BAB IV HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat dalam 3 buku SMA kelas XI yang diteliti yaitu : 1. Fisika untuk SMA kelas XI Semester 2 karangan Marthen Kanginan, cetakan kedua tahun 2012, yang diterbitkan oleh Erlangga 2. Fisika untuk SMA dan MA kelas XI karangan Sri Handayani dan Ari Damari, cetakan tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbuakuan Departemen Pendidikan Nasional. 3. Terpadu Fisika untuk SMA/MA kelas XI semester 2 karangan Bob Foster, cetakan tahun 2012 yang diterbitkan oleh yang diterbitkan oleh Erlangga B. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa tabel analisis miskonsepsi pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar pada ketiga buku SMA kelas XI yang terdapat pada Lampiran 3. Berdasarkan hasil analisis miskonsepsi pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar pada ketiga buku SMA kelas XI tidak ditemukannya miskonsepsi. Selain miskonsepsi juga diteliti indikasi, seperti : konsep benar, konsep tidak ada, konsep tidak lengkap yang mengacu pada jumlah konsep berdasarkan hasil telaah silabus yang sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi yang terdiri dari 12 konsep. Keempat indikasi tersebut jika dijumlahkan, jumlahnya sesuai dengan jumlah konsep silabus. Hasil analisis indikasi keterangan lain yang menimbulkan miskonsepsi dapat dilihat pada Tabel

2 38 Tabel 4.1. Data Penjumlahan Konsep-Konsep Dinamika Rotasi Benda Tegar pada Ketiga Buku yang Diteliti No Jumlah Buku Sekolah SMA Kelas XI Konsep Konsep kurang Konsep tidak Miskonsepsi benar lengkap ada 1. Buku A Buku B Buku C Keterangan: 1. Buku A : Fisika untuk SMA kelas XI Semester 2 karangan Marthen Kanginan, cetakan kedua tahun 2012, yang diterbitkan oleh Erlangga 2. Buku B : Fisika untuk SMA dan MA kelas XI karangan Sri Handayani dan Ari Damari, cetakan tahun 2009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbuakuan Departemen Pendidikan Nasional. 3. Buku C : Terpadu Fisika untuk SMA/MA kelas XI semester 2 karangan Bob Foster, cetakan tahun 2012 yang diterbitkan oleh yang diterbitkan oleh Erlangga Pada penelitian ini juga menganalisis indikasi keterangan lain yang menimbulkan miskonsepsi seperti, salah ketik, kalimat perlu diperbaiki, perlu penambahan gambar, gambar perlu diperbaiki, keterangan gambar perlu diperbaiki, perlu penambahan keterangan gambar, penulisan perumusan perlu diperbaiki, dan keterangan perumusan perlu diperbaikan. Konsep kurang lengkap dan konsep tidak ada juga dapat menimbulkan miskonsepsi. Sehingga indikasi keterangan yang dapat menimbulkan miskonsepsi dari ketika buku SMA kelas XI yang diteliti ditunjukkan pada Tabel

3 Tabel 4.2 Data Hasil Temuan Indikasi Keterangan Lain yang Berpotensi Menimbulkan Miskonsepsi pada Ketiga Buku yang Diteliti Jumlah K K K P K P P P No Buku Sekolah SMA Kelas XI S P K T P B G K P K K G L A D G D G D P 1. BUKU A BUKU B BUKU C Jumlah Keterangan : KKL : konsep kurang lengkap KTA : konsep tidak ada SK : salah ketik KPD : kalimat perlu diperbaiki PG : perlu penambahan gambar PBG : gambar perlu diperbaiki KGD : keterangan gambar perlu diperbaiki PKG : perlu penambahan keterangan gambar PPD : penulisan perumusan perlu diperbaiki PKP : keterangan perumusan perlu diperbaiki Hasil indikasi keterangan lain yang dapat menimbulkan miskonsepsi pada masing-masing ketika buku yang diteliti dapat disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar

4 40 Jumlah Penemuan Keterangan Lain yang Berpotensi Menimbulkan Miskonsepsi pada Ketiga Buku yang Diteliti Buku Buku A Buku B Buku C Gambar 4.1. Histogram Data Hasil Temuan Keterangan Lain yang dapat Berpotensi Menimbulkan Miskonsepsi pada Ketiga Buku yang Diteliti Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.1 mengenai hasil keterangan lain yang dapat menimbulkan miskonsepsi pada ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti dapat dihitung bahwa jumlah total keterangan lain tersebut tidak sesuai dengan jumlah konsep berdasarkan silabus, karena dalam satu konsep dapat mencakup satu atau lebih indikasi keterangan lain tersebut. C. Pembahasan Berdasarkan hasil telaah silabus telah ditemukan 12 konsep pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar. Ketiga buku SMA kelas XI yang dianalisis miskonsepsinya, selama proses analisis berlangsung, indikasi konsep benar, konsep kurang lengkap, dan konsep tidak ada didapatkan. Selain dianalisis miskonsepsinya, keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi juga dianalisis. Keterangan lain tersebut dikelompokkan dalam 10 kategori, yaitu konsep kurang lengkap, konsep tidak ada, salah ketik, kalimat perlu diperbaiki, perlu penambahan gambar, gambar perlu diperbaiki, keterangan gambar perlu diperbaiki, perlu penambahan keterangan gambar, penulisan perumusan perlu diperbaiki, dan 40

5 41 keterangan perumusan perlu diperbaiki. Konsep kurang lengkap dan konsep tidak ada juga termasuk kedalam keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi karena jika tidak diperbaiki dapat berpotensi menimbulkan miskonsepsi. 1. Miskonsepsi Konsep dikatakan mempunyai miskonsepsi jika konsep tersebut tidak sesuai dengan konsep yang berdasarkan kajian pustaka dan wawancara a. Buku A Pada Buku A yang dianalisis ternyata tidak ditemukan miskonsepsi pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar. b. Buku B Pada Buku B yang dianalisis ternyata tidak ditemukan miskonsepsi pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar. c. Buku C Pada Buku C yang dianalisis ternyata tidak ditemukan miskonsepsi pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar. Berdasarkan hasil analisis dari ketiga buku SMA kelas XI, tidak ditemukannya miskonspsi pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat dalam ketiga buku tersebut. Kesimpulan ini didapatkan setelah membandingkan dengan konsep berdasarkan dengan kajian pustakan dan hasil wawancara 2. Konsep Benar Konsep dikatakan benar jika konsep tersebut sesuai dengan konsep berdasarkan kajian pustaka dan hasil wawancara. Salah satu contoh konsep benar pada ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti sebagai berikut: 41

6 42 a. Buku A Gambar 6.7 Sebuah gaya F bekerja pada sebuah partikel bermassa m yang sedang berotasi pada jarak r menghasilkan sebuah momen gaya yang besar τ = rf jika F tegak lurus pada lintasan partikel untuk menghubungkan torsi dengan percepatan sudut. Gambar 6.7 menunjukkan sebuah partikel bermassa m yang sedang berotasi pada jarak r dari poros O. Sebuah gaya F yang tegak lurus pada lintasan partikel memberikan percepatan tangensial a t sesuai dengan persamaan F = ma t Karena percepatan tangensial a t sama dengan r α, maka F = mrα Dengan mengkalikan kedua ruas persamaan dengan r kita peroleh rf = mr 2 α Kita mengenal rf sebagai torsi τ yang dihasilkan oleh gaya F terhadap poros rotasi partikel dan mr 2 sebagai momen inersia partikel I. dengan demikian, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai τ = Iα = I a t (6-7) r dengan : I = momen inersia (Kgm 2 ) α = percepatan sudut (rad/s 2 ) τ = momen gaya (Nm) r = jarak ke titik poros (m) Konsep mengenai hubungan hukum II Newton tentang gerak translasi dengan gerak rotasi pada buku A sesuai dengan kajian pustaka dan hasil wawancara, yaitu : Partikel bermassa m berotasi membentuk lingkaran dengan radius r di ujung sebuah tali atau tongkat yang massanya dapat diabaikan (Gambar 4.2). 42

