BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Identifikasi variabel penelitian digunakan untuk menguji hipotesa penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah: Variabel bebas Variabel tergantung : Perilaku Prososial : Psychological Well-Being B. DEFINISI OPERASIONAL 1. Psychological Well-Being Psychological well-being (PWB) adalah pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan dan terus bertumbuh secara personal. PWB dalam penelitian ini akan diukur berdasarkan enam dimensi yang dikemukakan oleh Ryff (1995) dan sudah diadaptasi untuk kondisi Indonesia oleh Hapsari dkk (2011) yang kemudian diadaptasi kembali oleh penelliti. Enam dimensi tersebut adalah penerimaan diri (self-acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relation with other), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life), dan perkembangan diri (personal growth). 36

2 37 2. Perilaku Prososial Perilaku prososial merupakan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu manfaat langsung kepada orang yang melakukan tindakan menolong tersebut, dan bahkan mungkin memberikan resiko bagi orang yang menolong. Perilaku prososial dalam hal penelitian akan diukur berdasarkan enam sub aspek menurut Rushton (1981) dan mengembangkan aitem berdasarkan keenam type dari perilaku prososial, dan dari keenam type tersebut Rushton mengaitkan masing-masing type ke dalam beberapa aspek, antara lain: altruism (memberikan pertolongan secara sukarela), compliant (permintaan menolong orang lain dan tindakan muncul secara spontan), emotional (perilaku didasarkan oleh situasi emosional yang tinggi), public (perilaku dimunculkan di depan orang lain), anonymous (perilaku menolong ditunjukkan tanpa diketahui oleh orang yang menerima pertolongan), dan dire (perilaku menolong diantara situasi krisis atau keadaan darurat). Alat ukur diadaptasi oleh peneliti dengan cara melakukan back-toback kepada 4 mahasiswa Sastra Inggris. Setelah mendapatkan hasil terjemahan, kemudian peneliti melakukan personal judgement kepada dosen pembimbing dan beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi USU untuk memilih hasil terjemahan yang mudah untuk dipahami. Setelah itu, kemudian peneliti memberikan hasil terjemahan yang telah dipilih

3 38 untuk ditranslate kembali ke Bahasa Inggris oleh seorang guru Bahasa Inggris. C. SUBJEK PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian sosial, populasi dapat diartikan sebagai kelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Kelompok subjek yang disebut populasi ini harus memiliki ciri atau karakteristik yang sama yang membedakannya dari populasi yang lain (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi karakteristik populasi ialah harus merupakan pelayanan khusus yang aktif di GBKP Klasis Berastagi. Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi dari mana ia berasal. Sampel penelitian harus bersifat representatif terhadap populasinya karena hasil penelitian akan digeneralisasikan ke populasi asal sampel tersebut (Azwar, 2013). Sampel penelitian ini berjumlah 182 orang, yang terdiri dari 182 pelayan khusus yang aktif di GBKP Klasis Berastagi. 2. Metode Pengambilan Sampel Azwar (2013) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasi dari mana ia berasal. Sampel yang baik adalah sampel yang mampu merepresentasikan karakteristik populasinya. Hal ini dikarenakan hasil

4 39 penelitian yang menggunakan sampel tersebut akan digeneralisasikan kepada populasinya. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode Non-Probability Sampling karena tidak semua individu dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian (Azwar, 2013). D. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA Hadi (2002) mengatakan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur harus sesuai dengan metode pengumpulan data yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode self report dalam mengumpulkan data yang berupa kolon isian data pribadi subjek penelitian dan skala sebagai berikut: 1. Kolom Isian Data Pribadi Kolom ini berguna dalam memperoleh data tentang nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan status dalam gereja. Subjek dapat menuliskan data tersebut pada kolom yang telah disediakan. 2. Skala Skala merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur konstruk atau konsep psikologis yang dapat mengungkap data terkait atribut psikologis individu (Azwar, 2013).

5 40 Penelitian ini menggunakan 2 skala, yakni: 1) Skala Psychological well-being Psychological well-being diukur dengan menggunakan skala yang mengukur tiap aspek PWB oleh Ryff (1995), antara lain: self acceptance, positif relation with other, autonomy, environmental mastery, purpose in life, dan personal growth. Tabel 1. Blueprint Skala Psychological Well-Being No. Aspek Aitem Favourable Unfavourable Jumlah 1 Self Acceptance 6, 12 1, Positive Relation with other 10 4, Autonomy 7, 13, 14, Environmental Mastery Purpose in Life Personality Growth 9 3, 15 3 Total 18 Skala ini disusun dengan model Likert yang setiap aitemnya disertai dengan 6 pilihan jawaban yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju; (2) Tidak Setuju; (3) Agak Tidak Setuju; (4) Agak Setuju; (5) Setuju; dan (6) Setuju. Tiap subjek akan memberikan tanda ceklis ( ) pada kotak yang disediakan sesuai dengan dirinya sendiri. Tiap angkat mewakili bobot penilaian dan berlaku hanya untuk aitem favourable, sedangkan untuk aitem unfavourable memiliki bobot angkat sebaliknya.

