UKPA Siklus 11 Tahun 2012

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Panduan Wawancara dan Daftar Pertanyaan tentang Audit Produksi

TENTANG : STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Apakah ISO 9001 bermanfaat??

ISO 9001 : Pengendalian Kualitas

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

Hal penting dalam manajemen proyek adalah :

Apa Tujuan ISO. Material SDM. Resource. Alat. Metode. Output 3 C. Input Proses. Procedure IK Control. Monev

Pertemuan 4 Manajemen Proyek (2) Rekayasa Perangkat Lunak

Persyaratan Dokumentasi

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan maka untuk mengelola faktor - faktor produksi tersebut di atas haruslah

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil

Borang Klarifikasi dan Rencana Tindakan Koreksi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. PT Superintending Company of Indonesia (PT Sucofindo) bergerak di bidang

BAB III ANALISIS SISTEM

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

PROSEDUR TINDAKAN KOREKSI

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah tertentu dalam setiap periode waktu tertentu. Untuk itu, perlu dibuat suatu

APAKAH ISO 9001 BERMANFAAT?

PROSES BISNIS. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d. Input Proses Output. Transisi penambahan nilai

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

Chapter 2 What is Software Quality?

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi berkembang dengan sangat cepat. Setiap waktu selalu ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persyaratan Dokumentasi

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Stok yang disimpan untuk. mendatang. Pertanyaan: barang atau jasa?

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. lama, maka kesalahan di dalam analisis dan perencanaan layout akan

Transkripsi:

/* */ Penjelasan ISO 9001:2015 Klausul 4, Konteks Organisasi Category: ISO 9001 dan TS 16949 Published: Friday, 27 March 2015 04:12 Klausul 4.1 Memahami konteks organisasi Organisasi harus memahami konteks organisasi, baik konteks internal maupun internal. Penjelasan dan Penerapan Konteks adalah kondisi dan situasi organisasi, baik internal mapun yang melingkupi organisasi. Budaya kerja, kinerja saat ini adalah konteks internal sedang kondisi pasar, produk hukum, harapan pelanggan adalah konteks eksternal. Mengapa ISO 9001: 2015 mensyaratkan hal ini? Karena ISO 9001 menginginkan agar sistem manajemen mutu yang tercipta benar benar sesuai bagi organisasi, mempertimbangkan semua situasi dan kondisi yang melekat saat ini dan yang melingkupi organisasi. Dalam banyak kasus penerapan ISO 9001, sering sekali organisasi hanya berorientasi apa yang disyaratkan oleh ISO 9001, apa yang diinginkan oleh auditor agar organisasi memperoleh sertifikat ISO 9001 dan bagaimana memproyeksikan hal tersebut dalam sistem manajemen mutu mereka. Penerapan ISO 9001 menjadi semacam urusan administratif kelengkapan dokumen. Maka tanggung jawab penerapanpun dilimpahkan pada tingkat manajemen yang lebih rendah, tidak melibatkan tingkat manajemen yang lebih tinggi yang mengetahui issue issue penting yang dihadapi organisasi. Dengan persyaratan tentang konteks organisasi, organisasi tidak lagi bisa menganggap remeh penerapan ISO 9001. Manajemen tingkat tinggi wajib dilibatkan. Sebab merekalah yang memahami konteks dan memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan. Ini adalah tahapan awal untuk menerapkan sistem manajemen mutu: pahami konteks yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan sistem manajemen mutu. Contoh contoh: Akan ada regulasi yang melarang penggunaan material X yang digunakan organisasi. Apakah ini akan mempengaruhi kinerja mutu? Sangat mungkin. Penggantian material sangat mungkin merubah komposisi dan sifat produk akhir dengan tingkat kesesuaian persyaratan yang berbeda. Maka ini adalah salah satu http://www.gunastara.co.id/artikel/iso 9001 ts 16949/83 klausul 4 iso 9001 2015 konteks organisasi 1/5