7 43 Gambar 4.2. Sebuah Massa m Berotasi Membentuk Lingkaran r pada Sebuah Titik Tetap Sumber (Giancoli, D. C., 2001: 260) Gaya F yang bekerja padanya seperti pada gambar. Torsi yang mengakibatkan percepatan sudut adalah τ = r F. Hukum Newton kedua digunakan untuk besaran linier, F = ma. Hubungan percepatan sudut dengan percepatan tangensial a T = a = α r, sehingga diperoleh F = ma = m(α r ) Kemudian subtitusikan persamaan ke dalam persamaan τ = r F, sehingga τ = r m(α r ) = m(r (α r ) ) = m((r r ) α (r α )r ) = m (r 2 cos 0) α (rα cos 90 0 )r Karena cos 0 = 1 dan cos 90 0 = 0 sehingga dihasilkan τ = mr 2 α Konsep benar tetapi kalimat perlu diperbaiki pada Buku A selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 3. b. Buku B Jika benda dipengaruhi gaya yang jumlahnya nol F = 0 maka benda akan lembam atau seimbang translasi. Hukum Newton I itulah yang dapat digunakan untuk gerak rotasi. Jika suatu benda dipengaruhi momen gaya yang jumlahnya nol ( τ = 0) maka benda tersebut akan seimbang rotasi. Kedua syarat di atas itulah yang digunakan untuk menjelaskan mengapa sebuah benda tegar itu seimbang. Berlaku syarat 43

8 Konsep mengenai keseimbangan benda tegar pada buku B sesuai dengan kajian pustaka dan hasil wawancara, yaitu : Jika pada suatu benda padat bekerja gaya-gaya, maka perlu untuk memperhatikan keseimbangan relative terhadap translasi dan rotasi. Karenanya diperlukan kedua syarat berikut: Jumlah semua gaya harus sama dengan nol (keseimbangan translasional) i F i = 0 Jumlah semua momen relative terhadap setiap titik harus sama dengan nol (keseimbangan rotasional) i τ i = 0 Konsep benar tetapi kalimat perlu diperbaiki pada Buku B selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 3. c. Buku C Mengingat hubungan impuls dengan momentum F dt = dp pada gerak linier, secara analogi, pada gerak rotasi diperoleh Dengan: τ = momen gaya dt dl τ dt = dl τ = dl dt = turunan dari fungsi momentum sudut terhadap waktu Konsep mengenai hubungan momentum sudut dengan momen gaya pada buku C sesuai dengan kajian pustaka dan hasil wawancara, yaitu : Hukum kedua Newton, gaya neto sama dengan laju perubahan momentum linier dp /dt. Jadi, τ neto = r F net = r dp dt dl dt = d commit (r p ) dt to = user dr dt 44 p + r dp dt 44

9 dr p = v mv = 0 dt dl dt = r dp dt τ neto = dl dt Momentum sudut berhubungan dengan torka gaya yang bekerja τ = r F, lewat Lampiran 3. τ = dl dt Konsep benar pada Buku C selanjutnya dapat dilihat pada Konsep benar pada ketiga buku SMA kelas Xi yang diteliti tersebut disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar Jumlah Penemuan (buah) Konsep Benar Buku Buku A Buku B Buku C Gambar 4.3. Histogram Data Konsep Benar pada Ketiga Buku SMA Kelas XI yang Diteliti Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat bahwa konsep benar pada buku C lebih banyak dibandingkan dua buku lainnya. Walaupun demikian, ketiga Buku SMA kelas XI yang diteliti memiliki konsep benar lebih dari setengah konsep berdasarkan silabus. Oleh karena itu, ketiga Buku SMA kelas XI yang diteliti dapat digunakan sebagai sumber belajar. Namun, tetap harus diwaspadai keterangan lain yang mungkin commit berpotensi to user menimbulkan miskonsepsi. 45

10 46 1. Indikasi Keterangan Lain yang Berpotensi Menimbulkan Miskonsepsi Selain menganalisis miskonsepsi pada konsep yang terdapat dalam ketiga buku SMA kelas XI, yaitu indikasi keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi juga dianalisis, yang meliputi: konsep kurang lengkap, konsep tidak ada, salah ketik, kalimat perlu diperbaiki, penambahan gambar, perbaikan gambar, keterangan gambar diperbaiki, penambahan keterangan gambar, penulisan perumusan diperbaiki, dan perbaikan keterangan perumusan Pembahasan indikasi keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi dari ketiga buku SMA kelas XI yang diteliiti sebagai berikut: a. Konsep Tidak Lengkap Konsep dikatakan kurang lengkap jika konsep benar berdasarkan kajian pustaka dan hasil wawancara, tetapi konsep tidak lengkap seperti pada konsep benar. Pada ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti ditemukan beberapa konsep yang kurang lengkap 1) Buku A Pada Buku A yang dianalisis ternyata tidak ditemukan konsep yang tidak lengkap pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar. 2) Buku B Pada buku B memiliki 2 konsep yang kurang lengkap, yaitu konsep hubungan hukum II Newton mengenai gerak translasi dan gerak melingkar dan hubungan dan konsep momen gaya. Pada buku A konsep hubungan II Newton mengenai gerak translasi dan gerak melingkar tidak didituliskan proses perumusannya mengapa berhubungan, hanya dituliskan perumusan terakhirnya saja, seperti berikut: 46

11 Kalian sudah belajar tentang keadaan benda yang memiliki resultan momen gaya nol, yaitu benda yang setimbang, bagaimana resultannya tidak nol? Jawabannya harus kalian hubungkan hukum Newton II. Pada hukum II Newton di kelas X telah dipelajari untuk gerak translasi. Jika benda dipengaruhi gaya yang tidak nol maka benda itu akan mengalami percepatan F = ma 47 Gambar 6.9 Momen gaya dapat menyebabkan gerak rotasi dipercepat Apabila hukum II Newton ini diterapkan pada gerak rotasi maka saat benda bekerja momen gaya yang tidak bekerja momen gaya tidak nol maka bendaakan bergerak rotasi dipercepat. Perhatikan Gambar 6.9 Dari penjelasan diatas dapat dibuat simpulan hukum II Newton. Pada gerak translasi dan rotasi sebagai berikut Pada perumusan yang ditandai dengan tanda hanya dijelaskan perumusan terakhir tidak dijelaskan hubungan antara hukum II Newton mengenai gerak translasi dengan gerak rotasi, seharusnya perumusan yang lengkap sebagai berikut : Partikel bermassa m berotasi membentuk lingkaran dengan radius r di ujung sebuah tali atau tongkat yang massanya dapat diabaikan (Gambar 4.4). 47

12 48 Gambar 4.4. Sebuah Massa m Berotasi Membentuk Lingkaran r pada Sebuah Titik Tetap Sumber (Giancoli, D. C., 2001: 260) Gaya F yang bekerja padanya seperti pada gambar. Torsi yang mengakibatkan percepatan sudut adalah τ = r F. Hukum Newton kedua digunakan untuk besaran linier, F = ma. Hubungan percepatan sudut dengan percepatan tangensial a T = a = α r, sehingga diperoleh F = ma = m(α r ) Kemudian subtitusikan persamaan ke dalam persamaan τ = r F, sehingga τ = r m(α r ) = m(r (α r ) ) = m((r r ) α (r α )r ) = m (r 2 cos 0) α (rα cos 90 0 )r Karena cos 0 = 1 dan cos 90 0 = 0 sehingga dihasilkan τ = mr 2 α Pada buku B konsep momen gaya kurang lengkap karena pada buku tersebut tidak dijelaskan mengenai aturan tangan kanan untuk arah momen gaya, hanya dituliskan aturan tangan kanan tanpa dijelaskan. Konsep momen gaya yang terdapat buku tersebut debagai berikut: Gambar 6.1 sebuah baut perlu ada gaya dan lengan tertentu 48