6 41 Tabel 2. Contoh Aitem pada Alat Ukur Psychological Well-Being Variabel Aspek No. Aitem Pernyataan Self Acceptance 12 Saya menyukai sebagian besar aspek diri saya. Positive Relation with other 16 Saya jarang memiliki hubungan yang hangat dan dilandasi rasa saling percaya dengan orang lain. Psychological Autonomy 7 Saya memiliki kepercayaan diri dalam berpendapat meskipun berbeda dengan pendapat umum. Well-Being Secara umum, saya merasa saya menguasai situasi Environmental Mastery 2 dilingkungan hidup saya. Purpose in Life 11 Saya memiliki tujuan hidup. Personality Growth 3 Menurut saya, penting memiliki pengalaman baru yang menantang pandangan saya tentang diri saya sendiri dan dunia selama ini. 2) Skala Perilaku Prososial Perilaku prososial diukur dengan menggunakan skala yang mengukur tiap aspek perilaku prososial yang dijabarkan oleh Johnson dan Rushton (1981), yaitu: public, anonymous, dire, emotional, compliant, dan altruism. Tabel 3. Blueprint Skala Perilaku Prososial No. Type Aitem Favourable Unfavourable Jumlah 1 Public - 1, 3, 5, Anonymous 8, 11, 15, 19, Dire 6, 9, Emotional 2, 12, 17, Compliant 7, Altruism - 4, 10, 16, 20, 23 5 Total 23

7 42 Skala ini disusun dengan model Likert yang setiap aitemnya disertai dengan 5 pilihan jawaban yaitu: (1) Sangat Tidak Sesuai dengan Diri Saya; (2) Tidak Sesuai dengan Diri Saya; (3) Agak Sesuai dengan Diri Saya; (4) Sesuai dengan Diri Saya; dan (5) Sangat Sesuai dengan Diri Saya. Tiap subjek akan memberikan tanda ceklis ( ) pada kotak yang disediakan sesuai dengan dirinya sendiri. Tiap angkat mewakili bobot penilaian dan berlaku hanya untuk aitem favourable, sedangkan untuk aitem unfavourable memiliki bobot angkat sebaliknya. Tabel 4. Contoh Aitem pada Alat Ukur Perilaku Prososial Variabel Type No. Aitem Pernyataan Public 1 Saya akan menolong orang lain sebaik mungkin jika ada yang memperhatikan saya. Anonymous 8 Saya lebih suka untuk mendonasikan uang tanpa mencantumkan nama. Mudah bagi saya untuk menolong orang lain ketika Dire 14 Perilaku situasi mereka mengerikan. Prososial Saya sangat puas jika saya mampu menenangkan Emotional 2 orang lain yang sedang tertekan. Compliant 7 Ketika orang meminta saya untuk menolong mereka, saya tidak ragu-ragu untuk menolongnya. Altruism 23 Saya merasa jika saya menolong seseorang, mereka harus menolong saya di masa yang akan datang. E. VALIDITAS DAN REABILITAS 1. Validitas alat Ukur Validitas merupakan akurasi dan kecermatan data yang mana kepercayaan kesimpulan hasil penelitian bergantung pada hal ini.

8 43 Penelitian ini telah menguji validitad alat ukur dengan menggunakan validitas isi yang mengukur sejauhmana isi angker atau kuesioner memperoleh data yang komprehensif dan relevan untuk tujuan penelitian. 2. Reliabilitas Alat Ukur Azwar (1999) menyebutkan reliabilitas memiliki makna kecermatan pengukuran yang merupakan konsistensi dari hasil pengukuran. Reliabilitas tiap alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan menggunkana koefisien Alpha Cronbach. 3. Daya diskriminasi Aitem Daya diskriminasi aitem merupakan kemampuan suatu aitem dalam membedakan antara kelompok yang memiliki atribut yang diukur atau tidak (Azwar, 1999). Adapun batasan kriteria pemilihan aitem untuk alat ukur dalam penelitian ini ialah r ix > F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR 1. Hasil Uji Coba Skala Psychological Well-Being Berdasarkan uji coba yang dilakukan terhadap skala Psychological Well-Being yang terdiri dari 18 aitem, pada uji coba pertama diperoleh 14 aitem yang memenuhi kriteria. Kemudia seiring dengan uji coba kedua pada skala perilaku prososial, penulis juga melakukan uji coba terhadap skala psychological well-being, dan tetap diperoleh 14 aitem yang memenuhi kriteria. Aitem-aitem ini kemudian dianalisa kembali dan diperoleh nilai α Cronbach = 0,728.

