BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Jumlah 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Saptosari,

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai tes matematika dari 21 siswa kelas IV yang tuntas hanya 9 siswa (42.85%) dan 12 siswa (57,15%) tidak tuntas belajar, rata-rata nilai dalam satu kelas 55. Pembelajaran mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Batiombo 02 dinyatakan tuntas apabila 75% siswanya mendapat nilai 60 (KKM). Pada kondisi awal siswa masih pasif, motivasi belajar rendah, pembelajaran bersifat guru sentris sehingga hasil belajar siswa rendah. Melihat kondisi itu, maka perlu diadakan peningkatan hasil belajar siswa melalui penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun persentase ketuntasan belajar siswa sebelum penelitian (pra siklus) dapat dilihat pada tabel 1. Nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus Nilai Banyak Siswa % Pra Siklus Keterangan KKM 60 < 60 12 57.15 Tidak tuntas 60 9 42.85 Tuntas Jumlah 21 100 Berdasarkan tabel 1, Dari 21 siswa yang mendapat nilai < 60 ada 12 (70%), nilai 60 sebanyak 9 siswa (42.85%). Dapat disimpulkan siswa yang tuntas 42.85%, tidak tuntas 57.15%. Hasil belajar pra siklus masih jauh dari yang diharapkan, maka perlu diadakan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan pencapaian ketuntasan belajar klasikal minimal 75%.

Tabel 4.2 Nilai rata-rata kelas pra siklus Skor maksimal 100 Skor tertinggi 90 Skor terendah 40 Jumlah siswa 21 Jumlah nilai 1.155 Rata-rata 55 Berdasarkan data tersebut nilai rata-rata kelas pra siklus 55, niai terendah 40, nilai tertinggi 90. Jumlah nilai dalam satu kelas 1.155 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Deskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap materi pembelajaran yang akan diajarkan. Peneliti dan rekan sejawat melakukan kesepakatan dan berdiskusi untuk: a) Menyusun skenario pembelajaran berdasarkan masalah (PBL) yang terdiri dari 5 tahap yaitu: Tahap 1: Orientasi siswa pada situasi masalah. Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah b) Menyusun RPP Siklus I yang digunakan untuk pegangan guru dalam proses pembelajaran agar lebih efektif, efisien, dan terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran. c) Menyusun Lembar Kerja Siswa 1

d) Menyusun media/alat peraga yang cocok e) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi f) Menyusun soal-soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 19 Maret 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pada jam 07.15 08.25 WIB. Pertemuan pertama membahas materi Penjumlahan pecahan indicator Menjumlahkan pecahan yang penyebutnya sama Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 21 Maret 2012 pada jam 07.15 08.25 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, membahas cara penjumlahan bilangan pecahan yang penyebut tidak sama. Untuk pertemuan ketiga pada hari Senin tanggal 26 Maret 2012 melaksanakan evalusi dimulai jam 07.15 08.25 WIB alokasi waktu 2 x 35 menit. Data penelitian berupa hasil belajar siswa diperoleh dengan melakukan tes hasil belajar pada akhir pertemuan siklus 1. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran ada 21 siswa terdiri dari laki-laki 10 siswa dan 11 siswa perempuan, serta dihadiri satu orang teman sejawat sebagai observer. Deskripsi Siklus 1 pertemuan 1. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang berupa berdoa, presensi, guru membuka pelajaran dan mengadakan apersepsi dan informasi materi yang akan dibahas dalam pembelajaran. Kegiatan pendahuluan ini berlangsung selama 5 menit. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran secara klasikal materi dalam bentuk penjumlahan bilangan pecahan dengan indikator menjumlahkan pecahan yang penyebutnya sama. Guru menyajikan permasalahan pembelajaran yang telah disiapkan dalam kartu masalah dalam LKS. Setelah itu guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan heterogen. Setelah itu guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan meminta siswa membaca petunjuk LKS dan mengerjakan tugas secara kelompok dengan kerjasama antar anggota kelompok. Pada saat pembentukan kelompok siswa berbuat gaduh dan ramai, siswa cenderung memilih kelompok dari teman yang disukai. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok belajarnya. Ada satu atau dua siswa pada masing-masing kelompok yang kurang peduli

terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh teman yang lain. Kegiatan inti berlangsung selama 55 menit. Pada kegiatan penutup masing-masing wakil kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya, sedangkan kelompok lain menanggapi. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 21 Maret 2012 pada jam 07.15 08.25 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang berupa berdoa, presensi siswa. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 5 menit. Pada kegiatan inti guru. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam 4 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 5 siswa kemudian menyajikan masalah penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda dalam LKS dengan cara kerjasama dan saling membantu. Guru mengarahkan untuk orientasi siswa pada situasi masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada kegiatan penutup guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa dengan arahan guru membuat kesimpulan cara penyelesaian pengerjaan hitung penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda, Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Maret 2012 melaksanakan evalusi dimulai jam 07.15 08.25 WIB alokasi waktu 2 x 35 menit. Dimulai dengan kegiatan pendahuluan yaitu berdoa, presensi. Kegiatan dilanjutkan dengan guru memberikan tes individu/kuis untuk dikerjakan siswa secara mandiri. Tindak lanjut guru memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah. 3) Observasi Dari hasil pengamatan proses belajar siswa diperoleh catatan masih adanya siswa yang kurang aktif dalam belajar kelompok, pembelajaran masih didominasi anggota kelompok yang cerdas, masih ada ssiswa kurang antusias untuk bertanya pada teman maupun gurunya. Sebagian besar masih belum aktif belajar dalam kelompoknya.

Pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran yang didesain dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yaitu meliputi aktivitas mengajar guru, situasi kelas, dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan observasi dari teman sejawat aktivitas mengajar guru cukup baik sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran model berbasis masalah (PBL). Ada beberapa kelompok belum terlibat secara aktif. Hasil belajar siswa pada siklus I meningkat rata-ratanya menjadi 61,42. Ketuntasan belajar pada pra siklus yang tuntas hanya 9 siswa (42,86%) meningkat menjadi 15 siswa (71.43%). Juga dilakukan pengamatan efektivitas penerapan model berbasis masalah (PBL) terhadap peningkatan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi sebelum tindakan, tetapi indikator kinerja belum tercapai (ketuntasan belajar klasikal 75%. 4) Refleksi Berdarkan hasil observasi yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus 1 dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Proses Dari proses pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi ada beberapa hal yang perlu perbaikan pada tindakan selanjutnya. Hal tersebut adalah:. 1) Belum semua siswa yang pandai dalam kelompoknya mau membantu temannya yang belum paham. 2) Siswa dalam kelompok ada yang berbicara sendiri dengan temannya. 3) Sebagian siswa ada yang tidak cocok dengan temannya dan cenderung memilih teman yang disukai dalam kelompoknya. b. Hasil Tes. Hasil nilai tes siklus 1 ternyata belum dapat memenuhi target dari tujuan yang diharapkan, sebab ketuntasan klasikal hanya 71,43% (15 siswa dari 21 siswa kelas enam) dan rata-rata hasil belajar 61,42 padahal yang ditetapkan ketuntasan belajar klasikal 75% artinya 6 siswa telah mencapai KKM. Karena itu perlu diadakan perbaikan dan peningkatan hasil belajar pada siklus 2. Perkembangan hasil belajar siklus 1 dapat dilihat pada tabel 3, berikut:

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata dan Persentase ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 Keadaan Pra Siklus Siklus 1 Indikator Kinerja Nilai rata-rata kelas 55 61,42 Ketuntasan 42.86% 71.43% 75 % tuntas (kkm 60) dan nilai rata-rata kelas 65 Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 55 dan pada akhir siklus 1 menjadi 61,42 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal 42% menjadi 71% pada akhir siklus 1 indikator kinerjanya belum tercapai, artinya belum mencapai ketuntasan 75%. c. Aktivitas mengajar guru Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), tetapi belum berjalan secara maksimal dalam hal penyajian materi pembelajaran, guru belum berkesempatan membimbing siswa yang mengalami kesulitan untuk memecahkan permasalahan pembelaran. Pelaksanaan Siklus 2 1) Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil pada siklus 1, perlu perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 sebagai berikut: a. Guru memotivasi siswa untuk berani bertanya, dan menjawab pertanyaan dengan memberikan bimbingan, dorongan arti penting rasa percaya diri dan keberanian dalam kehidupan masyarakat, selain itu guru bisa menunjuk siswa-siswa yang kurang aktif untuk bertanya/menjawab pertanyaan. b. Menyusun RPP Siklus II c. Menyusun LKS d. Menyusun intrumen penilaian post tes e. Menyiapkan lembar observasi 2) Pelaksanaan Tindakan Tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam 3 x pertemuan dengan materi operasi hitung pengurangan pecahan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April

