PENETAPAN Nomor 7/Pdt.P/2017/PA.Kras. ب س م الل ه الر ح م ن الر ح يم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN AGAMA KARANGASEM yang menerima, memeriksa dan mengadili perkara perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan dalam perkara pengesahan nikah yang diajukan oleh: Pemohon I, tempat/tanggal lahir Jember, 25 Desember 1985 Agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan Karyawan, bertempat tinggal di Budakeling, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem selanjutnya disebut sebagai Pemohon I; Pemohon II, tempat/tanggal lahir Denpasar, 15 September 1987 Agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Budakeling, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem selanjutnya disebut sebagai Pemohon II; Pengadilan Agama tersebut; Setelah mempelajari berkas perkara Setelah mendengar keterangan Para Pemohon dan saksi-saksi di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Para Pemohon berdasarkan surat Permohonannya tertanggal 8 November 2017 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem Nomor 7/Pdt.P/2017/PA.Kras. tanggal 8 November 2017, telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa pada tanggal 17 Februari 2008, Pemohon I dan Pemohon II telah melangsungkan pernikahan menurut agama islam di wilayah hukum Hal. 1 dari 7 Penetapan. No. 7 /Pdt.P/2017/PA.Kras.
Kantor Urusan Agama Kecamatan Balung, Jember, bahwa pada saat pernikahan tersebut Pemohon I berstatus Jejaka dalam usia 23 tahun, dan Pemohon II berstatus Perawan dalam usia 21 tahun, pernikahan dilangsungkan dengan wali nikah Ayah kandung Pemohon II bernama Ayah kandung Pemohon II dan dihadiri saksi nikah lebih dari dua orang diantaranya masing masing bernama Saksi nikah I dan Saksi nikah II dengan mas kawin berupa uang sebesar Rp. 20.000, (Dua Puluh Ribu Rupiah) dibayar tunai ; 2. Bahwa antara pemohon I dan Pemohon II tidak ada pertalian nasab, pertalian kerabat semenda dan pertalian sesusuan serta memenuhi syarat dan tidak ada larangan untuk melangsungkan pernikahan, baik menurut ketentuan hukum Islam maupun peraturan perundang undangan yang berlaku; 3. Bahwa setelah pernikahan Pemohon I dan Pemohon II hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikaruniai 2(Dua) orang anak yang bernama : Anak I, perempuan, lahir tgl 12 Februari 2008 dan Anak II, laki, lahir tgl 23 Juli 2011 4. Bahwa selama pernikahan tersebut tidak ada pihak ketiga yang mengganggu gugat pernikahan Pemohon I dan Pemohon II; 5. Bahwa sampai sekarang Pemohon I dan Pemohon II tidak mempunyai Kutipan Akta Nikah, karena pernikahan Pemohon I dan Pemohon II tidak terdaftar di kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem dengan alasan untuk melengkapi administrasi perkawinan, sementara saat ini Pemohon I dan Pemohon II membutuhkan Akta Nikah tersebut untuk Hal. 2 dari 7 Penetapan. No. 7 /Pdt.P/2017/PA.Kras.
kepastian hukum dan mengurus Akta Kelahiran anaknya tersebut dan kepentingan hukum lainnya; 6. Bahwa Pemohon I dan Pemohon II mengajukan permohonan ini kepada Majelis Hakim untuk menetapkan sahnya perkawinan antara Pemohon I dengan Pemohon II yang terjadi padatanggal 17 Februari 2008. 7. Pemohon I dan Pemohon II bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hal hal tersebut di atas, Pemohon I dengan Pemohon II mohon agar Ketua Pengadilan Agama Karangasem cq. Majelis Hakim memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan penetapan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : PRIMER : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon I dan Pemohon II; 2. Menetapkan sah pernikahan Pemohon I dengan Pemohon II yang dilangsungkan pada tanggal 17 Pebruari 2008 di wilayah Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Balung, Jember; 3. Menetapkan biaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. SUBSIDER : Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon penetapan yang seadil adilnya. Bahwa, pada hari persidangan yang telah ditentukan para Pemohon datang menghadap ke persidangan lalu surat Permohonan tersebut dibacakan, dan isinya tetap dipertahankan oleh para Pemohon; Hal. 3 dari 7 Penetapan. No. 7 /Pdt.P/2017/PA.Kras.