9 44 Tabel 5. Hasil Uji Coba Skala Psychological Well-Being Aitem setelah Uji Aitem Uji Coba I Aitem Uji Coba II No. Aspek Coba Fav Unfav Fav Unfav Fav Unfav 1 Self Acceptance 6, 12 18, 1 6, 12 18, Positive Relation with Other 10 4, , , 13 3 Autonomy 7, 13, 14, 17-7, 13, 14, 17-4, 10, 11-4 Environmental Mastery Purpose in life Personality Growth 9 3, , Total Hasil Uji Coba Skala Perilaku Prososial Berdasarkan uji coba yang dilakukan terhadap skala Perilaku Prososial yang terdiri dari 23 aitem, pada uji coba pertama diperoleh 15 aitem yang memenuhi kriteria. Kemudian penulis merevisi kembali skala perilaku prososial dan melakukan uji coba untuk yang kedua kalinya dan memperoleh 18 aitem yang memenuhi kriteria. Aitemaitem ini kemudian dianalisa kembali dan diperoleh nilai α Cronbach = 0,710. Tabel 6. Hasil Uji Coba Skala Perilaku Prososial No. Type Aitem Uji Coba I Aitem Uji Coba II Aitem setelah Uji Coba Fav Unfav Fav Unfav Fav Unfav 1 Public - 1, 3, 5, 13 1, 3, , 5 2 Anonymous 8, 11, 15, 19, 22-8, 11, 15, 19, 22-7, 9, 15 12, 17 3 Dire 6, 9, 14-9, , 11-4 Emotional 2, 12 17, 21 2, 12, , 10, 16-5 Compliant 7, 18-7, 18-6, 14-6 Altruism 10, 20 4, 16, 23 4, 16, 23 10, 20-4, 13, 18 Total

10 45 G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahapan, yakni tahap persiapan, takan pelaksanaan, dan tahap pengolahan data. Ketiga tahapan tersebut diuraikan di bawah ini: 1. Tahap Persiapan Penelitian a. Survei Awal Pada tahap ini peneliti mengumpulkan informasi untuk mendapatkan gambaran fenomena yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahap survei peneliti mengumpulkan informasi dari jurnal dan artikel ilmiah, serta elisitasi. Elisitasi dilakukan dengan mewawancarai secara langsung beberapa anggota/jemaat di GBKP mengenai kinerja yang ditunjukkan oleh pelayan khusus di gereja dan dihubungkan dengan kedua variabel penelitian. Berdasarkan elisitasi yang dilakukan, diketahui bahwa seluruh narasumber memiliki pendapat masing-masing mengenai kinerja pelayan khusus tersebut. Ketika mereka mengamati kinerja pelayan khusus dan beberapa narasumber merasa kurang puas dengan pelayanan yang ditunjukkan oleh pelayan khusus. Para pelayan khusus yang sudah seharusnya mampu untuk menaungi dan melayani anggota/jemaatnya, beberapa narasumber mengatakan bahwa pelayan khusus tersebut masih belum mampu melaksanakan tugas

11 46 dan tanggung jawabnya, terutama dalam hal memberikan bantuan kepada anggota/jemaat gereja masih belum mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan khusus di gereja. b. Pembuatan Alat Ukur Pada tahap ini peneliti mengadopsi alat ukur penelitian yakni skala Perilaku Prososial dan skala Psychological Well-Being. Skala Perilaku Prososial yaitu Prosocial Tendecies Measurement (PTM) oleh Rushton dan Johnson (1989) yang sebelum uji coba terdiri dari 23 aitem. Sedangkan skala Psychological Well-Being yaitu Ryff s Scale of Psychological Well-Being (RSPWB) oleh Ryff (1995) yang sebelum uji coba terdiri dari 18 aitem. c. Uji Coba Alat Ukur Pada tahap ini, peneliti menguji validitas skala berdasarkan professional judgement. Kemudian kedua alat ukur diujicobakan sebanyak dua kali. Uji coba pertama kepada 50 orang mahasiswa teologia di STT Abdi Sabda, Medan dengan menyebarkan kuesioner secara online melalui media sosial. Sedangkan uji coba kedua kepada 50 orang anggota PERMATA di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). d. Revisi Alat Ukur Kedua data hasil uji coba kemudian diolah dan diperoleh aitem-aitem yang valid, reliabel, serta memiliki daya diskriminasi yang baik yaitu r ix >0.25. Pada uji coba yang pertama, jumlah

