PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN Fitri Yanti 1, Indriani Nisja², Refa Lina Tiawati R 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat fitriyanti.fitri282@gmail.com ABSTRACT This research was conducted because of several factors, factors of students and factors of teachers; It could be seen from the students' low ability in writing poetry. Students were basically less familiar with the material of poetry, because teachers did not give any variations in the use of learning methods. Students experienced some obstacles in determining themes, language styles and diction to be written into poetry. This research aimed to describe students' poetry writing skill with and without using the Numbered Head Together (NHT) Learning Model with Audio Visual Media Assistance and the effect of using Numbered Head Together (NHT) Learning Model with Audio Visual Media Assistance towards students writing skill at X grade of SMA Negeri 2 Batang Kapas, Pesisir Selatan regency. This research was a quantitative research with experimental method. The level of writing poetry skill of X grade students of SMA Negeri 2 Batang Kapas without using Numbered Head Together (NHT) learning model obtained an average score of 61.85 with enough or cukup classification, in 56-65%. The level of writing poetry skill by using Numbered Head Together (NHT) Learning Model with Audio Visual Media Assistance of X grade students of SMA Negeri 2 Batang Kapas got average score 76,29 with good or baik classification, in 76-85%. Based on the result of t-test, it could be concluded that there was an effect on the use of Numbered Head Together (NHT) Learning Model with Audio Visual Media Assistance in X grade students of SMA Negeri 2 Batang Kapas because t hitung > t tabel (4.64> 1.67). Keywords: effect, learning model, numbered head together (nht), audio visual media, poetry PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini saling berkaitan. Dua keterampilan diperoleh sebelum memasuki jenjang pendidikan yaitu keterampilan menyimak dan berbicara. Sedangkan dua keterampilan lagi diperoleh setelah memasuki jenjang pendidikan yaitu keterampilan membaca dan menulis. Keterampilan menulis merupakan suatu bentuk keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh siswa setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Satu di antara
bentuk keterampilan menulis adalah menulis puisi. Oleh karena itu, keterampilan menulis puisi penting untuk diperhatikan dan diajarkan kepada siswa di sekolah selain dari keterampilan menulis lainnya. Keterampilan menulis puisi termuat dalam kurikulum pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal tersebut tercantum dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA khususnya materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas X semester pertama. Standar Kompetensi (SK) yang memuat materi tersebut adalah SK.8 yakni mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi. Kompetensi Dasar (KD) yang relevan dengan standar kompotensi tersebut adalah KD 8.2 yakni menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru bahasa Indonesia Kabupaten Pesisir Selatan Ibu Alimah Teh Ronansi, S.Pd pada tanggal 26 Maret 2017 diketahui bahwa adanya permasalahan yang terkait dengan pembelajaran menulis puisi. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan siswa sangat rendah sekali dalam menulis puisi, karena sebagian siswa ada yang berkemauan menulis puisi, sebagian lagi tidak. Hal tersebut terbukti pada saat siswa ditugaskan menuliskan puisi, yaitu dengan guru memberikan penugasan terstruktur (PTT), siswa cenderung membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya. Kedua, kebiasaan malas menulis siswa terlihat dari mereka duduk dibangku SMP, sehingga susah mengubahnya ketika duduk dibangku SMA, bahkan sebagian siswa harus ada unsur paksaan dari guru untuk menulis puisi. Hal ini disebabkan karena siswa hanya menerima apa yang diberikan guru atau hanya mendengar, tidak mau berusaha sendiri. Ketiga, siswa pada dasarnya kurang paham dengan materi puisi, karena guru kurang memberikan variasi dalam penggunaan metode pembelajaran, sehingga siswa cenderung mengantuk dan bosan saat pembelajaran berlangsung. Selain pernyataan guru di atas, perwakilan dari beberapa orang siswa Kabupaten Pesisir Selatan juga mengungkapkan permasalahan yang
