pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah"

Transkripsi

1 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi pendahuluan yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di kelas X.3 Program Keahlian Adminiatrasi Perkantoran. Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Mencatat Dikte pokok bahasan Sambungan Huruf Mati Dengan Huruf Hidup kelas X.3 Program Keahlian Asministrasi Perkantoran Semester 1 Tahun

2 34 Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen Salatiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Mencatat Dikte, pokok bahasan Sambungan Huruf Mati Dengan Huruf Hidup Kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran, semester 1 Tahun Pelajaran SMK Kristen Salatiga. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dirancang secara bersiklus, dimana pada setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hasil penelitian ini meliputi aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap proses pembelajaran TGT. Hasil dari aktivitas siswa diperoleh dari pengamatan / observasi yang dinilai dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil belajar dikelompokkan menjadi dua yaitu hasil ulangan harian sebelum diadakan tindakan dan hasil tes setelah tindakan pada siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II adalah hasil tes pada pokok bahasan sambungan huruf mati dengan huruf hidup setelah pembelajaran dengan

3 35 menggunakan model kooperatif tipe TGT. Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan selama dua jam pelajaran, pertemuan kedua selama satu jam pelajaran. Setiap satu jam pelajaran adalah empat puluh lima menit. Setelah mengadakan penelitian dengan menggunakan pembelajaran TGT pada pokok bahasan sambungan huruf mati dan huruf hidup diperoleh data sebagai berikut : Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan dilakukan kegiatan identifikasi masalah dan analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat pada proses pembelajaran sebelum tindakan kelas dilakukan. Pemecahan masalah yang dipandang tepat yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Tahap penyusunan rancangan tindakan yang akan diberikan sebagai berikut:

4 36 1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (lampiran 1) tentang materi yang diajarkan sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2. Menyusun kelompok berdasarkan TGT ( lampiran 6). 3. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi yang meliputi: a. lembar kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilihat dari jumlah siswa yang membawa buku paket, buku catatan dan perlengkapan tulis (lampiran 4). b. lembar pengamatan aktivitas siswa yang menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Lembar pengamatan dibuat untuk mengetahui sejauhmana interaksi siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT (lampiran 2). c. lembar pengamatan aktivitas guru yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama

5 37 menggunakan metode pembalajaran kooperatif tipe TGT (lampiran 3). 4. Membuat dan menyiapkan kartu indeks bernomor yang berisi pertanyaan. 5. Menyiapkan lembar angket tanggapan siswa (lampiran 5). 6. Mempersiapkan soal kerja kelompok dan soal tes untuk tiap siklus. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Tiap siklus peneliti melaksanakan skenario pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran. Pertemuan pertama hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada kegiatan awal guru mengabsen, mengecek kesiapan siswa, memberi apersepsi, motivasi dan tujuan pembelajaran. Metode kooperatif TGT ini baru pertama diterapkan sehingga guru lebih berkonsentrasi pada kegiatan inti. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Setelah itu masuk ke materi pelajaran tentang sambungan huruf mati dengan huruf hidup dan dilanjutkan

6 38 dengan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran TGT. Guru berusaha mengajak tanya jawab dengan siswa supaya aktif dalam pembelajaran. Kemudian masuk dalam kegiatan inti yaitu guru membagi siswa ke dalam kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya oleh guru (lampiran 6). Sebelum membagi kelompok, guru menjelaskan langkah-langkah pengerjaan lembar kerja tim mulai dari, tempat duduk, nama tim dan tujuan dari tim. Setelah siswa berkelompok, guru membagi lembar kerja tim (lampiran 8). Guru membantu kerja tim sebagai fasilitator. Setelah selesai mengerjakan tugas guru mengajak siswa melakukan peremainan/games dengan menggunakan kartu bernomor yang berisi pertanyaan (lampiran 10). Guru menjelasakan langkah-langkah permainan/games dimulai dari tugas masing-masing anggota tim, membagi kartu permainan, serta mengawasi jalannya permainan. Setelah kegiatan permainan selesai, guru melanjutkan pada kegiatan berikutnya yaitu tournament. Guru membagi meja tournament (lampiran 7) dengan peseta yang

