Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE SIMULASI SMP 2 Kajen Kabupaten Pekalongan Abstrak Kepercayaan diri berbicara di depan kelas VIIIA SMP 2 Kajen dari hasil pengamatan terdapat 15 siswa yang termasuk kurang percaya diri. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah kepercayaan diri siswa dapat ditingkatkan melalui layanan penguasaan konten dengan metode simulasi. Subyek penelitian berjumlah 15 siswa dengan metode pengumpulan datanya menggunakan angket dan observasi yang selanjutnya akan dianalisis secara diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil antara data kuantitatif dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II dengan indikatior. Hasil penelitian pelaksanaan layanan penguasaan konten dengan metode simulasi dapat meningkatkan percaya diri siswa berbicara di depan kelas sebesar 7,8%. Kata Kunci: Layanan Penguasaan Konten; Percaya Diri di Depan Kelas; Simulasi 2014 Didaktikum PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran yang diberikan guru di sekolah juga memiliki nilai strategis dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kepercayaan diri berbicara di depan kelas merupakan hal yang sangat penting dan seyogyanya dimiliki oleh siswa agar dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Menurut Aminudin (20) Percaya diri adalah bagian dari alam bawah sadar oleh karena itu kepercayaan diri muncul secara spontan dari dalam diri seseorang. Kepercayaan diri hanya berpengaruh oleh hal-hal yang bersifat emosional dan perasaan. Oleh karena itu, untuk membangun percaya diri alat yang sama yaitu emosi, perasaan, dan imajinasi. Hal ini dapat kita latih secara terus menerus, sikap rasa percaya diri akan terus berkembang jika pandai mengolah ketiga hal tersebut. Layanan penguasaan konten merupakan layanan bantuan kepada individu (sendiri-sendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar (Prayitno, 2012) Simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. (Udin Syaifudin Sa ud, 2005). Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variable yang menampilkan ciri utama dari system kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi.. Pelaksanaan layanan penguasaan konten untuk meningkatkan percaya diri siswa berbicara di depan kelas sudah pernah dilaksanakan namun belum memperoleh hasil yang maksimal, dimana dari hasil pengamatan diperoleh hasil 15 siswa kelas VIIIA SMP 2 Kajen yang termasuk kurang percaya diri. Untuk itu, perlu dilakukan suatu penelitian dengan melakukan inovasi pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, menggunakan metode simulasi untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa berbicara di depan kelas. Rumusan penelitian ini yaitu Apakah kepercayaan diri siswa berbicara di depan kelas dapat ditingkatkan melalui kegiatan layanan penguasaan konten dengan metode simulasi? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini mengetahui apakah hasil layanan penguasaan konten dengan menggunakan metode simulasi dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa berbicara di depan kelas. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013 bertempat di SMP 2 Kajen Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu 15 siswa kelas VIIIA. Metode pengumpulan datanya menggunakan angket dan observasi yang selanjutnya dilakukan triangulasi teknik dimana untuk menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil antara data kuantitatif dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II dengan indikatior. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dokumentasi dengan guru mata pelajaran akan percaya diri siswa kelas VIIIA pada kondisi awal sebelum penelitian, terdapat 15 siswa yang tergolong kurang percaya diri berbicara di depan kelas. Hasil dokumentasi terhadap guru mata pelajaran akan kepercayaan diri siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Dokumentasi terhadap Guru Mapel akan Kepercayaan Diri Siswa pada Kondisi Awal Kategori Frekuensi % Rendah 11 73 Sedang 4 27 Tinggi 6 0 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa kondisi awal terdapat 11 siswa (73%) dengan kategori rendah, 4 siswa (27%) sedang, dan tidak ada siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi. 1. Perencanaan Tindakan Tindakan kelas pada siklus 1 direncanakan selama tiga kali pertemuan, dilakukan pada jamjam pembiasaan. Pertemuan pertama untuk menyampaikan pentingnya layanan penguasaan konten tentang cara meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan kelas dengan metode simulasi. Pertemuan kedua praktik belajar meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan kelas dengan metode simulasi. Pertemuan ketiga evaluasi, untuk mengetahuai hasil peningkatan kepercayaan MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE SIMULASI 9