dihadapinya ketika menulis puisi. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, siswa mengalami kendala saat menentukan tema dan pilihan kata yang akan ditulis. Oleh karena itu, pada saat mendapatkan tugas untuk menulis puisi mereka mengambil pilihan kata puisi dari internet. Kedua, siswa sulit menentukan majas yang akan ditulis dalam puisi. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas sebelum menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas sesudah Numbered Heads Together. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini akan mengkaji pengaruh penggunaan model pembelajaran numbered head together (nht) berbantuan media audio visual terhadap kemampuan menulis puisi siswa Kabupaten Pesisir Selatan. Menurut Istarani (2011:12) Model pembelajaran Numbered Heads Together merupakan rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan persepsi atau pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing masing kelompok. Dengan demikian, dalam kelompok siswa diberi nomor masing masing sesuai dengan urutannya. Menulis merupakan suatu aspek dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh manusia. Nurjamal (2011:69) menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, menghibur. Hasil dari proses kreatif menulis ini biasa disebut dengan istilah tulisan atau karangan. Menurut Aminuddin (2011:134) kata puisi berasal dari bahasa Yunani pocima membuat atau poeisis pembuatan. Puisi diartikan membuat
atau pembuatan karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Menurut Waluyo (1987:26-28) unsur pokok yang membangun puisi ada dua, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi adalah apa yang dapat dilihat oleh pembaca melalui bahasa yang nampak secara tradisional disebut bentuk bahasa atau unsur bahasa. Struktur batin adalah makna yang terkandung di dalam puisi yang tidak secara langsung dapat dihayati pembaca. Struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi yang bersama-sama membangun bait-bait puisi. Selanjutnya, bait-bait puisi itu membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan puisi sebagai sebuah wacana. Struktur fisik puisi adalah medium pengungkap srruktur-struktur bathin puisi. Struktur fisik puisi terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, bait dan tipografi puisi. Majas terdiri atas lambang dan kiasan, sedangkan versifikasi terdiri atas: rima, ritma, dan metrum. Sedangkan struktur batin puisi terdiri atas tema, perasaan (feeling), nada dan suasana, dan amanat (pesan). METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis metode eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu true experimental design. Menurut Noor (2011: 115) dalam rancangan post test only control group design. Pada langkah awal peneliti memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen yang diberikan adalah perlakuan dan posttest, sedangkan untuk kelas kontrol hanya posttest saja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa 152 orang tersebar pada 5 kelas. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simpel random sampling. yaitu teknik penentuan sampel dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan yang ada dalam populasi itu. Dengan demikian sampel penelitian ini berjumlah 60 orang. Variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. Pertama, variabel bebas Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Kedua, variabel terikat Menulis Puisi. Terkait dengan
variabel penelitian, data dalam penelitian ini berjumlah dua yaitu sebagai berikut. Pertama, skor dari hasil tes kemampuan menulis puisi tanpa menggunakan model (NHT) siswa kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Kedua, skor dari hasil tes kemampuan menulis puisi dengan menggunakan model (NHT) siswa kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis puisi. Pengumpulan data yang akan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dilakukan melalui langkah-langkah berikut. Pertama, siswa di kelas kontrol mengerjakan tes awal (posstest) tanpa ada perlakuan menulis puisi dengan tema guruku SMA Negeri2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, setelah selesai lembaran kerja siswa dikumpul dan diperiksa sesuai indikator. Kedua, siswa di kelas eksperimen ada perlakuan berlatih menulis puisi dengan menggunakan model pemebelajaran Numbered Head Together (NHT). Ketiga, siswa mengerjakan tes akhir (posstest) menulis puisi dengan tema guruku SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, setelah selesai lembaran tulisan siswa dikumpul dan diperiksa berdasarkan indikator. Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. Pertama, membaca puisi yang telah ditulis siswa. Kedua, memberi skor terhadap puisi siswa berdasarkan aspek yang diteliti. Ketiga, mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Keempat, mengklasifikasikan kemampuan siswa kelas X SMA N 2 Batang kapas Kabupaten Pesisir Selatan menulis puisi tanpa dan dengan Numbered Head Together (NHT). Dengan menggunakan skala 10. Kelima, menyajikan nilai yang diperoleh ke dalam tabel distribusi frekuensi. Nilai siswa ditulis dan diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah. Keenam, menentukan nilai rata-rata hitung kemampuan menulis puisi tanpa dan dengan menggunakan. model (NHT). Ketujuh, membuat histogram (diagram batang) kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA N 2 Batang Kapas tanpa dan dengan menggunakan
