GARIS DAN SUDUT. (Materi SMP Kelas VII Semester1)

dokumen-dokumen yang mirip
Hutan. Barat Laut. Pejabat Pos. Barat Daya. Kedai

Lampiran 1. Jadwal Penelitian. Lampiran 1.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian. Lampiran 2. RPP dan LKS. Lampiran 2.1 RPP Kelompok Eksperimen 1

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

Bab 5 - Garis dan Sudut

( 2y) ( ) Uji Kompetensi x. y n. x y 3y ; untuk x = 2 dan y = x

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya.

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus D. Materi Pelajaran Pendahuluan

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( )

BAHAN BELAJAR: UNSUR DASAR PEMBANGUN GEOMETRI. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BESARAN VEKTOR B A B B A B

BAB II LANDASAN TEORI

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

BAB II MATERI. sejajar dengan garis CD. B

BAB JENIS DAN BESAR SUDUT

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

KISI-KISI PENULISAN SOAL DAN URAIAN ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

LOMBA CERDAS CERMAT MATEMATIKA (LCCM) TINGKAT SMP DAN SMA SE-SUMATERA Memperebutkan Piala Gubernur Sumatera Selatan 3 5 Mei 2011

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

Geometri Dimensi Dua

adalah. 7. Barisan aritmatika dengan suku ke-7 = 35 dan suku ke-13 = 53. Jumlah 27 suku pertama

GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. sofyan mahfudy-iain Mataram

HUBUNGAN SATUAN PANJANG DENGAN DERAJAT

C 7 D. Pelat Buhul. A, B, C, D, E = Titik Buhul A 1 2 B E. Gambar 1

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XI ALAT PERAGA DALAM GEOMETRI RUANG

LAMPIRAN 1 RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

. A.M. A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

BAB I PENDAHULUAN. Geometri berasal dari kata latin Geometria. Geo artinya tanah, dan

BAHAN AJAR MATEMATIKA SMP KELAS VIII LINGKARAN (SUDUT KELILING, SUDUT PUSAT, PANJANG BUSUR, LUAS JURING DAN HUBUNGANNYA)

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

4. Sebuah toko perlengkapan olahraga menyebarkan brosur sebagai berikut :

SOAL MATEMATIKA - SMP

DIMENSI TIGA 1. Standar Kompetensi: Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

SOAL UJIAN. NILAI I. PERSOALAN (BETUL-SALAH) 10 SOAL (LINGKARI HURUF (B) BILA BENAR dan HURUF (S) BILA DIANGGAP SALAH

MODUL 4 LINGKARAN DAN BOLA

6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

Datar Sederhana. Bab 4 Unsur-Unsur Bangun. Tema 9 Negara Kelas Dewi

RINGKASAN MATERI SUDUT DAN PENGUKURAN SUDUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis.

OSK Matematika SMP (Olimpiade Sains Kabupaten Matematika SMP)

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Matematika Semester IV

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 PEKALONGAN

Matematika IPA (MATEMATIKA TKD SAINTEK)

GESERAN atau TRANSLASI

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus

PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT

PENDIDIKAN MATEMATIKA SD 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Metode Penemuan Terbimbing. menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.

1 Lembar Kerja Siswa LKS 1

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

3. Kuadrat dari hasil penjumlahan angka 5 dan 6, dikurangi hasil perkalian kedua angka tersebut

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS

Satuan Ukuran (Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan)

PEMBAHASAN SOAL OSN TK. KOTA/ KABUPATEN 2014 MATEMATIKA SMP BAGIAN A: PILIHAN GANDA

A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama : 2. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

Lampiran 1.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB JENIS DAN BESAR SUDUT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana

Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis ICT : Penerapan Cabri

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP dan MTs Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua)

LAPORAN PERCOBAAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pembahasan : untum membentuk jarring-jaring, maka setiap sisi yang berimpitan akan berimpitan secara tepat.

OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1)

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V GEOMETRI DAN TRANSFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 103 JAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Transkripsi:

GARIS DAN SUDUT (Materi SMP Kelas VII Semester1)

Garis dan Sudut Memahami Kedudukan Garis dan Sudut a. Menemukan konsep titik, garis, dan bidang Dalam ilmu Geometri, terdapat beberapa istilah atau sebutan yang tidak memiliki definisi (undefined terms), antara lain, titik, garis, dan bidang.meskipun ketiga istilah tersebut tidak secara formal didefinisikan, sangat penting disepakati tentang arti istilah tersebut. Perhatikan gambar berikut ini. Titik tidak memiliki ukuran, biasanya dideskripsikan menggunakan tanda noktah,seperti pada gambar di atas. Penamaan titik menggunakan huruf kapital, seperti titika, titik B, titik C, dan sebagainya. Sedangkan, garis direpresentasikan oleh suatu garis lurus dengan dua tanda panah di setiap ujungnya yang mengindikasikan bahwa garis tersebut panjangnya tak terbatas. Suatu bidang direpresentasikan oleh permukaan meja atau dinding. Pada Gambar Selanjutnya, beberapa konsep dasar dalam geometri juga harus dipahami tanpa didefinisikan. Salah satu diantaranya, konsep letak suatu titik pada suatu garis atau pada suatu bidang. Mari perhatikan gambar di bawah ini. 1. Posisi titik terhadap garis

2. Posisi titik terhadap bidang 3. Titik-titik segaris Dua atau lebih dikatakan segaris jika titik-titik tersebut terletak pada garis yang sama. Pada Gambar 4.3 titik A dan titik B dikatakan segaris, karena sama-sama terletak pada garis l. 4. Titik-titik sebidang Dua atau lebih dikatakan sebidang jika titik-titik tersebut terletak pada bidang yang sama. Pada Gambar 4.5 titik C dan titik D dikatakan sebidang, karena sama-sama terletak pada bidang ß.

Gambar 4.6 di atas adalah kondisi daerah yang dihubungkan oleh sebuah jembatan. Jembat merupakan struktur penghubung antara dua tempat yang terpisah. Jembatan berperan sebagai penghubung dua daerah yang dipisahkan oleh sungai. Andaikan sisi kiri sungai sebagai titik A, sisi kanan sungai sebagai titik B dan ruas garis AB merepresentasikan jembatan itu sendiri. Adanya ruas garis AB menjadikan dua titik A dan B terhubung. Jika titik A merupakan titik pangkal ruas segmen garis AB, maka titik B merupakan titik ujung ruas garis AB. Masalah lain yang akan kita pahami berikutnya adalah cahaya yang dihasilkan senter. Mari cermati Gambar 4.7.

Mari kita fokus pada cahaya yang memancar lurus dan besar (garis kuning). Tentunya, pangkal dari cahaya tersebut adalah senter. Jika kita hanya perhatikan pada gambar, kita dapat menentukan ujung cahaya, tetapi pada kejadian sebenarnya cahaya tersebut tidak memiliki ujung. Jadi pada kejadian ini, kita menemukan suatu pengamatan terhadap objek yang memiliki titik awal, tetapi tidak memiliki ujung. Dari tiga kajian di atas, terdapat dua pemahaman yang berkaitan dengan garis, segmen garis, dan sinar garis (sinar). Secara geometri, ketiga istilah tersebut kita deskripsikan sebagai berikut. Gambar di bawah ini adalah garis yang melalui titik A dan B disebut garis AB, dinotasikan AB Tanda panah pada kedua ujung AB artinya dapat diperpanjang sampai tak terbatas. Gambar di bawah ini adalah ruas garis (segmen) AB, disimbolkan AB, dengan titik A dan B merupakan titik ujung ruas garis AB.

b. Kedudukan Garis Pembahasan pada buku ini, kalian akan lebih banyak menggunakan garis daripada dua yang lain. Alasannya, semua kajian matematika harus berlaku secara umum, bukan hanya pada sebagian. Selanjutnya kita akan mengkaji posisi satu garis dengan garis yang lain. 1. Garis Berpotongan Dua buah garis akan berpotongan jika memiliki tepat satu titik persekutuan. Misalkan terdapat dua garis yakni AB dan CD, maka kondisi berpotongan dapat digambarkan sebagai berikut: 2. Garis Sejajar Kondisi sejajar akan terjadi jika dua garis berada di bidang yang sama dan tidak memiliki persekutuan. Contoh dua garis yang sejajar adalah sebagai berikut: 3. Garis Berhimpit Kondisi berhimpit akan terjadi jika dua garis terletak pada satu garis lurus, sehingga seolah-olah hanya terdapat satu garis saja. Contoh garis yang saling berhimpit

Cermati kembali Gambar 4.9, untuk satuan waktu 24 jam. 1. Ada berapa kali dapat ditemukan garis (jarum jam, menit dan detik) berhimpit? 2. Ada berapa kali terbentuk sudut siku-siku (90 ) antara jarum menit dan jarum jam? Untuk membantu kita memahami lebih mudah tentang kedudukan garis, mari cermati setiap gambar di bawah ini. Pada Gambar 4.10 (i), titik P merupakan pertongan garis l dan garis k. Sedangkan pada Gambar 4.10 (ii), titik P merupakan perpotongan garis k, l dan m. Selain titik, terdapat juga daerah-daerah yang terbentuk oleh garis-garis yang berpotongan tersebut. Untuk Gambar 4.10 (i) terdapat 4 daerah yang terbentuk oleh hasil perpotongan garis k dan garis l, serta Gambar 4.10 (ii) menghasilkan 6 daerah yang terbentuk oleh hasil perpotongan ketiga garis tersebut. Gambar 4.11 berikut ini, menyajikan garis-garis yang saling sejajar. Ciri yang menunjukkan dua atau tiga garis (terletak pada satu bidang datar) saling sejajar jika jarak antar garis yang sejajar selalu sama dan tidak pernah berpotongan. Perhatikan gambar di bawah ini.

Walaupun pada Gambar 4.11 kelihatannya garis-garis tersebut tidak sama panjang,tidak menjadi alasan untuk menyebut garis-garis tersebut tidak sejajar. Intinya adalah, jika garis tersebut diperpanjang maka tidak pernah berpotongan, dan terletak pada satu bidang datar, maka garisgaris tersebut merupakan garis-garis sejajar. b. Menemukan Konsep Sudut Banyak aktivitas yang kia lakukan dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan sudut. Misalnya pemanah, sudut terbentuk antara tangan dengan badan pemanah. Untuk gambar pemancing, garis bantu merah sengaja ditambah untuk menunjukkan lebih jelas sudut yang terbentuk antara pancingan dengan bidang datar. Sudut terbentuk karena dua sinar bertemu pada titik pangkalnya. Secara matematis, hubungan sinar garis dan titik sudut diilustrasikan sebagai berikut.

Menentukan besar sudut yang dibentuk oleh jarum jam Selanjutnya, mari kita cermati pengukuran sudut yang terbentuk oleh jarum jam danjarum menit pada waktu-waktu yang lain. Perputaran selama 12 jam jarum jam berputar sebesar 360, akibatnya pergeseran tiap satu jam adalah Penamaan sudut 360 12 = 30º. Secara matematis, penamaan sudut diperlukan untuk mempermudah penamaan sudut untuk kajian selanjutnya. Mari kita perhatikan Gambar 4.17. berikut.

Alat ini dapat membantu kita mengukur suatu sudut yang sudah terbentuk dan membentuk besar sudut yang akan digambar.

Perlu kita kenalkan bahwa, terdapat ukuran sudut standar yang perlu kita ketahui, seperti yang disajikan pada gambar di bawah ini. Dengan memperhatikan ukuran setiap sudut, lengkapilah besar sudut berdasarkan jenis-jenis sudut.

Memahami Hubungan Antar Sudut Mari kita perhatikan gambar-gambar berikut ini Pada Gambar 4.18 terdapat sudut berpelurus, sudut berpenyiku dan sudut bertolak belakang. Pada kegiatan kali ini kalian akan memperlajari ketiga bentuk hubungan antar sudut tersebut yang rinciannya dikemas dalam kasus-kasus berikut ini. a. Sudut Berpelurus dan Sudut Berpenyiku Hubungan Antar Sudut 1. Sudut Berpenyiku Dua sudut dikatakan berpenyiku, jika jumlah besar kedua sudut tepat 90 2. Sudut Berpelurus Dua sudut dikatakan berpelurus, jika jumlah besar kedua sudut tepat 180 b. Sudut saling betolak belakang

Pada gambar 4.28, <PTR bertolak belakang dengan <STQ, dan <PTS bertolak belakang dengan <RTQ. Sudut yang saling bertolak belakang mempunyai besar sudut yang sama. c. Hubungan sudut-sudut pada dua garis sejajar Sekarang, coba perhatikan kembali gambar lintasan kereta api dan modelnya di bawah ini. Garis k dan garis l, dipotong oleh garis garis m pada Gambar 4.29 sehingga membentuk delapan sudut. Sudut-sudut ini mempunyai nama khusus sesuai dengan posisinya.