MAKALAH VEKTOR. Di Susun Oleh : Kelas : X MIPA III Kelompok : V Adisti Amelia J.M.L

dokumen-dokumen yang mirip
VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

BAB II BESARAN VEKTOR

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

BAB 2 ANALISIS VEKTOR

Vektor Ruang 2D dan 3D

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

Diferensial Vektor. (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

BAB II V E K T O R. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. 52

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :

2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik P (x 1,y 1,z 1 ) dan R (x 2,y 2,z 2 ) seperti yang ditunjukkan pada gambar. Z P Q R

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BESARAN VEKTOR B A B B A B

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

PanGKas HaBis FISIKA. Vektor

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

GESERAN atau TRANSLASI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Vektor di Bidang dan di Ruang

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

erkalian Silang, Garis & Bidang dalam Dimensi 3

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

a11 a12 x1 b1 Definisi Vektor di R 2 dan R 3

Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q

DIKTAT MATEMATIKA II

ujung vektor A bertemu dengan pangkal vektor B

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor

Bab 1 : Skalar dan Vektor

VII III II VIII HAND OUT PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

MATEMATIKA. Sesi VEKTOR A. DEFINISI VEKTOR. a. Unsur-Unsur Vektor. b. Notasi Vektor

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

2 Mekanika Rekayasa 1

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

BAB 2 PENJUMLAHAN VEKTOR

VEKTOR YUSRON SUGIARTO

PERKALIAN DUA VEKTOR & PROYEKSI VEKTOR

BAB I BESARAN DAN SATUAN

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

Pesawat Terbang. gaya angkat. gaya berat

MODUL PERTEMUAN KE 2. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor.

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

B a b 2. Vektor. Sumber:

Geometri pada Bidang, Vektor

RUANG LINGKUP ILMU FISIKA

VEKTOR YUSRON SUGIARTO

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

Vektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

Pentalogy BIOLOGI SMA

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3

Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9

BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

PERSAMAAN BIDANG RATA

19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a =

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti (KI) KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

B. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013

9.1. Skalar dan Vektor

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Aljabar Vektor. Sesi XI Vektor 12/4/2015

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

KATA SAMBUTAN. Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK. iii

VEKTOR. Matematika Industri I

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

BAB I ANALISIS VEKTOR

BESARAN, SATUAN DAN VEKTOR

Mekanika Rekayasa/Teknik I

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

VEKTOR Matematika Industri I

9/17/2012 B E S A R A N. Besaran Fisika. massa, waktu, suhu, kecepatan, percepatan, panjang, luas, gaya, momentum, medan

Penjumlahan Vektor. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas X. (Telah disesuaikan dengan KTSP)

Transkripsi:

MAKALAH VEKTOR Di Susun Oleh : Kelas : X MIPA III Kelompok : V Adisti Amelia J.M.L

PEMERINTAHAN KABUPATEN BOGOR SMAN 1 PAMIJAHAN 017 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya ucapkan puja dan puji syukur kehadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya susun untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran matimatika dengan judul makalah operasi vektor. Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut yang dirangkai dengan peta konsep. Selanjutnya, pembaca akan masuk pada inti pembahasan dan diakhiri dengan penutup berupa kesimpulan dan saran Saya juga berterima kasih atas dukungan guru dan teman, sehingga makalah ini dapat saya buat berdasarkan pembelajaran yang sudah saya lewati. Semoga makalah ini dapat disimpan dengan baik, agar dapat terus dipelajari, dan dapat memberikan wawasan baru bagi yang membacanya. Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran atau penilaian tentang makalah ini. Terima Kasih Bogor, Mei 017 i

DAFTAR ISI Kata Pengantar...i Daftar Isi...ii BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar belakang...1 B. Rumusan masalah... C.Tujuan... BAB II PEMBAHASAN...3 Pengertian Vektor...3 Sifat SifatVektor...4 Penjumlahan Vektor...4 Pengurangan Vektor...6 Perkalian Vektor...7 Vektor pada bidang (Dimensi...7 Vektor Pada Ruang(Dimensi 3...8 BAB III PENUTUP...10 Kesimpulan...10 Saran...10 ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad 0, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangatlah pesat. Berbagai piranti sederhana maupun elektronik telah berhasil dibuatuntuk memudahkan pekerjaan manusia. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih manusia, tidak lepas atau bahkan sangat bergantung dari keberadaan suatu ilmu, yakni ilmu Fisika. Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika. Hal ini karena matematika mampu menyediakan kerangka logika di mana hukum-hukum fisika dapat diformulasikan secara tepat. Definisi, teori, dan model fisika selalu dinyatakan menggunakan hubungan matematis. Sebagai ilmu dasar, fisika memiliki pengaruh pada banyak ilmu sains lainnya. Salah satu contohnya pada ilmu kimia. Fisika banyak mempelajari partikel renik semacam elektron. Bahasan tersebut ternyata juga dipelajari dan dimanfaatkan pada ilmu kimia. Bahkan topik mekanika kuantum yang diterapkan pada ilmu kimia telah melahirkan bidang baru yang dinamakan kimia kuantum (quantum chemistry). Selain itu, ilmu fisika yang diterapkan pada bidang ilmu lain ikut berperan dalam melahirkan bidang studi baru yang menarik. Di antaranya adalah biofisika (fisika pada ilmu biologi), geofisika (fisika pada ilmu bumi), fisika medis (fisika pada ilmu kedokteran), dan yang lebih baru adalah ekonofisika (fisika pada ilmu ekonomi). Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa mungkin memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan keteraturan lainnya di alam semesta yang belum ditemukan dan memanfaatkan keteraturan yang telah ditemukan untuk menjadi bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanpa ada penemuan tentang keteraturan lensa, maka tidak mungkin di temukan planet-planet, tanpa ditemukannya planet-planet, tidak mungkin ditemukan Hukum-hukum Kepler, tanpa ditemukan Hukum Kepler, maka tidak

