BAB III TINJAUAN KASUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

BAB III TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

BAB III TINJAUAN KASUS

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

Koping individu tidak efektif


LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB II TINJAUAN KONSEP

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

BAB III TINJAUAN KASUS

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan

BAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 43 tahun. d. Pekerjaan KK : Pedagang. e. Alamat : Semarang

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III TINJAUAN KASUS

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

BAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 51 tahun. d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO

BAB IV PEMBAHASAN. Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

d. Sosial Universitas Sumatera Utara

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2007 di ruang III (Graha Citro Anggono) Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondho Utomo Semarang, dengan diagnosa medik : Skizofrenia paranoid berkelanjutan. Klien bernama Ny. S umur 48 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan klien SD, dan bekerja sebagai pedagang, klien tinggal di Cangkiran, RT 2 RW I, Mijen, Semarang dan klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa oleh adiknya Tn. S Jenis kelamin laki-laki sebagai penanggung jawab dari klien selama di Rumah Sakit Jiwa. Klien masuk ke Rumah Sakit Jiwa pada tanggal : 22 Desember 2007 B. Riwayat Keperawatan 1. Alasan Masuk Klien bingung, cemas, kadang di tanya diam saja, dan sulit tidur. 2. Faktor Predisposisi Dianggota keluarga klien, tidak ada yang sakit yang diderita klien saat ini. Pada bulan Oktober 2007 klien pernah mengalami gangguan jiwa dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa Amino Gondhohutomo 1 kali, dengan gejala bicara nglantur dan marah-marah tanpa sebab, klien dirawat selama 16 hari tetapi setelah pulang klien tidak pernah kontrol untuk berobat lagi.

Pengalaman yang tidak menyenangkan dari klien adalah waktu sekolah dulu klien pernah dipukuli oleh gurunya sampai klien tidak mau sekolah lagi. Klien mengatakan dari tahun 1998 hidup sendiri karena suaminya sudah meninggal 10 tahun yang lalu, selama menikah kurang lebih 20 tahun klien juga tidak dikaruniai anak. 2. Faktor Presipitasi Klien dimarahi oleh adik kandungnya dan sebagai kakak klien tidak pernah dianggap oleh adiknya sehingga klien mengamuk dan akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Amino Gondho Utomo Semarang. 3. Riwayat Penyakit sekarang Kurang lebih 1 minggu tanggal 14 Desember 2007 klien marah-marah tanpa sebab, mondar-mandir dalam rumah kadang keluyuran tapi masih pulang. Hubungan dengan keluarga dan tetangga renggang, klien juga sering mengamuk dan melukai orang lain, minum, mkan, ganti baju atas inisiatif sendiri. C. Pemeriksaan Fisik 1. Tanda Vital : Tekanan Darah : 140/80 mmhg, Nadi : 80 kali/menit 2. Ukur : Tinggi Badan : 155 cm, Berat Badan : 50 kg 3. Keadaan Fisik : Kepala : rambut kelihatan kotor, kurang rapi, bergelombang, warna hitam. Mata : tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis. Hidung : tidak ada polip, kebersihan cukup, riwayat alergi tidak ada. Mulut : Mukosa bibir kering, gigi kurang bersih, tidak ada stomatitis. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

Kulit : warna sawo matang, kulit kerin, turgor kulit baik. Abdomen : datar, simetris, tidak ada keluhan. Ekstremitas: tidak ada oedem, bebas gerak, tidak kelemahan dan kelainan. Keluhan Fisik : klien mengeluh bagian dada dan pinggang terasa sakit. D. Psikososial 1. Genogram Gambar 1: Genogram Keluarga Ny. S Klien anak ke 1 dari 6 bersaudara, klien tinggal 1 rumah dengan anak angkat, menantu dan cucunya. Terjadi komunikasi tidak baik antara klien dengan anggota keluarga karena menurut keluarga terutama adik klien walaupun tidak tinggal satu rumah dengan klien menganggap kalau pendapat klien tidak bisa dipercaya dan selalu diremehkan karena menurut keluarga klien orangnya pelit, padahal pendapatan klien tidak seberapa sebagai pedagang. Yang menafkahi klien dan keluarga setiap harinya adalah menantu. Dalam mengambil keputusan sesuatu dikeluarga adalah anak angkat dari klien dan klien dirumah hanya dimintai bantuan saja. 2. Konsep Diri

