BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran kewirausahaan yang ada di kelas X-B. penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Tindakan BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. < 65 Tidak Tuntas 6 23, Tuntas 20 76,92 Jumlah

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. desa blimbingsari, Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Desa

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IVB pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat SD Negeri Tlahap semester II Tahun Ajaran 2011/2012, peneliti menemukan permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar matematika, yaitu penggunaan metode yang belum tepat digunakan oleh guru tersebut. Guru masih menggunakan metode konvensional ceramah, yaitu pembelajaran yang terjadi tidak berpusat pada peserta didik melainkan pada guru dan peserta didik hanya diberi latihan atau penugasan. Aktivitas serta motivasi belajar peserta didik kelas IVB dalam mengikuti pelajaran matematika dapat dikatakan relatif rendah. Dua peserta didik yang duduk paling belakang tidur, dua menundukkan kepala, empat peserta didik asyik bercerita sendiri. Mereka melakukan aktivitas yang lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru mengenai pelajaran matematika. Lima peserta didik yang enggan digabung dengan peserta didik yang lain pada saat kerja kelompok. Mereka tidak mau digabung dengan alasan ada anak yang sering nakal. Melihat kondisi yang telah terjadi, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian untuk mengatasi masalah diatas, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat. Penerapan 39

40 metode ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif kepada peserta didik berupa peningkatan aktivitas guru dan peserta didik, hasil belajar akademik, pengakuan adanya keragaman dan pengembangan keterampilan sosial. Peneliti menyusun penelitian tindakan kelas ini menjadi dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi atau pengamatan(observing), dan refleksi (reflecting). Hasil penelitian ini meliputi aktivitas guru dan peserta didik, ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman dan hasil belajar peserta didik. Lembar observasi aktivitas digunakan untuk menilai hasil dari aktivitas, ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman. Hasil belajar dikelompokkan menjadi dua, hasil tes pra siklus dan hasil tes setelah tindakan pada tiap siklusnya. Hasil tes individu diambil dari hasil tes pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat. Siklus I terdiri dari dua pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 22 maret 2012 dan 26maret 2012. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2012 dan 31 Maret 2012. Waktu satu kali pertemuan untuk tiap siklusnya adalah 2 x 35 menit. Tiap siklus ada empat tahapan yang dilakukan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat, diperoleh data sebagai berikut:

41 1. Hasil Penelitian Siklus I A. Perencanaan ( Planning) Peneliti pada siklus I ini, langsung menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hal ini didasarkan bahwa strategi pembelajaran selama ini dalam kelas belum dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Tindakan pemecahan masalah yang dipandang tepat yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakaan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT. Tahap penyusunan rancangan tindakan yang akan diberikan sebagai berikut: 1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang diajarkan sesuai dengan metode pembelajaran kooperatif tipenht. 2. Menyusun kelompok NHT. Kelompok diacak atau ditentukan oleh guru secara heterogen berdasarkan pada tingkat akademiknya. 3. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi yang meliputi: a) lembar kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang dilihat dari jumlah peserta didik yang membawa buku paket, buku catatan dan perlengkapan tulis. b) lembar pengamatan aktivitas peserta didik yang menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT. Lembar pengamatan dibuat untuk mengetahui sejauhmana interaksi peserta didik selama proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika.

42 c) lembar pengamatan aktivitas guru yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama menggunakan metode pembalajaran kooperatif tipe NHT. 4. Menyiapkan kisi-kisi wawancara. 5. Menyiapkan angket tanggapan untuk peserta didik. 6. Mempersiapkan soal untuk kelompok dan soal tes individu tiap siklus. B. Pelaksanaan Tindakan (acting) Tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap siklusnya. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu: 22 Maret 2012 dan 26 Maret 2012. Pertemuan I dilaksanakan pada jam ketiga dan Pertemuan II pada jam pertama. Siklus I dengan mata pelajaran matematika materi bilangan bulat. Pertemuan pertama hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada kegiatan awal guru melakukan presensi terhadap peserta didik, mengecek kesiapan peserta didik, memberi apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran. Guru juga memberitahu peserta didik bahwa nilai ulangan harian masih banyak yang nilainya masih di bawah KKM.Metode kooperatif NHT ini baru pertama diterapkan di kelas ini sehingga guru lebih berkonsentrasi pada kegiatan inti. Guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran walaupun itu hanya sekilas saja. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