13 49 Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruho oleh gaya dan lengan. Lihat Gambar 6.1, untuk memutar baut diperlukan lengan d dan gaya F. Besar momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang bekerja dengan lengan yang saling tegak lurus. Bagaimana jika membutuhkan sudut tertentu? Besarnya dapat memenuhi persamaan berikut Momen inersia merupakan besaran vektor. Arahnya sesuai dengan kaedah tangan kanan seperti pada Gambar 6.2 Gambar 6.2 Kaedah tangan kanan (b) arah torsi dan arah rotasi Karena pada konsep momen gaya tidak lengkap karena dengan tidak terdapatnya penjelesan mengenai kaedah aturan tangan, oleh karena itu perlu ditambahkan penjelasan kaedah aturan tangan dari arah momen gaya sebagai berikut: Momen gaya dinyatakan oleh suatu vektor yang tegak lurus pada r dan F: artinya tegak lurus pada bidang yang memtar r dan F. Momen gaya memiliki arah yang sama seperti ibu jari tangan jika jari-jari tangan dilengkungkan ke arah rotasi yang dihasilkan oleh F terhadap O.arah ini dinyatakan dalam Gambar 4.3, perhatikan bahwa momen suatu 49

14 gaya selalu didefinisikan relatif terhadap suatu titik tertentu; jika titik acuan diubah, pada umumnya momen gayanya juga berubah. 50 Gambar 4.5. Hubungan antara Momen Gaya dan Vektor Posisi Sumber (Marcelo A. & Edward J. Finn, 1994: 39) 3) Buku C Pada Buku A yang dianalisis ternyata tidak ditemukan konsep yang tidak lengkap pada konsep Dinamika Rotasi Benda Tegar pada buku tersebut. Konsep tidak lengkap pada buku SMA kelas XI yang diteliti dapat disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.6 Jumlah Penemuan (buah) Konsep Tidak Lengkap Buku Buku A Buku B Buku C Gambar 4.6. Histogram Data Konsep Tidak Lengkap pada Ketiga Buku SMA Kelas XI yang Diteliti Berdasarkan Gambar 4.6 menunjukkan bahwa konsep tidak lengkap pada buku B lebih banyak daripada commit buku to user A dan C. konsep yang tidak lengkap 50

15 51 tersebut harus dilengkapi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar yang baik b. Konsep Tidak Ada Konsep dikatakan tidak ada jika konsep yang ada di silabus tidak ditemukan dalam konsep-konsep yang terdapat dalam ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti. Pada ketiga buku SMA kelas XI telah ditemukan tidak ditemukannya konsep yang terdapat dalam silabus 1) Buku A Pada buku A, jumlah konsep yang tidak ada berjumlah 1, yaitu pada konsep gaya kopel. 2) Buku B Pada buku B tidak ditemukannya konsep yang tidak ada dalam silabus. 3) Buku C Pada buku B, jumlah konsep ayng tidak ada berjumlah 2 konsep, yaitu konsep gaya kopel dan konsep keseimbangan partikel Konsep tidak ada yang terdapat dalam ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti dapat disajikan dalam bentuk diagram yang ditujukan pada Gambar 4.7. Jumlah Penemuan *(buah) Konsep Tidak Ada Buku Buku A Buku B Buku C Gambar 4.7. Histogram Data Konsep Tidak Ada pada Ketiga Buku SMA Kelas XI yang Diteliti Hasil pada Gambar 4.7 menunjukkan bahwa buku C tidak memiliki konsep tidak ada. Hal commit ini dapat to user disimpulkan bahwa buku C memuat 51

16 materi lebih banyak konsep Dinamika Rotasi Benda Tegar dibandingkan dengan buku B dan buku A. Konsep tidak ada pada ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti garus dilengkapi agar ketiga buku tersebut dapat digunakan sebagai sumber belajar yang lengkap. c. Salah Ketik Konsep pada ketiga buku SMA kelas XI dikatakan salah ketik jika konsep terdapat konsep benar atau kurang lengkap tetapi terdapat salah ketik. Salah ketik pada ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti sebagai berikut: 1) Buku A Pada buku A ditemukan 2 salah ketik pada contoh soal konsep keseimbangan benda tegar yaitu Contoh 6.4 (1) dan Contoh 6.4 (2). Pada Contoh soal 6.4 (1) salah ketik terjadi pada perhitungan N A, seperti berikut: τ B = 0 N A (B 1 A 1 ) + Mg(B 1 M 1 ) + mg(b 1 P) = 0 N A (6) (3) + 200(1,5) = = 6N A Seharusnya yang bertanda penulisan N A = = 550 N yang benar seperti: N A = 3300 = 550 N 6 Pada contoh soal 6.4 (2) salah ketik terjadi pada perhitungan mencari momen gaya pada titik A, seperti berikut: 52 52

17 seharusnya perpustakaan.uns.ac.id 53 N B R Gambar 6.17 Diagram gaya-gaya yang bekerja pada tangga τ A =0 N B (AB 1 ) + mg(ap 1 ) = 0 N B (l cos θ) + mg 1 l sin θ = 0 2 N B = 1 mgl sin θ 2 = 1 mg tan θ l cos θ 2 bernilai negatif karena arah putar N B terhadap titik a searah dengan jarum jam, sehingga pembenarannya sebagi berikut: τ A =0 N B (AB 1 ) + m t g(ap 1 ) = 0 N B (l cos θ) + mg 1 l sin θ = mgl sin θ 2 N B = = 1 mg tan θ l cos θ 2 2) Buku B Pada buku B ditemukan 3 salah ketik, yaitu konsep momen gaya, contoh soal energi kinetik gerak menggelinding dan Contoh soal pada konsep hukum kekekalan momentum. Pada momen gaya salah ketik terjadi pada perumusan momen gaya dan besaran momen gaya Gambar 6.1 sebuah baut perlu ada gaya dan lengan tertentu 53

18 54 Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan lengan. Lihat Gambar 6.1, untuk memutar baut diperlukan lengan d dan gaya F. Besar momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang bekerja dengan lengan yang saling tegak lurus. Bagaimana jika membutuhkan sudut tertentu? Besarnya dapat memenuhi persamaan berikut Momen inersia merupakan besaran vektor. Arahnya sesuai dengan kaedah tangan kanan seperti pada Gambar 6.2 Tanda seharusnya x karena tanda tersebut merupakaan tanda perkalian dot product sedangkan momen gaya sendiri merupakan hasil perkalian silang atau (cross product), sehingga perumusan momen gaya menjadi τ = r F, Kemudian momen inersia seharusnya diketik momen gaya karena penjelasan ini masih dalam sub-sub-bab momen gaya. Pada contoh soal hukum kekekalan momentum sudut terjadi salah ketik pada perhitungan kecepatan sudut yang dicari menggunakan rumusan kekekalan momentum, seperti Roda penggabungan silinder tersebut berlaku hukum kekekalan momentum sudut. L awal = L akhir I A v A + I B ω B = (I A + I B )ω 1 m 2 AR 2 ω A + 1 m 2 BR 2 ω B = (I A + I B )ω 54