12 47 aitem yang lulus uji pada skala PTM adalah 15 aitem, sedangkan RSPWB adalah 14 aitem. Kemudian peneliti merevisi kembali aitem yang gugur yaitu aitem yang memiliki nilai r ix < Setelah merevisi aitem yang gugur, peneliti melakukan uji coba untuk yang kedua kalinya. Pada data hasil uji coba yang kedua diperoleh aitem yang lulus uji pada skala PTM adalah 18 aitem, sedangkan pada skala RSPWB adalah tetap 14 aitem. Aitem-aitem ini kemudian disusun kembali dalam bentuk booklet dan disebarkan kepada sampel penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian dilakukan dengan menyebarkan alat ukur penelitian secara langsung kepada pelayan khusus di setiap Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Klasis Berastagi. 3. Tahap Analisis Data Sebelum dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, peneliti terlebih dahulu memastikan bahwa seluruh sampel yang telah mengisi kuesioner telah memenuhi karakteristik penelitian. Setelah itu peneliti menskoring dan mengolah data yang terkumpul dan memenuhi karakteristik penelitian dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistik 20. H. METODE PENGOLAHAN DATA Data yang dihasilkan dari kuesioner Perilaku Prososial dan kuesioner Psychological Well-Being dianalisis menggunakan teknik

13 48 statistik parametrik yakni pearson product moment untuk melihat ada tidaknya hubungan antara kedua variabel penelitian (Santoso, 2010) dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistik 20. Uji asumsi terhadap variabel-variabel penelitian akan dilakukan terlebih dahulu sebelum analisis data dilakukan, yakni sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah distribusi data penelitian pada kedua variabel penelitian (bebas dan tergantung) menyebar secara normal. Untuk melakukan pengujian ini, peneliti menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnor. Adapun data penelitian dianggap menyebar secara normal jika p > Uji Linieritas Pengujian ini dilakukan agar diketahui apakah data pada variabel Psychological Well-Being berkorelasi dengan data pada variabel Perilaku Prososial. Untuk melakukan pengujian ini, peneliti menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistik 20 dengan analisis korelasi sederhana (uji t)

14 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, analisa data, dan pembahasan hasil analisa data. Pembahasan akan diawali dengan penguraian gambaran umum subjek penelitian. A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah pelayan khusus di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Klasis Berastagi yang berjumlah 182 orang. 1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Jelamin Jumlah Persentase Laki-laki ,3% Perempuan 74 40,7% Total % Dalam tabel 7 dapat dilihat bahwa proporsi sampel penelitian terbanyak yaitu laki-laki berjumlah 108 orang dan perempuan berjumlah 74 orang. 2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jabatan Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan gambaran subjek penelitian berdasarkan jabatan dalam gereja. 49

15 50 Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jabatan Jabatan Jumlah Persentase Pdt 8 4,4% Pt % Dk 63 34,6% Total % Dalam tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah Pdt yaitu 8 orang, Pt sebanyak 111 orang, dan Dk sebanyak 63 orang. B. HASIL PENELITIAN Sebelum melakukan analisa data, peneliti melakukan serangkaian uji asumsi yang bertujuan untuk memastikan terpenuhinya prasyarat tes parametrik dalam penelitian ini. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah distribusi data penelitian pada kedua variabel penelitian, yakni variabel bebas dan variabel tergantung, menyebar secara normal. Uji normalitas ini menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov. Data penelitian dianggap menyebar secara normal jika p > 0,05. Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov ialah sebagai berikut. Tabel 9. Rangkuman Uji Normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Variabel Nilai Z Nilai p Keterangan Perilaku Prososial Sebaran Normal Psychological Well-Being Sebaran Normal

16 51 Penelitian ini menggunakan taraf kepercayaan (α) data dikatakan terdistribusi normal apabila nilai p > α. Berdasarkan data pada tabel dilhat bahwa nilai sebaran (Z) masing-masing variabel sebesar dan dengan p > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah terdistribusi normal. 2. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan agar dapat diketahui apakah variabel Perilaku Prososial (variabel bebas) memiliki hubungan terhadap Psychological Well-Being (variabel tergantung). Dikatakan memiliki hubungan secara linear bila diperoleh nilai signifikasni deviation from linearity > Tabel 10. Hasil Uji Linearitas Variabel P F Keterangan Perilaku Prososial dan Psychological Hubungan Linear Well-Being Dari tabel 10 terlihat bahwa nilai signifikansi deviation from linearity = dan nilai ini lebih tinggi dari 0.05, yang mengindikasikan bahwa variabel Perilaku Prososial memiliki hubungan yang linear terhadap variabel Psychological Well-Being.