43 metode kooperatif tipe NHT dan dilanjutkan dengan masuk ke materi pelajaran tentang bilangan bulat. Kegiatan inti guru membagi peserta didik ke dalam tujuh kelompok, yaitu: kelompok A, kelompok B, kelompok C, kelompok D, kelompok E, kelompok F, dan kelompok G. Masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 peserta didik yang telah dipilih secara acak baik dari segi jenis kelamin, kemampuan akademis, dan tiap anggota kelompok telah mendapat nomor sendiri-sendiri, yaitu nomor 1-5. Pembagian kelompok ada tiga peserta didik yang tidak mau ada anak perempuan dalam kelompoknya. Guru memberikan pengertian kepada peserta didik tentang maksud dan tujuan dari pembagian kelompok tersebut. Guru mengarahkan agar tiap peserta didik duduk bersama kelompoknya masing-masing dan membagi lembar tugas kelompok. Guru menjelaskan cara mengerjakan tugas kelompok. Guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan arahan peserta didik saat mengerjakan soal kelompok apabila ada kesulitan dalam mengerjakannya. Guru menekankan bahwa tiap anggota kelompok harus saling bekerja sama, dan diharapkan tiap anggota kelompok bisa mengerjakan soal soal tersebut. Guru memanggil nomor secara acak setelah peserta didik menyelesaikan soal-soal tersebut. Guru memanggil nomor dua, peserta didik yang memegang nomor dua dalam tiap kelompok bersiap-siap untuk maju mempresentasikan hasil kerja kelompok. Kemudian Guru menyebutkan salah satu nama kelompok yang harus melakukan presentasi di depan kelas, yaitu kelompok C. Peserta didik yang maju belum berhasil karena mempresentasikan

44 hasil kerja kelompok masih ada kesalahan. Guru menunjuk kelompok C untuk membantu temannya yang sedang mempresentasikan tetapi tidak ada yang bisa membantu. Guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari kelompok C. Kelompok B bisa mengetahuai letak kesalahan kelompok C. Guru melanjutkan pada soal berikutnya. Guru menunjuk kelompok dan nomor dengan cara yang telah disebutkan di atas. Semua kelompok mendapat giliran untuk mempresentasikan tugas kelompok tersebut. Ada dua peserta didik putri dari kelompok C dan kelompok G yang awalnya tidak mau maju presentasi dikarenakan takut jawaban mereka salah dan diejek oleh peserta didik laki-laki. Guru memberikan motivasi agar peserta didik tersebut mau melakukan presentasi di depan kelas dan tidak merasa malu walaupun hasil kerja kelompoknya salah. Kegiatan akhir setelah presentasi, guru memberikan kesimpulan dan menjelaskan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes individu untuk siklus I. Peserta didik diminta untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Pertemuan kedua guru mengumumkan hasil dari tugas kelompok pada pertemuan sebelumnya. Tidak ada yang mendapat nilai 100. Nilai tertingginya 95 yaitu kelompok A. Kelompok B,E dan F mendapat nilai 90. Kelompok D mendapatkan nilai 80 sedangkan kelompok C mendapatkan nilai 40. Guru menambahkan kata hebat di lembar kertas jawaban sebagai penghargaan atas kerja keras seluruh anggota kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar selama 10 menit, dan dilanjutkan untuk tes individu. Guru menyuruh semua peserta didik untuk memasukkan buku catatan

45 matematika dan LKS supaya dikumpulkan di meja guru. Guru menyuruh peserta didik untuk mengatur tempat duduk mereka sebelum membagi soal tes individu. Peserta didik diminta mengerjakan soal dengan mandiri dan tidak diperbolehkan mencontek jawaban teman. Guru memberikan waktu 60 untuk peserta didik dalm menyelesaikan soal tes tersebut. Guru berkeliling untuk mengawasi jalannya tes tersebut. Guru menegur peserta didik yang ketahuan mencontek jawaban peserta didik lain. Guru bertanya apakah ada kesulitan dalam menjawab soal-soal tes. Lima peserta didik mengaku ada soal yang mereka tidak bisa menjawab dan mereka masih bingung. C. Pengamatan (Observing) Penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan pembelajaran metode pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran metode NHT pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar peserta didik dalam menerima pelajaran. Hasil penelitian kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran pada siklus I (menunjukkan bahwa 57,58% peserta didik telah siap menerima pelajaran. Peserta didik yang belum siap dalam menerima pelajaran sebesar 42,42%. Hal ini disebabkan oleh 13 peserta didik yang tidak membawa buku

