Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBAHASAN. genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam

MODEL MATEMATIKA SIV (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, VIRUS) UNTUK PENYEBARAN VIRUS TUNGRO (RICE TUNGRO VIRUS) PADA TANAMAN PADI

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kestabilan Model Matematika AIDS dengan Transmisi. atau Ibu menyusui yang positif terinfeksi HIV ke anaknya.

BAB III PEMBAHASAN. tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas. Pada kasus Avian Influenza, gejala

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEII T (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL- ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

BAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan diuraikan definisi-definisi dan teorema-teorema yang

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

PENYELESAIAN NUMERIK DAN ANALISA KESTABILAN PADA MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN PENULARAN PADA PERIODE LATEN

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

II. LANDASAN TEORI. Definisi 1 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear) Definisi 2 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Taklinear)

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

Analisis Kestabilan Model Veisv Penyebaran Virus Komputer Dengan Pertumbuhan Logistik

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

ANALISIS KESTABILAN BEBAS PENYAKIT MODEL EPIDEMI CVPD (CITRUS VEIN PHLOEM DEGENERATION) PADA TANAMAN JERUK DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE II

ANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIIT (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL-ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS


BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

BAB II LANDASAN TEORI

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

ANALISIS PENYEBARAN PENYAKIT DIARE SEBAGAI SALAH SATU PENYEBAB KEMATIAN PADA BALITA MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIKA SIS

MODEL EPIDEMI SEIV PENYEBARAN PENYAKIT POLIO PADA POPULASI TAK KONSTAN

Esai Kesehatan. Disusun Oleh: Prihantini /2015

III MODEL MATEMATIKA S I R. δ δ δ

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Asumsi yang digunakan dalam sistem mangsa-pemangsa. Dimisalkan suatu habitat dimana spesies mangsa dan pemangsa hidup

PEMODELAN MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT VIRUS EBOLA DAN ANALISIS PENGARUH PARAMETER LAJU TRANSMISI TERHADAP PERILAKU DINAMISNYA TUGAS AKHIR SKRIPSI

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENULARAN PENYAKIT GONORE

Bab II Teori Pendukung

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA

IV PEMBAHASAN. jika λ 1 < 0 dan λ 2 > 0, maka titik bersifat sadel. Nilai ( ) mengakibatkan. 4.1 Model SIR

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL TRANSMISI VIRUS HEPATITIS B YANG DIPENGARUHI OLEH MIGRASI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

Model Matematika Penyebaran Internal Demam Berdarah Dengue dalam Tubuh Manusia

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR)

ANALISIS KESTABILAN SISTEM GERAK PESAWAT TERBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE NILAI EIGEN DAN ROUTH - HURWITZ (*) ABSTRAK

ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

Penerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik. Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti. Nida Sri Utami

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

UNNES Journal of Mathematics

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Suatu sistem persamaan diferensial dinyatakan sebagai berikut : Misalkan suatu sistem persamaan diferensial (SPD) dinyatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Diferensial Definisi 1 [Sistem Persamaan Diferensial Linear (SPDL)]

KENDALI OPTIMAL PADA PENCEGAHAN WABAH FLU BURUNG DENGAN ELIMINASI, KARANTINA DAN PENGOBATAN

Penyelesaian Numerik dan Analisa Kestabilan pada Model Epidemik SEIR dengan Memperhatikan Adanya Penularan pada Periode Laten

MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna Memperoleh derajat Sarjana S-1

Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

Bab III Model Awal Kecanduan Terhadap Rokok

Transkripsi:

Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2017 Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi Sischa Wahyuning Tyas 1, Dwi Lestari 2 Universitas Negeri Yogyakarta 1 Universitas Negeri Yogyakarta 2 sischa0201ningtyas@gmailcom Abstrak Tungro merupakan penyakit padi yang disebabkan oleh infeksi ganda dua virus tungro yaitu Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan Rice Tungro Spherical Virus (RTSV) Virus tungro ditularkan oleh wereng hijau (nephotettix virescens) Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang muncul dalam penyebaran virus tungro pada tanaman padi yaitu mengetahui model matematika untuk penyebaran virus tungro dan kapan virus akan hilang atau menyebar dalam suatu populasi Hasil dari analisa model SIV di dapatkan 2 titik ekuilibrium yaitu titik ekuilibrium bebas penyakit dan endemik Titik ekuilibrium bebas penyakit stabil asimtotik lokal apabila bilangan reproduksi dasar < Hal ini berarti bahwa untuk jangka waktu yang lama, populasi terinfeksi virus tungro akan berkurang, atau virus tungro semakin lama akan menghilang dari populasi Sementara itu, untuk bilangan reproduksi dasar >, diperoleh titik ekuilibrium endemik stabil asimtotik lokal Hal ini berarti bahwa selama waktu t tertentu, virus tungro menyebar dalam populasi Selanjutnya, berdasarkan simulasi yang dibentuk dari model SIV, diperoleh bahwa semakin tinggi frekuensi duplikasi virus tungro () dan laju perpindahan virus tungro ke tanaman rentan (), maka banyaknya tanaman terinfeksi semakin naik, sementara banyaknya tanaman rentan akan semakin menurun T - 34 Kata Kunci : Bilangan reproduksi dasar, Model SIV, Titik ekuilibrium,virus tungro I PENDAHULUAN Tungro merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi ganda dari dua jenis virus yang berbeda, yaitu Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan Rice Tungro Spherical Virus (RTSV) [1] Virus tungro ditularkan oleh Nephotettix virescens (wereng hijau) [2] Masa terpanjang vektor (wereng hijau) mampu menularkan virus berkisar antara 5 6 hari [3] Periode inkubasi virus dalam tanaman berkisar 6 15 hari [3] Rata-rata luasan serangan tungro di Indonesia antara tahun 2001-2006 mencapai 3650 ha per tahun Pada musim tanam (MT) 2010/2011 terjadi serangan seluas 5828 ha dan meningkat menjadi 7177 ha pada MT 2011 yang tersebar di 33 provinsi [1] Salah satu cara untuk pengendalian virus tungro yaitu penggunaan pestisida Mengingat infeksi virus dapat terjadi sejak di pesemaian, ataupun pertanaman Pemberian pestisida pada saat pertanaman, apabila saat tanaman padi berumur kurang dari 3 mst (minggu setelah tanam) ditemukan 2 rumpun tanaman terserang virus tungro per 100 rumpun tanaman II HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Formulasi Model Model matematika pada penyebaran virus tungro ini, populasi tanaman pada waktu t terbagi dalam 3 populasi, yaitu susceptible (rentan), infectious (terinfeksi) dan virus Populasi Susceptible yang disimbolkan dengan S, adalah populasi tanaman yang rentan terhadap virus Populasi Infectious yang disimbolkan dengan I, adalah populasi tanaman yang telah terinfeksi virus dan dapat menularkan virusnya ke tanaman lain dengan bantuan vektor Populasi Virus yang disimbolkan dengan V, adalah populasi virus yang menginfeksi tanaman Untuk mempermudah proses memodelkan penyebaran virus Tungro, diperlukan asumsi-asumsi Berikut asumsi-asumsi yang digunakan: 1 Hanya tanaman padi rentan yang menghasilkan 18 anakan padi selama masa tanam PT-241