17 52 C. HASIL UTAMA PENELITIAN 1. Hubungan Perilaku Prososial terhadap Psychological Well- Being Tujuan penelitian ini ialah melihat ada tidaknya hubungan antara variabel Perilaku Prososial (variabel bebas) dengan Psychological Well- Being (variabel tergantung), maka hipotesis penelitian ini ialah sebagai berikut: Ho : Tidak ada hubungan antara Perilaku Prososial dengan Psychological Well-Being. Ha : Ada hubungan antara Perilaku Prososial dengan Psychological Well-Being. Untuk itu, uji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik statistik parametrik uji korelasi Pearson Product Moment menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistik 20. Adapun hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel 10 berikut: Tabel 11. Hasil Analisis Korelasi antara Perilaku Prososial dengan Psychological Well-Being Correlations PWB PB Pearson Correlation 1,319 ** PWB Sig. (2-tailed),000 N Pearson Correlation,319 ** 1 PB Sig. (2-tailed),000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

18 53 Setelah dilakukan analisis korelasi terhadap data penelitian, dapat dilihat pada tabel 11 bahwa nilai r yang diperoleh ialah sebesar dengan signifikansi p = yang berarti p < Tanda positif menunjukkan bahwa variabel Perilaku Prososial pada pelayan khusus di GBKP dan psychological well-being memiliki hubungan positif, yaitu semakin tinggi tingkat perilaku prososial maka akan semakin tinggi tingkat psychological well-being pada pelayan khusus di GBKP. D. HASIL ANALISA TAMBAHAN 1. Gambaran Mean pada 6 Dimensi Psychological Well-Being Tabel 12. Gambaran Mean 6 Dimensi PWB Descriptive Statistic N Mean Std. Deviation Self-Acceptance Positive Relation with Others Autonomy Environmental Mastery Purpose in Life Personality Growth Alat ukur yang digunakan untuk mengukur psychological wellbeing dalam penelitian ini disusun berdasarkan 6 dimensi yang dikemukakan oleh Ryff (1995). Alat ukur ini didasarkan pada 6 dimensi, yaitu : Self-acceptance, Positif Relation with Other, Autonomy, Environmental Mastery, Purpose in Life, dan Personal

19 54 Growth. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil penelitian bahwa nilai mean masing-masing dimensi sebagai berikut: Selfacceptance sebesar 9.14, Positif Relation with Other sebesar 14.04, Autonomy sebesar 13.30, Environmental Mastery sebesar 7.32, Purpose in Life sebesar 10.66, dan Personality Growth sebesar Gambaran Mean Perilaku Prososial dan Psychological Well-Being Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 13. Gambaran Mean Perilaku Prososial dan PWB berdasarkan N Mean P.Prososial Jenis Kelamin Descriptive Statistic Mean PWB Std. Deviation P.P Std. Deviation PWB L P Berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil penelitian bahwa nilai mean perilaku prososial pada laki-laki (L) sebesar dan nilai mean pada perempuan (P) sebesar Sedangkan untuk nilai mean psychological well-being pada laki-laki (L) sebesar dan nilai mean pada perempuan sebesar

20 55 3. Gambaran Mean Perilaku Prososial dan Psychological Well-Being Berdasarkan Jabatan Tabel 14. Gambaran Mean Perilaku Prososial dan PWB berdasarkan N Mean P.Prososial Jabatan di Gereja Descriptive Statistic Mean PWB Std. Deviation P.P Std. Deviation PWB Pdt Pt Dk Berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil penelitian bahwa nilai mean perilaku prososial pada Pendeta (Pdt) sebesar 64.3, nilai mean pada Pertua (Pt) sebesar 67.64) dan nilai mean pada Diaken (Dk) sebesar Sedangkan untuk nilai mean psychological well-being pada Pendeta (Pdt) sebesar 69.00, niali mean pada Pertua (Pt) sebesar 67.64, dan nilai mean pada Diaken (Dk) sebesar Perbandingan Nilai Mean Empirik dan Hipotetik Perilaku Prososial Skala penelitian yang mengukur perilaku prososial terdiri dari 18 aitem dan memiliki rentang skor dari 1 hingga 5. Perbandingan nilai mean empirik dan hipotetik perilaku prososial dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini.

21 56 Tabel 15. Perbandingan Nilai Empirik dan Hipotetik Perilaku Prososial Variabel Perilaku Prososial Empirik Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Berdasarkan tabel 16 dapat dilihat bahwa mean empirik perilaku prososial lebih tinggi daripada mean hipotetik. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku prososial yang dimiliki subjek lebih tinggi dibandingkan dengan yang diperkirakan alat ukur. 5. Kategorisasi Skor Perilaku Prososial Skor perilaku prososial dapat dikategorisasikan berdasarkan mean hipotetik dengan mengikuti norma berikut: Tabel 16. Norma Kategorisasi Rentang Nilai Kategorisasi X (μ SD) Tinggi (μ SD) X < (μ SD) Sedang X < (μ SD) Rendah Berdasarkan norma diatas, diperoleh kategorisasi skor perilaku prososial sebagai berikut:

22 57 Tabel 17. Kategorisasi Subjek pada Variabel Perilaku Prososial Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase X 66 Tinggi 89 49% Perilaku 42 X < 66 Sedang 93 51% Prososial X < 42 Rendah 0 0% Total % Berdasarkan kategorisasi subjek pada variabel perilaku prososial di atas, terdapat 89 subjek (49%) memiliki tingkat perilaku prososial yang tinggi, 93 subjek (51%) memiliki tingkat perilaku prososial yang sedang, dan tidak ada subjek yang memiliki tingkat perilaku prososial yang rendah. 6. Perbandingan Nilai Mean Empirik dan Hipotetik Psychological Well-Being Skala penelitian yang mengukur psychological well-being terdiri dari 14 aitem dan memiliki rentang nilai 1 hingga 6. Perbandingan nilai mean empirik dan hipotetik psychological well-being dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini: Tabel 18. Perbandingan Nilai Empirik dan Hipotetik Psychological Well-Being Variabel Psychological Well-Being Empirik Hipotetik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Dari tabel 19 diatas ditampilkan bahwa mean empirik psychological well-being terlihat lebih tinggi daripada mean hipotetik.

23 58 Hal ini menunjukkan bahwa psychological well-being yang dimiliki subjek penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang diperkirakan alat ukur. 7. Kategorisasi Skor Psychological Well-Being Skor psychological well-being dapat dikategorisasikan berdasarkan mean hipotetik dengan mengikuti norma berikut: Tabel 19. Kategorisasi Subjek pada Variabel Psychological Well-Being Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase Psychological X 60.6 Tinggi % Well-Being 37.4 X < 60.6 Sedang 42 23% X < 37.4 Rendah 0 0% Total % Pada tabel 20 terlihat bahwa lebih dari setengah subjek penelitian yang memiliki skor psychological well-being yang tinggi yakni sebanyak 140 subjek (77%) dan tidak ada subjek yang memiliki skor psychological well-being yang rendah. E. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis penelitiannya itu ada hubungan positif antara perilaku prososial dengan psychological wellbeing diterima. Perilaku prososial dapat muncul karena adanya psychological well-being yang tinggi pada pelayan khusus. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan psychological well-being pada pelayan khusus adalah dengan adanya pengalaman yang positif ketika melakukan

24 59 pelayanan di gereja. Dengan adanya pengalaman yang positif, maka pelayan khusus mampu menemukan makna hidupnya. Terlebih lagi sebagai pelayan khusus yang belajar mengenai alkitab (pendalaman alkitab), akan meningkatkan pemaknaan terhadap hidupnya. Ketika seorang pelayan khusus memiliki tingkat psychological wellbeing, maka mereka akan mampu melakukan pelayanan mereka sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan khusus. Pelayanan dalam gereja dapat berupa, kunjungan orang sakit, kunjungan ketika sukacita maupun dukacita, dan juga melakukan pastoral konseling. Pelayan tersebut termasuk ke dalam perilaku prososial. Dimana perilaku prososial merupakan perilaku yang memberikan keuntungan kepada orang lain, meskipun ada pengorbanan tersendiri bagi si pemberi pertolongan. Ketika seseorang mampu melakukan perilaku psososial, maka suasana hati mereka akan berubah menjadi lebih baik dan dapat merasakan kebahagiaan. Dimana kebahagiaan merupakan salah satu pendukung untuk meningkatkan psychological well-being (Pinquit, 2001). Adapun gambaran perilaku prososial pelayanan khusus gereja GBKP menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat perilaku prososial yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat umum. Begitu pula dengan tingkat psychological well-being, pelayan khusus GBKP terkategorikan memiliki tingkat psychological well-being yang tinggi. Hal ini berarti bahwa mereka memiliki tingkat psychological well-being yang tinggi

25 60 sehingga mampu untuk melakukan pelayanan di gereja yang tak terlepas dari perilaku prososial. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa diantara laki-laki dan perempuan yang memiliki tingkat perilaku prososial yang tinggi yaitu perempuan. Hal ini dikarenakan wanita lebih memiliki tingkat empati yang tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki, sehingga wanita lebih mampu untuk menunjukkan perilaku prososial. Begitu juga untuk psychological well-being, perempuan memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi. Perempuan yang memiliki tingkat perilaku prososial yang tinggi, akan lebih mampu untuk merasakan kebahagiaan dalam dirinya, sehingga kebahagiaan tersebut dapat menciptakan kesejahteraan psikologisnya. Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa aspek anonymous (perilaku menolong ditunjukkan tanpa diketahui oleh orang yang menerima pertolongan) memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan aspek lainnya seperti, public, dire, dan altruism. Sedangkan nilai terendah ada pada aspek compliant (permintaan untuk ditolong dan tindakan muncul secara spontan). aspek anonymous memiliki nilai yang lebih tinggi dikarenakan dalam pelayan khusus yang bekerja atas nama gereja, lebih mengutamakan menolong tanpa diketahui oleh orang lain, karena mereka mempercayai ketika tangan kanan memberi, tidak boleh diketahui oleh tangan kiri. Sedangkan untuk aspek compliant memiliki nilai terendah dari aspek lainnya karena pelayan khusus di GBKP lebih