19 = 2 2 ( )ω = 2,5 ω ω = 24 rad/s Penulisan v A seharusnya ω A karena perumusan L =Iω, sehingga pembenarannya seperti L awal = L akhir I A ω A +I B ω B = (I A + I B )ω 1 M 2 AR 2 A ω A + 1 M 2 BR 2 B ω B = ( 1 M 2 AR 2 A + 1 M 2 BR 2 B )ω = 2 2 ( )ω = 2,5 ω ω = 24 rad/s 3) Buku C Pada buku C, salah ketik ditemukan sejumlah 2, yaitu pada contoh soal keseimbangan benda tegar dan contoh soal titik berat. Pada contoh soal keseimbangan benda tegar, salah ketik terjadi pada perhitungan menentukan gaya reaksi (R) dinding pada batang. Salah ketik terjadi pada penulisan hasil R cos θ sehingga mempengaruhi hasil dari R, seperti Sebuah batang homogen dengan berat 200 N dan panjang 8 m diengselkan pada sebuah dinding, sementara ujung yang satunya setopang dengan seutas kawat yang membentuk 53 0 dengan horizontal (Gambar 7.9 (a)). Jika seseorang yang beratnya 600 N berdiri dari dinding, tentukan tegangan kawat dan gaya reaksi dinding pada batang. 55

20 56 Gambar 7.9 (a) batang yang ditopang dengan engsel dan kawat, dan (b) diagram gaya pada batang Penyelesaian: Pertama-tama kita harus menggambar semua gaya luar yang bekerja pada batang, yaitu berat batang 200 N, tegangan kawat T, gaya reaksi dinding R, dan berat orang 600 N. semuanya tampak dalam diagram pada gambar (b). uraikan T dan R pada sumbu x dan y, kemudian dengan menggunakan syarat pertama keseimbngan benda tegar, diperoleh Akhirnya, diperoleh F x = R cos θ T cos 53 0 = 0 F y = R sin θ + T sin = 0 Karena R, T, dan θ semuanya tidak diketahui, kita kekurangan satu persamaan lagi. Genakan syarat kedua keseimbangan benda tegar, sehingga diperoleh τ p = (T sin 53 0 )(8) (600)(2) (200)(4) = 0 T = 312,5 N T(0,8)(8) = 0 Dengan mensubtitusikan T = 312,5 N ke dalam (1) dan (2) diperoleh R cos θ = 187,5 N R sin θ = 550 N Sehingga tan θ = 550 = 2,93 187,5 θ = 71,

21 R = 187,5 cos 71,18 0 = 581,08 N Hasil dari R cos θ = 187,5 N salah, hasil yang sebenarnya R cos θ = 188,1 N, sehingga mempengaruhi pada hasil tan θ, θ, dan R. Hasil tan θ, θ, dan R berdasarkan buku C tersebut tan θ = ,5 = 2,93 θ = 71,18 0 R = 187,5 cos 71,18 0 = 581,08 N Hasil yang benar adalah tan θ = θ = 71,095 0 R sin θ = 550 = 2,92 R cos θ 188,1 R = 188,1 cos 71,1 0 = 188,1 0,32 = 587,81 N Pada contoh soal titik berat terjadi salah ketik tinggi dari bangunan pertama sehingga mempengaruhi pada hasil perhitungan luas dari bangun pertama dan koordinat titik berat tinggi dari bangun pertama. Perhitungan hasil akhir dalam menentukan koordinat (x 0, y 0 ) keseluruhan bangunan salah. Tentukan koordinat titik berat bangun luasan seperti pada gambar. 57 Penyelesaian: 57

22 58 Bangun disamping kita bagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian dengan titik berat z 1 dan bagian dengan titik berat z 2 seperti pada gambar. Luasan tiap bagian adalah: A 1 = 1 (16)(10 4) = 48 2 A 2 = (16)(4) = 64 Koordibat titik berat z 1 adalah x 1 = 8 dan y 1 = 1 (tinggi) = (10 4) = Sedangkan, koordinat z 2 adalah x 2 = 8 dan y 2 = 2 Dengan demikian, koordinat titik berat susunan bangun tersebut adalah x 0 = x 1A 1 +x 2 A 2 = (8)(48)+(8)(64) = 8 A 1 +A y 0 = y 1A 1 +y 2 A 2 = (6)(48)+(2)(64) = 3,7 A 1 +A Angka 10 pada penulisan tinggi bangunan pertama seharusnya 12 karena tinggi bangunan pertama = tinggi keseluruhan bangunan tinggi bangunan kedua, sehingga hasil yang benar sebagai berikut: Diketahui : Z 1 x 1 = 8 cm, y 1 = (12 4) 3 = 4 + 2,76 = 6,67 cm A 1 = 1 (16)(12 4) = 64 cm2 2 Z 2 x 2 = 8 cm, y commit 2 = 2 cm to user 58

23 59 A 2 = (16)(4) = 64 cm 2 Ditanyakan : (x 0, y 0 )? Jawab : x 0 = x 1A 1 + x 2 A 2 A 1 + A 2 + (8)(64) + (8)(64) = = 8 cm y 0 = y 1A 1 + y 2 A 2 A 1 + A 2 + (6,67)(64) + (2)(64) = = 13,34 cm Salah ketik yang terdapat dalam ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti dapat disajikan dalam bentuk diagram yang ditujukan pada Gambar 4.8. Jumlah Penemuan (buah) Salah Ketik Buku Buku A Buku B Buku C Gambar 4.8. Histogram Data Salah Ketik pada Ketiga Buku SMA Kelas XI yang Diteliti 59

24 60 Hasil pada Gambar 4.8 menunjukkan bahwa buku C lebih banyak mengandung salah ketik dibandingkan dengan dua buku lainnya, dibutuhkan pembenaran pada salah ketik tersebut. d. Kalimat Perlu Diperbaiki Kalimat perlu diperbaiki dikatakan jika terdapat kalimat yang kurang jelas atau kurang tepat sehingga untuk menghindari menimbulkan miskonsepsi, kalimat harus diperbaiki. 1) Buku A Pada buku A, tidak ada kalimat yang perlu diperbaiki dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terapat pada buku tersebut. 2) Buku B Pada buku B, ada 2 kalimat yang perlu diperbaiki, yaitu pada contoh soal energi kinetic benda menggelinding dan konsep hukum kekekalan momentum Pada contoh soal energi kinetik benda menggelinding, kalimat soal perlu diperbaiki karena kurang efisien. Sebuah balok bermassa memiliki massa 600 gr dan jari-jari 5 cm. bola tersebut menggelinding dengan kecepatan linier 10 m/s. tentukan energy kinetik bola tersebut! Penyelesaian: m = 600 gr R = 5 cm = kgm 2 v = 10 m/s Momen inersia: I = 2 3 mr2 = 2. 0,6. ( ) 2 = 10 3 kgm 2 Kecepatan sudut: 60

25 61 ω = v = 10 R = 200 rad/s Berarti energy mekanik totalnya sebesar: = 1 2 mv Iω2 EK ktot = EK kt + EK kr = , (200) 2 = 50 joule Metode lain: Energy kinetic benda menggelinding memenuhi: Kata balok seharusnya diganti bola karena pada penyelesaian benda yang memiliki momen inersia 2 3 mr2 adalah bola. Kemudian Kata memiliki massa dihilangkan karena sudah terdapat kata bermassa yang sudah mewakili bahwa benda tersebut memiliki massa. Sehingga kalimat soal tersebut seharusnya: Sebuah bola berongga bermassa 600 gr dan jari-jari 5 cm. Bola tersebut menggelinding dengan kecepatan linier 10 m/s. tentukan energi kinetik bola tersebut! Pada konsep hukum kekekalan momentum terdapat perbaikan kalimat karena kalimat yang menerangkan konsep membingungkan seperti: Benda yang berotasi tidak bekerja momen gaya ( τ = 0 ) maka pada gerak benda itu akan terjadi kekekalan momentum sudut 61