b. Gambaran diri : klien mengatakan menyukai semua bagian anggota tubuhnya dan senang dengan keadaan tubuhnya yang sekarang. c. Identitas : klien seorang wanita, sudah menikah 20 tahun tetapi tidak dikaruniai anak dan kurang lebih 10 tahun yang lalu suaminya meninggal dan itu sangat menjadi beban bagi klien, karena selain menjadi kepala keluarga klien juga menjadi ibu rumah tangga. d. Peran : Klien dalam keluarganya berperan sebagai Ibu rumah tangga selama pernikahannya 20 tahun klien merasa sedih dan kesepian karena 10 tahun suaminya meninggal dan tidak dikaruniai anak. Tetapi klien tetap tegar dan tetap melakukan perannya sebagai ibu dengan mengasuh anak yang bisa membantu klien dirumah sebagai seorang pedagang dan penjual bensin. Dilingkungan sosial klien jarang mengikuti organisasi di tingkat masyarakat, serta klien di RS tidak pernah dimintai bantuan oleh perawat. Klien mengatakan ingin segera pulang kerumah dan mencari nafkah untuk keluarganya. e. Ideal diri : Klien mengharapkan kalau keluarga lebih memperhatikan dirinya. Klien juga ingin kembali ke masyarakat dan di terima oleh keluarga serta dapat berkumpul kembali dengan keluarga. f. Harga diri : Klien merasa minder dengan keluarga termasuk adiknya karena klien selalu dikucilkan dan sebagai kakak klien merasa tidak berguna bagi adik-adiknya sebab klien selalu diperlakukan kasar dan jahat. 3. Hubungan Sosial

Klien menyatakan orang yang sangat berarti dalam kehidupannya adalah anak angkatnya, Hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat kurang baik. Klien mengatakan kadang sering diajak ngobrol oleh tetangganya dan klien mengatakan jarang berorganisasi di kelompok masyarakat. Di Rumah Sakit juga klien tidak pernah bergaul dengan temannnya 4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Klien mengatakan jarang cerita dengan keluarga bila ada masalah klien lebih senang menyendiri daripada berkumpul dengan tetangga karena mereka sering ngomongin klien dari belakang dan itu yang tidak disukai dari klien. Hambatan di Rumah Sakit klien merasa tidak bisa seperti teman yang lain bisa membantu kegiatan. E. Status Mental 1. Penampilan Klien kurang bersih, rambut kotor, pakaian dan penampilan kurang rapi. 2. Pembicaraan Nada bicara klien keras waktu berinteraksi, kontak mata kurang. 3. Aktivitas Motorik Klien gelisah, sering berdiam diri, mudah marah, jarang ngobrol dengan teman sekamar dan melamun, klien tidak pernah melakukan kegiatan di Rumah Sakit. 4. Alam Perasaan Klien mengatakan sedih, karena keluarga belum ada yang menjenguknya. 5. Afek

Afek klien datar, roman muka klien tidak ada perubahan saat bicara tentang masalah yang dihadapi. Saat diajak berinteraksi tentang masalahnya klien tidak terlihat sedih ataupun gembira. 6. Interaksi selama wawancara Klien cukup kooperatif, mau menceritakan masalahnya kepada perawat, kontak mata ada, mau menatap lawan bicaranya, mau menjawab apa yang ditanya oleh perawat. 7. Persepsi : saat dikaji klien mengatakan tidak ada halusinasi. 8. Proses pikir Klien mampu bercerita secara urut dan menjawab pertanyaan perawat tanpa berbelit-belit dan diulang-ulang. 9. Isi pikir : Saat dikaji klien tidak mempunyai gangguan isi pikir ataupun waham. 10. Tingkat kesadaran Selama wawancara klien tidak mengalami disorientasi tempat, waktu dan orangorang, klien mengatakan dirinya sadar dengan apa yang terjadi padanya. Orientasi klien terhadap tempat tidur dan waktu baik, klien tahu bahwa dirinya sedang berada di Rumah Sakit untuk berobat, klien dapat mengingat orang yang sudah dikenal. 11. Memori Daya ingat klien jangka panjang baik karena klien masih ingat kejadian masa lalu dan baru saja terjadi, klien mengatakan bulan Oktober 2007 sudah pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa, daya ingat jangka pendek juga bagus, klien mampu

