BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akan dibahas secara khusus keempat bagian-bagian tersebut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa kelas 7 D sebagai kelas validitas, kelas 7

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peserta Didik Kelas VIII MTs Bawan, Kabupaten Agam yang terdiri. dari gambaran hasil belajar dan pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Distribusi Nilai Pre Test pada Kelas Kontrol. siswa. Jumlah soal yang diberikan peneliti kepada siswa sebanyak 40 soal.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bringin dan SDN 02 karanggeneng yang terletak di desa Bringin dan Desa karanggeneng kecamatan Godong kabupaten Grobogan. SDN Bringin sebagai kelompok eksperimen dan SDN 02 karanggeneng sebagai kelompok kontrol. Kedua SD berstatus SD Negeri dan termasuk SD dengan kategori daerah pedesaan. SDN Bringin memiliki Nomor Induk Sekolah (NSS) 101031516002. Kepala sekolah SDN Bringin adalah Ibu Sukilah, S. Pd. SDN Bringin memiliki 1 kepala sekolah, 9 guru dan 1 penjaga Skolah. Jumlah seluruh siswanya adalah 218, terdiri dari 99 laki-laki dan 119 perempuan. SDN 2 Karanggeneng memiliki Nomor Induk Sekolah (NSS) 101031516038. Kepala sekolah SDN 2 Karanggeneng adalah bapak Sumarsehana, S. Pd. SDN 2 Karanggeneng memiliki 1 kepala sekolah 10 guru dan 1 penjaga skolah. Jumlah seluruh siswa disana adalah 244, terdiri dari 124 laki-laki dan 120 perempuan. Mayoritas pekerjaan orang tua siswa di kedua SD tersebut adalah petani,wirausaha dan pedagang karena desa bringin dan karanggeneng termasuk daerah pedesaan. Para masyarakat disana umumnya bercocok tanam disawah dengan menanami tanaman padi maupun kajang hijau dengan seiring pergantian musim. Ssedangkan para wirausaha atau pedagang umumnya derdagang dipasar maupun di depan rumah. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus2015 di SDN Bringin dan tanggal 20 Agustus 2015 di SDN 2 Karanggeneng. Penelitian dilakukan di kelas 5 dengan jumlah masing-masing siswa adalah 32 dan 29 untuk SDN Bringin dan SDN 2 Karanggeneng. Penelitian dialakukan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3x35 menit. Hal ini dikarenakan kesibukan kedua SD dalam rangka persiapan Tes tengah semester. Meskipun demikian penelitian dapat 48

terlaksana dengan baik karena guru kelas 5 kedua SD bersedia berdiskusi dalam pembahasan kedalaman materi, sehingga materi yang diajarkan sesuai alokasi waktu yang disarankan pihak sekolah. Jumlah siswa kelas 5 SDN Bringin dan SDN Karanggeneng dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Jumlah siswa kelas 5 SDN Bringin dan SDN 2 karanggeneng Nama SD Kelompok siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah SDN Bringin Eksperimen 10 22 32 SDN 2 Karanggeneng kontrol 12 17 29 Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah siswa SDN Bringin adalah 32 terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Sedangkan pada SDN 2 Karanggeneng jumlah siswa adalah 12 laki-laki 17 siswa perempuan. 4.2 Hasil Pengamatan Observasi Pada tanggal 22 Agustus 2015 penelitian diadakan di SDN Bringin menggunakan pendekatan saintifik melalui model inquiry pada mata pelajaran IPA. sebelum penelitian, guru yang bersangkutan diberi gambaran umum mengenai model inquiri dalam melakukan langkah-langkah sesuai sintaknya.. Hal ini bertujuan agar dalam proses penelitian yang sebenarnya guru atau observer dapat memahami sintak dari model yang digunakan sehingga guru atau observer dapat menilai penelitian pada model inquiri berlangsung sesuai dengan RPP. Pada saat pelaksanaan observasi pada SDN Bringin pada mata pelajaran IPA observer mengamati kegiatan pebelajaran sebelum pengamatan observer di berikan lembar observasi guna menilai langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai dengan RPP Pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP dengan improvisasi yang baik dari guru kelas dalam mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dapat dilihat di lembar pengamatan yang menunjukkan bahwa 49