2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dimulai dari jam 07.15 08.25 WIB. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 April 2012 dan pertemuan ketiga Jumat tanggal 20 April 2012. Pelaksanaan tindakan Siklus II Pertemuan pertama dimulai dengan kegiatan pendahuluan yaitu berdoa, presensi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Kegiatan inti guru menyajikan materi pembelajaran secara klasikal dengan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan untuk mengerjakan soal berdasarkan kartu masalah yang disediakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur kesiapan siswa. Setelah selesai dilanjutkan mengorganisasikan siswa dalam diskusi kelompok untuk mengerjakan kartu masalah dalam LKS bertujuan adanya penemuam penyelesaian masalah dengan diskusi kelompok. Pada waktu kegiatan berlangsung guru membimbing siswa atau kelompok yang menemui kesulitan, rata-rata tiap kelompok berani bertanya pada gurunya. Pada kegiatan ini situasi kelas banyak siswa berani memberikan tanggapan. Guru memandu jalannya diskusi. Kegiatan penutup, guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 April 2012 dengan alokasi waktu 2 X 35 menit, dimulai dengan berdoa, presensi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan ditempuh. Pada kegiatan inti siswa berada dalam kelompok belajar yang telah ditentukan seperti pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan ini siswa tertib, siswa membaca petunjuk pada LKS dan buku pelajaran matematika. Guru membimbing tiap-tiap kelompok dalam mengerjakan tugas di LKS. Sebagian besar siswa bekerja sama memberikan bantuan, terlibat aktif kegiatan belajar kelompok. Situasi kelas kondusif, anggota kelompok bekerja dengan penuh tanggung jawab.. Pertemuan ketiga Jumat tanggal 20 April 2012 dengan kegiatan ulangan harian dan tindak lanjut guru memberikan remedial dan pengayaan. 3) Observasi Pengamatan oleh teman sejawat dengan mengisi lembar observasi aktivitas mengajar guru dalam pengelolaan pembelajaran bebasis maslah. Dari hasil observasi

diperoleh data bahwa pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah (PBL) secara keseluruhan telah berlangsung dengan baik dan guru telah melaksanakan semua langkahlangkah kegiatan pembelajaran sesuai tahapan. Guru mampu membangkitkan motivasi siswa. Sebagian besar siswa aktif bekerjasama dalam kelompoknya. Siswa berani memberikan tanggapan dari presentasi wakli kelompok yang lain. Guru telah melakukan bimbingan merata semua kelompok. Hasil ulangan harian mencapai nilai rata-rata kelas 70,5 dengan ketuntasan klasikal 86%. Hasil belajar pada siklus 2 sesuai dengan yang diharapkan yaitu ketuntasan mencapai 75%, pada siklus 2 indikator kenerja sudah tercapai. 4) Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan tes kognitif selama siklus 2 berlangsung, diperoleh data bahwa guru telah berhasil menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBL). Guru telah melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam model pembelajaran berbasis masalah (PBL),. Aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan pada siklus 2. Selain itu aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1, ketuntasan belajar 71% pada siklus 1 menjadi 85% (meningkat 14%) pada siklus 2, sedangkan rata-rata nilai meningkat dari 61,4 menjadi 70,5 pada siklus 2. Dengan demikian setelah dilaksanakan penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), pelaksanaan pada siklus 2 dinyatakan telah berhasil, karena indikator kriteria keberhasilan sudah tercapai, yaitu ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 75%, yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 85%. Hasil belajar pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4.4 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No Nom or Induk Sisw a KK M Pra Siklu s Ketuntasan Tunta s Tida k Tunt as Siklu s I Ketuntasan Tunt as Tidak Tunt as Siklu s II Ketuntasan Tunt as 1. 480 60 50-50 - 50-2. 487 60 45-60 - 60 - Tidak Tunt as