mengingat nama perawat yang jaga di ruangan. Dan kejadian sekarang, klien dapat menceritakan riwayat kehidupannya secara berurutan dan konsisten. 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Klien tidak bisa berkosentrasi, mudah beralih karena merasa dikejar-kejar perasaan bersalah. Klien masih dapat berhitung sederhana, ketika diberi pertanyaan 10 + 10 : klien menjawab : 20 13. Kemampuan Penilaian Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan orang lain, contohnya : saat klien diberi kesempatan untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. 14. Daya Tilik Diri Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita dan tidak menyalahkan siapapun. F. Kebutuhan Persiapan Pulang 1. Makan Klien makan 3 kali sehari, klien selalu menghabiskan seluruh porsi makan yang disediakan, variasi makan sesuai menu yang disajikan Rumah Sakit, Klien tidak punya pantangan makan-makanan apapun 2. Buang air besar/buang air kecil Klien BAB di WC dan BAK di Kamar mandi, klien ke kamar mandi sendiri. Klien mampu berganti pakaian dan merapikan pakaian sesuai sesuai aturan Rumah Sakit. 1. Mandi

Klien mandi 2 kali sehari dengan sabun mencuci rambut bila ada shampo, gosok gigi 2 kali sehari. Rambut rapi berpakaian cukup rajin, klien jarang memotong kuku sendiri. 2. Berpakaian Klien mampu berpakaian mandiri, ganti pakaian 1 kali sehari sesuai aturan Rumah Sakit 3. Istirahat tidur Klien tidak mengalami gangguan saat tidur, klien selalu tidur siang karena tidak ada kegiatan. 4. Kebersihan diri Kebersihan diri klien kurang bersih klien mandi 2 kali kalau klien ingin mandi, jadi perawatan diri klien juga kurang. 5. Penggunaan Obat Selama di Rumah Sakit Jiwa pasien mendapatkan terapi obat dengan bantuan oleh perawat. 6. Mekanisme Koping Klien mengatakan kalau ada masalah pada dirinya sering dipendam sendiri dan banyak menyendiri, karena dia merasa bicaranya tidak digunakan atau dipercaya oleh keluarga. Klien seorang yang berkepribadian tertutup dan bila ada masalah jarang di ungkapkan.

G. Penatalaksanaan 1. Diagnosa medik : Skizofrenia paranoid berkelanjutan 2. Therapi obat : 1. Peroral Promacytil Stelasin Triheksilprihardil ECT : 2 x 100 mg : 2 x 5 mg : 2 x 2 mg : 1 kali 3. Injeksi CPZ Valdimex : 100 mg 1 M : 10 mg 1 M 3. Laboratorium tanggal : 23 Desember 2007 No Pemeriksaan Hasil Normal 1 Glukosa sewaktu 210 mg/100 ml < 140 mg/ 100 ml 2 Ureum 17 mg/ 100 ml 10-50 mg/ 100 ml 4 Creatinin 0,8 mg/ 100 ml L : 0,6-1,1 D : 0,5-0,9 5 Cholesterol total 141 mg/ 100 ml 150-220 6 Trigliserid 60 mg/ 100 ml s/d 150 7 Protein total 6,5 mg/ 100 ml 6,3-8,0 8 Albumin 3,5 mg/ 100 ml 3,8-5,1

