BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi kancah dan mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan peneltian. Sebjek dalam peneltian ini adalah pengguna media jejaring sosial online berumur 19-25 tahun. Bekembnagnya fasilitas untuk terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam gadget memudahkan orang untuk berselancar di dunia maya. Temasuk juga berbagai macam layanan media sosial untuk terhubungan dengan banyak orang di seluruh dunia. Penelitian ini dilakukan karena banyaknya pengguna media sosial dan pada umumnya satu orang mempunyai lebih dari satu akun media sosial membuat media sosial menjadi kebutuhan primer yang wajib untuk dimilik terlebih bagi mahasiswa demi lancarnya aktifitas. Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Alasan peneliti memilih mahasiswa Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta adalah untuk alasan efisiensi. Peneliti juga merupakan mahasiswa di Universitas ini dan sedikit banyak telah mengetahui pengguanaan media sosial pada mahasiswa. Selain itu, alasan untuk memudahkan penelitian dan melakukan pendekatan pada saat pengambilan data serta mempermudah peneliti untuk melakukan prosedur dan tahapan penelitian. 35
36 2. Persiapan Penelitian Persiapan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi persiapan administrasi, persiapan alat ukur, uji coba alat ukur, dan hasil uji coba alat ukur. Berikut ini merupakan rincian masing-masing persiapan yang telah dilakukan oleh peneliti. a) Persiapan Administrasi Dalam pengambilan data peneltian, peneliti masuk dari satu kelas ke kelas lain yang sebelumnya telah mendapatkan izin untuk pengambilan data di kelas tersebut dari dosen pengajar. Hal ini dilakukan untuk menanamkan bahwa penelitian semacam ini bukanlah penelitian sembarangan dan benarbenar membutuhkan peran serta mahasiswa yang bersangkutan. Selain itu, peneliti juga membebaskan bagi mahasiswa yang tidak bersedia mengisi angket untuk tidak mengisi angket yang telah diberikan. b) Persiapan Alat Ukur Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari alat ukur berupa skala yang sudah ada dan digunakan dalam laporan penelitian internasional. Peneliti melakukan try-out skala sebanyak dua kali dengan jumlah subjek 61 dan 150 mahasiswa. Alat ukur yang digunakan terdiri dari dua buah skala yaitu skala kesepian dan skala pengungkapan diri. Alat ukur disebarkan kepaada 200 subjek yang memenuhi persyaratan untuk menjadi subjek penelitian.
37 Setelah skala disebarkan, peneliti melakukan analisis pengungkapan diri di media sosial dan kesepian. Analisis secara kuantitatif dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows 20.1 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas skala. 1. Skala kesepian Skala kesepian yang digunakan adalah skala kesepian UCLA Loneliness Scale Revised yang disusun oleh Russel, Peplau dan Cutrona (Leung, 2002). Dalam skala penelitian ini terdapat 20 aitem yang terdiri dari 10 aitem favourable dan 10 aitem unfavourable. Dari analisis yang dilakukan pada skala kesepian menunjukkan bahwa dari 20 aitem yang diujicobakan diperoleh 18 aitem yang sahih. Adapun aitem yang gugur adalah aitem nomor 6,7,15, dan 17,. Koefisien validitas bergerak antara 0,340 sampai dengan 0,680. Koefisien reabiitas pada aspek masingmasing aspek yaitu: Kepribadian (Personality) 0,147, minat sosial (Social desirability) 0,719, depresi (Depression) 0,839. Analisis skala kesepian keseluruhan menunjukkan aitem gugur nomor 8,15,17 koefisien validitas bergerak antara 0,362 sampai 0,657 sedangkan koefisien reliabilitas 0,879. coba: Berikut distribusi penyebaran aitem pada skala kesepian setelah melalui uji
38 Tabel 4.2 Distribusi Pernyataan pada Skala Penelitian Kesepian Nomor Pernyataan Terseleksi Aspek Favourable Unfavourable Jumlah Personality (17) (6),9,10, (15) 5 Social Desirability 2,(7),8,12 1,5,20 7 Depression 3,11,13,14,18 4,16,19 8 Jumlah 10 10 20 Catatan : Angka dalam kurung () Adalah nomor aitem yang dihapus karena tidak sahih. 2. Skala Pengungkapan Diri Skala yang digunakan untuk mengukur pengungkapan diri adalah skala yang disusun oleh Wheeles dan Grotz, 19 Leung,2002) berdasarkan beberapa aspek yaitu: kedalaman (Depth or Intimacy), ketepatan (Accuracy), jumlah (Amount), Valensi (Valence), dan maksud (Intention). Peneliti kemudian mengadaptasi blueprint skala pengungkpan diri yang berjumlah 19 yang terdiri dari 13 aitem favourable dan 6 aitem unfavourable. Dari analisis yang dilakukan pada skala pengungkapan diri menunjukkan bahwa dari 19 aitem yang diujicobakan diperoleh 13 aitem yang sahih. Adapun aitem yang gugur adalah aitem nomor 8, 9, 12, 13, 14, 16 koefisien validitas bergerak antara 0,387 sampai dengan 0,777. Koefisien reliabilitas pada aspek masing-masing aspek yaitu: Kedalaman 0,769, ketepatan 0,563, jumlah -0,599, valensi 0,479, maksud 0,874. Uji validitas dan reliabilitas skala pengungkapan diri secara keseluruhan menunjukkan aitem yang gugur nomor 4,9,14, 15, 16,17,18,19 koefisien validitas bergerak antara 360 sampai 493 sedangkan koefisien reliabilitas adalah 0,723.
39 Berikut distribusi penyebaran aitem pada skala pengungkapan diri setelah uji coba: Tabel 4.1 Distribusi Pernyaataan pada skala Penelitian Pengungkapan Diri Nomor Pernyataan Terseleksi Aspek Favourable Unfavourable Jumlah Kedalaman (intimacy) 1,2,3,5,6,7 4 8 Ketepatan dan kejujuran (8),10,11 (9) 4 Jumlah (amount) (13),(14) (12) 3 Valensi (valence) 15,(16),17 3 Maksud (intention) 18,19 2 Jumlah 13 6 19 Catatan: angka dalam kurung () Adalah nomor aitem yang dihapus karena tidak sahih. B. Laporan Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data dilakukan di kampus Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Pengambilan data berlangsung dari Rabu 07 sampai Jum at 09 Oktober 2015 berlokasi di Universitas Islam Indonesia. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2012-2015. Sebelum mengisi kuesioner, peneliti menjelaskan terlebih dahulu bagaimana prosedur mengisi kuesioner penelitian tersebut kepada semua responden mulai dari pengisian identitas diri hingga pengisian aitem-aitem pertanyaan. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan skala, peneliti memperoleh data penelitian untuk dianalisis sebanyak 196 dari 200 angket yang disebarkan 4 yang lainnya gugur. Dalam pengambilan data, peneliti masuk kelas dan mengutarakan maksud untuk meminta bantuan menjadi subjek penelitian dan menunggu sampai selesai mengisi angket penelitian.
40 C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Berikut ini akan disajikan deskripsi subjek penelitian yang kemudia diikuti oleh rangkuman data penelitian. Deskripsi subjek penelitian dan deskripsi data peneitian memberikan gambaran pertama dan penting mengenai keadaan subjek penelitian yang akan memperkuat dan memperkaya hasil guna pengujian hipotesis (Azwar, 1997) Tabel 4.3 Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Angkatan NO Keterangan Jumlah Presentase 1 Jenis Kelamin Laki-laki 57 29,1% Perempuan 139 70,9% 2 Usia 17-20 178 90,9% 21-23 18 9,1% 3 Angkatan 2010 2012 2013 2014 2015 1 14 33 64 84 0,5% 7,1% 16,8% 32,7% 42,9% 2. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diperoleh gambaran mengenai data penelitian yang berisi fungsi-fungsi dasar statistik. Deskripsi dari data penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Deskripsi Data Penelitian Hipotetik Empirik Variabel Min Max Rerata SD Min Max Rerata SD PENGUNGKAPAN 18 60 36 8 1,08 4,33 2,6475 0,50794 DIRI * KESEPIAN 19 95 57 12,67 1,00 3,89 2,3609 0,44183 Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa rerata hipotetik variabel pengungkapan diri mahasiswa lebih tinggi dibandingkan rerata empirik pengungkapan diri. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataanya memiliki
41 tingkat pengungkapan diri yang cukup tinggi. Sedangkan untuk variabel kesepian didapatkan bahwa rerata hipotetik variabel kesepian lebih tinggi dibandingkan rerata empirik kesepian. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian pada kenyataanya juga mengalami kesepian. Deskripsi yang telah dijelaskan di atas juga digunakan untuk membuat kategorisasi kelompok subjek pada variabel-variabel yang diteliti. Adapun rumus kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Norma Kategorisasi Norma Kategorisasi X<P20 P20 < X < P40 P40 < X < P60 P60 < X < P80 X > 80 Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Tabel 4.6 Kategorisasi Nilai Persentil Nilai Persentil Variabel Penelitian PD KS Persentil 20 2,2500 2,0526 Persentil 40 2,5000 2,2105 Persentil 60 2,7500 2,4316 Persentil 80 3,0833 2,7368 Dari norma kategorisasi di atas, maka subjek dapat dikelompokkan dalam lima kategori. Kategorisasi tersebut masing-masing variabel dapat dilihat dari tabel- tabel berikut : Tabel 4.8 Distribusi Skor Kesepian Subjek Penelitian Norma Kategorisasi Kategori Jumlah Presentase x < 34,19 Sangat Rendah 18 14,51% 34,19 x 49,40 Rendah 127 64,80% 49,40 < x 64,40 Sedang 50 25,51% 64,40 < x 79,81 Tinggi 1 0,51% x 79,81 Sangat Tinggi 0 0% Jumlah 196 100%
42 Hasil kategorisasi pengungkapan diri menunjukkan bahwa subjek paling banyak masuk dalam kategori rendah yaitu sebanyak 127 subjek dengan presentase 64,80%. Pada kategori sangat rendah 18 subjek, sedang 50 subjek, tinggi 1 subjek dengan presentase 14,51%, 25,51%, 0,51%,. Terakhir, pada kategori sangat tinggi memiliki jumlah subjek sebanyak 0 subjek dengan presentase 0%. Tabel 4.7 Distribusi Skor Pengungkapan Diri Subjek Penelitian Norma Kategorisasi Kategori Jumlah Presentase X < 21,6 Sangat Rendah 8 4,08% 21,6 x 31,2 Rendah 85 43,37% 31,2< x 40,8 Sedang 92 46,94% 40,8< x 50,4 Tinggi 10 5,10% x 50,4 Sangat Tinggi 1 0,51% Jumlah 196 100% Hasil kategorisasi pengungkapan diri menunjukkan bahwa subjek paling banyak masuk dalam kategori sedang yaitu sebanyak 92 subjek dengan presentase 46,94%. Pada kategori sangat rendah 8 subjek, rendah 85 subjek. Tinggi 10 subjek engan presentase 4,08%, 43,37%, 5,10%. Terakhir, pada kategori sangat tinggi memiliki jumlah subjek sebanyak 1 subjek dengan presentase 0,51%. Sedangkan untuk kategorisasi variabel kesepian dapat dilihat dari tabel berikut : 3. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu berupa uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas sebagai syarat untuk pengetesan nilai korelasi agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. Uji asumsi ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for windows 20.0. a) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah bentuk sebaran data dari skor
43 jawaban subjek normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan terhadap distribusi skor pengungkapan diri kesepian dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov Smirnov. Tes data dilakukan menggunakan program komputer SPSS for windows 20.0. kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data adalah jika p>0.05 maka sebaran dinyatakn normal, namun jika p<0.05 maka sebaran data dinyatakan tidak normal. Dari hasil pengolahan data pegungkapan diri di media sosial diperoleh koefisien K-SZ= 1,028 dengan p= 0,241 (p>0.05). Sedangkan hasil pengolahan data kesepian mahasiswa K-SZ= 1,038 dengan p= 0,232 (p>0.05). Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa data pengungkapan diri dan interaksi sosial terdistribusi secara normal. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Variabel Statistik Taraf Signifikansi Keterangan Pengungkapan Diri* 1,028 0.241 Normal Kesepian 1.038 0.232 Normal b) Uji Linieritas Uji inieritas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubugan antara variabel pengungkapan diri dengan kesepian mengikuti garis linier atau tidak dengan menggunakan program komputer SPSS for windows 20.0. Dari hasil pengolahan data diperoleh F= 0.930 dengan P= 0.630. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara kesepian dengan pengungkapan diri linier atau mengikuti garis lurus.
44 Tabel 4.10 Hasil Uji Linieritas Variabel Penungkapan Diri* Kesepian Koefisien Taraf Signifikansi Keterangan Linearitas (F) (p) 0.930 0.630 Linear 4. Uji Hipotesis Uji normalitas dan uji linieritas sebelumnya menunjukkan bahwa data penelitian memenuhi syarat normalitas yaitu skor kedua variabel berdistribusi normal sedangkan data menunjukkan korelasi tidak linier. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product moment dari Pearson. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri melalui media sosial pada mahasiswa. Pengujian tehadap hipotesis tersebut menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson pada program komputer SPSS for Windows 20.0. Tabel 4.11 Variabel Pengungkapan Diri* Kesepian Koefisien Korelasi (r) r 2 Taraf Signifikansi (p) Keterangan -0.053 0.0028 0.459 Tidak Signifikan Hasil analisis data di atas menunjukkan korelasi antara 9 pengungkapan diri dan kesepian r = -0.053 dengan p = 0.459 (p > 0.05). Hasil tersebut menjelaskan
45 bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengungkapan diri dan kesepian, sehingga hipotesis yang diajukan tidak diterima. D. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis penelitian tidak terdapat hubungan antara kesepian pada mahasiswa dan pengungkapan melalui media sosial. Ditolaknya hipotesis salah satu penyebabnya adalah kelemahan dalam penelitian yang harus diperbaiki. Penelitian tentang kesepian dan pengungkapan diri melalui media sosial memang belum banyak dilakukan. Hal ini merupakan salah satu yang membuat peneliti sedikit menemui kendala seperti alat ukur yang digunakan, teori yang mendukung, referensi dan dinamika yang terjadi antara kesepian pada mahasiswa dengan pengungkapan diri melalui media sosial. Akan tetapi, kekurangan dari peneliti menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya. Subjek dalam penelitian ini mahasiswa laki-laki dan perempuan dengan presentase 29,1% dan 70,9% rentang usia antara 17-24 tahun. Menurut Hurlock (1990) mengatakan pada usia tersebut masuk dalam masa usia remaja akhir dan dewasa awal. Masa ini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, yang mana pada masa ini individu menurut Erickson dalam Monks, Knoers & Haditono (2001) mengungkapkan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Pada masa dewasa awal ini juga individu sudah mulai matang dalam mengendalikan perasaan pribadi. Artinya, seseorang yang