pembelajaran sesuai dengan RPP. Dari Penggunaan media pembelajaran juga menambah keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pada hasil observasi pada lampiran 7 dapat dilihat bawahwa pembelajaran model inquiry telah sesuai dengan RPP, hal ini di lihat dari ceklis lembar observasi yang telah di isi oleh observer. Kesemuanya menunjukkan hasil ceklis telah sesui dengang RPP Pada tanggal 20 Agustus 2015 penelitian diadakan di SDN 02 Karanggeneng menggunakan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning pada mata pelajaran IPA. sebelum penelitian, guru di berikan gambaran umum model Problem Based Learning dalam melakukan langkah-langkah proses pemblajaran sesuai sintaknya.. Hal ini bertujuan agar dalam proses penelitian yang sebenarnya guru atau observer dapat memahami sintak dari model yang digunakan sehingga guru atau observer dapat menilai penelitian pada model Problem Based Learning berlangsung sesuai dengan RPP. Pada saat pelaksanaan observasi pada SDN 02 Karangggeneng pada mata pelajaran IPA observer mengamati kegiatan pebelajaran sebelum pengamatan observer di berikan lembar observasi guna menilai langkah-langkah pembelajaran sudah sesuai dengan RPP Pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP dengan improvisasi yang baik dari guru kelas dalam mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dapat dilihat di lembar pengamatan yang menunjukkan bahwa pembelajaran sesuai dengan RPP. Dari Penggunaan media pembelajaran juga menambah keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pada hasil observasi pada lampiran 8 dapat dilihat bawahwa pembelajaran model Problem Based Learning telah sesuai dengan RPP, hal ini di lihat dari ceklis lembar observasi yang telah di isi oleh observer. Kesemuanya menunjukkan hasil ceklis telah sesui dengang RPP 50

4.3 Hasil Penelitian penelitian pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan Model inquiry dan problem based learning. Setelah melakukan treatmen pada kedua kelompok tersebut langkah selanjutnya adalah memberikan soal post test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut. hasil post test. Dari hasil post test juga dibuat deskripsi data meliputi data posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, untuk mempermudah penggambaran hasil penelitian. Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji t. 4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Pengolahan data hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan melalui perhitungan dalam mencari range, banyaknya kategori, dan interval untuk membuat tabel distribusi frekuensi. Nilai hasil belajar dari hasil posttest yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masih berupa data mentah. Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik dan lebih mudah dibaca mengenai data tersebut. Berikut ini akan disajikan tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil nilai posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan Model inquiri di SDN Bringin Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA, menurut Sugiyono (2010: 36) pertama menentukan banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti di bawah ini: Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n (jumlah siswa) = 1 + 3,3 log 31 = 1 + 3,3. 1,50 = 1 + 4,95 = 5,95 (dibulatkan menjadi 6 kelas) Range (R) = (nilai maksimal nilai minimal) + 1 = (100 70) + 1 51

= 30 +1 = 31 Interval (I) = = Range Banyaknya kelas 31 6 = 5,16 = 5 Berdasarkan perhitungan diketahui banyaknya kelas ada 6 dengan panjang interval 5, kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel Tabel 4.2 Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Kelas 5 SDN Bringin Tahun Ajaran 2015/2016 No Interval Frekuensi Persentase (%) 1 95 100 9 29% 2 90-94 3 9,7% 3 85 89 3 9,7% 4 80 84 6 19,4% 5 75 79 2 6,4% 6 70 74 8 25,8% Jumlah 31 100% Berdasarkan dari Tabel 4.1. dapat diketahui pada kelas eksperimen siswa yang mendapat nilai 95 sampai dengan 100 sebanyak 9 anak dengan prosentase 29%. Siswa yang mendapat nilai 90 sampai dengan 94 sebanyak 3 anak dengan persentase 9,7%. Siswa yang mendapat nilai 85 sampai dengan 89 sebanyak 3 anak dengan persentase 9,7%. Siswa yang mendapat nilai 80 sampai dengan 84 sebanyak 6 anak dengan persentase 19,4%. Siswa yang mendapat nilai 75 sampai dengan 79 sebanyak 2 anak dengan persentase 6,4%. Dan siswa yang mendapat nilai 70 sampai dengan 74 sebanyak 8 anak dengan persentase 25,8%. 52