9 SGOT 15 unit /c L : s/d 37 P : s/d 31 10 SEPT 15 unit/c L : s/d 42 P: s/d 32 11 Uric Acid 5,2 mg/100 ml L : s/d 3,5-7 P: 2,5-5,7 H. PENGELOMPOKAN DATA Tanggal Data Subyektif Pengkajian 26 DS: Klien mengatakan kadang menyendiri di Desember kamar. 2007 Klien tidak mau bergaul dengan temannya. Klien mengatakan kalau ada masalah pada dirinya sering dipendam sendiri dan banyak menyendiri, karena dia merasa bicaranya tidak digunakan atau dipercaya oleh keluarga. Klien seorang yang berkepribadian tertutup dan bila ada masalah jarang di ungkapkan. Klien mengatakan merasa minder dengan keluarga termasuk adiknya karena klien selalu di kucilkan dan sebagai kakak klien amerasa tidak berguna bagi adik-adiknya sebab klien selalu di perlakukan kasar dan jahat. I. ANALISA DATA Data Obyektif DO : Klien sering tiduran Klien sering duduk sendiri Klien makan terpisah dari temannya Klien hanya mau menjawab apabila di tanya Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun Tatapan mata kurang. Klien terlihat bingung dan gelisah Tanggal 26 Desember 2007 No. Data Masalah 1. DS: Klien mengatakan kadang menyendiri di kamar, tidak mau bergaul dengan temannya. DO : Klien sering duduk duduk sendiri, klien sering tiduran, klien makan terpisah dari teman temannya, Klien hanya mau menjawab bila ditanya, Isolasi sosial: menarik diri

tatapan mata kurang. 2. DS : Klien mengatakan kalau ada masalah pada dirinya sering dipendam sendiri dan banyak menyendiri, karena dia merasa bicaranya tidak digunakan atau dipercaya oleh keluarga. Klien seorang yang berkepribadian tertutup dan bila ada masalah jarang di ungkapkan. DO : Klien hanya mau menjawab apabila di tanya, tatapan mata kurang. 3. DS : Klien merasa minder dengan keluarga termasuk adiknya karena klien selalu di kucilkan dan sebagai kakak klien amerasa tidak berguna bagi adikadiknya sebab klien selalu di perlakukan kasar dan jahat. DO : Klien sering melamun, klien terlihat bingung dan gelisah, tatapan mata kurang. Koping individu tidak efektif Gangguan konsep diri : harga diri rendah. J. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Isolasi sosial : menarik diri

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah 3. Koping individu tidak efektif K. POHON MASALAH Isolasi sosial : menarik diri Akibat gangguan konsep diri : harga diri rendah core problem Koping individu tidak efektif Penyebab Skema 2 : Pohon Masalah Klien Ny. S L. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. 2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif M. INTERVENSI

Tgl 26-12- 07 Diagnosa Perencanaan Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Isolasi sosial Tujuan Umum : Ekspresi wajah : menarik diri Klien tidak bersahabat berhubungan menarik diri menunjukan rasa dengan Tujuan Khusus senang, ada kontak gangguan 1: mata, mau berjabat konsep diri Klien dapat tangan, mau harga diri membina menyebutkan rendah hubungan saling nama, mau percaya menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutaraan masalah yang dihadapi. Tujuan Khusus daftar kemampuan 2: yang dimiliki klien, Klien dapat di Rumah Sakit, di mengidentifikasi rumah, sekolah, kemampuan dan dan tempatkerja aspek positif yang dimiliki Intervensi Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik. a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. b. perkenalkan diri dengan sopan. c. tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien. d. jelaskan tujuan tujuan pertemuan e. jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat daftarnya. b. setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif c. utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien.