26 62 Kalimat yang ditandai seharusnya diperbaiki dengan Benda yang berotasi dengan momen gaya total yang bekerja padanya sama dengan nol atau tidak ada momen gaya yang bekerja 3) Buku C Pada buku C, tidak ada kalimat yang perlu diperbaiki dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terapat pada buku tersebut. Kalimat yang perlu diperbaiki dalam ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti dapat disajikan dalam bentuk diagram yang ditujukan pada Gambar 4.9. Kalimat Perlu Diperbaiki Jun (buah)mlah Penemu 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Buku Buku A Buku B Buku C Gambar 4.9. Histogram Data Kalimat perlu Diperbaiki pada Ketiga Buku SMA Kelas XI yang Diteliti Hasil pada Gambar 4.9 menunjukkan bahwa buku B memiliki 2 kalimat yang perlu diperbaik, sedangkan pada kedua buku yang lainnya tidak terdapat kalimat yang harus diperbaiki. Hal ini dapat disimpulkan bahwa buku B memiliki kalimat yang perlu diperbaiki lebih banyak dibandingkan dengan buku A dan buku C. e. Perlu Penambahan Gambar Konsep pada buku dikatakan perlu penambahan gambar, jika konsep benar atau konsep commit kurang to user lengkap yang memerlukan penambahan 62

27 63 gambar untuk melengkapi gambar yang belum ada dalam konsep buku tersebut 1) Buku A Pada buku A, tidak ada gambar yang perlu ditambahkan dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terapat pada buku tersebut. 2) Buku B Pada buku B, tidak ada gambar yang perlu ditambahkan dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terapat pada buku tersebut. 3) Buku C Pada buku C, tidak ada gambar yang perlu ditambahkan dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terapat pada buku tersebut. Berdasarkan hasil analisis dari ketiga buku SMA kelas XI, tidak ditemukannya konsep yang membutuhkan penambahan gambar pada konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat dalam ketiga buku tersebut. f. Gambar Perlu Diperbaiki Gambar perlu diperbaiki jika gambar pada buku kurang tepat sehingga perlu diperbaiki untuk memperjelas konsep. 1) Buku A Pada buku A, tidak ada gambar yang perlu perbaikan dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat pada buku tersebut. 2) Buku B Pada buku B terdapat dua gambar yang perlu diperbaiki, yaitu pada konsep momen inersia dan contoh soal pada konsep titik berat 63

28 64 Pada konsep momen inersia ada gambar yang perlu diperbaiki karena gambar kurang jelas. Gambar tersebut merupakan gambar momen inersia pada berbagai bentuk benda tegar Bentuk benda tegar dan keterangan yang terdapat dalam gambar kurang jelas sehingga perbaikannya sebagai berikut : Pada contoh soal yang ada dalam konsep titik berat, ada gambar yang perlu diperbaiki karena keterangan angka yang menunjukkan titik koordinat bangunan yang terdapat pada gambar tidak ada sehingga soal membingungkan. Kerucut pejal dan silinder pejal dari bahan yang sama dan homogen digabungkan menjadi benda seperti Gambar 6.15 (a). tentukan koordinat titik berat commit benda to terhadap user titik A! 64

29 65 Gambar 6.15 Penyelesaian: Benda memiliki sumbu simetri di x = 20 cm berarti x = 20 cm. untuk menentukan y 0 benda dapat dibagi menjadi dua seperti berikut. Benda I (silinder pejal) : Z 1 = (20,10) V 1 = πr 2. t = π = 8000 π cm 3 Benda II (kerucut pejal) : Z 2 = (20,30) V 2 = 1 3 π. R2. h = 1 π = π cm 3 3 Benda y 0 memenuhi : y 0 = yv V = π π π πvv 3 Jadi Z 0 = (20,18) cm = 18 cm Perbaikan gambar tersebut dengan menambahkan keterangan titik koordinat bangunan sesuai dengan penyelesaian. Perbaikan gambar sebagai berikut : 65

30 66 3) Buku C Pada buku C, gambar perlu diperbaiki berjumlah 1, yaitu pada contoh soal konsep gaya kopel. Pada batang AB yang memiliki panjang 4 m bekerja empat gaya yaitu F 1 = F 2 = 10 N dan F 3 = F 4 = 6 N seperti pada gambar. Berapakah momen kopel pada batang AB dan ke mana arahnya? Pada Gambar yang terdapat contoh soal konsep gaya kopel tidak sesuai. Besar gaya F 3 dan F 4 sama, sehingga seharusnya panjang gaya yang bekerja pada batang tersebut sama panjang. Tetapi pada gambar tersebut panjang dari kedua gaya tersebut berbeda, sehingga gamber tersebut perlu diperbaiki dengan gambar sebagai berikut: 66

31 67 A F 2 F 3 2 m 1 m 1 m P Q B F 4 F 1 Gambar yang perlu diperbaiki dari ketika buku SMA kelas XI yang diteliti tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar Jumlah Temuan (buah) 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Gambar Perlu Diperbaiki Buku Buku A Buku B Buku C Gambar Histogram Perbaikan Gambar pada Ketiga Buku SMA Kelas XI yang Diteliti Hasil pada Gambar 4.10 menunjukkan bahwa buku B memiliki 2 gambar yang perlu diperbaik. Gambar yang perlu diperbaiki pada buku B ini lebih banyak dari dua buku A dan buku C. g. Keterangan Gambar Perlu Diperbaiki Keterangan gambar perlu diperbaiki jika gambar memiliki keterangan tetapi keterangan kurang jelas atau kurang tepat sehingga perlu diperbaiki untuk menghindari timbulnya miskonsepsi. 1) Buku A Pada buku A, tidak ada keterangan gambar yang perlu diperbaiki dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang ada commit pada buku to user tersebut. 67

32 68 2) Buku B Pada buku B, terdapat 1 keterangan gambar yang perlu diperbaiki yaitu pada contoh soal yang terdapat pada konsep momen gaya. Pada contoh soal yang terdapat dalam konsep momen gaya, ada keterangan yang perlu diperbaiki karena keterangan tertutup tanda panah sehingga keterangan kurang jelas, seperti berikut : Keterangan tersebut perlu diperbaiki supaya keterangan gambar jelas sehingga tidak dapat menimbulkan miskonsepsi. keterangan gambar diperbaiki sebagai berikut : Gambar 6.3 (a) gayagaya yang bekerja pada benda, (b) arah vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada benda 3) Buku C Pada buku C, tidak ada keterangan gambar yang perlu diperbaiki dalam konsep-konsep Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat pada buku tersebut. Keterangan gambar yang perlu diperbaiki dari ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar

33 69 Jumlah Temuan (buah) Keterangan Gambar Perlu Diperbaiki 1,5 1 Bukui A 0,5 Buku B Buku C 0 Buku Gambar Histogram Data Keterangan Gampar Diperbaiki pada Ketiga Buku SMA Kelas XI yang Diteliti Hasil pada Gambar 4.11 menunjukkan bahwa buku B memiliki 1 gambar yang perlu diperbaik, sedangkan dua buku lainnya tidak ditemukan keterangan gambar yang perlu diperbaiki. Sehingga keterangan gambar yang perlu diperbaiki pada buku B ini lebih banyak dari dua buku A dan buku C. h. Perlu Penambahan Keterangan Gambar 1) Buku A Pada buku A, tidak perlu penambahan keterangan gambar dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang ada pada buku tersebut. 2) Buku B Pada buku B, tidak perlu penambahan keterangan gambar dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang ada pada buku tersebut. 3) Buku C Pada buku C, tidak perlu penambahan keterangan gambar dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang ada pada buku tersebut. 69