ISBN 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line) 2 Anakan padi masuk ke dalam kelompok tanaman rentan 3 Infeksi virus tungro terjadi secara internal pada tanaman padi 4 Tidak ada mikroorganisme lain yang menyerang tanaman padi 5 Tanaman padi terinfeksi virus tungro pada umur < 3 mst (minggu setelah tanam) 6 Pemberian pestisida dilakukan pada tanaman umur < 3 mst 7 Kepadatan tanaman rentan bertambah dengan laju konstan sebesar α 8 Suatu tanaman rentan (S) akan terinfeksi virus tungro yang melalui vektor dengan laju sebesar β, jika terjadi kontak dengan virus (V) 9 Jika tanaman sudah terinfeksi, maka tanaman berada pada kelas I 10 Virus bebas berkembang biak dari tanaman yang terinfeksi dengan laju sebesar µn 11 Pestisida dapat menghambat penyebaran virus tungro oleh vektor wereng hijau Berikut ini didefinisikan variabel dan parameter yang digunakan dalam model penyebaran virus tungro pada tanaman padi TABEL 1 DAFTAR VARIABEL Variabel Keterangan Sayarat Satuan S(t) Banyaknya rumpun tanaman yang rentan pada waktu t S(t) 0 I(t) Banyaknya rumpun tanaman yang terinfeksi virus pada waktu t I(t) 0 V(t) Banyaknya virus tungro pada rumpun tanaman pada waktu t V(t) 0 α Laju kelahiran alami tanaman rentan per hari α > 0 β Laju perpindahan satu virus tungro ke tanaman rentan yang β > 0 melalui vektor per hari δ Laju kematian alami tanaman rentan per hari δ > 0 Laju kematian tanaman terinfeksi per hari > 0 μ Peluang virus tungro pada tanaman terinfeksi terduplikasi per 0<μ hari 1 n Banyaknya duplikasi virus tungro n > 0 Laju kematian alami virus tungro per hari > 0 Laju kematian virus tungro akibat pestisida per hari > 0 Berdasarkan karakteristik penyebaran virus dan masalah yang diasumsikan, dapat dibentuk model penyebaran virus tungro pada tanaman padi seperti berikut : GAMBAR 1 FORMULASI MODEL Berdasarkan Gambar 1, Pemodelan matematika yang diperoleh adalah sebagai berikut: a b (1) c B Titik Ekuilibrium Titik (S,I,V) merupakan titik-titik ekuilibrium dari (1) jika memenuhi persamaan 0 Titik-titik ekuilibrium dari (1) disajikan dalam teorema berikut : PT-242

Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2017 Teorema 1 (i) Jika I= 0 maka (1) memiliki titik ekuilibrium bebas penyakit yaitu (,,),0,0 (ii) Jika I 0 maka (1) memiliki titik ekuilibrium endemik (,, ) dengan = ( ), () = ( )( ), = ( )( ) ( ) ( ) Bukti Sistem (1) akan mencapai titik ekuilibrium jika = = =0, maka (1) dapat ditulis: =0 (2) =0 (3) =0 (4) (i) Jika I= 0, maka dari (3) diperoleh =0, (5) Substitusi (5) ke (2) diperoleh =, Sehingga didapat titik ekuilibrium bebas penyakit =(,,)=,0,0 (6) (ii) Jika I 0, maka dari Persamaan (2) diperoleh (7) Jika I 0 dan maka Persamaan (3) diperoleh (8) Substitusikan Persamaan (8) dan (9) ke (4), maka diperoleh 0, () 0 Saat 0 maka ()0, yaitu = Ini berarti I = 0 dan V = 0, sehingga diperoleh pada bagian (i) Selanjutnya, ( ) 0 maka =0, = ( ) () Sehingga diperoleh = ( ) () (9) Selanjutnya, substitusikan (9) ke (7), diperoleh = () () Substitusikan (9) ke (8), sehingga diperoleh = () () = ()() ( ) () ( ) (10) = ()( ) (11) () Berdasarkan (9), (10), (11) di dapatkan titik ekuilibrium endemik =(,, ) dengan = ( ), () = ()( ), = ()( ) () ( ) Jadi terbukti bahwa I 0 pada (1) memiliki titik ekuilibrium endemik =(,, ) C Bilangan Reproduksi Dasar( ) Bilangan reproduksi dasar( ) digunakan untuk mengetahui besarnya angka tingkat penyebaran virus tungro Dari (1) diperoleh : = ()() (13) ( ) D Analisis Kestabilan Titik Ekuilibrium Analisis kestabilan titik ekuilibrium dari (1) disajikan dalam teorema berikut: Teorema 2 (i) Jika <1 maka titik ekuilibrium bebas penyakit =(,,)=,0,0 stabil asimtotik lokal (ii) Jika >1 maka titik ekuilibrium bebas penyakit =(,,)=,0,0 tidak stabil Bukti Sistem (1) didefinisikan sebagai : (,,)=, (,,)=, h(,,)= Maka matriks jacobian dari sistem di atas adalah : (12) PT-243

