BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz

FISIKA XI SMA 3

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

BAB II BESARAN VEKTOR

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

FIsika DINAMIKA ROTASI

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor

BESARAN VEKTOR B A B B A B

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 3 Tanggal Berlaku : 02 Maret 2012

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

Momen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi)

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

BAB IV HASIL PENELITIAN

GERAK ROTASI. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

Keseimbangan, Momen Gaya, Pusat Massa, dan Titik Berat

Bab VI Dinamika Rotasi

Bab 1 : Skalar dan Vektor

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GENAP

PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR MOMEN INERSIA. Tanggal percobaan: Selasa, 15 November Tanggal pengumpulan: Minggu, 20 November 2016

Vektor Ruang 2D dan 3D

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut.

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

9.1. Skalar dan Vektor

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

B a b 2. Vektor. Sumber:

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

MAKALAH MOMEN INERSIA

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Vektor di Bidang dan di Ruang

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009 UJIAN SEMESTER GANJIL

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

MOMENTUM DAN IMPULS FISIKA 2 SKS PERTEMUAN KE-3

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

Hukum Newton dan Penerapannya 1

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

Keseimbangan Benda Tegar dan Usaha

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

Jadi momentum anguler adalah jumlah momen dari momentum linear jika sumbu putar sistem berhimpit.

SILABUS ROTASI BENDA TEGAR UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

BAB I VEKTOR DALAM BIDANG

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

Analisis Fisika Mekanis Sederhana pada Permainan Billiard

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1

BAHAN AJAR 4. Medan Magnet MATERI FISIKA SMA KELAS XII

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Aplikasi Prinsip Gyroscope untuk Mempertahankan Kesetimbangan Sebuah Sistem Sederhana

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat 1

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Vektor Ada beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. Ada juga besaran fisis yang tidak cukup hanya dinyatakan dengan besarnya saja, tetapi harus juga diberikan penjelasan tentang arahnya. a. Besaran skalar : Besaran scalar adalah besaran fisis yang hanya memiliki besar (kuantitas) saja atau satu dimensi yaitu nilai. Tidak diperlukan sistem koordinat dalam besaran scalar. Contoh besaran skalar : waktu, suhu, volume, laju, energi, usaha dll. b. Besaran vektor : Besaran vektor adalah besaran fisis yang mempunyai besar (kuantitas) dan arah (memiliki dua pengertian meliputi nilai dan arah) Contoh besaran vektor didalam Fisika adalah: kecepatan, percepatan, gaya,perpindahan, momentum dan lain-lain. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat. c. Penggambaran, penulisan (Notasi) vektor Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri dari pangkal (titik tangkap), ujung dan panjang anak panah. Panjang anak panah menyatakan nilai dari vektor dan arah panah menunjukkan arah vektor.pada gambar (2.1) digambar vektor dengan titik pangkalnya A, titik ujungnya B serta sesuai arah panah dan nilai vektornya sebesar panjang dengan: Titik A Titik B Panjang AB A : Titik Pangkal (titik tangkap) : Ujung : Nilai (besarnya) vektor tersebut = B

Notasi (simbol) sebuah vektor dapat juga berupa huruf besar atau huruf kecil, biasanya berupa huruf tebal, atau berupa huruf yang diberi tanda panah di atasnya atau huruf miring. Contoh: Vektor A (Berhuruf tebal) Vektor (Huruf dengan tanda panah di atasnya) Vektor A (Huruf miring) 2. Perkalian vektor Untuk operasi perkalian dua buah vektor, ada dua macam operasi yaitu: a. Perkalian skalar dan vektor Sebuah besaran skalar dengan nilai sebesar k, dapat dikalikan dengan sebuah vektor A yang hasilnya sebuah vektor baru C yang nilainya sama dengan nilai k dikali nilai A. Jika nilai k positif, maka arah C searah dengan A dan jika nilai k bertanda negatif, maka arah C ber lawanan dengan arah A. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: = k b. Perkalian vektor dengan vektor Ada dua jenis perkalian antara vektor dengan vektor. Pertama disebut perkalian titik (dot product) yang menghsilkan besaran skalar dan kedua disebut perkalian silang (cross product) yang menghasilkan besaran vektor. 1) Perkalian titik (dot product) antara dua buah vektor dan menghasilkan C, didefinisikan secara matematis sebagai berikut dengan : dan adalah besaran vektor sedangkan C adalah besaran skalar. 0 Gambar 2.1 Perkalian Titik (Dot Product)