model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Kedelapan, melakukan uji normalitas dan homogenitas data. Kesembilan, membahas hasil analisis data dan membuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas kabupaten pesisir Selatan karena t hitung > t tabel, ( 4,64 > 1,67). a. Keterampilan Menulis Puisi Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan data diperoleh ratarata hitung 61,85. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis puisi tanpa menggunakan model (NHT) siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas kabupaten Pesisir Selatan berada pada tingkat penguasaan 56-65% berkualifikasi Cukup (C). Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan tanpa Numbered Head Together (NHT) berdasarkan skala 10. Diperoleh gambaran hasil belajar siswa tanpa menggunakan model (NHT) untuk seluruh indikator siswa yang berkualifikasi memperoleh nilai sempurna tidak ada. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sekali sebanyak 4 orang 13,33%. Siswa yang memperoleh nilai dengan berkualifikasi baik sebanyak 5 orang 16, 67%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 8 orang 26,67 %. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup sebanyak 5 orang 16,67 %. Siswa yang memperoleh nilai dengan berkualifikasi kurang sebanyak 3 orang 10%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali sebanyak 5 orang siswa 16,67%. Histogram Kemampuan Menulis Puisi tanpa Menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. b. Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan data diperoleh ratarata hitung 76,29. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan berada pada tingkat penguasaan 76-85%. Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan menulis puisi dengan Numbered Head Together (NHT) siswa kelas X SMA Negeri 2 batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan skala 10. Diperoleh gambaran hasil belajar siswa setelah menggunakan model (NHT) untuk seluruh indikator dengan rata-rata 76,29. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna sebanyak 5 orang siswa 16,67%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sekali sebanyak 6 orang siswa 20%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sebanyak 6 orang siswa 20%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 8 orang 26, 67%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup sebanyak 3 orang 10%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sebanyak 2 orang 6, 67%. Selanjutnya pengklasifikasian kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berdasarkan skala 10. Berdasarkan penjelasan diatas, sesuai dengan pendapat Waluyo (1987:26-28) unsur pokok yang membangun puisi ada dua, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi adalah apa yang dapat dilihat oleh pembaca melalui bahasa yang nampak secara tradisional disebut bentuk bahasa atau unsur bahasa. Struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi yang bersama-sama membangun bait-bait puisi. Selanjutnya, bait-bait puisi itu membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan puisi sebagai sebuah wacana. Struktur fisik puisi adalah medium pengungkap srruktur-struktur bathin puisi. Struktur fisik puisi terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, bait dan tipografi puisi.
c. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan nilai kemampuan menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran menulis puisi siswa sangat baik. Hal ini terbukti dari hasil menulis puisi yang mendapatkan perlakuan dengan Numbered Head Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan tanpa Numbered Head Together (NHT). KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, tingkat keterampilan menulis puisi siswa Kabupaten Pesisir Selatan tanpa Numbered Head Together (NHT) memperoleh nilai rata-rata 61,85 dengan klasifikasi 55-65% yaitu cukup. Kedua, tingkat keterampilan menulis puisi dengan menggunakan model (NHT) berbantuan media audio visual siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas memperoleh nilai rata-rata 76,29 dengan klasifikasi 76-85% yaitu baik. Ketiga, berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berbantuan media audio visual siswa Kabupaten Pesisir Selatan karena t hitung > t tabel (4,64 >1,67). Jadi, disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi siswa SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berbantuan media audio visual lebih baik daripada dengan tidak Numbered Head Together (NHT). DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2011. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nurjamal. 2013. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta. Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.