Gambaran data hasil belajar IPA kelompok eksperimen dapat dilihat jelas melalui gambar 4.1 diagram distribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil posttest kelompok eksperimen. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Gambar 4.1 Diagram Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen Tahun Ajaran 2015/2016 Tabel distribusi frekuensi hasil belajar IPA yang selanjutnya adalah hasil dari nilai posttest pada kelompok kontrol yang menggunakan Model problem based learning di SDN 2 Karanggeneg. Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA, menurut Sugiyono (2010: 36) pertama menghitung banyaknya kelas (K), setelah itu menentukan berapa jangkauannya (Range), dan panjang interval kelasnya (I) dengan rumus seperti berikut ini: Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n (jumlah siswa) = 1 + 3,3 log 29 = 1 + 3,3. 1,47 = 1 + 4,85 = 5,85 (dibulatkan menjadi 6 kelas) Range (R) = (nilai maksimal nilai minimal) + 1 = (100 65) + 1 = 35 +1 53

= 36 Interval (I) = = Range Banyaknya kelas 36 6 = 6 Berdasarkan perhitungan diketahui banyaknya kelas ada 5 dengan panjang interval 7, kemudian disusun tabel distribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.3 Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol Kelas 5 SDN 2 Karanggeneng Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016 No Interval Frekuensi Persentase (%) 1 95 100 6 20,7% 2 89 94 0 0% 3 83 88 3 10,3% 4 77 82 4 13,8% 5 71 76 6 20,7% 6 65 70 10 34,5% Jumlah 29 100% Berdasarkan dari Tabel 4.2. dapat diketahui pada kelas kontrol siswa yang mendapat nilai 95 sampai dengan 100 sebanyak 6 anak dengan persentase 20,7%. Siswa yang mendapat nilai 89 sampai dengan 94 sebanyak 0 anak dengan persentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 83 sampai dengan 88 sebanyak 3 anak dengan persentase 10,3%. Siswa yang mendapat nilai 77 sampai dengan 82 sebanyak 4 anak dengan persentase 13,8%. Dan siswa yang mendapat nilai 71 sampai dengan 76 sebanyak 6 anak dengan persentase 20,7%. Siswa yang mendapat nilai 65 sampai dengan 70 sebanyak 10 anak dengan persentase 34,5%. 54

Gambaran data hasil belajar IPA kelompok kontrol dapat dilihat jelas melalui gambar 4.2 diagram distribusi frekuensi nilai hasil belajar IPA dari hasil posttest kelompok kontrol. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Kontrol 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100 Gambar 4.2 Diagram Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelompok Kontrol Tahun Ajaran 2014/2015 4.3.2 Hasil Descriptive Statistic Setelah dilakukan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, tahapan selanjutnya adalah memberikan soal post test kepada kedua kelas tersebut. Setelah mengerjakan soal post test maka didapat skor hasil belajar IPA pengelompokan hewan berdasarkan makanannya. Hasil deskripsi data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Ekperimen 31 70 100 83.87 11.307 Kontrol 29 65 100 79.14 11.106 Valid N (listwise) 29 Dari tabel 4.3 hasil olah data hasil belajar IPA menggunakan bantuan SPSS dapat dilihat bahwa masing-masing kelompok memiliki rata-rata sebesar 55

83.87 dan 79.14 untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelas eksperimen skor minimum adalah 70 dan kelas kontrol skor minimum adalah 65. Skor maksimum 100 untuk kelas eksperimen dan 100 untuk kelas kontrol. Hasil pengolahan SPSS diatas dapat memeperjelas gambaran hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4.4 Hasil Uji Rata-rata Sebelum dilakukan uji rata rata, maka perlu dilakukan uji normalitas dan homogenitas hasil belajar IPA kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan mengolah data Instrumen post test dari kedua kelompok tersebut. Uji normalitas post test kelas eksperimen dilakukan setelah guru memberikan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui model inquiry pada mata pelajaran IPA menggelompok kan jenis hewan pada klompoknya pada siswa kelas 5 di SDN Bringin. Hasil uji normalitas kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. ekperimen.150 31.073.877 31.002 a. Lilliefors Significance Correction Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa signifikansi kelompok eksperimen adalah 0,73 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data pada kelompok eksperimen adalah normal. Karena syarat distribusi data dapat dikatakan normal apabila memiliki signifikansi lebih dari 0,05. 56

Uji normalitas pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kontrol.197 29.05.885 29.004 a. Lilliefors Significance Correction Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa signifikansinya adalah 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan distribusi soal pada kelompok kontrol adalah normal. Setelah diketahui kedua kelas memiliki distribusi yang normal maka perlu mencari homogenitas kedua kelompok tersebut sebagai prasyarat dalam analisis Independent Sample T Test, hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol dengan Instrumen Post tes Test of Homogeneity of Variances Ekperimen Levene Statistic df1 df2 Sig..067 6 22.999 Hasil uji homogenitas diatas menunjukkan kedua kelas memiliki signifikansi 0.999. Signifikansi 0.999 > 0,05 sehingga kelas dapat dikatakan homogen atau memiliki varian yang sama. Untuk menguji signifikansi perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Setelah dilakukan 57

uji t-test maka dapat dilihat apakah ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut adalah tabel uji test menggunakan Independent Sample Test dengan bantuan SPSS 16: Tabel 4.8 Hasil Uji T-Test Instrumen Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2- Mean Std. Error Difference F Sig. t Df tailed) Difference Difference Lower Upper nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed.255.616 1.634 58.108 4.733 2.896-1.064 10.530 1.635 57.856.107 4.733 2.894-1.061 10.527 Dari tabel 4.7 signifikansi (2-tailed) sebesar 0,108. Kriteria Signifikansi menunjukkan bahwa 0,108 > 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. 4.5 Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk menggambarkan hasil penelitian melalui pengolahan data posstest yang didapat dari kedua kelas. Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab rumusan masalah adakah perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran menggunakan Model inquiry dengan menggunakan Model problem based learning. Perbedaan hasil belajar dikatakan signifikan apabila beda rata-rata kedua kelas memiliki signifikansi (2-tailed) kurang dari 0,05. Jika 58

signifikansi lebih dari 0,05 maka belum bisa dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut adalah hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini: Ho : Tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara pendekatan saintifik melalui Model inquiry dengan Model problem based learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Bringin dan SDN 2 Karanggeneng Ha : Terdapat perbedaaan yang signifikan antara pendekatan saintifik melalui Model inquiry dengan Model problem based learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Bringin dan SDN 2 Karanggeneng Uji hipotesis dilakukan untuk menggambarkan hasil penelitian melalui pengolahan data post test yang didapat dari kedua kelas. Beda rata-rata kedua kelas memiliki signifikansi (2-tailed) kurang dari 0,05 yaitu 0,108. Nilai signifikansi (2-tailed) 0,108 lebih dari 0,05 (0,108> 0,05). Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan tabel diatas sig 2tailed bernilai 0,108 atau lebih dari 0,05 jadi tidak dapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik melalui model inquiry dengan model pembelajaran langsung yang dilakukan guru pada siswa kelas 5 SDN Bringin dan SDN 2 Karanggeneng. 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan dalam penelitian ini adalah untuk membandingkan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Di mana dalam kelas eksperimen diterapkan dengan Model pembelajaran inquiri dan pada kelas kontrol dengan pembelajaran Problem based learning. Penelitian dilaksanakan di SD Bringin dan SDN 2 Karanggeneng. Penelitian pertama dilakukan di SDN Bringin dengan menggunakan Model pembelajaran inquiri, sekolah ini merupakan kelas eksperimen. Penelitian yang ke dua dilaksanakan di SDN Karanggenen dengan menggunakan model pembelajaran Problem based learning, sekolah ini merupakan kelas kontrol. 59

Penelitian ini mencari apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara Model inquiry dan Model Problem based learning. Pelaksanaan penelitian pada siswa kelas 5 di SDN Bringin menggunakan Model pembelajaran inquiri pada mata pelajaran IPA, pokok bahasan Menjelaskan Penggolongan hewan berdasarkan makanannya. Pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen ini sudah sesuai dengan RPP dengan improvisasi yang baik dari guru kelas dalam mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung terlihat lebih aktif, siswa antusias untuk bertanya jawab kepada guru, dan tertib dalam melaksanakan diskusi kelompok. guru mengajar pembelajaran dengan Model inqury sudah dilakukan dengan baik atau sesuai pada langkahlangkah pada RPP sehingga proses pembelajaran berjalan dengan tertib dan lancar. Penelitian di kelas kontrol SDN 2 Karanggeneng menggunakan Model pembelajaran Problem based learning pada mata pelajaran IPA, pokok bahasan Penggolongan hewan berdasarkan makanannya. Pembelajaran pada siswa kelas 5 ini sudah sesuai dengan RPP siswa juga aktif mengikuti pembelajaran. Ada beberapa kata yang belum dipahami siswa dalam media pembelajaran yang berupa video, sehingga guru harus menggunakan bahasa daerah untuk membantu pemahaman siswa. Soal postest diberikan kepada dua kelompok tersebut setelah kegiatan pembelajaran selesai, yang berupa soal pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa. Selanjutnya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut di dapat hasil skor. Cara untuk menghitung hasil skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pengujinnya menggunakan uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan ini dapat dilihat pada hasil uji t-test terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,255 dengan sig 0,616 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Terlihat bahwa skor T tabel sebesar 1,634 dan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,108 lebih dari 0,05 maka Ho ditrima dan Ha ditolak, yang 60

berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata instrumern postest yang signifikan terhadap hasil belajar antara kelas ekspermen dan kelas kontrol. Perbedaan rataratanya kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol adalah 83,87 untuk klompok eksperimen dan 79,14 untuk kelompok kontrol. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan saintifik Model Inquiry dengan Model Problem based learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Bringin dan SDN 2 Karanggeneng Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ini tidak terdapat perbedaan dikarenakan Guru dalam penyampaian pembelajaran sudah sesuai dengan RPP sehingga kelebihan dari kedua Model dapat di sampaikan dengan baik pada kelompok eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Di dalam bekerja kelompok siswa yang lemah dalam pemahaman dapat terbantu oleh teman sebayanya dalam memahami konsep materi pembelajaran. Di dalam kelompok tersebut siswa mencoba memecahkan permasalahan bersama yang akan mendorong pola pikir kreatif anak dalam memecahkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Dalam proses penyelesaian masalah siswa dapat berinteraksi dan berdiskusi bersama teman sekelompoknya. Dalam pembelajaran menggunakan Model inquiry ini juga memacu siswa untuk berani mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompoknya di depan kelompok lain. Dalam proses presentasi kelompok lain juga ikut aktif dalam menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya. Dari beberapa hal di atas menimbulkan dampak positif bagi siswa, hal ini dapat dilihat pada skor hasil belajar siswa setelah menggunakan Model inquiry pada kelas eksperimen. Sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran disampaikan dengan bantuan media video pembelajaran. Guru memberikan penjelasan yang mudah dipahami siswa, sehingga pesan video pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Saat diskusi kelompok semua siswa terlihat aktif dalam menyampaikan pendapatnya masing-masing, dan guru juga turut serta membantu siswa dalam menyampaikan argument agar teman yang lain mudah memahami argument yang disampaikan. 61

Dari beberapa hal di atas menimbulkan dampak positif bagi siswa, hal ini dapat dilihat pada skor hasil belajar siswa setelah menggunakan Model Problem based learning pada kelas kontrol. Berdasarkan uraian diatas penyampaian pembelajaran pada kedua kelas telah disampaikan dengan baik, hal itulah yang membuat nilai rata-rata kedua kelas sama baiknya sehingga tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara kedua Model tersebut. 62