Tujuan Khusus 3: Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan Tujuan Khusus 4: Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki. Tujuan Khusus 5: Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di Rumah Sakit. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah. Klien mau mencoba, Susunan jadwal harian. klien melakukan kegiatan yang telah dilatih ( mandiri, dengan bantuan atau bergantung.) a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan di Rumah sakit. c. Beri pujian. a. Bantu klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah sakit. b. Bantu klien melakukannya bila perlu beri contoh. c. Berikan pujian atas keberhasilan d. Diskusikan jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih a. beri kesempatan pada klien untuk menjaga kegiatan yang telah direncanakan b. Beri ujian atas keberhasilan klien c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

Tujuan Khusus 6: Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Tujuan umum : klien dapat meningkatkan harga diri. Tujuan khusus I : klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Keluarga memberi dukungan dan pujian Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien Daftar kemampuan yang dimiliki klien, dirumah sakit, dirumah, sekolah dan tempat kerja a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. b. bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungannya dirumah. d. jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien dirumah. e. Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil a. Perkuat hubungan saling percaya b. Diskusi aspek positif klien c. Setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif d. Ciptakan lingkungan yang aman e. Bantu klien untuk meningkatkan harga diri f. Dorong klien untuk berhubungan dengan orang lain

Gangguan Tujuan khusus 2 Ekspresi wajah a. Tunjukkan respon konsep diri : : Klien dapat bersahabat, emosional dan harga diri mengenali dan menunjukkan rasa menerima klien rendah mengekspresi- senang, kontak b. Gunakan tehnik berhubungan kan emosinya mata ada, mampu komunikasi terapeutik dengan mengekspresikan c. Bantu klien untuk koping emosinya secara mengekspresikan individu spontan, mau perasaannya tidak efektif menyatakan d. Dorong untuk masalah yang menyatakan secara dihadapi verbal perasaannya yang berhubungan dengan ketidakmampuan Tujuan khusus Klien kooperatif, a. Terima apa adanya 3: Klien dapat Menghindari dan jangan menyakini penilaian yang menentang tentang manfaat bersifat negatif keyakinannya mekanisme pada saat berbicara b. Kenalkan realitas koping dengan klien, klien yang berhubungan dapat menyakini dengan mekanisme manfaat koping klien dan mekanisme koping tidak memfokuskan pada masa cemas, takut dan keluhan fisik lainnya c. Beri klien umpan balik tentang perilaku, stressor, penilaian koping dan sumber koping d. Kuatkan ide-ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan emosional

Tujuan khusus 4: Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang terjadwal Tujuan khusus 5: Klien dapat menggunakan dukungan sosial dan keluarga secara efektif Klien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya Keluarga dapat menjelaskan perasaannya, keluarga dapat menjelaskan tentang manfaat mekanisme koping, keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien a. Beri klien aktivitas yang mendukung dan menguatkan perilaku sesuai yang produktifitas b. Beri klien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnya c. Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung lainnya a. Bantu keluarga untuk memberi dukungan selama klien dirawat b. Jelaskan cara mengekspresikan emosi secara spontan c. Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien dirumah

N. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama Klien : Ny S Ruang No Tgl/Bln / Waktu 1. 26-12- 07 09.00 : III Diagnosa Tujuan Khusus Diagnosa 1 Tujuan Khusus : 1,2 Implentasi Evaluasi TT 1. Membina hubungan S : Klien menyebutkan nama Laila saling percaya saya Ny. S dan senang dengan menggunakan dipanggil S. prinsip terapeutik. - Klien mengatakan saya itu a. Menyapa klien malu dan bosan kalau harus dengan ramah baik bergabung dengan mereka dengan verbal - Klien mengatakan saya maupun non verbal. disini habis bangun tidur b. Memperkenalkan langsung mandi, makan, diri dengan sopan. membersihkan sendok dan c. Menanyakan menata kursi nama lengkap klien O : Kontak mata klien kurang. dan nama klien membalas salam dan panggilannya yang membalas jabat tangan, disukai klien. klien senang menyendiri. d. Menjelaskan A : Tujuan Tujuan Khusus 1 tujuan pertemuan. tercapai : e. Menunjukkan Klien dapat membina sikap empati dan hubungan saling percaya, menerima klien apa Tujuan Khusus 2 belum adanya. tercapai klien belum dapat f. Memberikan mengidentifikasi kesempatan pada kemampuan yang dimiliki. klien klien untuk P : Klien : klien mengingatmengungkapkan ingat nama perawat. perasaannya Perawat : Mengulang Tujuan g. Mendiskusikan Khusus 2 mengidentifikasi dengan keluarga kemampuan dan aspek

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. positif yang dimiliki h. Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat di lakukan selama dirawat di rumah sakit i. Membantu klien mengenali kekuranga dan kelebihannya 2. 26-12- 07 Diagnosa 1 Tujuan 1. Mendiskusikan kemampuan yang S : Klien mengatakan senang olah raga, klien senang Laila 12.30 Khusus 2,3 masih digunakan selama menyapu rumah sebelum sakit. berangkat kerja. 2. Setiap bertemu O : Saat bicara klien menatap klien menghindarkan perawat, klien cukup dari memberi perhatian kooperatif. negatif. A : Tujuan Khusus 2 tercapai : 3. Mengutamakan Klien dapat memberikan pujian mengidentifikasikan yang realistik pada kemampuan dan aspek kemampuan dan aspek positif yang dimiliki positif klien. P : Klien : Menganjurkan klien untuk menyebutkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki Perawat : Lanjutkan tujuan Khusus 3: Menilai kemampuan yang dapat digunakan. 3. 27-12- 07 Diagnosa 1 Tujuan 1. Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang S : Klien mengatakan kegiatan yang dapat saya lakukan di Laila 09.30 Khusus 3 dapat digunakan di rumah Rumah Sakit yaitu sakit. menyapu, mencuci gelas

2. Mendiskusikan dengan dan sendok, menyiapkan klien kemampuan yang peralatan untuk makan, dapat digunakan setelah merapikan tempat tidur. pulang nanti sesuai degan O : Klien menyebutkan kondisi sakit klien. kemampuan yang mampu 3. Memberi pujian kepada digunakan di Rumah Sakit. klien A : Tujuan khusus 3 tercapai : Klien mampu menyebutkan kemampuan yang dapat dilakukan di Rumah Sakit Jiwa dan dirumah. P : Klien : Menganjurkan kepada klien kemampuan lain yang belum disebutkan. Perawat: Meminta klien untuk memilih salah satu kegiatan yang mau dilakukan, membantu klien melakukan kegiatan itu dan jika perlu beri contoh. Lanjukan Tujuan Khusus 4: Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 4. 27-12- 07 Diagnosa 1 Tujuan 1. Meminta klien untuk memilih salah satu S : Klien mengatakan "Saya memilih merapikan tempat laila 11.00 Khusus 4 kegiatan yang mau tidur dilakukan di Rumah O : Klien merapikan tempat Sakit. tidur setelah mendapat 2. Membantu bimbingan dari perawat. klien melakukan kegiatan A : Tujuan Khusus 4 belum

yang dipilih dan jika tercapai : Klien belum perlu diberi dapat merencanakan contoh. kegiatansesuai dengan kemampuan yang dimiliki P : Klien: Menganjurkan kepada klien untuk menerapkan rencana kegiatan yang telah dibuat bersama. Perawat: Mengulang Tujuan Khusus 4 : Melatih klien untuk kegiatan yang lainnya (mencuci sendok, gelas, menyapu, menyiapkan peralatan untuk makan). 5. 28-12- 07 Diagnosa 1 Tujuan Melatih klien untuk kegiatan yang lainnya (mencuci S : Klien mengatakan "Saya merasa senang bisa Laila 08.00 Khusus 4 sendok dan gelasnya, melakukan kegiatan menyapu menyiapkan mencuci gelas, menyapu peralatan untuk makan). dan mengepel lantai O : Klien merencanakan kegiatan dengan bantuan perawat A : Tujuan 4 belum tercapai : Klien belum dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. P : Mengulang Tujuan Khusus 4 : Perawat bersama klien menyusun jadwal kegiatan harian.