3. 492 60 50-50 - 60-4. 493 60 50-60 - 70-5. 503 60 50-50 - 60-6. 504 60 55-60 - 70-7. 509 60 60-70 - 80-8. 513 60 65-75 - 80-9. 514 60 75-80 - 80-10. 521 60 60-65 - 90-11. 524 60 80-90 - 50-12. 525 60 50-60 - 70-13. 528 60 65-70 - 100-14. 529 60 55-60 - 70-15. 530 60 60-65 - 80-16. 534 60 60-70 - 70-17. 535 60 40-40 - 80-18. 537 60 45-60 - 50-19. 538 60 60-70 - 60-20. 539 60 40-50 - 80-21. 540 60 40-45 - 70 - Jumlah 1155 9 12 1290 15 6 1480 18 3 Rata-Rata 55.00 61.43 70.48 Persentase ketuntasan 42.86% 71.43% 85.71% Nilai tertinggi 80 90 100 Nilai Terrendah 40 40 50 Berdasarkan tabel 4 ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 mencapai 85,71%, dengan nilai rata-rata kelas 70,48. Dengan demikian indikator kinerja (ketuntasan klasikal 75%) sudah tercapai. 4.2 Analisis Data

Data kuantitatif seperti data hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dianalis dengan statistik diskriptif, kemudian data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan diberi makna. 1) Nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas. Nilai rata-rata diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai siswa dalam satu kelas dengan jumlah siswa dalam satu kelas. Selain itu nilai rata-rata digunakan untuk membandingkan peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. 2) Grafik, dipakai untuk menyajikan, menggambarkan hasil belajar matematika pada tiap-tiap siklus. 3) Persentase, digunakan untuk menyajikan dan menggambarkan hasil belajar tiaptiap siklus. Hasil belajar pra siklus, dan siklus 1 dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus, dan Siklus 1 Ketuntasan f % Pra Siklus Siklus 1 Pra Siklus Siklus I 1. Tuntas 9 15 42.86 71.43 2. Tidak Tuntas 12 6 57.14 28.57 Jumlah 21 21 21 100 Berdasarkan tabel 5, ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus yang tuntas ada 9 siswa (42.86%) meningkat menjadi 15 siswa ( 71.43% ) pada siklus 1 setelah diadakan tindakan. 4.2.1 Ketuntasan Belajar Pra Siklus Gambar 4.1

Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus. Berdasarkan grafik tersebut ketuntasan belajar sebesar 30% (sebanyak 6 siswa), siswa yang tidak tuntas ada 13 siswa (70%) dari jumlah 21 siswa kelas V. Dengan demikian ketuntasan belajar belum mencapai ketuntasan KKM (75%). Distribusi Nilai Pos Tes Siklus 1 Tabel 4.6 Frekuensi Nilai Siklus 1 Rentang Nilai f % 40-49 2 9 50-59 4 19 60-69 8 38 70-79 5 24 80-89 1 5 90-100 1 5 Jumlah 21 100 Berdasarkan tabel 6, frekuensi nilai terbesar pada siklus 1 berkisar pada rentang nilai ratarata 60 69 sebanyak 8 siswa, dengan persentase 38%. Nilai rata-rata kelas pada siklus 1 sebesar 63,75. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus 1. Berdasarkan grafik tersebut, siswa yang tuntas ada 15 anak dengan persentase ketuntasan 72.43%, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 6 anak dengan persentase tidak tuntas 28%. Dengan demikian pada siklus 1 indikator kriteria keberhasilan belum

tercapai, karena ketuntasan belajar masih di bawah 75%, untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus 2. Hasil Tes Siklus 2 Tabel 4.7 Daftar Rentang Nilai Tes Siklus 2 Rentang Nilai f % 40-49 - - 50-59 3 14 60-69 4 19 70-79 6 29 80-89 8 38 90-100 - - Jumlah 21 100 Ada pun ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 9 berikut: Tabel 4.8 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II N F % Ket. < 60 3 14,29 Tidak tuntas 60 18 85.71 Tuntas Jumlah 21 100 Berdasarkan tabel 4.8, ketuntasan belajar klasikal pada siklus 2 mencapai 85.71%, dengan demikian indikator kinerja (ketuntasan klasikal 75%) sudah tercapai, sehingga penelitian berhenti sampai siklus 2, karena pelaksanaan tindakan telah berhasil mencapai indikator kinerja. Analis data kualitatif meliputi aktivitas mengajar guru dan aktivitas kegiatan siswa dianalisis dengan analsis deskriptif kualitatif. Aktivitas mengajar guru Siklus 1 meliputi: 1) menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar, 2) menyajikan materi pembelajaran, 3) mengorganisasi siswa dalam 5 kelompok, 4) membimbing kelompok, 5) evaluasi hasil belajar dengan memberikan tes individu/kuis. Semua langkah-langkah kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah, tetapi pada pertemuan pertama tahap penjelasan tujuan pembelajaran, penyajian materi pembelajaran, membimbing kelompok, pemberian penghargaan kelompok belum berjalan secara optimal, baru pada pertemuan ketiga keterlaksanaan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasisi masalah sudah terlaksana dengan kategori baik. Aktivitas

mengajar guru siklus 2 seperti tahapan pada pelaksanaan siklus 1, sudah terlaksana sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis Masalah (PBL) semua tahapan terlaksana dengan kategori baik. 4.3 Pembahasan Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas siswa. Pada siklus I aktivitas siswa masih tergolong rendah, siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya sekitar 63,3%. Siswa masih banyak yang belum paham dengan kegiatan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), karena kurangnya penjelasan, sehingga siswa kurang termotivasi, malu, takut bertanya pada guru. Oleh karena itu pada setiap proses pembelajaran berlangsung siswa selalu diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh rasa percara diri yang akhirnya siswa berani bertanya, bertindak, bekerjasama dengan teman kelompoknya. 2) Siswa masih takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena belum terbiasa atau belum terlatih, maka sangat perlu siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat dengan teman sejawa. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang terlihat pasif. Pada tes siklus I, siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan. 3) Pada kegiatan pembelajaran siklus II, siswa berani bertanya pada guru, dan temannya. Keberanian siswa semakin tumbuh, sebagian besar siswa dengan kesadaran berani menunjukkan jarinya untuk menjawab pertanyaan, atau pun memberi tanggapan kelompok lain. 4) Selama mengerjakan tes akhir semua siswa mengerjakan dengan tertib. Penggunaan masalah sehari-hari/konstekstual yang diwujutkan dalam kartu masalah membuat siswa lebih menarik. 5) Pada tes siklus II siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 100% dari jumlah

21 siswa kelas enam SD Negeri Batiombo 02. Dengan demikian pada siklus II dipandang cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai tolok ukur keberhasilan yaitu ketuntasan belajar telah mencapai 75%. 6) Aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, guru telah melaksankan tahapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), dengan kategori baik 7) Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa kelas enam SD Negeri Batiombo 02, dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Dapat dijelaskan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari kondisi Pra Siklus nilai rata-rata 55,0 pada siklus 1 meningkat menjadi 61,4 kemudian naik menjadi 70,4 pada siklus. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah (PBL), Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Antar Siklus Berdasarkan Gambar 4.3 tersebut diketahui nilai rata-rata hasil belajar siswa antar siklus mengalami peningkatan untuk tiap siklus dari pra siklus nilai rata-rata 55,0 naik menjadi 61,4 pada siklus 2, lalu meningkat menjadi 70,4 pada siklus 2.

Persentase ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri Batiombo 02 Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 dapat dilihat pada tabel 13 berikut: N Tabel 4.9 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 F % Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 < 60 12 6 3 57.14 28,57 14.29 60 9 15 18 42,86 71.43 85,71 Jml 21 21 21 100 100 100 Indikator Kinerja, Ketuntasan 75% Berdasarkan tabel 13, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi pra siklus yang tuntas ada 6 siswa (30%), pada siklus 2 meningkat menjadi 13 siswa (65%), kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 21 siswa (100%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan ketuntasan belajar setelah diterapkannya model pembelajaran Berbasis masalah. Pada siklus 2 indikator kinerja sudah tercapai, karena ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri Batiombo 02 telah mencapai 75% sehingga penelitian tindakan kelas berhenti pada siklus 2. Berdasarkan hasil secara keseluruhan, pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), pada siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang semester dua tahun pelajaran 2011/2012 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar 4.4. Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Berdasarkan tabel dan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa pada masing-masing siklus, pada pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 9 siswa (42.86%), meningkat menjadi 15 siswa (71.14%) pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 18 siswa (85.71%) pada siklus 2. Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siklus 2, indikator kinerja telah tercapai, yaitu ketuntasan belajar siswa telah mencapai 75%. Hal ini berati penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL), dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga Model Pembelajaran Berbasisi Maslah memiliki kelebihan menurut Roestiyah (2101:17), yaitu: 1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. 2) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. 3) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya. 4) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi. 5) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.