Berdasarkan gambar besarnya C didefinisikan sebagai : dengan : A = : besarnya vektor B = : besarnya vektor : sudut antara vektor dan vektor 2) Perkalian silang (cross product) Perkalian silang (cross product) antara dua buah vektor A dan B akan menghasilkan C, didefinisikan sebagai berikut: dengan: A = B = C = x = : besarnya vektor : besarnya vektor : besarnya vektor : sudut antara vektor dan vektor : normal satuan 0 Gambar 2.2 Perkalian Vektor (cross product)

3. Benda Tegar Benda tegar dipandang sebagai kelompok (sistem) partikel dengan posisi tiap partikelnya relatif tetap walaupun mereka dikenai gaya. Dengan demikian, benda tegar didefinisikan sebagai sistem partikel dengan jarak antar posisi partikel selalu tetap. Benda tegar dipertahankan oleh gaya internal yang disebut gaya pengendali (constraint). Posisi partikel benda tegar seolah-olah terhubung oleh batang-batang tanpa berat (diasumsikan massanya hanya massa partikelnya saja). Gerakan benda tegar bentuknya tetap dan dapat dianggap sebagai benda tunggal, yaitu sebagai gerak pusat massa benda tersebut. Benda tegar umumnya berupa benda padat. (Trustho Raharjo, Y. Radiyono. 2008 : 187) 4. Gerak Benda Tegar Gerak benda tegar ada dua macam, yaitu gerak translasi dan gerak rotasi. (Trustho Raharjo, Y. Radiyono. 2008 : 187) a. Gerak Translasi Benda tegar bergerak translasi jika posisi dua partikel penyusun benda selalu sejajar terhadap posisi awal. Dalam gerak translasi berlaku hukum Newton tentang gerak. Karena m konstan maka, Sehingga, F dengan : : gaya

m : massa benda : perubahan kecepatan tiap satuan waktu Seluruh partikel bergerak dengan kecepatan linier yang sama. v 0 v v Gambar 2.3. Gambar Gerak Translasi b. Gerak Rotasi Benda tegar bergerak rotasi jika semua partikel penyusun benda melakukan gerak melingkar terhadap titik tertentu. Titik tersebut posisinya tetap dan disebut pusat lingkaran. Dalam gerak rotasi juga berlaku formula hukum Newton tentang gerak rotasi yaitu: Momentum sudut diturunkan terhadap t, maka, = Karena m dan r konstan, maka, = merupakan persamaan momen gaya, jadi, ( )

dengan : L : momentum sudut m : massa benda r : lengan momen : percepatan sudut : momen gaya Semua partikel bergerak dengan kecepatan sudut yang sama terhadap sumbu tertentu. v 0 - v Gambar 2.4. Gambar Gerak Rotasi 5. Momen Gaya Gaya yang bekerja pada benda akan menimbulkan suatu efek gerakan. Besar dan arah efek yang ditimbulkan oleh gaya pada suatu benda bergantung pada letak garis kerja gaya tersebut. Contohnya adalah pada gambar 2.6 Gaya l akan menimbulkan gerakan rotasi berlawanan dengan arah putaran jarum jam, dan gerakan translasi ke kanan. Adapun gaya 2 akan menimbulkan gerakan rotasi searah dengan putaran jarum jam, dan gerakan translasi ke kanan. 2 1 Gambar 2.6. Gambar Benda Diberikan Gaya dengan Arah yang Berbeda