26 61 menyukai untuk memberikan pertolongan tanpa diminta oleh yang membutuhkan bantuan. Karena mereka mempercayai bahwa pertolongan yang diberikan kepada jemaat tanpa diminta akan lebih mampu membawakan berkat bagi si penerima bantuan maupun bagi si pemberi bantuan (Katekisasi GBKP, 2016). Sedangkan untuk variabel psychological well-being, aspek positive relation with others (hubungan positif dengan orang lain) memiliki nilai yang lebih tinggi dan nilai terendah adalah environmental mastery (penguasaan lingkungan). Pada pelayan khusus di gereja, perlu untuk membangun hubungan positif dengan orang lain terkhusus pada jemaatnya, dimana dalam penelitiannya Ryff mengatakan bahwa ketika seseorang mampu membangun hubungan yang positif dengan jemaatnya akan memberikan pengalaman yang lebih positif. Dimana melalui pengalaman tersebut, maka seseorang akan mampu untuk bertumbuh dan memaknai hidupnya dengan baik. Sementara berdasarkan status jabatan mereka di gereja, Pertua dan Diaken lebih memiliki tingkat perilaku prososial yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan, Pertua dan Diaken yang berinteraksi secara langsung dengan jemaat/anggota yang ada di GBKP, sehingga Pertua dan Diaken lebih mampu untuk mengetahui situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh jemaatnya. Ketika Pertua dan Diaken mampu untuk memahami situasi dan kondisi yang sedang dialami jemaatnya, maka hal tersebut akan mendorong munculnya perilaku prososial. Sedangkan Pendeta memiliki

27 62 tingkat psychological well-being yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan seorang Pendeta wajib menjalani sekolah teologia sebelum diangkat menjadi Pendeta, maka hubungan pribadi dengan Sang Penciptanya lebih dekat dan lebih mampu untuk memaknai kehidupan (Karina, 2015).

28 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa: 1. Kesimpulan Utama Perilaku prososial memiliki hubungan yang positif dengan psychological well-being, dimana ketika seseorang memiliki tingkat psychological well-being yang tinggi, maka akan meningkatkan perilaku prososial. 2. Kesimpulan Tambahan a. Wanita memiliki tingkat perilaku prososial yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan wanita lebih memiliki tingkat empati yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, sehingga menyebabkan tingkat perilaku prososial pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Berdasarkan hal tersebut juga, wanita memiliki tingkat psychological wellbeing yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat psychological well-being laki-laki. b. Pada variabel perilaku prososial, Pendeta memiliki tingkat perilaku prososial sebesar 64.63, Pertua sebesar dan Diaken sebesar 63. Sedangkan untuk variabel psychological well-being,

29 64 Pendeta memiliki tingkat psychological well-being sebesar 69.00, Pertua sebesar dan Diaken sebesar B. SARAN Berdasarkan penelitian serta kesimpulan yang telah dijabarkan, peneliti mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi pengembangan penelitian terkait hubungan perilaku prososial dengan psycological well-being selanjutnya. Adapun saran-saran yang diajukan peneliti ialah: 1. Saran Metodologis a. Peneliti yang tertarik untuk melanjutkan penelitian ini, khususnya terkait perilaku prososial, diharapkan untuk mengumpulkan informasi yang lebih banyak tentang latar belakang subjek penelitian mendapat fenomena yang lebih luas lagi. b. Sampel untuk penelitian agar diperluas. Karena dalam penelitian ini dilakukan di Berastagi yang memiliki adat yang masih sangat kental. c. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam tentang faktorfaktor yang mempengaruhi psycological well-being sehingga dapat memperkaya penelitian. d. Peneliti selanjutnya dapat membuat aitem yang lebih singkat, padat, dan jelas atau mudah dipahami.

30 65 e. Dalam penyebaran alat ukur, peneliti selanjutnya dapat mengkoordinasikan penyebaran alat ukur dengan baik, agar lebih efisien dalam penggunaan waktu dalam penyebaran alat ukur. 2. Saran Praktis Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak gereja terkhususnya Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) dapat lebih memfasilitasi kegiatan untuk pelayan khusus seperti memberikan pelatihan ataupun seminar untuk membangun kesadaran diri mengenai tanggung jawab terutama dalam perilaku menolong (perilaku prososial) yang akan meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-being) pelayan khusus. Disamping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak GBKP untuk menyadari bahwa perilaku prososial dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-being), dan pada akhirnya perilaku prososial yang ditunjukkan oleh pelayan khusus dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas terkhususnya bagi jemaat GBKP.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui negara yaitu Islam, Kristen,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui negara yaitu Islam, Kristen, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui negara yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu (Penetapan Presiden RI Nomor 1 tahun 1965). Setiap agama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : Psychological Well-Being 2. Variabel tergantung : Komitmen Organisasional B. Definisi Operasional 1. Komitmen Organisasional