mungkin ditemukan hal-hal penting lainnya di tata surya, dan hal-hal ini masih terus berlanjut, keteraturan yang telah ditemukan akan menjadi dasar untuk menemukan keteraturan-keteraturan lainnya. Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar nantinya dapat memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat 1dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor?. Apakah perbedaan dari vektor komponen dan vektor satuan? 3. Bagaimana menentukan vektor resultan? 4. Bagaimana menentukan arah vektor? 5. Bagaimana pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari hari? C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor.. Untuk mengetahui perbedaan dari vektor satuan dan vektor komponen. 3. Untuk mengetahui cara menentukan vektor resultan. 4. Untuk mengetahui caramenentukan arah vektor. 5. Untuk mengetahui pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari hari.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Vektor Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Contoh dari besaran ini misalnya perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan sebagainya. Untuk menggambarkan vektor digunakan garis berarah yang bertitik pangkal. Panjang garis sebagai nilai vektor dah anak panah menunjukkan arahnya. Simbol vektor menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal (bold) atau miring dengan tanda panah di atasnya seperti gambar berikut: Menggambar sebuah Vektor Vektor pada bidang datar mempunyai komponen yaitu pada sumbu x dan sumbu y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja menuyusun suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanya vektor bisa dipindahkan titik pangkalnya asalkan tidak berubah besar dan arahnya. Secara matematis vektor dapat dituliskan A = A x +A y dimana A adalah resultan dari komponen-komponenya berupa Ax dan Ay. 3

B. Sifat-sifat vektor a. Komutatif a + b = b + a b. Assosiatif a + ( b + c) = (a + b) + c c. Memiliki elemen satuan atau elemen identitas a + 0 = 0 + a = a d. Memiliki elemen inverse a + (-a) = (-a) + a = 0 e. Distributive dengan perkalian skalar K(a + b) = ka + kb, dengan k= skalar C. Penjumlahan Vektor Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponenkomponennya adalah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari resultan dari vektor. Aga susah memang dipahami dari definisi tertulis. Kita coba memahaminya dengan contoh Untuk vektor segaris, resultannya R = A + B + C + n dst untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar di bawah ini

rumus penjumlahan vektor bisa didapat dari persamaan berikut 4 Menurut aturan cosinus dalam segitiga, (OR) = (OP) + (PR) (OP)(PR) cos (180o α) (OR) = (OP) + (PR) (OP)(PR) cos (-cos α) (OR) = (OP) + (PR) (OP)(PR) cos α Jika OP = A, PR = B, dan Resultan R = OR maka didapat persamaan R = A + B AB cos α Rumus menghitung resultan vektornya Dalam penjumlahan vektor sobat hitung bisa menggunakan cara 1. Penjumlahan Vektor dengan cara Jajar Genjang (Pararelogram)

yaitu seprti yang dijelaskan di atas. Metode yang digunakan adalah dengan mencari diagonal jajar genjang yang terbentuk dari vektor dan tidak ada pemindahan titik tangkap vektor.. Penjumlahan Vektor dengan Cara Segitiga pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor yang lain kemudian menghubungkan titi tangkap atau titik pangkal vektor pertama dengn titik ujung vektor ke dua. Lihat ilustrasi gambar di bawah ini. 5 Untuk vektor yang lebih dari, sama saja. Lakukan satu demi satu hingga ketemu resultan akhirnya. Dari gambar di atas, V = A + B dan R = V + C atau R = A + B + C D. Pengurangan Vektor

Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, cuma yang membedakan adalah ada salah satu vektor yang mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B bergerak ke arah barat maka resultannya R = A + (-B) = A B Rumus Cepat Vektor berikut rumus cepat panduan mengerjakan soal vektor fisika Jika α = 0 o maka R = V 1 + V Jika α = 90 o maka R = (V 1 + V ) Jika α = 180 o maka R = V 1 + V > nilai mutlak Jika α = 10 o dan V 1 = V = V maka R = V Contoh Soal Dua buah vektor sebidang erturut-turut besarnya 8 satuan dan 6 satuan, bertitik tangkap sama dan mengapit sudut 30 o Tentukan besar dan arah resultan vektor tersebut tersebut! Jawaban : R = 8 + 6 +.6.8.cos 30 R = 64 + 36 + 96 0,5 3 R = 100 + 48 3