6. 28-12- Diagnosa 1 Menyusun jadwal kegiatan S : Klien mengatakan "Saya Laila 07 Tujuan harian akan mencoba 11.00 Khusus 4 melaksanakan kegiatan sesuai jadwal." O : Klien tampak menyusun jadwal A: Tujuan Khusus 4 tercapai : Klien dapat menetapkan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. P : Klien : Mencoba melakukan kegiatan yang ada pada jadwal. Perawat: Menganjurkan dan memberikan kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang seuai dengan jadwal yang telah direncanakan secara rutin setiap hari. Lanjutkan Tujuan Khusus 5: Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. 7. 29-12- Diagnosa 1 Menganjurkan dan memberi S : Klien mengatakan "Saya laila 07 Tujuan kesempatan kepada klien akan mencoba melakukan 08.00 Khusus 5 untuk mencoba kegiatan sesuai dengan jadwal sesuai dengan jadwal yang kegiatan harian." telah direncanakan secara O : Klien mau melakukan rutin setiap hari. kegiatan sesuai jadwal dengan bantuan perawat A : Tujuan Khusus 5 belum tercapai tercapai : Klien belum dapat melaksanakan

kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. P : Klien : Melakukan kegiatan secara rutin di Rumah Sakit sesuai jadwal kegiatan harian. Perawat : Ulangi Tujuan Khusus 5. 8. 29-12- 07 Diagnosa 1 Tujuan Memonitor klien untuk melaksanakan kegiatan S : Klien mengatakan "Saya sudah melakukan kegiatan Laila 11.30 Khusus 5 sesuai jadwal kegiatan sesuai jadwal." harian. O : Klien mampu melakukan kegiatan secara mandiri dan mendapatkan beberapa bimbingan parsial A : Tujuan Khusus 5 belum tercapai : Klien belum dapat melaksanakan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. P : Klien : Laksanakan kegiatan sesuai jadwal kegiatan harian. Perawat: Tetap anjurkan untuk melaksanakan kegiatan sesuai jadwal kegiatan. Ulangi Tujuan Khusus 5.

9. 30-12- Diagnosa 1 Menganjurkan klien, S : Klien mengatakan "Saya Laila 07 Tujuan memonitor klien untuk sudah melakukan kegiatan 09.30 Khusus 5 melaksanakan kegiatan sesuai jadwal." sesuai jadwal kegiatan. O : Klien mampu melaksanakan kegiatan secara mandiri A : Tujuan Khusus 5 tercapai : Klien dapat melaksanakan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. P : Klien : Lakukan kegiatan sesuai jadwal kegiatan harian secara rutin setiap hari. Motifasi untuk melakukannya baik di rumah sakit ataupun di rumah. Perawat : optimalkan Tujuan Khusus 5, Lanjutkan Tujuan Khusus 6. S : Klien menjawab salam 10. 5-01- Diagnosa 2 1. Menyapa klien dengan selamat pagi nama saya Laila 2008 Tujuan ucapan selamat pagi Ny. S, saya suka di khusus 1,2 2. Mendiskusikan dengan panggil S 10.00 keluarga kemampuan dan - klien mengatakan saya aspek positif yang kalau di rumah habis dimiliki bangun tidur langsung 3. Mendiskusikan dengan mandi, membersihkan klien kemampuan yang rumah, dan habis itu baru masih dilakukan selama jualan sampai malam dirawat di Rumah Sakit - klien mengatakan saya 4. Membantu klien disini itu tidak bisa apa- mengenali kekurangan apa, saya hanya bisa dan kelebihannya duduk-duduk saja dan 5. Menunjukkan sikap

6. empati kepada klien 7. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya membereskan gelas sehabis makan. Makannya saya malu dengan mereka karena saya tidak bisa apaapa O : Klien kooperatif, kontak mata klien kurang, klien senang menyendiri A : Tujuan khusus 1 tercapai : klien dapat mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tujuan khusus 2 belum tecapai klien belum dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya. P : Klien : Perawat : Mengulang Tujuan khusus 2 dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya

11. 6-01- Diagnosa 2 1. Menunjukkan sikap S : Klien mengatakan akan Laila 2008 Tujuan empati dan menerima memanfaatkan khusus 2,3 klien apaadanya ketrampilam yang dimiliki 10.00 2. Memberikan kesempatan untuk mengisi waktu luang pada klien untuk dan akan berusaha untuk mengungkapkan menceritakan masalah perasaannya yang dialami dengan teman atau perawat O : Klien cukup kooperatif, kontak mata ada, klien mampu mengekspresikan emosinya secara spontan A : Tujuan khusus 2 tercapai : klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya P : Klien : klien mengekspresikan dan mengungkapkan perasaannya. Perawat : lanjutkan tujuan khusus 3: klien dapat menyakini tentang manfaat mekanisme koping

12. 6-01- Diagnosa 2 Kenaikan realitas yang S : - Klien mengatakan saya Laila 2008 Tujuan berhubungan dengan senang olah raga dan Khusus 3,4 mekanisme koping klien dan menyapu 12.00 beri klien umpan balik - klien mengatakan saya tentang perilaku, penilaian senang menyapu tapi di dan sumber koping, Beri klien sini saya tidak pernah aktivitas yang mendukung menyapu karena sudah ada sesuai kemampuannya yang menyapu O : Klien kooperatif, kontak mata kedepan menghadapi perawat A : Tujuan khusus 3 tercapai Klien dapat menyakini tentang manfaat mekanisme koping Tujuan khusus 4 belum tercapai klien belum dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktivitas yang terjadwal. P : Klien : Menganjurkan klien menyebutkan kelebihan dan kekurangan yang dia miliki Perawat : Mengulang tujuan khusus 4 : Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang terjadwal 13. 7-01- Diagnosa 2 - Beri klien aktivitas yang S : Klien mengatakan Saya laila 2008 Tujuan mendukung sesuai merasa senang bisa 11.00 khusus 4 kemampuannya melakukan kegiatan - Memberi kesempatan seperti menyapu, dan kepada klien untuk mengepel lantai, saya mencoba kegiatan sesuai akan mencoba kegiatan ini jadwal setiap hari

O : Klien mau melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya A : Tujuan khusus 5 tercapai : klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktivitas yang terjadwal P : klien : lakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya secara rutin setiap hari. Perawat : Anjurkan klien untuk tetap melaksanakan kegiatan setiap hari. Optimalkan Tujuan Khusus 4, lanjutkan tujuan khusus 5 O. EVALUASI Tanggal 8 Januari 2008 Evaluasi akhir dari diagnosa pertama Isolasi Sosial : Menarik Diri berhubungan dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah yaitu pada data subjektif Ny. S mengatakan bahwa klien masih minder, dan malu untuk kembali kelingkungan masyarakat karena klien pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Pada data objektif klien kooperatif, klien mau menjawab salam, klien duduk berdampingan dengan penulis, klien mau menjawab semua pertanyaan yang diajukan penulis dan klien mau mengungkapkan perasaannya. Masalah keperawatan ini belum teratasi sepenuhnya karen Ny. S masih minder dan malu untuk kembali kelingkungannya. Evaluasi yang diharapkan yaitu klien dapat mengungkapkan perasaannya klien dapat

memodifikasi pola kognitif yang negatif, klien dapat memanfaatkan koping yang konstruktif dan klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang terjadwal. Diagnosa kedua Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah berhubungan dengan Koping Individu Tidak Efektif yaitu data respon subjektif klien mengatakan akan memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki untuk mengisi waktu luang dan akan berusaha untuk menceritakan masalah yang dialami dengan teman ataupun penulis. Data objektif yang tercapai adalah klien mampu mengekspresikan emosi secara spontan, klien mempertahankan kontak mata dan klien dapat diajak bekerjasama. Masalah keperawatan ini belum teratasi sepenuhnya, klien belum bisa memanfaatkan sistem pendukung sosial dan keluarga untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Evaluasi yang diharapkan klien dapat melakukan cara pengambilan keputusan yang efektif untuk mengendalikan situasi kehidupannya, dengan demikian dapat menurunkan perasaan rendah diri, klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya, klien dapat memodifikasi pola kognitif yang negatif, klien dapat menyakini tentang manfaat mekanisme koping, klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang terjadwal, klien dapat mengunakan dukungan sosial dan keluarga secara efektif.