46 catatan matematika, 15 peserta didik tidak membawa buku tugas matematika, dan 14 peserta didik yang tidak membawa kelengkapan alat tulis. Pertemuan I ini semua peserta didik hadir. Pertemuan kedua kesiapan peserta didik dalam pembelajaran sebesar 66,67%, sedangkan 33,33 % peserta didik belum siap dalam pembelajaran dikarenakan sembilan peserta didik yang tidak membawa buku catatan matematika, 13 peserta didik yang tidak membawa buku tugas, dan 11 peserta didik tidak membawa kelengkapan alat tulis. Upaya yang dilakukan guru adalah dengan memberikan penjelasan mengenai pentingnya membawa buku catatan karena buku paket kurang memenuhi semua peserta didik yang mendukung untuk penugasan dan pemahaman materi yang diajarkan oleh guru. Guru juga menghimbau agar peserta didik membawa alat tulis sendiri-sendiri untuk memudahkan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. b. Observasi tentang aktivitas belajar peserta didik dalam proses pembelajaran kooperatif tipe NHT. Data hasil observasi aktivitas peserta didik digunakan untuk mengetahui kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran. Hasil observasi hasil belajar peserta didik pada siklus I sebesar 64,21 %. Siklus I pengembangan ketrampilan sosial peserta didik menunjukkan nilai empat atau kategori baik. Pengakuan adanya keragaman menunjukkan nilai tiga atau kategori cukup.

47 Pertemuan pertama pengembangan ketrampilan sosial peserta didik dalam berpendapat dengan peserta didik lain menunjukkan nilai tiga atau kategori cukup.18 peserta didik atau 54,55% peserta didik saling menerima dan menghargai pendapat dalam kelompoknya sedangkan 15 peserta didik atau 45,45% belum mau menerima pendapat dari peserta didik dalam kelompoknya hanya melamun saja. Ketrampilan sosial peserta didik dalam aktif bertanya menujukkan kategori tiga atau cukup. 20 peserta didik aktif bertanya atau 60,60% sedangkan 13 atau 39,40% peserta didik yang tidak berani bertanya. 29 atau 87,88% peserta didik yang presentasi menunjukkan nilai empat atau kategori baik. Kertampilan dalam bekerjasama menunjukkan nilai empat atau kategori baik. Proses pembelajaran mengenai pengakuan adanya keragaman peserta didik menunjukkan nilai tiga atau kategori cukup. 25 peserta didik atau 75,75% menerima peserta didik lain menjadi rekan dalam kelompoknya sedangkan delapan peserta didik belum atau 24,25% menerima dengan lapang dada.33 peserta didik atau 100% bersedia duduk bersama walaupun masih ada jarak dengan teman dalam kelompoknya. Memberikan dukungan pada peserta didik lain dalam kelompoknya menunjukkan nilai empat atau kategori baik. 23 peserta didik atau 69,69% sedangkan 10 peserta didik atau 30,31% yang tidak memberikan dukungan pada teman sebagai rekan dalam kelompoknya. Bekerjasama dalam kelompok menunjukkan nilai tiga atau kategori cukup. 25 peserta didik atau 75,75%yang dapat berdiskusi bersama sedangkan delapan atau 24,25% yang mengerjakan soal itu tanpa terlibat dalam kegiatan

48 berdiskusi. Kerjasama dalam kelompok yang peserta didik beraneka ragam menunjukkan nilai tiga atau kategori cukup. 23 peserta didik atau 69,69% sedangkan 10 peserta didik atau 30,31% yang tidak dapat membangun kerjasama pada teman sebagai rekan dalam kelompoknya Pertemuan kedua, tes individu siklus I berjalan lancar. lima peserta didik laki-laki dan dua peserta didik perempuan yang ditegur guru karena ketahuan mencontek pekerjaan temannya. Saat guru bertanya mengenai kesulitan ketika tes, ada lima peserta didik yang berani mengakui kesulitannya selama tes berlangsung, walaupun kebanyakan peserta didik belum berani mengungkapkan kesulitannya. c. Hasil belajar peserta didik Sebelum diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT, hanya 10 atau 33,33% peserta didik yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Setelah diterapkan metode NHT, pada siklus I jumlah peserta didik yang telah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 63,63% belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 75 %. 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Data hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran. Siklus I pertemuan pertama guru memberi motivasi pada peserta didik dengan menggali pengetahuan awal, guru menanyakan pada peserta didik mengenai bilangan bulat. Guru memberikan beberapa pertanyaan apersepsi kepada peserta didik yang hanya bisa dijawab