konteks. Maka organisasi harus mempertimbangkan hal tersebut dalam pengembangan sistem manajemen mutu. Misalnya, menetapkan sasaran pengurangan penggunaan material X dan membuat sasaran mutu produk akhir yang menggunakan material Y, yang tentu berbeda dengan produk akhir yang menggunakan produk X. Salah satu ciri dari budaya di suatu organisasi adalah adanya birokrasi yang berbelit, dimana komunikasi antar bagian selalu harus melintasi pucuk pimpinan di setiap bagian dan harus secara tertulis. Apakah ini konteks yang mempengaruhi kinerja sistem mutu? Pasti. Maka organisasi harus mempertimbangkan hal ini dalam pengembangan sistem manajemen mutu. Misalnya dengan memperkenalkan team lintas fungsi dan melakukan upaya memecah departmental silo, tentu tanpa menghilangkan kewenangan dan fungsi departmental. Untuk organisasi yang telah menerapkan ISO 9001:2008, sekarang saatnya memikirkan apakah kebijakan, sasaran dan berbagai aturan yang dibuat dalam sistem manajemen mutu sudah benar benar memperhatikan konteks organisasi yang ada. Juga, saatnya untuk lebih mengintegrasikan sistem manajemen mutu dengan issue issue penting dan strategis organisasi. Klausul 4.2, Memahami kebutuhan dan harapan pihak pihak terkait. Organisasi harus memahami siapa pihak pihak terkait dan apa persyaratan mereka Pada edisi terdahulu, ISO 9001 lebih menekankan agar organisasi memahami persyaratan pelanggan. Pada edisi 2015 ini dikembangkan menjadi persyaratan pihak terkait. Siapa pihak terkait? Pihak terkait adalah pihak pihak yang berkepentingan dengan kinerja sistem manajemen mutu organisasi. Bisa end user, organisasi lain, dealer dan sebagainya. Penyebutan pihak terkait mengganti pelanggan membuat penggunaan istilah yang lebih luwes dalam beberapa jenis organisasi. Misalnya dalam organisasi pendidikian, penyebutan siswa sebagai pelanggan adalah penyebutan yang terdengar aneh di telinga. Tapi bahwa siswa adalah pihak terkait yang berkepentingan dengan kinerja sistem manajemen mutu sekolah, ini lebih enak didengar. Pertama adalah mengetahui dengan jelas siapa pihak terkait, kedua memahami apa persyaratan dari pihak pihak tersebut. Misalnya, untuk organisasi manufaktur, pihak terkait mungkin adalah organisasi lain yang menerima produk mereka. organisasi lain itulah yang berkepentingan dengan kinerja sistem mutu mereka. Lalu apa persyaratan mereka? apa spesifikasi yang diinginkan? Misalnya lagi, untuk organisasi sekolah, siapa pihak berkepentingan? Adalah siswa, orang tua siswa, masyarakat, sekolah tingkat lanjut atau juga industri yang menyerap tenaga kerja http://www.gunastara.co.id/artikel/iso 9001 ts 16949/83 klausul 4 iso 9001 2015 konteks organisasi 2/5

dari sekolah tersebut, dan juga pemerintah yang memberi subsidi. Semua pihak tersebut berkepentingan dengan kinerja sistem manajemen mutu sekolah. Apa saja persyaratan mereka, apa yang mereka inginkan, harus dipahami dengan baik oleh organisasi pendidikan. Klausul 4.3, Lingkup organisasi harus menentukan lingkup sistem manajemen mutu. Lingkup dapat berarti cakupan produk dan layanan yang dicakup dalam sistem manajemen mutu dan klausul klausul ISO 9001:2015 yang tidak dapat diaplikasikan. Apa yang harus dilakukan? Dalam edisi terdahulu, lingkup harus ditulis dalam manual mutu. ISO 9001:2015 tidak mensyaratkan organisasi untuk menyusun manual mutu. Meskipun begitu, tetap diperlukan sebuah dokumen yang memberikan semacam gambaran umum tentang sistem manajemen mutu organisasi. Disinilah lingkup paling tepat disispkan. Juga dalam edisi terdahulu, persyaratan ISO 9001 yang dapat dikecualikan atau tidak diaplikasikan terbatas pada persyaratan yang menjadi bagian suatu klausul. Dalam edisi 2015, ISO 9001 tidak membuat aturan klausul mana yang bisa dikecualikan. Ini bisa berarti klausul mana dalam ISO 9001 bisa dikecualikan, tetapi harus sesuai dengan, sekali lagi, konteks organisasi, dan persyaratan pihak terkait. Misalnya, bila pelanggan suatu industri manufaktur memberikan spesifikasi ukuran barang yang dibuat, maka implikasinya adalah organisasi harus mempunyai cara untuk melakukan pengukuran apakah spesifikasi barang sudah sesuai atau tidak sesuai. Dengan demikian, persyaratan terkati sumber daya pengukuran tidak dapat dikecualikan. Klausul 4.4, Sistem manajemen mutu dan proses prosesnya. Intisari persyartan (1): Organisasi harus menetapka, menerapkan, memelihara dan memperbaiki secara berkelanjutan proses proses untuk operasi sistem manajemen mutu serta interaksi antar proses tersebut. Menetapkan proses berarti memetakan dan mengetahui dengan jelas proses proses apa saja yang diperlukan organisasi yang diperlukan untuk membuat produk atau memberikan pelayanan, dari mulai muculnya kebutuhan sampai produk atau layanan diberikan, dan proses proses pendukung yang dibutuhkan. Mengapa harus memetakan dan megatur proses? Karena proses lah yang menghasilkan http://www.gunastara.co.id/artikel/iso 9001 ts 16949/83 klausul 4 iso 9001 2015 konteks organisasi 3/5