ISBN 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line) 0 (,,) (,,) (,,) = (,,) (,,) (,,) = (14) ( + ) Akan ditunjukkan bahwa jika <1 maka titik ekuilibrium bebas penyakit (,,) (,,) (,,) =(,,)=,0,0,stabil asimtotik lokal Substitusi titik ekuilibrium bebas penyakit =(,,)=,0,0 ke (14), maka diperoleh matriks Jacobian disekitar titik ekuilibrium ( )= 0 0 0 ( + ) Nilai eigen dari matriks ( ), dapat dicari dengan menentukan (( ) )=0, dengan adalah nilai eigen dan adalah matriks identitas Sehingga diperoleh: (( ) )=0 0 0 =0 0 ( + ) ( +) ++ + + +( + ) () =0 (15) Persamaan (15) dapat ditulis menjadi ( +)( + + )=0 (16) Dengan = + + +, = ( + ) () Berdasarkan (15), diperoleh nilai eigen = Karena bernilai positif, maka bagian real dari nilai eigen tersebut adalah negatif Sementara untuk nilai eigen yang lainnya, akan digunakan kriteria Routh-Hurwitz untuk melihat tipe kestabilan dari persamaan karakteristik + +, dengan =1, =, = (17) Akan ditunjukkan (13) memenuhi syarat kriteria Routh-Hurwitz dimana >0, >0, >0 Terdapat =1, jelas >0 = =+ + + >0, karena parameter,,,,, bernilai positif = =( + )(1 ) Menurut yang diketahui <1, diperoleh >0, >0 dan >0 Karena, dan bernilai positif, maka semua nilai eigen dari (17) bagian realnya bernilai negatif, sehingga titik ekuilibrium bebas penyakit =(,,)=,0,0 stabil asimtotik lokal Sementara itu, jika diketahui, >1, maka diperoleh <0 Akar-akar (17) akan berbeda tanda yaitu <0 dan >0 atau sebaliknya Sehingga, dapat dikatakan bahwa jika >1, maka (17) terdapat nilai eigen yang bagian realnya bernilai positif Oleh karena itu, titik ekuilibrium bebas penyakit = (,,)=,0,0 tidak stabil Teorema 3 Jika >1 maka titik ekuilibrium endemik =(,, ) stabil asimtotik lokal dengan = ( ), () = ()( ), = ()( ) () ( ) Bukti Substitusi titik ekuilibrium dalam kondisi endemik =(,, ) ke Persamaan (14), diperoleh : PT-244

Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2017 () 0 ( ) ( ) () () ( )= ( ) ( ) () (18) () ( ( ) + ) ( ) () Diperhatikan Persamaan (13) yaitu persamaan untuk, dimana = ()() ( )= ( ( ) + ) Maka (18) dapat dinyatakan sebagai berikut : 0 ( )= ( 1) ( 1) ( + ) Nilai eigen dari matriks ( ), dapat dicari dengan menentukan ( )=0, dengan adalah nilai eigen dan adalah matriks identitas Sehingga diperoleh: ( )=0 +( + )+ ++ +( + )+ + ( + )+ + +( + ) + =0 (19) Persamaan karakteristik dari (19) adalah + + +, (20) dengan =1 = =( + )+ ++ = =( + )+ + ( + )+ + = =( + ) + Diperhatikan (14) yaitu persamaan untuk, dimana = ()() ( )= ( ) ( + ) ( )= ( + ) Maka dapat dinyatakan sebagai =( + )+ + ( + )+ + = (( + ))+ Kemudian dapat dinyatakan sebagai =( + ) + =( + )( 1) Berdasarkan kriteria Routh-Hurwitz, pembuat nol dari Persamaan (20) akan bernilai negatif jika tidak ada perubahan tanda pada kolom pertama Tabel Routh-Hurwitz Diketahui bahwa dan bernilai positif Agar kolom pertama pada Tabel Tabel Routh-Hurwitz bertanda sama maka dan haruslah positif = =, = = Agar bernilai positif maka > > 0, karena >0 Perhatikan bahwa jika >1, maka diperoleh =( + )+ +(( + ) + +( + )) + ( + )+ + (( + )+)+ ++( + )>0 Karena parameter,,,,,, bernilai positif maka jelas >0 Selanjutnya untuk = =( + )( 1) Jelas >0, karena >1 Menurut yang diketahui,, dan bernilai positif, dan kolom pertama dari Tabel Routh- Hurwitz bertanda sama, maka berdasarkan kriteria Routh-Hurwitz nilai eigen dari Persamaan (20) bagian realnya adalah negatif, sehingga terbukti bahwa jika >1, maka titik ekuilibrium =(,, ) = ( ) (),()( ), ()( ), stabil asimtotik lokal () ( ) PT-245

ISBN 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line) E Simulasi Model Luas lahan sawah di kelurahan Taratara tahun 2015 adalah 89 ha dengan karakteristik tanaman padi yang sama [4] Untuk keperluan simulasi diambil data ha sawah yang mampu mewakili keseluruhan populasi adalah rentan virus tungro Pada ha sawah terdapat 40000 rumpun tanaman padi dan setiap 1 rumpun menghasilkan 18 anakan padi, maka diperoleh 720000 rumpun tanaman padi rentan selama masa tanam Rata-rata umur tanaman padi adalah 110 hari [5] Sehingga berdasarkan data, didapatkan laju kelahiran tanaman rentan per hari sebesar = Nilai merepresentasikan laju perpindahan virus tungro ke tanaman rentan, dengan adalah Berdasarkan data yang diketahui diambil masa inkubasi virus tungro pada tanaman rentan yaitu 10 hari, 13 hari dan 15 hari, maka diperoleh =, dan Nilai merepresentasikan laju kematian alami tanaman rentan per hari, dengan adalah, maka diperoleh = Nilai merepresentasikan laju kematian tanaman terinfeksi per hari, dengan adalah, asumsikan jika rata-rata umur tanaman padi terinfeksi adalah 86,2 hari maka diperoleh =, Parameter merepresentasikan banyaknya tanaman terinfeksi yang menghasilkan virus, nilai berdasarkan pada rata-rata insidensi penyakit atau rata-rata infeksi virus tungro perhari Rata-rata insidensi penyakit tungro per bulan di kelurahan Taratara adalah 23,51% [6], sehingga diperoleh insidensi penyakit perhari sebesar =, Banyaknya duplikasi virus tungro pada tanaman padi per hari direpresentasikan dengan parameter, jika diasumsikan duplikasi virus tungro per hari 100-300 virus baru, maka diperoleh nilai parameter sebesar 100-300 Parameter merepresentasikan laju kematian alami virus tungro per hari, berdasarkan umur virus tungro pada tubuh vektor Umur vektor adalah 21-28 hari sedangkan rata-rata umur virus tungro pada tubuh vektor berkisar antara 5-6 hari [3] Jika umur virus tungro pada tubuh vektor adalah 6 hari dan umur vektor 28 hari, maka diperoleh = = 28 Parameter merepresentasikan laju kematian virus tungro akibat pestisida, dengan = Nilai parameter ini dapat bervariasi, tergantung jenis pestisida yang diberikan Pemberian pestisida tidak langsung mematikan wereng hijau atau vektor virus tungro, sehingga hal ini berpengaruh pada kelangsungan hidup virus dalam vektor [1] dan jika diasumsikan umur virus dalam vektor berkisar antara 2-3 hari, maka didapatkan nilai parameter = dan Berikut diberikan simulasi untuk (1) dengan mensubstitusikan nilai-nilai parameter diatas, saat <1 dan >1 Simulasi digambarkan menggunakan program Maple 17 1 Simulasi <1 Untuk <1, diambil nilai =100, nilai =, nilai = dan diberikan nilai awal untuk masing-masing banyaknya tanaman rentan (susceptible), banyaknya tanaman terinfeksi (infectious) dan banyaknya virus (virus) masing-masing adalah (0)=40000,(0)=20 dan (0)=1000 GAMBAR 2 SIMULASI SISTEM (11) UNTUK <1 Jika nilai-nilai parameter di atas disubstitusikan ke (13) diperoleh nilai = 009943675505 < 1 Pada Gambar 2 terlihat bahwa banyaknya tanaman rentan (susceptious) semakin meningkat Sementara untuk banyaknya tanaman terinfeksi (infectious) dan virus mengalami naik turun Kenaikan banyaknya virus dikarenakan tanaman yang terinfeksi menghasilkan virus tungro baru dan virus tungro tersebut berduplikasi Selanjutnya laju pertumbuhan virus akan mengalami penurunan yang berakibat pada PT-246

Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2017 berkurangnya infeksi pada tanaman Hal ini berarti tidak ada virus tungro pada tanaman padi Sehingga dapat dikatakan bahwa saat <1, virus tungro akan menghilang dari populasi 2 Simulasi >1 Untuk >1 diberikan nilai awal untuk banyaknya tanaman rentan (susceptible), tanaman terinfeksi (infectious) dan virus (virus) masing-masing adalah (0)=40000,(0)=300 dan (0)=10000 GAMBAR 3 SIMULASI SISTEM (11) UNTUK = 3956349913 DENGAN =200,= DAN = Berdasarkan simulasi Gambar 3 dan Gambar 4, terlihat bahwa ketika banyaknya tanaman rentan (susceptible) turun, banyaknya tanaman yang terinfeksi virus tungro (infectious) dan virus tungro meningkat dan menuju suatu titik di Hal ini akibat dari adanya kontak antara tanaman rentan dengan virus tungro Saat banyaknya tanaman yang terinfeksi meningkat, maka virus tungro juga meningkat dan menuju titik ekuilibrium Nilai numerik untuk ketika =200,= dan = dengan =182,=8351, =467 Untuk =300, = dan = GAMBAR 4 SIMULASI SISTEM (11) UNTUK = 1028631091 DENGAN =300 = DAN = diperoleh titik kesetimbangan S,I,V diperoleh =70,=8352, =935 Berdasarkan nilai numerik dan simulasi pada Gambar 13, dan Gambar 14, terlihat bahwa ketika laju perpindahan virus yang melalui vektor () dan duplikasi virus () rendah, maka banyaknya tanaman terinfeksi semakin menurun Sementara itu banyaknya tanaman rentan dan virus semakin meningkat sebanding dengan nilai parameter dan Peningkatan nilai parameter dan juga menunjukkan bahwa solusi Sistem (34) semakin lama akan menuju titik ekuilibrium dan nilai pun semakin besar Hal ini berarti virus tungro ada dan menyebar III SIMPULAN DAN SARAN Model yang terbentuk untuk penyebaran virus tungro pada tanaman padi berupa sistem persamaan diferensial non linear orde satu Model matematika untuk penyebaran virus tungro pada tanaman padi mempunyai dua titik ekuilibrium yaitu titik ekuilibrium bebas penyakit =,0,0 dan titik ekuilibrium endemik =(,, ) Jika bilangan reproduksi dasar ( )<1, maka stabil asimtotik lokal Sementara itu, jika bilangan reproduksi dasar ( )>1, maka tidak stabil dan stabil asimtotik lokal Berdasarkan hasil simulasi analisis numerik mengenai penyebaran virus tungro pada tanaman padi, dengan nilai awal dan parameter yang telah diberikan, diperoleh bahwa semakin tinggi laju perpindahan virus tungro, dan frekuensi duplikasi virus tungro, maka virus tungro akan menyebar Sebaliknya apabila laju perpindahan virus tungro rendah dan frekuensi duplikasi virus tungro juga rendah, maka infeksi pada tanaman akan menghilang, akibatnya virus tidak menyebar pada populasi Penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah kompartemen baru yaitu memperhatikan adanya populasi tanaman exposed maupun pengaruh control dengan pemberian pupuk dan pestisida pada tanaman padi DAFTAR PUSAKA [1] Praptana, RHdkk 2014 Keragaman Virus Tungro Di Daerah Endemik IPTEK Tanaman Pangan33(2):93-94 [2] Hibino, H and RC Cabunagan 1986 Rice tungro associated viruses and their relation to ho st plants and vektor leafhopper Trop AgricRes Ser 19: 173 182 [3] Widiarta,IN 2005 Wereng Hijau (Nephotettix Virescens Distant): Dinamika Populasi Dan Strategi Pengendaliannya Sebagai Vektor Penyakit Tungro Jurnal Litbang Penelitian 24: 85-87 [4] BPS Tomohon(2016) Kecamatan Tomohon Barat Dalam Angka 2016Tomohon: BPS Kota Tomohon PT-247

ISBN 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line) [5] Suhendi,Anda (2015) Menghitung Produksi Padi Diakses dari http://wwwbbpp-lembanginfo/indexphp/arsip/artikel/artikel pertanian/867-menghitung-produksi-padi pada tanggal 05 April 2017, Jam 1356 WIB [6] Livita C Tamuntuan dkk ( 2015) Insidensi Penyakit Tungro Pada Tanaman Padi Sawah Di Kecamatan Tomohon Barat Kota Tomohon Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman PanganBogor PT-248