49 oleh 1 atau 2 peserta didik yang pintar. Guru kurang memotivasi peserta didik sehingga masih banyak peserta didik yang pasif, cenderung diam dan suasana kelas masih belum terkondisi dengan baik. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa pada hari itu peserta didik akan belajar kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu materi menjumlahkan bilangan bulat dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT. Guru hanya memberikan penjelasan secara singkat. Guru membimbing, mengorganisasikan, dan mengarahkan peserta didik dalam kegiatan kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Guru belum sepenuhnya menguasai kelas, ini dikarenakan ada dua kelompok yang masih ramai dan tiga peserta didik yang melamun sendiri tidak aktif dalam kelompok. Guru sudah baik dalam membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi, walaupun masih ada peserta didik yang tampaknya ingin menonjokan dirinya dalam kelompok. Guru juga memberikan motivasi kepada peserta didik yang malu atau takut untuk mempresentasikan hasil tugas kelompok di depan kelas. Pertemuan kedua, guru mengumumkan hasil kerja kelompok yang kemarin sudah dilaksanakan pada pertemuan pertama. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling berprestasi dan memberikan motivasi kepada kelompok yang nilainya masih kurang atau rendah. Guru mengatur peserta didik untuk duduk sesuai dengan nomor absen sebelum tes individu dimulai.

50 Semua buku matematika baik itu catatan atau buku tugas dikumpulkan di meja guru. Guru membagi lembar tes yang harus dikerjakan peserta didik. Guru mengawasi tes tersebut dengan cara berkeliling ditemukan peserta didik yang kedapatan melakukan kerjasama dengan teman lain. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik setelah tes selesai bagian mana yang masih belum dimengerti peserta didik. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus I sebesar 63,33% masuk dalam kategori cukup. Aktivitas guru masih perlu untuk ditingkatkan karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75%. Guru masih perlu meningkatkan penguasaan kelas dan pengawasan, karena masih ada peserta didik yang tidak ikut melakukan diskusi ada yang bercanda dengan kelompok lain, melamun dan ada yang hanya diam saja. Waktu tes individu masih ada peserta didik yang bekerja sama dengan peserta didik lain. 3. Wawancara dengan peserta didik mengenai pembelajaran kooperatif NHT Berdasarkan wawancara peserta didik menyukai pembelajaran dengan kooperatif tipe NHT dikarenakan mereka dapat berkerjasama dengan teman yang lain, bertukar pendapat dan lebih rileks tidak tegang. Lima peserta didik yang menjawab tidak suka karena merasa terkucilkan dengan teman dalam kelompok. Delapan peserta didik berkomentar mereka masih kurang mengerti tentang pembelajaran kooperatif NHT.

51 D. Refeksi (Reflecting) Berdasarkan observasi siklus I dengan menggunakan metode pembelakaran kooperatif tipe NHT, ditarik kesimpulan masih belum optimal pada mata pelajaran matematika. Hasil observasi siklus I, aktivitas peserta didik menunjukkan 64,12%, tetapi nilai tersebut belum optimal karena belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 75%. Sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik. Hasil observasi aktivitas guru menunjukkan 63, 33%, tetapi nilai tersebut belum optimal karena belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 75% sehingga perlu diadakan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan aktivitas guru. Guru sudah cukup baik dalam menyampaikan materi melalui pembelajaran kooperatif NHT kepada peserta didik tetapi guru kurang berinteraksi dengan peserta didik karena peserta didik belum pernah diterapkan proses pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe NHT. Guru harus lebih ringkas lagi dalam menyampaikan materi serta lebih efisien, misalnya dalam guru memberikan soal pertanyaan kepada peserta didik. Berdasarkan hasil perolehan pelaksanaan siklus I masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan seperti: a Aktivitas peserta didik pada siklus I menunjukkan nilai 64,12% hasil tersebut belum memebuhi indikator keberhasilan sebesar 75%. b Pengembangan ketrampilan sosial pada siklus I meliputi: 1) Menghargai pendapat anggota dalam kelompok yaitu menerima dan mendengarkan pebdapat teman serta saling bertukar pendapat dinilai baik

52 2) karena menunjukkan kategori cukup atau nilai tiga hal ini dikarenakan belum dapat berbagi dalam kelompok atau peserta didik pentar mendominasi soal. 3) Keaktifan peserta didik ditandai dengan peserta didik berani bertanya dan presentasi di depan kelas mendapat kategori baik karena menunjukkan nilai empat. 4) Bekerja sama dalam kelompok ditandai peserta didik yang sukarela menjelaskan materi kepada semua anggota kelompok, dan berdiskusi serta dapat kompak bekerja dalam kelompok menunjukkannilai empat atau kategori baik. c Pengakuan adanya keragaman pada siklus I meliputi: 1) Meningkatkatkan hubungan yang harmonis dalam anggota, misalnya menerima peserta didik dalam kelompoknya, duduk bersama dalam kelompok, dan memberi dukungan kepada kelompok menunjukkan kategori baik atau nilai empat. 2) Dapat bekerja sama dalam kelompok misalnya berdiskusi saat menyelesaikan soal-soal serta membangun kerjasama dalam kelompok menunjukkan kategori cukup atau nilai tiga. d Hasil ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I 63,63% ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar pada siklus I belum dikatakan berhasil karena belum mampu mencapai indikator keberhasilan sebesar 75%.

53 2. Hasil penelitian Siklus II A. Perencanaan ( Planning) Persiapan siklus II sama dengan siklus I. Siklus II materi yang digunakan masih sama, yaitu penjumlahan bilangan bulat. Tahap siklus II digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I seperti yang telah dijelaskan pada tahap refleksi siklus I. Hal-hal yang disiapkan dalam tahap perencanaan siklus II sebagai berikut: 1. Memperjelas langkah-langkah dalam pembelajaran NHT Perbaikan yang dilakukan yaitu guru memperjelas langkau-langkah secara terperinci, singkat dan jelas kepada peserta didik sehingga pada kegiatan pembelajaran siklus II dapat lebih baik. 2. Materi pembelajaran lebih diperjelas Perbaikan yang dilakukan oleh guru supaya peserta didik dapat mengerti dan memahami materi yaitu dengan memperingkas materi dan memberikan contoh yang dapat dikerjakan oleh peserta didik. 3. Peningkatan ketrampilan sosial Tujuan perbaikan pada siklus ini untuk peserta didik supaya lebih aktig dalam proses pembelajaran misalnya berani bertanya, menerima pendapat teman lain, bekerja sama dan berani tampil di depan kelas. 4. Peningkatan pengakuan adanya keragaman Siklus II ini diharapkan mampu neningkatkan hubungan antar teman dalam kelompok atau dengan teman satu kelasnya. Misalnya dengan menerima peserta didik lain menjadi rekan dalam kelompoknya, susuk bersama, dan

54 saling memberi dukungan kepada teman satu kelompok. Dapat bekerja sama dalam kelompok berdiskusi saat menyelesaikan soal dan membangun kerjasama dalam kelompok. 5. Peningkatan hasil belajar Siklus I hasil ketuntasan belajar peserta didik sebesar 63,63%. Hasil ini harus diperbaiki disiklus II ini dan diharapkan nilai semua peserta didik dapat meningkat dan mencapai ketuntasan klasikal yaitu 75%. B. Pelaksanaan tindakan (Acting) Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari jumat tanggal 30 Maret 2012. Pertama guru mengecek kehadiran peserta didik dan mengumumkan hasil tes individu siklus I. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu dan menanyakan kesiapan peserta didik sebelum memulai pelajaran. Peserta didik mendengarkan dan mengamati penjelasan dari guru dan membagi buku paket. Guru mengulang materi kemarin secara singkat, guru memberikan dua pertanyaan yang harus dijawab peserta didik dan menjelaskan kemnali langkah-langkah NHT. Guru mengumumkan pembentukan kelompok masih tetap seperti siklus I peserta didik dengan tertib tetapi ada yang gaduh berkumpul dalam kelompoknya. Guru mengarahkan peserta didik dan memberikan tugas kelompok kepada semua kelompok yang ada. Setelah tugas selasai guru memanggil peserta didik maju seperti cara pada siklus I sekarang semua peserta didik berani maju dan saling mendukung teman yang sedang presentasi di depan kelas. Guru menyimpulkan pelajaran

55 hari ini dan memberikan pengumuman bahwa minggu berikutnya akan diadakan tes individu siklus II. Pertemuan kedua siklus II diadakan pada hari sabtu tanggal 31 maret 2012. Guru mengumumkan nilai kemarin, ada lima kelompok yang mendapat nilai 100. Nilai terendah kelompok C yaitu 85. Sebelum tes guru memberikan waktu 15 menit kepada peserta didik. Tes individu siklus II berjalan dengan lancar. Guru menanyakan kepada peserta didik hal mana yang belum paham. Guru mengumumkan hasil dari siklus I dan II hai ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan peserta didik. C. Pengamatan (Observing) Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT siklus II adalah sebagai berikut: 1. Hasil observasi aktivitas peserta didik a. Observasi tentang aktivitas kesiapan peserta didik dalam menerima materi pelajaran matematika. Siklus II pertemuan pertama kesiapan peserta didik 82,82% yang belum siap 17,17% dan pertemuan kedua 92,92 % peserta didik yang sudah siap sedangkan 7,07% peserta didik yang tidak siap.

56 b. Observasi mengenai aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran kooperatif NHT. Siklus II aktivitas peserta didik sudah mengalami peningkatan sebesar 90,52 % sedangkan 9,48% masih belum terbiasa pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe NHT. Siklus II Ketrampilan sosial meningkat menjadi kategori sangat baik atau mendapat nilai lima. Pengakuan adanya keragaman meningkat menjadi kategori sangat baik atau nilai lima. Siklus II tugas kelompok meningkat ada yang mendapat nilai 100 yaitu kelompok A, D, F, G, dan E. Sedangkan kelompok B mendapatkan nilai 90 dan kelompok C mendapatkan nilai 85. Nilai tes individu siklus II meningkat dibandingkan nilai pada siklus I. Dua peserta didik tidak tuntas KKM dari 32 peserta didik ini berarti 30 peserta didik yang mengikuti tes individu siklus I nilai mereka sudah tuntas atau di atas KKM. 2. Hasil observasi aktivitas guru Pertemuan pertama memberikan motivasi kepada peserta didik, mengabsen dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru selalu menjadi fasilitator dan membimbing peserta didik. Pertemuan kedua sebelum tes guru memberikan pengumuman kepada peserta didik tentang hasil kemarin. Saat tes individu berlangsung masih ada yang menyontek teman. 3. Wawancara dengan peserta didik Berdasarkan wawancara semua menjawab iya menyukai pembelajaran dengan kooperatif NHT. Delapan peserta didik berkomentar pembelajaran

56 dengan menggunakan metode kooperatif NHT dapat bekerja sama dengan teman lain sehingga cepat menyelesaikan soal dan menjadi semakin akrab. 4. Angket tanggapan peserta didik tehadap pembelajaran dengan menggunakan kooperatif NHT. Hasil angket tanggapan peserta didik yang diperoleh, semua peserta didik menjawab senang dengan metode pembelajaran kooperatif walaupun awalnya mereka asing dengan metode pembelajaran ini. Mereka merasa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif ini mereka dapat bekerja sama, bertukar pendapat, membantu teman yang tidak mudeng dengan materi tersebut dan memupuk rasa persatuan dan keakraban dalam kelompok. Ada dua peserta didik yang berkomentar mereka menyukai kerja kelompok tetapi ada satu orang dalam kelompoknya tidak mau bekerja hanya bercanda saja ini hanya akan memperlama menyelesaikan soal. 5. Wawancara dengan guru kelas IVB tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif NHT Berdasarkan wawancara dengan guru kelas IVB, beliau baru mendengar pembelajaran kooperatif tipe NHT dan perdana menerapkannya. Guru kelas IVB merasa senang dan bangga dengan hasil ynag telah dicapai dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil belajar meningkat di atas KKM serta kelas menjadi penuh warna peserta didik menjadi aktif.

57 D. Refleksi Siklus II meningkat dari 64,21% menjadi 90,52 % untuk aktivitas peserta didik. Aktivitas guru dari 63,33% meningkat menjadi 91,67 %. Siklus II ini, aktivitas peserta didik dan aktivitas guru telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%. Pelaksanaan siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan terhapat peserta didik ini dapat terlihat dari: a. Aktivitas belajar peserta didik di siklus II menunjukkan presentase sebasar 90,52%. Hasil tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 75%. b. Ketrampilan sosial peserta didik pada siklus II meliputi: 1) Menghargai pendapat anggota dalam kelompok, adanya peningkatan dari kategori cukup menjadi sangat baik.hai ini menunjukkan bahwa telah mencapai kriteria keberhasilan. 2) Keaktifan, peserta didik berani bertanya dan bersedia presentasi di depan kelas menunjukkan peningkatan dari kategori baik menjadi sangat baik. c. Pengakuan adanya keragaman, duduk bersama anggota dalam kelompok, menerima peserta didik lain menjadi anggotanya, dan saling memberikan dukungan, menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik. d. Hasil ketuntasan belajar peserta didik pada siklus II ini meningkat sebesar 93,93%. Hasil ini sudah mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditentukan, yaitu 75%.

58 4.2. Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi selama penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk kemudian dilakukan refleksi secara keseluruhan pada tiap siklusnya. Proses pembelajaran akan baik apabila dalam pembelajaran terjadi interaksi dua arah, yaitu antara guru dengan murid, begitu juga sebaliknya. Interaksi antara murid dengan murid juga sangat penting dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal apabila guru dapat menentukan metode-metode yang akan digunakan sesuai dengan keadaan dan karakteristik materi yang akan disampaikan. Proses pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan peserta didik dan guru adanya interaksi dua arah yang damapk positifnya dalah hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Menandakan dalam proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan berkualitas. Teori konstruktivisme dalam proses pembelajaran diharapkan peserta didik dapat membangun pengetahuannya secara aktif sehingga terjadi proses pembelajaran dapat terjadi secara optimal. Keaktifan peserta didik ini sangat penting karena menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Kontruktivisme Piaget dan Vigotsky mempunyai pandangan yang menekankan pada interaksi peserta didik dengan teman melalui pembentukan kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama. Pembentukan kelompok dalam pembelajaran akan membentuk rasa gotong royong diantara peserta didik yang lain dan dengan bebas tanpa rasa takut dapat mengungkapkan pendapatnya serta pemikirannya kepada teman yang lain.

59 Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas I ini, mengambil pokok bahasan bilangan bulat. Materi pembelajaran mengenai penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan dan tidak menggunakan garis bilangan pada pelajaran matematika.penelitian tindakan kelas di SD negeri Tlahap ini dilaksanakan dalam dua siklus. Peneliti melakukan pengamatan atau observasi terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian siklus I dengan tujuan melihat kondisi peserta didik, kelas dan mengidentifikasi masalah yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi awal yang menunjukkan bahwa proses belajar mengajar belum sepenuhnya optimal, penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat dan hasil belajar yang belum maksimal. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaraan kooperatif tipe NHT pada peserta didik kelas IVB SD negeri Tlahap. Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi bilangan bulat dari siklus satu ke siklus dua terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran kearah yang lebih baik lagi. Perubahan ini dilihat dari hasil peningkatan ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman dan hasil belajar peserta didik. Hasil observasi mengalami peningkatan dari siklus satu ke siklus dua. Hasil aktivitas peserta didik siklus I sebesar 64,21% pada siklus II menjadi 90,52 %. Hasil proses belajar peserta didik pada ketrampilan sosial menunjukkan kategori baik atau empat menjadi kategori sangat baik atau lima. Pengakuan adanya keragaman menunjukkan kategori cukup atau tiga meningkat menjadi kategori sangat baik atau lima.

60 Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran siklus I mengalami peningkatan dibandingkan sebelum tindakan kelas dilaksanakan. Sebelum tindakan kelas dilaksanakan peserta didik ada yang takut untuk bertanya, melamun, bercanda dengan teman lain dan bercerita sendiri. Siklus I, peserta didik sudah aktif mengikuti pembelajaran walaupun belum maksimal. Pertemuan pertama, kelompok A,B,C,D,E,F, dan G sudah bisa menerima teman lain menjadi kelompoknya, walaupun ada tiga peserta didik yang protes tidak mau bila digabung dengan anak perempuan. Mereka dapat bekerjasama dalam kelompok terlihat dari saling berpendapat, berdiskusi dan membagi tugas saat mengerjakan soal. Memberikan dukungan kepada anggotanya yang presentasi di depan kelas. Hasil nilai tertinggi adalah 95 diraih oleh kelompok A. Kelompok B,E, F dan G mendapatkan nilai 90. Kelompok D mendapatkan nilai 80 dan kelompok C mendapatkan nilai 40. Siklus II, setiap kelompok sudah mengalami peningkatan dalam kerja kelompok dan berdiskusi. Semua kelompok bersemangat untuk bekerja sama walaupun ada tiga peserta didik yang kurang antusias untuk diajak bekerja sama. Hasil diskusi kelompok A, D, E, F dan G mendapatkan nilai 100. Kelompok B mendapatkan nilai 90 sedangkan kelompok C mendapatkan nilai 85. Hasil diskusi mendapatkan nilai yang sangat baik karena ada lima kelompok yang mendapatkan 100 dan nilai terendah hanya 85. Ketuntasan hasil belajar peserta didik sebelum diterapkannya metode kooperatif tipe NHT dengan hasil ketuntasan belajar sesudah menggunakan metode kooperatif tipe NHT dapat dilihat dari nilai pra siklus, siklus I dan siklus

61 II. Nilai awal yang digunakan sebagai dasar ukuran perhitungan ketuntasan hasil belajar tiap siklus. Materi tiap siklus sama merupakan materi pengulangan. Hasil analisis terhadap hasil belajar peserta didik bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus I sebesar 71,21 dan ketuntasan belajar sebesar 63,63%. Sebanyak 13 peserta didik yang tidak tuntas atau 36,37%. Rata-rata hasil belajar peserta didik siklus II sebesar 85,15 dan ketuntasan belajar peserta didik sebesar 93,93 %. Dua peserta didik yang tidak tuntas dan satu peserta didik tidak berangkat sekolah sebesar 6,07%. Menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik terhadapa materi serta konsep yang dipelajari melalui proses pembelajarn yang telah dilaksanakan peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar peserta didik sudah masuk dalam kriteria ketuntasan yaitu sebesar 75%. Hal ini berarti, dengan diterapkannya metode kooperatif tipe NHT ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman, dan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Guru dalam menyampaikan materi juga mengalami peningkatan dibandingkan sebelum menggunakan kooperatif tipe NHT. Guru selalu memberikan bimbingan, arahan dan sebagai fasilitator yanag baik sehingga tercipta suasana belajar yang baik dalam kegiatan kerja kelompok maupun kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi guru pada siklus I sebesar 63,33% dan pada siklus II sebesar 91,67% ini menunjukkan terjadi peningkatan kenaikan kinerja guru secara dinamis. Guru berusaha memperbaiki kesalahan dalam proses pembelajaran

62 sebelumnya dengan cara menjelaskan materi secara singkat dan jelas, ketrampilan sosial dalam kelompok, pengakuan adanya keragaman. Hasil observasi kenirja guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT dari siklus I ke Siklus II menunjukkan kenierja guru sudah baik dan mengalami peningkatan. Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe NHT dapat mengoptimalkan proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan ketrampilan sosial, pengakuan adanya keragaman,dan hasil belajar peserta didik sesuai dengan tujuan dari pembelajarn kooperatif tipe NHT yang telah dipaparkan pada bab II. Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan tolak ukur dari keberhasilan penelitian tindakan kelas. Belum tercapainya indikator dalam penelitian ini disebabkan masih terdapatnya permasalahan yang dihadapi pada siklus I yaitu: 1. Tujuan pembelajaran belum tersampaikan secara jelas 2. Penyampaian langkah-langkah pembelajaran kooperatif NHT belum secara keseluruhan 3. Masih ada peserta didik yang mengobrol sendiri selama pembelajaran 4. Belum terbiasanya peserta didik dan guru dalam pelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe NHT 5. Kesiapan peserta didik yang masih kurang dalam mengikuti pelajaran 6. Peserta didik yang pintar selalu diandalkan untuk mengerjakan soal 7. rekan kerja masih kurang.

63 Permasalah pada siklus I dapat diatasi dengan baik karena adanya kerjasama yang cukup baik antara guru dengan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Pelaksanaan siklus II guru berusaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari kesalahan yang terjadi pada sikllus II. upaya-upaya yang telah dilakukan guru pada kegiatan siklus II untuk lebih mengoptimalkan lagi proses pembelajaran yaitu: 1. Mempersiapkan secara matang serta merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan sebaik mungkin. 2. Guru memberikan bimbingan, arahan dan penguatan kepada ppeserta didik, agar peserta didik lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. 3. Guru memberikan dukungan dan pengarahan kepada peserta didik akan pentingnya ketrampilan sosial dan pengakuan adanya keragaman dalam menerima rekan dalam kelompoknya. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat merupakan suatu pembelajaran yang mengarahkan pada pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kelompok. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan kooperatif tipe NHT dapat membewa perubahan yang lebih baik. Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas peserta didik serta pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran matematika

64 sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat menjadi lebih baik dan diperoleh secara optimal. Penggunaan metode kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan pengakuan adanya keragaman, ketrampilan soasial dan hasil belajar peserta didik kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat pada mata pelajaran matematika, kelas IVB SD Negeri Tlahap semester II tahun ajaran 2011/2012.