output, produk dan layanan, yang didalmanya bisa melibatkan orang ataupun mesin. Dengan mengatur proses berarti mengatur sumber output atau produk. Apa yang harus dilakukan dalam menetapkan proses? Pertama, lihat proses produksi atau pelayanan dan proses yang yang berinteraksi langsung dengan produk dan pelanggan. Misalnya: Di industri manufaktur: proses produksi, proses penerimaan order, proses pengiriman, proses penyimpanan, proses penerimaan material, proses inspeksi, proses perancangan produksi, proses perancangan produk dan sebagainya. Di lembaga pendidikan: proses belajar mengajar, proses penerimaan siswa, proses perencanaan kurikulum, proses penjadwalan kegiatan belajar mengajar, proses ujian, proses praktikum dan sebagainya. Kedua, lihat proses pendukung yang dibutuhkan. Misalnya: Proses pemeliharaan mesin, proses pemeliharaan alat ukur, proses pengembangan sumber daya manusia, proses pengadaan material Ketiga, lihat proses yang diperlukan untuk mengelola sistem manajemen Misalnya: Proses audit internal, proses tindakan koreksi Intinya adalah: semua proses atau aktifitas yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menciptakan produk atau memberikan pelayanan dan dalam menjamin mutu serta mengelola sistem manajemen mutu itu sendiri. Inti persyaratan (2): Organisasi harus menentukan, untuk setiap proses, input output, kriteria input output, metoda kerja, indikator kinerja, resiko dan peluang serta tindakan yang diperlukan. Menentukan output, input untuk setiap proses berarti mempelajari apa yang dihasilkan proses dan apa yang dimasukkan ke dalam proses. Baik input maupun output bisa berupa barang ataupun informasi. Menentukan kriteria input output berarti menentukan persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh input dan output. Pada proses produksi, material harus bagaimana? produk yang dihasilkan harus bagaimana? Pada proses pengiriman, barang yang dikirim harus bagaimana? berlabel? quantity sesuai? barang yang terkirim harus bagaimana? tidak rusak? Metoda kerja kerja berarti cara kerja dari pelaku proses, atau cara kerja dari suatu tahapan http://www.gunastara.co.id/artikel/iso 9001 ts 16949/83 klausul 4 iso 9001 2015 konteks organisasi 4/5

aktifitas spesifik dalam suatu proses. Ini berarti mengatur bagaima seorang pekerja melakukan suatu aktifitas. Indikator kinerja adalah suatu deskripsi yang dapat menggambarkan apakah suatu proses berjalan dengan baik atau tidak. Persyaratan harus adanya indikator kinerja untuk setiap proses adalah persyaratan baru yang tidak ada atau tidak secara ekspisit ada dalam edisi ISO 9001 sebelumnya. Contoh idikator kinerja proses produksi: tingkat reject produk, cycle time dll. Contoh kinerja proses penerimaan siswa baru: akurasi input nama calon siswa, cycle time pelayanan dan sebagainya. Untuk proses yang sama, indikator kinerja bisa saja berbeda antar organisasi meski ada indikator kinerja yang bersifat umum. Ini tergantung dari, sekali lagi, konteks organisasi. Persyaratan baru lain dalam ISO 9001:2015 terkait proses adalah adanya keharusan untuk mempelajari resiko, peluang dan menentukan tindakan yang diperlukan terkait dengan peluang dan resiko. Ini membuat organisasi harus lebih seksama dalam mengatur proses. Bila pengaturan proses dituangkan dalam prosedur, berarti tidak lagi ada istilah tulis yang Anda lakukan, Lakukan yang Anda tulis. Setiap proses bukan cuma perlu didokumentasi tetapi yang lebih penting adalah dianalisa apa kemungkinan masalah atau kegagalan proses, seberapa besar kemungkinannnya, berapa besar kerugian bila potensi masalah tersebut terjadi. Misalnya, dalam mengatur proses pengiriman barang, apa resikonya? keterlambatan karena macet? berapa besar kemungkinannya? berapa besar kerugian organisasi dan pelanggan bila terjadi? Bagaimana mengantisipasinya? Lihat Risk Based Thinking dalam ISO 9001:2015 Persyaratan tentang penentuan kriteria, resiko dan peluang, lalu penetapan indikator kinerja akan membuat setiap pengaturan proses lebih bermanfaat bagi kemajuan organisasi. Bila pengaturan itu dituangkan dalam prosedur, maka prosedur yang nantinya dimiliki adalah prosedur yang menjadi alat perbaikan, bukan sekedar dokumentasi. http://www.gunastara.co.id/artikel/iso 9001 ts 16949/83 klausul 4 iso 9001 2015 konteks organisasi 5/5