Untuk kedua contoh di atas, dapat dilihat bahwa disamping memiliki kecenderungan untuk menggerakkan benda searah dengan garis kerjanya, gaya juga memiliki kecenderungan untuk memutar (merotasikan) benda terhadap suatu sumbu. Kecenderungan merotasikan benda ini disebut sebagai momen dari gaya tersebut. Arah rotasi benda bergantung pada jarak titik tangkap gaya itu bekerja terhadap suatu sumbu, atau yang lebih dikenal dengan sebutan titik acuan. Hal terpenting untuk mempelajari gerak rotasi benda adalah memilih titik acuan. Jika suatu gaya bekerja pada benda kaku yang berpusat pada sebuah sumbu, benda itu cenderung berotasi pada benda tersebut. Kecenderungan suatu gaya untuk merotasi sebuah benda terhadap sumbu tertentu diukur dengan besaran vektor yang disebut torsi. Secara matematis momen sebuah gaya dituliskan sebagai: dengan : r sin : momen gaya : gaya : sudut yang dibentuk antara lengan dengan lengan gaya : lengan momen : normal satuan Gaya dapat menyebabkan perubahan dalam gerak linier, seperti yang dijelaskan oleh Hukum Newton II. Gaya juga, dapat menyebabkan perubahan dalarn gerak rotasi, tetapi efektifitas gaya dalam menyebabkan perubahan tergantung pada gaya dan lengan momen. Gabungan inilah yang disebut torsi. Torsi memiliki satuan gaya kali panjang-newton.meter (N.m). (Serway Jewett: 465) 6. Aplikasi Momen Gaya Untuk membuat sebuah benda mulai berotasi sekitar sumbu jelas diperlukan gaya. Arah gaya mempengaruhi sebuah benda melakukan rotasi.

Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah pintu. Seperti pintu pada gambar. Jika pintu diberikan gaya sebesar 1 tegak lurus dengan pintu (pada gambar), jika nilai F 1 semakin besar semakin cepat pula pintu terbuka. Berbeda jika pintu diberikan gaya yang besamya sama tetapi gaya tersebut diberikan pada titik yang lebih dekat pada engsel pintu (pada gambar) misal nilainya 2, pintu tidak akan terbuka cepat dengan gaya 2, hal tersebut dikarenakan efek gaya lebih kecil dan membuktikan bahwa percepatan sudut berbanding lurus tidak hanya dengan gaya, tetapi berbanding lurus juga dengan jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke garis kerja gaya. Jarak ini disebut lengan gaya atau lengan torsi. (Douglas C. Giancoli. 2001. 256). r 1 r 2 2 1 Gambar 2.7. Pintu Diberikan Gaya yang Sama dengan Lengan Gaya yang Berbeda B. Kerangka Berpikir Segala sesuatu yang telah diketahui tentang dunia Fisika dan tentang prinsip yang mengatur sifat-sifat yang dipelajari melalui percobaan atau praktikum, yaitu dengan pengamatan terhadap gejala-gejala alam. Gejala-gejala alam yang sukar ditemukan, yang tidak bisa diamati dari dekat dan sulit diamati dengan indera mata, dibuat modelnya dalarn laboratorium. Kondisi-kondisinya diatur sedemikian hingga sesuai dengan gejala alam yang sebenamya serta proses dan hasilnya diamati atau diukur kemudian hasil pengukuran itu diolah. Dari hasil pengolahan inilah dapat ditarik kesimpulan apakah suatu teori memiliki kebenaran sesuai dengan gejala alam atau tidak.

Untuk dapat memberikan penjelasan yang lebih baik mengenai praktikum "Momen Gaya" dapat digunakan bantuan praktikum.. Kerangka berfikir dari eksperimen ini dapat dilihat pada gambar 2.8. Materi Fisika Vektor Materi Fisika Benda Tegar Materi Fisika Gerak Benda Tegar Materi Fisika Momen Gaya Pembuatan Alat Praktikum Momen Gaya Alat Praktikum Fisika Momen Gaya Pengujian Alat Praktikum Fisika Momen Gaya Gambar 2.8. Kerangka Berfikir