46 matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaanperasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaanperasaan orang lain. Penelitian ini melibatkan 90,9% subjek yang termasuk dalam usia dewasa awal. Akhirnya, penelitian dengan menggunakan subjek pada masa usia ini kurang tepat. Kesepian yang dialami dapat secara signifkan berhubungan dengan kesepian jika terjadi pada remaja (Butaran dan Helmi, 2015). Penelitian tentang kesepian dan pengungkapan diri dilakukan oleh Leung (2002) level penggunaan ICQ I seek You yang merupakan sebuah aplikasi percakapan di dunia maya tidak berhubungan dengan kesepian pada mahasiswa di kebanyakan universitas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa usia sangat mempengaruhi keberhasilan dalam penelitian, terutama penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Butaran dan Helmi (2015) bahwa terdapat kaitan antara kesepian dan pengungkapan diri yang dimoderasi oleh kepercayaan interpersonal pada remaja pengguna situs jejaring sosial online dan didapatkan bahwa kesepian terkait dengan penungkapan diri seseorang karena adanya kepercayaan interpersonal. Alat ukur dalam penelitian juga dapat menjadi alasan mengapa penelitian tidak terbukti hipotesisnya. Alat ukur dalam penelitian dapat juga menjadi faktor yang menyebabkan hipotesis tidak diterima. Peneliti menggunakan alat ukur adaptasi dari Russel dkk, (1980) yaitu R-UCLA loneliness scale untuk mengukur variabel kesepian dan Wheeless dan Grotz,1976 dalam leung, 2002 untuk mengukur variabel pengungkapan diri. Memang alat ukur adaptasi akan dinilai telah teruji validitasnya
47 dan reliabilitasnya. Namun, kemampuan peneliti mengadaptasi alat ukur yang menjadi alat ukur mungkin menjadi kurang sesuai dengan konteks budaya, nilai, dan persepsi subjek di mana penulis tinggal. Kita ketahui bahwa tahapan adaptasi tidak hanya melakukan ekuivalensi dalam hal bahasa namun juga semantik atau makna berdasarkan apa yang dimaksud dalam budaya tertentu. Selain itu, peneliti harus memperhatikan kosep alat ukur adaptasi yang akan digunakan pada budaya yang berbeda. Mempertimbangkan variabel penelitian dapat memperkecil tidak terbuktinya hipotesis. Artinya, variabel psikologis penelitian tidak selalu ada dalam konteks di belahan dunia lain yang berbeda secara geografis, budaya, bahasa dan kehidupan sosial. Pengungkapan diri melalui media sosial tidak semata karena subjek kesepian. Solano, Batten dan Parish (Sears, Freedman & Peplau, 1994) menyatakan bahwa orang yang kesepian biasanya memiliki pola pengungkapan diri yang tidak wajar, mencurahkan isi hati kepada seseorang yang baru saja dikenal atau mengungkapkan hal yang luar biasa sedikit tentang dirinya sendiri. Dalam penelitian ini rerata hipotetik variabel pengungkapan diri mahasiswa lebih tinggi dibandingkan rerata empirik. Artinya, subjek mempunyai tingkat pengungkapan diri yang cukup tinggi. Pengguna media sosial memang mengungkapkan informasi lebih banyak di media sosial, tetapi aspek kontrol informasi dan privasi tetap penting bagi mereka. Selain itu, kebutuhan untuk populer atau branding tentang suatu profesi yang dimiliki, menambah kepercayaan diri, tingkat kepercayaan individu juga dapat menjadi
48 penyebab pengungkapan diri melalui media sosial juga (Christofides, Muise, Desmarais, 2009). Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan mampu mengungkap variabel lain yang mempengaruhi individu untuk menggunakan media sosial sebagai alat mengungkapkan diri. Memilih alat ukur skala psikologi yang tepat, lebih baik lagi menggunakan alat ukur yang paling baru, karena alat ukur yang terbaru karena adanya peneliti yang mengetahui kelemahan-kelemahan alat ukur yang lama sehingga peneliti berusaha melakukan perbaikan atau penyempurnaan alat ukur tersebut.