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ampel Surabaya semester 1, 3, 5, dan 7. Berikut ini adalah gambaran umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ampel Surabaya semester 1, 3, 5, dan 7. Berikut ini adalah gambaran umum BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Subjek daam penelitian ini adalah 98 mahasiswa Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya semester 1, 3, 5, dan 7. Berikut ini adalah gambaran umum subjek

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN Pada bab ketiga ini akan dijelaskan mengenai permasalahan penelitian, hipotesis penelitian, subjek penelitian, tipe dan desain penelitian, alat ukur yang digunakan dan prosedur pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI SUBJEK Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor brand image dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Tergantung : Psychological well-being 2. Variabel Bebas : Locus

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi data adalah kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan. 1 Dalam penelitian ini data diambil dari masing-masing variabel yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel BAB III METODE PEELITIA Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya penelitian digunakan untuk meneliti suatu fenomena yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dan Rancangan Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan penelitian Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2006:12), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2006:12), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan ini dapat dikatakan sebagai penelitian kuantitatif. Arikunto (2006:12), mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. 2. Populasi Penelitian Populasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian 1. Populasi dan Sampel penelitian Sampel penelitian adalah orang tua anak tunarungu. Anak tunarungu tersebut bersekolah di kelas satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda ( multiple regresion).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengambil metode 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam mengumpulkan data, analisa data, pengambilan kesimpulan penelitian dan dapat menentukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif korelasional. Deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui psychological well-being pada pasien HIV positif (usia 20-34 tahun) di RS X Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Dina Meyraniza Sari,2013

DAFTAR ISI Dina Meyraniza Sari,2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Pernyataan... i Kata Pengantar... ii Hikmah... iii Ucapan Terima Kasih... iv Abstrak... vi Abstract... vii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah MAN 1 Yogyakarta berusaha menyelenggarakan sistem pendidikan yang menunjang kegiatan belajar mengajar, mendukung

Lebih terperinci

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 sebanyak 107 orang di SMAN 1 CiracapKabupatenSukabumi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan berdasarkan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

Hipotesa dalam penelitian ini adalah : ada hubungan antara keberfungsian. keluarga dengan kematangan emosi pada remaja laki-laki.

Hipotesa dalam penelitian ini adalah : ada hubungan antara keberfungsian. keluarga dengan kematangan emosi pada remaja laki-laki. Hipotesa dalam penelitian ini adalah : ada hubungan antara keberfungsian keluarga dengan kematangan emosi pada remaja laki-laki. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Kematangan karir pada remaja Variabel Bebas : 1. Self-Esteem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, di sini penulis hanya bermaksud untuk mengumpulkan data dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Kota Indramayu yaitu SMA PGRI 2 Sindang yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian ini menggunakan analisis komparatif atau analisis perbedaan yang artinya bentuk analisis variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan data, deskripsi data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan data, deskripsi data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subyek siswa-siswi SMP Swasta di Taman Sidoarjo. SMP Dharma Wanita 9 Taman terletak

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 1.1. Persiapan Sebelum melakukan penelitian, perlu adanya persiapan yang matang agar tidak ada kendala-kendala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis. B. Definisi Operasional digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu satu variabel kriterium dan dua variabel prediktor, sebagai berikut: 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang mana kuantitif sendiri diartikan sebagai sebuah metode yang digunakan untuk menguji teori tertentudengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan antara lain, desain penelitian, populasi dan sampel dan definisi operasional dari variabel yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pembuatan Skala Intensitas Penggunaan Gadgets dan Skala Perilaku Prososial yang telah disusun sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Unsur yang paling penting dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tmasan tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang terdiri dari dua variabel penelitian yaitu variabel prediktor dan variabel kriterium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia 17-23 tahun yang berjumlah 80 orang. Dalam 80 orang subjek penelitian dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor dengan work-life balance pada karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel independent : motivasi kerja (X 1 ) dan sikap karyawan (X 2 ) Variabel dependent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan unsur terpenting dalam sebuah penelitian karena metode yang tepat akan mengarahkan hasil penelitian untuk mencapai tujuan dari penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Surakarta, tepatnya di Jln. Jend. Achmad Yani Surakarta. Pertimbangan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Rancangan penelitian harus dibuat secara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Berdasarkan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam penelitian karena berhasil tidaknya pengujian suatu hipotesis sangat tergantung pada ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah fakta-fakta dari objek penelitian realitas dan variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah fakta-fakta dari objek penelitian realitas dan variabel-variabel BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan peneliti lebih menekankan pada data yang dapat dihitung untuk mendapatkan penafsiran

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Robert Donmoyer (Given, 2008), adalah pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SMK NEGERI 1 Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian komparasi atau perbedaan, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci