UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER ENERGI PANAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERBIMBING. Imam Sobirin

Transkripsi

1 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER ENERGI PANAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERBIMBING SD Negeri Karangjongkeng 01 Kecamatan Tonjong Brebes, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan bimbingan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA materi sumber energi panas. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan ( action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV semester 2 SDN Karangjongkeng 01 yang berjumlah 22 siswa. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Analisis data diperoleh dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif akan dianalisis dalam bentuk naratif, sedangkan data kuantitatif akan dianalisis dalam bentuk deskripsi, dari angka hasil tes formatif dan rekapitulasi siklus pertama, kedua. Dari Hasil Analisis didapatkan bahwa Prestasi Belajar Siswa Kelas IV mengalami peningkatan dari Siklus I dan siklus II yaitu Siklus I 63,6% dan Siklus II 90,9%. Kata Kunci: Pembelajaran IPA, alat peraga dan bimbingan 2016 Dinamika PENDAHULUAN Penelitian di lapangan menunjukkan hasil tes formatif awal siswa kelas IV di SD N Karangjongkeng 01, dari 22 siswa hanya 9 siswa yang menguasaipembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi sumber energi panas. Hal ini disebabkan karena selama proses pembelajaran berlangsung, interaksi siswa dan guru kurang cenderung kurang. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dan motivasi belajarnya masih rendah. Jika hal demikian dibiarkan maka akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa selanjutnya. Pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran terjadi kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa terlibat aktif dalam kegiatan ini. Tidak bisa dipungkiri, pendidikan adalah salah satu tonggak penting bagi berdirinya jiwa jiwa sosial, intelektual dan tentunya moralitas diri manusia terhadap IMTAK dan IPTEK. Semuanya tidak lepas dari peran pendidikan, baik formal maupun nonformal. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pelajaran sumber energi panas, mencangkup beberapa aspek yang terdiri dari mendengarkan, mengamati, mendemonstrasikan dan menyimpulkan. Peneliti mengharapkan berhasil dengan baik, namun kenyatannya banyak hambatan untuk mencapai tujuan tersebut, terbukti masih ada siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar. 20 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

2 IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan IPTEK yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju. Pendidikan IPA telah berkembang di negara-negara maju dan telah terbukti dengan adanya penemuanpenemuan baru yang terkait dengan teknologi. Akan tetapi di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikan IPA di Indonesia belum mencapai standar yang diinginkan, padahal untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sains penting dan menjadi tolak ukur kemajuan bangsa. Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA. Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa didik, masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa materi atau kurikulum, guru, fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru. Oleh sebab itu untuk memperbaiki pendidikan IPA di SMP diperlukan pembenahan kurikulum dan pengajaran yang tepat dalam pendidikan IPA. Metode percobaan dengan alat peraga merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk menunjukkan proses tertentu. Eksperimen dapat digunakan pada semua mata pelajaran, dalam pelaksanaan eksperimen guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan (mengamati) terhadap objek yang akan diujicobakan. Selama proses eksperimen guru sudah mempersipkan alat-alat yang akan digunakan dalam eksperimen tersebut (Winataputra, 1997: 4.18). Pada proses pembelajaran dikembangkan pula berbagai strategi, metode dan juga media sebagai sumber belajar. Oleh karena itu guru kali ini dan seterusnya diperkenankan untuk membuat dan menggunakan media yang sesuai dengan sumber belajar IPA serta bagaimana membuat atau memanfaatkan media yang sesuai dengan kompetensi dasar. Untuk membuat media dan alat peraga yang sesuai dengan pembelajaran dengan kompetensi dasar tertentu, maka guru harus mengetahui tentang: jenis dan karakteristik media. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan bimbingan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA materi sumber energi panas. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas IV semester 2 SDN Karangjongkeng 01 yang berjumlah 22 siswa.menurut Wardani, dkk (2004:2.3), bahwa langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas empat tahap yaitu: merencanakan (planning), melakukan tindakan (acting), mengamati (observing) dan refleksi (reflecting). Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana, jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah. UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER ENERGI PANAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERBIMBING 21

3 Langkah pertama berupa perencanaan tindakan yang akan dilakukan dengan tujuan supaya tindakan yang dilakukan terarah.langkah kedua melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang dibuat berupa kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran perlu diamati pihak lain agar diketahui kualitas pembelajarannya.dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui hal yang perlu diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai. Hasil pengamatan didiskusikan dengan teman sejawat sebagai bahan refleksi. Refleksi dilakukan dengan merenungkan kembali proses tindakan pembelajaran untuk mengetahui kekurangan dan keberhasilan pembelajaran bagi siswa, selanjutnya kelemahan atau kekurangan akan diperbaiki dan ditingkatkan pada daur ulang atau siklus selanjutnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari catatan dokumen yang berupa pekerjaan siswa yang diteliti. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari catatan wawancara dimasukkan untuk mengganti kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA tentang sumber energi panas yang ada di lingkunangan sekitar serta sifatsifatnya pada kelas IV SDN Karangjongkeng 01. catatan lapangan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan penelitian selama kegiatan belajar mengajar belangsung. Alat yang Digunakan berupa: Tes, untuk mengumpulkan data hasil belajar; Ceklist untuk mengidentifikasi alat-alat yang digunakan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil/prestasi belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran IPA. Sedangkan observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran. Selain itu, observasi juga digunakan untuk mengamati kegiatan guru dalam pembelajaran. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar tes dan lembar observasi/pengamatan Validitas data yang mencerminkan hasil belajar / prestasi belajar siswa dianalisis dari perolehan nilai pra siklus, siklus I, siklus II siklus III. Perolehan siklus tersebut kemudian dibandingkan untuk menentukan seberapa jauh peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi menggolongkan hewan berdasarkan makanannya pada siswa kelas IV semester Genap di SD Negeri Karangjongkeng 01 Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes. Data yang dianalisis adalah data hasil observasi. Data ini dianalisis secara kualitatif melalui Triangulasi data yaitu dari siswa, Kepala Sekolah dan guru lain sebagai teman sejawat. Triangulasi yang dipergunakan adalah triangulasi data dan triangulasi sumber data.analisis data diperoleh dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif akan dianalisis dalam bentuk naratif, sedangkan data kuantitatif akan dianalisis dalam bentuk deskripsi, dari angka hasil tes formatif dan rekapitulasi siklus pertama dan kedua. Siklus I Penelitian Tindakan Kelas ini berlangsung dalam dua siklus. Siklus I dimulai dari tahap perencanaan atau planning. Dalam tahap perencanaan peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Selanjtnya, pada tahap pelaksanaan dilakukan implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah arena penelitian. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap pelaksanaan, guru sebagai pelaksana harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam tahap pertama (perencanaan), berlaku wajar, dan tidak dibuat-buat. Dalam reflekasi nantinya, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan. 22 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

4 Siklus II Pelaksanaan tindakan dalam siklus II yang dilakukan hampir sama dengan siklus I, hanya saja kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada siklus I diperbaiki dan pendekatan-pendekatan lebih ditingkatkan lagi. Pada siklus 2, perencanaan disusun dengan memperhatikan beberapa perbaikan yang direkomendasikan dan dilaksanakan secara cermat. Guru mitra melakukan pengawasan secara detail terutama untuk mengetahui apakah perbaikan-perbaikan yang direkomendasikan dilaksanakan. Akhir siklus 2 diberi tes formatif, dan semua data yang diperoleh dikonfrontasikan dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Apabila belum mencapai indikator yang ditetapkan, penelitian dilanjutkan pada siklus 3.Apabila indikator keberhasilan yang ditetapkan telah terlampaui, maka penelitian dianggap cukup. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil pra siklus menunjukkan bahwa peserta didik yang mencapai KKM berjumlah 9 peserta didik (40,9%). Pencapaian ini masih jauh dari harapan karena itu perlu dicarikan solusinya dan sebagai salah satu alternatifnya adalah dengan alat peraga dan bimbingan. Metode pembelajarn ini menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk menunjukkan proses tertentu. Pembelajaran siklus 1 menggunakan alat peraga dan bimbingan dengan hasil menunjukkan bahwa peserta didik yang telah mencapai KKM sebanyak 14 peserta didik (63,63%). Perolehan ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 75% peserta didik mampu mencapai KKM pada tes formatif. Hasil penelitian siklus 2 berdasarkan tes formatif menunjukkan bahwa terdapat 19 peserta didik (86,36%) yang telah mencapai ketuntasan (KKM). Perolehan ini telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu sekurang-kurangnya 75% peserta didik mampu mencapai KKM pada tes formatif. Peningkatan ini disebabkan karena terjadi perubahan motivasi/minat belajar siswa. Dari hasil pengamatan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan bimbingan dari siklus I maupun siklus II siswa menjadi lebih aktif berdiskusi, banyak yang bertanya, tidak terlihat bosan dan proses pembelajaran lebih bermakna. Secara umum hasil tes formatif pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 disajikan pada Tabel dan Gambar 1di bawah ini: Tabel 1. Perbandingan Hasil Tes Formatif Tindakan Jumlah Siswa Lulus Persentase Pra Siklus 9 40,9% Siklus I 14 63,63% Siklus II 13 86,36% UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER ENERGI PANAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERBIMBING 23

5 Gambar 1. Grafik Perbandingan Hasil Tes Formatif Pembahasan Berdasarkan data hasil pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pelajaran IPA materi sumber energi panas mengalami peningkatan. Melalui penggunaan alat peraga dan bimbingan pada siklus 1, peserta didik lebih terlibat dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Namun demikian hasil siklus 1 belum menggembirakan. Pada siklus pertama sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai konsep dan sebagian lagi sudah dapat menguasai konsep walaupun masih tampak ragu dalam mengemukakan pendapat ketika ditanya guru, hal ini disebabkan pada siklus ini eksperimen penggunaan alat dilakukan secara klasikal sehingga siswa kurang antusias, sebab tidak semua siswa bisa mencoba alat yang didemontrasikan. Namun nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil tes formatif siklus 1 memperlihatkan bahwa baru terdapat 14 peserta didik atau 63,63% yang mencapai KKM. Hal ini terjadi karena peserta didik belum terbiasa mengikuti pembelajaran dengan menerapkan alat peraga tersebut. Kelemahan-kelemahan yang muncul diinventarisir dan dianalisis untuk dicarikan solusinya. Sebelum memasuki siklus 2, peserta didik diberi penguatan kembali tentang keterampilanketerampilan yang diperlukan dalam pembelajaran dengan alat peraga. Tes formatif siklus 2 dilaksanakan setelah dilaksanakan 2 kali tatap muka pembelajaran. Pada siklus yang kedua, yang pelaknaan eksperimennya secara kelompok besar ada sebagian siswa yang tidak melakukan eksperimen atau peragaan. Hal ini karena alat yang digunakan terbatas, namun sebagian besar siswa sangat antusias dan bersemangat dalam pelaksanaan eksperimen atau penggunaan alat peraga sehingga hasil belajar semakin meningkat. Hasil tes formatif siklus 2 menunjukkan terdapat 19 peserta didik (86,36 %) yang telah mencapai KKM. Perolehan ini telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu sekurang-kurangnya 75% hasil tes for-matif pesertadidik mencapai KKM dalampembelajaran IPA materisumber energi panas. Deskripsi di atas sesuai dengan pendapat Hamalik (1986:) yang mengatakan belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang dikatakan melakukan kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidakmengertimenjadimengerti, dansebagainya. Pada penelitian 24 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

6 ini terbukti setelah dilakukan pembelajaran dengan alat peraga dan bimbingan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. SIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, pembelajaran IPA dengan materi sumber energi panas pada siswa kelas IV SD menggunakan metode eksperimen dengan alat peraga yang dilakukan dalam dua siklus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tabel 1 menunjukkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dan bimbingan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA materi sumber energi panas dan dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru kelas IV SD. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud Metode Khusus Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. Kerjasama antara PGRI dan Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes, Jurnal Pedagog Vol.2, No.1, Dinas Kabupaten Brebes Nasution, Noehi, Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Ristasa, dan Prayitno Panduan Penulisan Laporan Perbaikan Pembelajaran (Penelitian Tindakan Kelas). Purwokerto: UPBJJ UT Santosa, Puji Materi dan Pembelajaran Bahas SD. Jakarta: Universitas Terbuka Sudjana, Nana Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Suciati, dkk Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka Syamsudin, Abin Profesi Keguruan 2.Jakarta: Universitas Terbuka Wardani, I.G.A.K, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Winataputra, Udin S, dkk Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER ENERGI PANAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERBIMBING 25