Perkalian Vektor dengan Skalar Perkalian antara vektor dan skalar adalah hasil kali suatu skalar k dengan sebuah vektor A, sehingga dapat dituliskan ka dan didefinisikan sebagai sebuah vektor baru yang besarnya adalah besar k dikalikan dengan besar A. Arah vektor yang baru ini sama dengan arah vektor A jika k positif dan berlawanan arah dengan vektor A jika k negatif.+ Perkalian Titik (Dot Product) Perkalian titik diantara dua vektor A dan B dapat ditulis A B. Perkalian skalar dua vektor dapat dikitang sebagai perkalian antara besar salah satu vektor dengan komponen vektor lain dalam arah vektor yang pertama tadi. Maka pada perkalian vektor ini ada ketentuan, yaitu : Perkalian komponen vektor yang sejenis (searah) akan menghasilkan nilai 1, seperti : i i = j j = k k = 1 Perkalian komponen vektor yang tidak sejenis (saling tegak liris) akan menghasilkan nilai 0, seperti : i j = j k = k i = 0 Perkalian Silang (Cross Product) Perkalian silang diantara dua vektor A dan B dapat ditulis A X B dan hasilnya adalah sebuah vektor lain C. Arah dari C sebagai hasil perkalian vektor A dan B didefinisikan tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh A dan B. Pada perkalian vektor ini ada ketentuan sebagai berikut : i x i = 0 i x j = k j x i = -k j x j = 0 j x k = i k x j = -i k x k = 0 k x i = 6 j i x k = -i B. Vektor pada Bidang Datar R (Dimensi Dua)

Di dalam bidang datar (R ) suatu vektor yang titik pangkalnya di A (x 1, y 1 ) dan titik ujungnya di B (x, y ) dapat dituliskan dalam bentuk komponen : AB x y x 1 y Dilukiskan sebagai : y 1 B (x, y ) A (x 1, y 1 ) x Vektor dalam bidang datar juga dapat dinyatakan dalam bentuk : a - Kombinasi linear vektor satuan i, j, misalnya vektor = xi + yj. a - Koordinat kartesius, yaitu : = (a 1, a ). - Koordinat kutub, yaitu : a = r dengan r = ( x y x1 ) ( y 1) dan tg = y x y1 x 1. F.Vektor Pada Ruang ( Dimensi 3) Vektor di ruang 3 adalah vektor yang mempunyai 3 buah sumbu yaitu x, y, z yang saling tegak lurus dan perpotongan ketiga sumbu sebagai pangkal perhitungan. Vektor p pada bangun ruang dapat dituliskan dalam bentuk : 7

koordinat kartesius p = (x, y, z) vektor kolom p = atau, vector baris p=(x,y,z) kombinasi linear vektor satuan i, j, k yaitu : p = xi + yj + zk dengan i =,j =, dan k = i = vektor satuan dalam arah OX j = vektor satuan dalam arah OY k = vektor satuan dalam arah OZ Modulus Vektor Modulus vektor yaitu besar atau panjang suatu vektor. Jika suatu vektor dengan koordinat titik A (x 1, y 1,z 1 ) dan B (x, y, z ) maka modulus (besar) atau panjang vektor dapat dinyatakan sebagai jarak antara titik A dan B yaitu : Dan jika suatu vektor a disajikan dalam bentuk linear a = a 1 i + a j + a 3 k, maka modulus vektor a adalah :

8 Vektor Posisi Vektor posisi titik P adalah vektor yaitu vektor yang berpangkal di titik O (0, 0, 0) dan berujung di titik P (x, y, z), bila ditulis 9

BAB III PENUTUP Kesimpulan Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Untuk menyatakan suatu vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius XOY dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya. Panjang ruas garis mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah vektor. Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf yang digaris bawahi. Jika untuk setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A dinamakan suatu fungsi u yang dilambangkan dengan A (u). Dalam tiga dimensi ditulis A(u) = A 1 (u)i + A (u)j + A 3 (u)k. Contoh fungsi vektor, misalnya persamaan dari gerakan bebas suatu partikel dalam ruang. Jika setiap titik dalam suatu ruang (R 3 ) dikaitkan dengan suatu vektor, maka ruang tersebut disebut medan vektor. Contoh medan vektor, misalnya aliran fluida (gas, panas, air dan sebagainya) dalam suatu ruangan. Fungsi vektor dalam dalam duniawi, berkaitan dengan masalah transportasi, navigasi, komputerisasi, dsb. Sedangkan dalam urusan keagamaan, vektor berperan untuk menunjukkan kemuliaan Allah SWT. serta menjadikan kita manusia yang lebih baik lagi. Saran Pembahasan tentang fungsi vektor ini bukan pembahasan singkat yang akan selesai dalam sekali duduk. Masih ada banyak lagi yang belum dibicarakan disini. Untuk itu, diharapkan kita mau mencari sumber-sumber lain diluar sana untuk menambah pengetahuan kita tentang Fungsi vektor dalam segala aspeknya yang belum terjelaskan dalam karya ilmiah ini. 10