Bahwa, Majelis Hakim setelah membaca dalil-dalil permohonan para Pemohon terutama yang berkaitan dengan wali nikah, lalu Majelis Hakim mencukupkan pemeriksaan perkara; Bahwa, Pemohon I dan Pemohon II telah mencukupkan keterangannya, dan mohon penetapan; Bahwa, untuk meringkas uraian penetapan ini ditunjuk hal-hal sebagaimana termuat dalam Berita Acara Persidangan perkara ini, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari penetapan ini. TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa isi dan maksud permohonan Pemohon I dan Pemohon II sebagaimana telah diuraikan tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua menjadi Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Pasal 4 Ayat (1) juncto Pasal 49 dan Penjelasannya, maka Pengadilan Agama Karangasem berwenang memeriksa serta memberikan penetapan terhadap permohonan a quo; Menimbang, bahwa Pemohon I dan Pemohon II telah datang menghadap dipersidangan yang pada pokoknya memohon pengesahan nikah sebagai bukti keabsahan status pernikahan mereka, permohonan mana didasari dalil bahwa perkawinan Pemohon I dan Pemohon II yang dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2008, telah dilaksanakan menurut agama islam di wilayah hukum Kantor Urusan Agama Kecamatan Balung, Jember, bahwa pada saat pernikahan tersebut Pemohon I berstatus Jejaka dalam usia 23 tahun, dan Pemohon II berstatus Perawan dalam usia 21 tahun, Hal. 4 dari 7 Penetapan. No. 7 /Pdt.P/2017/PA.Kras.
pernikahan dilangsungkan dengan wali nikah Ayah kandung Pemohon II bernama Ayah kandung Pemohon II dan dihadiri saksi nikah lebih dari dua orang diantaranya masing masing bernama Saksi nikah I dan Saksi nikah II dengan mas kawin berupa uang sebesar Rp. 20.000, (Dua Puluh Ribu Rupiah) dibayar tunai; Menimbang, bahwa dalam tambahan keterangannya Para Pemohon menerangkan bahwa pernikahan mereka dilaksanakan dengan menunjuk seorang wali nikah bernama Wali Nikah dan pelaksanaan pernikahan tersebut tanpa sepengetahuan Kepala Kantor Urusan Agama setempat; Menimbang, ketentuan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menegaskan bahwa perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya, sejalan dengan ketentuan tersebut, dalam Pasal 4 Kompilasi Hukum Islam (Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 juncto Keputusan Menteri Agama RI Nomor 154 Tahun 1991) disebutkan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum Islam, lebih lanjut sebagaimana diatur pada pasal 14 ditegaskan bahwa untuk melakukan perkawinan harus ada, Calon Suami, Calon isteri, Wali Nikah, dua orang saksi dan ijab Kabul; Menimbang, bahwa sebagaimana tambahan keterangan Para Pemohon bahwa ternyata Pemohon II adalah seorang Muallaf dan secara hukum wali nikah Pemohon II berpindah ke Wali hakim sebagaimana ketentuan pasal 23 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam Wali Hakim baru dapat bertindak sebagai wali nikah apabila wali nasab tidak ada atau tidak mungkin menghadirkannya atau tidak diketahui tempat tinggalnya atau ghoib atau adlal atau enggan; Hal. 5 dari 7 Penetapan. No. 7 /Pdt.P/2017/PA.Kras.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hal mempelai perempuan tidak mempunyai wali nasab untuk menikahkannya maka secara hukum perwaliannya berpindah kepada Wali hakim, in casu Pemohon II pada saat menikah dengan Pemohon I tidak mempunyai wali nasab disebabkan Ia seorang Muallaf maka seharusnya wali nikahnya berpindah kepada Wali hakim akan tetapi Pemohon II menunjuk seorang bernana Wali nikah yang secara hukum tidak mempunyai kapasitas atau kewenangan untuk menikahkannya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim perpendapat Para Pemohon tidak mempunyai dasar hukum yang jelas untuk disahkan pernikahannya dan oleh karena itu Permohonan para Pemohon dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir diubah dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Pemohon ; Memerhatikan, pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara ini. M E N E T A P K A N 1. Menyatakan permohonan para Pemohon tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard) ; Hal. 6 dari 7 Penetapan. No. 7 /Pdt.P/2017/PA.Kras.
2. Membebankan kepada Pemohon I dan Pemohon II untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 421.000,- (empat ratus dua puluh satu ribu rupiah); Demikian Penetapan ini dijatuhkan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Karangasem pada hari Selasa tanggal 12 Desember 2017 Masehi bertepatan dengan tanggal 30 Rabi ul Awal 1439 Hijriyah oleh kami Ahmad Rifai, S.A.g, M.H.I. sebagai Ketua Majelis, Abdurrahman, S.Ag. dan Nurul Layli, S.Ag. masing-masing sebagai Hakim Anggota, Penetapan mana pada hari itu juga diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri para Hakim Anggota, dengan didampingi Siti Nurwahidah, SHI. sebagai Panitera Pengganti dan dihadiri oleh Para Pemohon; Hakim Anggota, Ketua Majelis, Abdurrahman, S.Ag. Ahmad Rifai,S.Ag.M.HI. Nurul Layli, S.Ag. Panitera Pengganti, Siti Nurwahidah, SHI. Perincian Biaya Perkara : 1. Biaya Pendaftaran Rp. 30.000,- 2. Biaya Proses Rp. 60.000,- 3. Biaya Panggilan. Rp. 329.000,- 4. Biaya Redaksi Rp. 5.000,- 5. Biaya Meterai Rp. 6.000,- Jumlah Rp 421.000-, Hal. 7 dari 7 Penetapan. No. 7 /Pdt.P/2017/PA.Kras.