diri siswa berbicara di depan kelas setelah dikenai layanan tindakan penguasaan konten dengan metode simulasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I diantaranya: a. Guru pembimbing mengidentifikasi jenis penyebab kurangnyakepercayaan diri siswa berbicara di depan kelas. b. Mengelompokkan siswa dengan kategori masalah yang sama. c. Guru pembimbing melakukan pembagian tugas pada siswa kelas VIII A yang akan menjadi subyek penelitian (pemain), penulis, nara sumber, dan penonton. d. Guru pembimbing menjelaskan cara pelaksanaan simulasi e. Pelaksanaan permainan berupa Setiap pemain akan menerima satu pion, Sebelum menjalankan pion, pemain melempar dadu terlebih dahulu, sisi yang menghadap ke atas adalah yang diikuti untuk menjalankan dadu, Sambil berdiri, siswa membaca kartu dan melaksanakan perintahnya, Permainan dilaksanakan secara bergilir sampai permainan mencapai finish. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh kolabolator (guru mata pelajaran) terhadap siswa dan guru pembimbing. Pada siklus I pertemuan I, siswa antusias mengikuti penjelasan guru, pada pertemuan kedua guru pembimbing menjelaskan cara bermain simulasi. Di awal permainan semua siswa tampak masih malu dan takut untuk melaksanakan perintah yang ada di kartu, tapi makin lama rasa malu, minder, dan rasa grogi, makin terkikis dan semua siswa sangat antusias untuk mengikuti jalannya permainan simulasi hingga berjalan dengan lancar dan terkendali. Namun dari hasil siklus I belum optimal sesuai dengan harapan, maka perlu adanya kegiatan lanjut pada siklus II. Hasil pengamatan yang dilakukan kolabolator terhadap guru pembimbing menunjukkan bahwa guru pembimbing menguasai materi dan mampu mengelola kelas dengan baik. 4. Refleksi Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kolabolator dan catatan peneliti, ada beberapa kelebihan dan kelemahan dalam layanan penguasaan konten dengan metode simulasi. Berdasarkan hasil layanan penguasaan konten tentang peningkatan kepercayaan diri berbicara di depan kelas belum mencapai secara optimal. Maka guru pembimbing merencanakan kembali untuk melaksanakan layanan penguasaan konten dengan metode simulasi. Perubahan kepercayaan diri siswa ketika berbicara di depan kelas dari kondisi awal dan setelah siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.2 Hasil Observasi Percaya Diri Siswa (Kondisi Awal dan ) Kategori Kondisi Awal Rendah 11 73 5 33,3 Sedang 4 27 5 33,3 Tinggi 0 0 5 33,3 Jumlah 15 0 15 0 Dari tabel di atas terlihat bahwa kondisi awal sebelum menggunakan metode simulasi terdapat 11 siswa (73%) dengan kategori rendah, 4 siswa (27%) sedang, dan tidak ada siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi. Setelah dikenai tindakan layanan penguasaan konten dengan metode simulasi menjadi 5 siswa (33,3%) tinggi, 5 siswa (33,3%) sedang, dan 5 siswa (33,3%) rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pula dalam grafik sebagai berikut: Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 2. (2014)
80 73 70 60 50 40 30 20 11 5 33.3 Rendah Sedang Tinggi 0 Kondisi Awal Grafik 4.1 Hasil Percaya Diri Siswa (Kondisi Awal dan ) I 1. Perencanaan Tindakan Pertemuan siklus II direncanakan 3 kali pertemuan di SMP 2 Kajen. Rencana tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya ada perubahan terkait dengan metode simulasi dan tidak terdapat pre test. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan realisasi dari rencana yang sudah disusun dan dapat dilakukan dengan baik sesuai rencana. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh kolabolator terhadapa siswa dan guru pembimbing. Sudah tidak ada siswa yang bermain sendiri dan mengganggu temannya, rasa malu dan grogi juga sudah tidak ada. Semua siswa antusias mengikuti permainan simulasi, apalagi jika ada siswa yang mendapat kartu hukuman, permainan jadi semakin seru. Semua siswa sudah mampu meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan kelas dengan baik. 4. Refleksi Dari hasil observasi oleh kolabolator, hasil observasi guru pembimbing dan angket siswa, ada beberapa kelebihan dan kelemahan dalam layanan penguasaan konten dengan metode simulasi. Tabel 4.3 Hasil Observasi Percaya Diri Siswa ( dan I) Kategori I Rendah 5 33,3 0 0 Sedang 5 33,3 2 13 Tinggi 5 33,3 13 87 Jumlah 15 0 15 0 Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan. Kategori rendah pada siklus I, sebanyak 5 (33,3 %), pada siklus II tidak ada (0 %). Siswa yang kepercayaan dirinya sedang, menurun dari 5 (33,3 %) menjadi 2 (13 %), dan siswa yang kepercayaan dirinya berbicara di depan kelas tinggi MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN METODE SIMULASI 11
meningkat dari 5 (33,3 %) menjadi 13 (87 %). Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada grafik berikut: 90 80 70 60 50 40 30 20 0 87 33.3 33.3 33.3 13 13 5 5 5 0 2 0 Rendah Sedang Tinggi Kondisi Awal Grafik 4.2 Hasil Percaya Diri Siswa ( dan I) SIMPULAN Pelaksanaan layanan penguasaan konten dengan metode simulasi dapat meningkatkan percaya diri siswa. Kondisi awal,dari hasil pengamatan siswa yang kurang percaya diri saat berbicara didepan kelas sebelum diberi layanan penguasaan konten dengan metode simulasi terdapat 11 siswa (73%) dengan kategori rendah, 4 siswa (27%) sedang, dan tidak ada siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi. Pada siklus I peningkatan kepercayaan diri berbicara di depan kelas setelah diberi layanan pengusaan konten dengan metode simulasi, yang percaya diri menjadi 5 siswa (33%) tinggi, 5 siswa (33%) sedang dan 5 siswa (33%) rendah. Sementara pada siklus II menjadi 13 siswa (87%) tinggi, 2 siswa (13%) sedang, dan tidak ada siswa yang kepercayaan dirinya rendah. DAFTAR PUSTAKA Aminudin, 20. Siapa Bilang Aku Lemah. PT. Karya Kita Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang Syaefudin, Udin, Syamsudin, Abin. 2005. Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya 12 Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16. No. 2. (2014)