34 Berdasarkan hasil analisis dari ketiga buku SMA kelas XI, tidak ditemukannya konsep yang membutuhkan penambahan keterangan gambar pada konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang ada dalam ketiga buku tersebut. i. Penulisan Perumusan Perlu Diperbaiki Penulisan perumusan perlu diperbaiki jika perumusan secara sistematis yang termasuk konsep benar atau konsep kurang lengkap tetapi perumusan tersebut kurang tepat atau kurang jelas. 1) Buku A Pada buku A, tidak ada penulisan perumusan yang perlu diperbaiki dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat pada buku tersebut. 2) Buku B Pada buku B, terdapat 5 perumusan yang perlu diperbaiki, yaitu pada contoh soal yang ada pada konsep momentum sudut, konsep hukum kekekalan momentum, konsep hubungan momentum sudut dengan momen gaya, contoh soal yang terdapat pada konsep energi kinetic gerak menggelinding dan titik berat. Pada contoh soal yang terdapat pada konsep momentum sudut, penulisan perumusan perlu diperbaiki terjadi pada penulisan perumusan Sebuah bola pejal bermassa 0,5 kg dan jari-jari 20 cm berotasi dengan kecepatan sudut 15 rad/s. berapakah momentum dusut bola tersebut? Penyelesaian: m = 0,5 kg, R = 0,2 m ω = 15 rad/s bola pejal : k = 2 3 momentum sudut bola sebesar : 70 70

35 71 L = I ω = 2 5 mr2. ω = 2. 0,5. 5 (0,2)2. ω = 0,12 kg m 2 /s Tanda titik yang ditandai lebih baik dihilangkan karena sudah terdapat tanda () yang sudah mewakili perkalian L = I ω = 2 5 mr2 ω = ,5. (0,2)2. ω = 0,12 kg m 2 /s Pada konsep hukum kekekalan momentum, penulisan perumusan perlu diperbaiki terjadi pada perumusan hukum kekekalan momentum Benda yang berotasi tidak bekerja momen gaya ( τ = 0 ) maka pada gerak benda itu akan terjadi kekekalan momentum sudut Perumusan hukum kekekalan momentum, penulisan saling tumpang tindih sehingga perumusan tersebut kurang jelas. Penulisan perumusan yang benar sebagai berikut: τ = dl dt = 0 Pada konsep hubungan antara momentum sudut dengan momen gaya ada penulisan perumusan yang perlu diperbaiki seperti : 71

36 72 Momentum sudut memiliki hubungan dengan moment gaya. Masih ingat impuls dan momentum sudut linier. Hubungan itu juga berlaku pada gerak rotasi. Hubunganya menjadi : τ t = L τ = L t Persamaan ini dapat memenuhi hubungan deferensial juga Perumusan hukum kekekalan momentum, penulisan saling tumpang tindih sehingga perumusan tersebut kurang jelas. Penulisan perumusan yang benar sebagai berikut: τ = dl dt Pada konsep titik berat terdapat penulisan perumusan yang perlu diperbaiki. Perbaikan penulisan perumusan pada konsep titik berat terjadi pada perumusan menentukan titik pusat massa pada sumbu x (x 0 ), seperti berikut: (1) W = mg, g sama berarti w dapat diganti dengan massa benda. Dari alasan inilah titik berat disebut juga titik pusat massa 72

37 Penulisan perumusan titik pusat massa pada sumbu x salah dan saling tumpang tindih sehingga perumusan tidak jelas. Penurusan dari titik pusat massa pada sumbu x yang benar adalah x 0 = xm m Pada contoh soal yang terdapat pada konsep gerak menggelinding penulisan perumusan tidak sesuai dengan perumusan yang terdapat pada konsep gerak menggelinding, seperti berikut: 73 Penulisan angka 1 2 setengah pada contoh soal perumusan agak keatas sehingga terkesan seperti pangkat. Padahal angka 1 2 bukan merupakan pangkat, sehingga perbaikan penulisan perumusan yang benar seperti: E ktot = (I + k) 1 2 mv2 = I , = 50 joule 3) Buku C Pada buku C, tidak ada penulisan perumusan yang perlu diperbaiki dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat pada buku tersebut. Penulisan perumusan perlu diperbaiki dari ketiga buku SMA kelas XI yang diteliti tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar

38 74 Jumlah temuan (buah) Penulisan Perumusan Perlu Diperbaiki Buku Buku A Buku B Buku C Gambar Histogram Data Penulisan Perumusan Perlu Diperbaiki Ketiga Buku SMA Kelas XI yang Diteliti Hasil pada Gambar 4.12 menunjukkan bahwa buku B memiliki 5 penulisan perumusan yang perlu diperbaiki, sedangkan dua buku lainnya tidak ditemukan keterangan gambar yang perlu diperbaiki. Sehingga perbaikan penulisan perumusan pada buku B ini lebih banyak dari dua buku A dan buku C. 4) Keterangan Perumusan Perlu Diperbaikan 1) Buku A Pada buku A, tidak ada keterangan perumusan yang perlu diperbaiki dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang ada pada buku tersebut. 2) Buku B Pada buku B, tidak ada keterangan perumusan yang perlu diperbaiki dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang ada pada buku tersebut. 3) Buku C Pada buku C, tidak ada keterangan perumusan yang perlu diperbaiki dalam konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang ada pada buku tersebut. 74

39 Berdasarkan hasil analisis dari ketiga buku SMA kelas XI, tidak ditemukannya konsep yang membutuhkan perbaikan keterangan perumusan pada konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang ada dalam ketiga buku tersebut. Berdasarkan hasil analisis dari ketiga buku SMA kelas XI tidak ditemukannya miskonsepsi dinamika rotasi benda tegar, sehingga buku tersebut dapat digunakan sebagai sumber belajar yang baik. Selain, menganalisis miskonsespi analisis lain juga dilakukan, yaitu menganalisis keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi yang terdiri dari 10 kategori. 10 kategori antara lain: konsep kurang lengkap, konsep tidak ada, salah ketik, kalimat perlu diperbaiki, perlu penambahan gambar, gambar perlu diperbaiki, keterangan gambar perlu diperbaiki, perlu penambahan keterangan gambar, penulisan perumusan perlu diperbaiki, dan keterangan perumusanperlu diperbaikan. Berdasarkan hasil analisis pada buku A, keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi ditemukan ada 1 konsep tidak ada dan 2 salah ketik. Lalu pada buku B, ditemukan ada 2 konsep kurang lengkap, 2 konsep tidak ada, 2 salah ketik, 2 kalimat perlu diperbaiki, 2 gambar perlu diperbaiki, 1 keterangan gambar perlu diperbaiki, dan 5 penulisan perumusan perlu diperbaiki. Sedangkan pada buku C, ada 3 salah ketik, 1 gambar perlu diperbaiki, dan keterangan gambar perlu diperbaiki. Berdasarkan perhitungan persentase (Lampiran 1) dari analisis keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi, buku A lebih unggul dari buku B dan C. Pada buku A dan C terdapat konsep lain yang tidak sesuai berdasarkan hasil telaah silabus, seperti usaha dalam gerak melingkar, hubungan usaha dengan energi kinetik, hukum kekekalan energi mekanik, teorema sumbu paralel, jenis-jenis keseimbangan. Konsep-konsep lain yang tidak sesuai berdasarkan hasil telaah silabus tidak ikut dibahas dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk guru bahwa buku yang dijadikan sumber belajar dalam pembelajaran dapat menimbulkan miskonsepsi 75 75

40 76 atau berpotensi menimbulkan miskonsepsi. Guru dalam pemilihan buku ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran harus memilih dengan teliti. Teliti dalam menilai setiap konsep yang terdapat dalam buku ajar yang akan digunakan. 76

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI Momen gaya : Simbol : τ Momen gaya atau torsi merupakan penyebab benda berputar pada porosnya. Momen gaya terhadap suatu poros tertentu

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA ROTASI

FIsika DINAMIKA ROTASI KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI 10 soal - soal fisika Dinamika Rotasi SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI 1. Momentum Sudut Seorang anak dengan kedua lengan berada dalam pangkuan sedang berputar pada suatu kursi putar dengan 1,00 putaran/s.

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 3. Perhatikan gambar berikut. Jika sistem bola diputar pada sumbu di titik a, maka besar

Lebih terperinci

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e. SOAL : 1. Empat buah gaya masing-masing : F 1 = 100 N F 2 = 50 N F 3 = 25 N F 4 = 10 N bekerja pada benda yang memiliki poros putar di titik P. Jika ABCD adalah persegi dengan sisi 4 meter, dan tan 53

Lebih terperinci

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule. Gerak Translasi dan Rotasi A. Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 80 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya dengan jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1 . Pengantar a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari jari r Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2013 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut. Pengertian Gerak Translasi dan Rotasi Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. gerak rotasi dapat didefinisikan

Lebih terperinci

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s². Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui perubahan momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan dalam variabelvariabel

Lebih terperinci

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut:

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut: Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Momen gaya merupakan hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu. Momen

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN INERSIA

MAKALAH MOMEN INERSIA MAKALAH MOMEN INERSIA A. Latar belakang Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D 9:4:04 Posisi, Kecepatan dan Percepatan Angular 9:4:04 Partikel di titik P bergerak melingkar sejauh θ. Besarnya lintasan partikelp (panjang busur) sebanding sebanding dengan: s = rθ Satu keliling lingkaran

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

MODUL. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) MATARAM

MODUL. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) MATARAM MODUL OLEH BURHANUDIN, SPd NIP 98 005 00 0 009 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI MATARAM JL PENDIDIKAN NO TELP/ax (070) 665 MATARAM MODUL ISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN MATARAM

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 85 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya di mana jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

Bab VI Dinamika Rotasi

Bab VI Dinamika Rotasi Bab VI Dinamika Rotasi Sumber : Internet : www.trade center.com Adanya gaya merupakan faktor penyebab terjadinya gerak translasi. Bianglala yang berputar terjadi karena kecenderungan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA a. Judul: Pembelajaran Gerak Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Berbasis Koop untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA b. Kompetensi Dasar Setelah berpartisipasi

Lebih terperinci

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi GERAK BENDA TEGAR Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri atas sistem benda titik yang jumlahnya tak-hinggadan jika ada gaya yang bekerja, jarak antara titik-titik anggota sistem selalu tetap. Gerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Vektor Ada beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. Ada juga besaran fisis yang tidak

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT 1. VEKTOR Jika diketahui vektor A = 4i 8j 10k dan B = 4i 3j + 2bk. Jika kedua vektor tersebut saling tegak lurus, maka tentukan

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2014 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat Statika Pusat Massa Dan Titik Berat STATIKA adalah ilmu kesetimbangan yang menyelidiki syarat-syarat gaya yang bekerja pada sebuah benda/titik materi agar benda/titik materi tersebut setimbang. PUSAT MASSA

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13 Fakultas Perikanan - KESETIMBANGAN Kondisi benda setelah menerima gaya-gaya luar SEIMBANG : Bila memenuhi HUKUM NEWTON I Resultan Gaya yang bekerja pada benda besarnya sama dengan nol sehingga benda tersebut

Lebih terperinci

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh: a 1.16. Dalam sistem dibawah ini, gesekan antara m 1 dan meja adalah µ. Massa katrol m dan anggap katrol tidak slip. Abaikan massa tali, hitung usaha yang dilakukan oleh gaya gesek selama t detik pertama!

Lebih terperinci

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut Gerak rotasi Benda tegar Adalah kumpulan benda titik dengan bentuk yang tetap (jarak antar titik dalam benda tersebut tidak berubah) Gerak benda tegar dapat dipandang sebagai gerak suatu titik tertentu

Lebih terperinci

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O 1 1. Empat buah partikel dihubungkan dengan batang kaku yang ringan dan massanya dapat diabaikan seperti pada gambar berikut: Jika jarak antar partikel sama yaitu 40 cm, hitunglah momen inersia sistem

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR Sri Jumini 1, Lilis Muhlisoh 2 1,2) Prodi Pendidikan Fisika, FITK UNSIQ Wonosobo jawa Tengah Email : umyfadhil@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR FIS-3.1/4.1/3/1-1 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 1. IDENTITAS a. Nama Mata Pelajaran : Fisika b. Semester : 3 c. Kompetensi Dasar : 3.1 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat,

Lebih terperinci

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut.

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut. I. Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda 1 Benda tegar Pada pembahasan mengenai kinematika, dinamika, usaha dan energi, hingga momentum linear, benda-benda yang bergerak selalu kita pandang sebagai benda titik. Benda yang berbentuk kotak misalnya,

Lebih terperinci

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB. 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGAR A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA BAB. 6 DINAMIKA OTASI DAN KESETIMBAGAN BENDA TEGA A. MOMEN GAYA DAN MOMEN INESIA 1. Momen Gaya Benda hanya dapat mengaami perubahan gerak rotasi jika pada benda tersebut diberi momen gaya, dengan adanya

Lebih terperinci

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR BAB DNAMKA OTAS DAN KESEMBANGAN BENDA TEGA. SOA PHAN GANDA. Dengan menetapkan arah keluar bidang kertas, sebagai arah Z positif dengan vektor satuan k, maka torsi total yang bekerja pada batang terhadap

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

BAB 13 MOMEN INERSIA Pendahuluan

BAB 13 MOMEN INERSIA Pendahuluan BAB 13 MOMEN INERSIA 13.1. Pendahuluan Pada pembahasan mengenai Torsi, gurumuda sudah menjelaskan pengaruh torsi terhadap gerakan benda yang berotasi. semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya terhadap

Lebih terperinci

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω = v adalah kecepatan bola A: v = ωr. ω adalah kecepatan sudut bola A terhadap sumbunya (sebenarnya v dapat juga ditulis sebagai v = d θ dt ( + r), tetapi hubungan ini tidak akan kita gunakan). Hukum kekekalan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA Nama : Lukman Santoso NPM : 240110090123 Tanggal / Jam Asisten : 17 November 2009/ 15.00-16.00 WIB : Dini Kurniati TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014 Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam

Lebih terperinci

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI 1. Bola bergerak jatuh bebas dari ketinggian 1 m lantai. Jika koefisien restitusi = ½ maka tinggi bola setelah tumbukan pertama A. 50 cm B. 25 cm C. 2,5 cm D. 12,5

Lebih terperinci

BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR

BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR MEKANIKA BENDA TEGAR Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri dari sistem-sistem benda titik yang tak hingga banyaknya dan jika ada benda yang bekerja padanya jarak antara

Lebih terperinci

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1 GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1 Soal UN Fisika sesuai SKL 2012 disertai dengan konsep, rumus dan kunci jawaban. Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat

Lebih terperinci

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa  WhatsApp: Treefy Education PEMBAHASAN LATIHAN 1 1.a) Bayangkan bola berada di puncak pipa. Ketika diberikan sedikit dorongan, bola akan bergerak dan menabrak tanah dengan kecepatan. Gerakan tersebut merupakan proses

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta 1/36 FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) BENDA TEGAR Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Rotasi Benda Tegar Benda tegar adalah sistem partikel yang

Lebih terperinci

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA.

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA. SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 6 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA Waktu : 3 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Momen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi)

Momen Inersia. distribusinya. momen inersia. (karena. pengaruh. pengaruh torsi) Gerak Rotasi Momen Inersia Terdapat perbedaan yang penting antara masa inersia dan momen inersia Massa inersia adalah ukuran kemalasan suatu benda untuk mengubah keadaan gerak translasi nya (karena pengaruh

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas FISIKA Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda egar - Dinamika Rotasi Doc Name: ARFIS070 Version : 0-07 halaman Perhatikan gambar berikut ini! m B Q r m A r 3 r P m C m A = kg; m B = 3kg;

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar KTSP & K-1 FIsika K e l a s XI KESEIMNGN END TEG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sarat keseimbangan benda tegar.. Memahami macam-macam

Lebih terperinci

BAB I. Penyusun SUMARTI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Kata Pengantar. Modul Keseimbangan Benda Tegar 2

BAB I. Penyusun SUMARTI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Kata Pengantar. Modul Keseimbangan Benda Tegar 2 SEKOLAH MENENGAH ATAS 2016 BAB I Penyusun SUMARTI SEKOLAH MENENGAH ATAS 2016 Kata Pengantar Modul Keseimbangan Benda Tegar 2 Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

Smart Solution TAHUN PELAJARAN 2012/201 /2013. Pak Anang. Disusun Per Indikator Kisi-Kisi UN Disusun Oleh :

Smart Solution TAHUN PELAJARAN 2012/201 /2013. Pak Anang. Disusun Per Indikator Kisi-Kisi UN Disusun Oleh : Smart Solution TAHUN PELAJARAN 01/01 /013 Disusun Per ndikator Kisi-Kisi UN 013 Disusun Oleh : Pak Anang .3. Menentukan besaran-besaran fisis dinamika rotasi (torsi, momentum sudut, momen inersia, atau

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA Keseimbangan dan Dinamika Rotasi Doc Name: K13AR11FIS060 Version : 014-08 halaman 1 01. Perhatikan gambar berikut ini! MA= kg; MB=3kg; MC=4kg; r1=8m; r=6m PQ sejajar r1 dan memotong

Lebih terperinci

SILABUS ROTASI BENDA TEGAR UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

SILABUS ROTASI BENDA TEGAR UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM SILABUS ROTASI BENDA TEGAR UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2 Disusun Oleh SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI 2003 SILABUS ROTASI BENDA TEGAR Mata Pelajaran Kelas/Semester Satuan Pendidikan Alokasi

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya. Pengertian Momen Gaya (torsi)- Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau torsi. Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya (torsi) adalah sebuah

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat 1

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat  1 Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil pengukuran dengan memperhatikan aturan angka penting. Pengukuran dasar : Pelajari cara membaca hasil pengukuran dasar. dalam

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal ME KANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINE MATI KA = Ilmu

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi:

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi: Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: 1. Sebuah batang uniform bermassa dan panjang l, digantung pada sebuah titik A. Sebuah peluru bermassa bermassa m menumbuk ujung batang bawah, sehingga

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

ULANGAN UMUM SEMESTER 1 ULANGAN UMUM SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar!. Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh gerak brown digolongkan sebagai... a. kesalahan relatif

Lebih terperinci

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO Departemen Fisika Universitas Airlangga, Surabaya E-mail address, P. Carlson: i an cakep@yahoo.co.id URL: http://www.rosyidadrianto.wordpress.com Puji syukur

Lebih terperinci

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring POSDNG SKF 16 Mengukur Kebenaran Konsep Momen nersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring aja Muda 1,a), Triati Dewi Kencana Wungu,b) Lilik Hendrajaya 3,c) 1 Magister Pengajaran Fisika Fakultas

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A

Nama : Mohammad Syaiful Lutfi NIM : D Kelas : Elektro A Nama : Mohammad Saiful Lutfi NIM : D46 Kelas : Elektro A RANGKUMAN MATERI MOMENTUM SUDUT DAN BENDA TEGAR Hukum kekalan momentum linier meruakan salah satu dari beberaa hukum kekalan dalam fisika. Dalam

Lebih terperinci

V. MOMENTUM DAN IMPULS

V. MOMENTUM DAN IMPULS V. MOMENTUM DAN IMPULS Hukum kekekalan energi yang dibahas dalam Bab terdahulu, hanyalah salah satu dari hukum kekekalan di dalam fisika. Kuantitas lain yang ditemukan memiliki sifat kekal adalah momentum

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda dengan meninjau penyebabnya. Buah kelapa jatuh dan pohon kelapa dan bola menggelinding di atas

Lebih terperinci

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri 1. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari lengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya terletak di muka cermin sejauh : A. 60 cm B. 30 cm C. 20 cm Kunci

Lebih terperinci

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor . Vektor.1 Representasi grafis sebuah vektor erdasarkan nilai dan arah, besaran dibagi menjadi dua bagian aitu besaran skalar dan besaran vektor. esaran skalar adalah besaran ang memiliki nilai dan tidak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 2 Desember 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz MAKALAH MOMEN GAYA Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO SUBANG 2015 MOMEN GAYA

Lebih terperinci

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar! Pilihlah jawaban yang paling benar! 1. Besarnya momentum yang dimiliki oleh suatu benda dipengaruhi oleh... A. Bentuk benda B. Massa benda C. Luas penampang benda D. Tinggi benda E. Volume benda. Sebuah

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman).

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). DINAMIKA Konsep Gaya dan Massa Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). Gaya adalah penyebab terjadi gerakan pada benda. Konsep Gaya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMK : XI (Sebelas) : FISIKA A. Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep impuls dan momentum. B. Kompetensi Dasar 1. Mengenali

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN GERAK ROTASI UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

RENCANA PEMBELAJARAN GERAK ROTASI UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM RENCANA PEMBELAJARAN GERAK ROTASI UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2 Disusun Oleh SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI 2003 RENCANA PEMBELAJARAN GERAK ROTASI Mata Pelajaran Kelas/Semester Satuan

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 1 01. Balok bermassa 5 kg diletakkan di atas papan, 3 m dari titik A, seperti terlihat pada gambar. Jika massa papan adalah satu kilogram

Lebih terperinci

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit

SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit Mata Pelajaran Hari / tanggal Waktu SOAL MID SEMESTER GENAP TP. 2011/2012 : Fisika : Rabu/7 Maret 2012 : 90 menit Petunjuk : a. Pilihan jawaban yang paling benar diantaraa huruf A, B, C, D dan E A. Soal

Lebih terperinci

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber: Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba

Lebih terperinci

BESARAN VEKTOR B A B B A B

BESARAN VEKTOR B A B B A B Besaran Vektor 8 B A B B A B BESARAN VEKTOR Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan dua anak yang mendorong meja pada gambar di atas. Apakah dua anak tersebut dapat mempermudah dalam mendorong meja?

Lebih terperinci

JAWABAN Fisika OSK 2013

JAWABAN Fisika OSK 2013 JAWABAN Fisika OSK 013 1- Jawab: a) pada saat t = s, sehingga m/s pada saat t = 4 s, (dg persamaan garis) sehingga m/s b) pada saat t = 4 s, m/s m/s (kemiringan) sehingga m/s c) adalah luas permukaan di

Lebih terperinci

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA Menguasai Hukum Neton MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com ebsite://arafahtgb.ordpress.com HUKUM-HUKUM GERAK GERAK + GAYA DINAMIKA GAYA ADALAH SESUATU YANG

Lebih terperinci