7 39 telah ditentukan sebelumya. Dalam tournament ini guru menjelaskan lengkah-langkah tournament, membagikan lembar kartu pertanyaan (lampiran 12) menjadi fasilitator dengan memandu jalannya tournament. Pada Kegiatan akhir guru memberikan pengumuman poin yang diperoleh pada saat permainan/games dan tournament. Bagi kelompok yang memiliki jumlah kartu terbanyak yang dikumpulkan pada saat permainan/games dan tournament diberikan penghargaan/hadiah. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran hari itu para siswa telah belajar tentang sambungan huruf mati dengan huruf hidup, dan pemberitahuan untuk pertemuan berikutnya akan diadakan tes individu. Pertemuan kedua guru mengabsen siswa dan memberikan motivasi. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian lembar tes individu (lampiran 14). Selama tes berlangsung, guru mengawasi jalannya tes. Setelah tes selesai guru memberikan sesi tanya jawab tentang permasalahan yang didapat selama tes individu. Untuk pengumuman hasil tes dan

8 40 perkembangan skor individu (lampiran 27), penilaian kelompok (lampiram 28) dilakukan dengan menggunakan jam pelajaran pada hari berikutnya. Tiap kelompok diberi penilaian kelompok. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat hasil kerja individu yang disumbangkan dalam tiap tim. Hasil tes pertama (lampiran 27) juga dibacakan supaya siswa dapat mengetahui secara langsung hasil kerjanya. c. Pengamatan (Observing) Penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran TGT pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam menerima pelajaran

9 41 Hasil penelitian kesiapan siswa menerima pelajaran dapat dilihat (lampiran 24) pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat bahwa sebesar 94,05% siswa telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan 5,95 % belum siap menerima materi pelajaran disebabkan empat siswa yang tidak membawa buku paket dan satu siswa tidak membawa perlengkapan alat tulis. Upaya yang bisa dilakukan adalah memberi penjelasan mengenai pentingnya buku paket yang mendukung pemahaman konsep dan materi yang dijelaskan oleh guru, serta pentingnya alat tulis yang menunjang kegiatan belajar mengajar. b. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Data hasil observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I (lampiran 25) sebesar 75,29%. Masih terdapat beberapa kekurangan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan.

10 42 Siswa mengetahui mengenai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, hal ini disebabkan guru tidak menyampaiakan tujuan yang ingin dicapai. Pada saat permainan siklus I ada beberapa siswa yang belum bisa menerima pendapat dari rekan satu tim karena masing-masing siswa mempunyai pendapat yang berbeda. Kurangnya perhatian siswa pada saat guru menjelaskan langkah-langkah tournament karena guru belum mengkondisikan kelas dengan baik. Hal ini menyebabkan belum tercapainya indikator keberhasilan aktivitas siswa sebesar 80%. c. Hasil Belajar Siswa Ketuntasan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode konvensional ceramah bervariasi sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu sebesar 21,88%, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 89,66% (lampiran 27). Siswa yang tuntas sebelum tindakan sebanyak 7 siswa dan setelah tindakan dengan metode pembelajaran tipe TGT pada siklus I siswa tuntas menjadi 24 siswa. Siswa yang belum tuntas

11 43 dikarenakan kurang memahami materi yang disampaikan guru dan kurang teliti dalam penulisan stenografi. 2) Hasil Observasi Aktivitas Guru Data hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran. Siklus I pertemuan pertama guru mengeabsen siswa, memberi motivasi dan apersepsi, guru menanyakan pada siswa mengenai sistem pengertian stenografi. Tetapi pada kegiatan awal ini guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu : 1. Siswa dapat mendiskripsikan sambungan patah 2. Sisiwa dapat menulis sambungan huruf T, P, K dengan A, I, U, E, ^E, O 3. Siswa dapat mendiskripsikan sambungan lengkung 4. Siswa dapat menulis sambungan huruf D, G, B dengan A, I,U, E, ^E, O 5. Siswa dapat mendiskripsikan sambungan jerat 6. Siswa dapat menulis sambungan C, J, S dengan A, I, U, E, ^E, O

12 44 Guru membimbing siswa dan mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Siswa sudah terlihat aktif dalam diskusi dengan sesama rekan kelompok. Kegiatan guru memberi arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegiatan dalam lembar kerja siswa sudah baik, guru juga sudah secara optimal memantau secara langsung pada setiap kelompok. Pada kegiatan permainan/games, guru memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah dengan baik. Guru juga memandu dan mengawasi jalannya games dengan baik. Para siswa juga terluhat antusias dan aktif, tetapi masih ada siswa yang tidak dapat menerima pendapat dari sesama rekan kelompoknya. Hal ini dikarenakan tiap siswa dalam kelompoknya mempunyai pendapat yang berbeda-beda, dan mereka saling mempertahankan pendapat mereka. Guru membagi meja tournament dan membagi siswa dalam meja tournament. Kemudian guru menyampaikan langkah-langkah yang dilakukan saat tournament, tapi masih banyak siswa yang belum memperhatikan penjelasan guru. Hal

13 45 ini menyebabkan guru harus mengulang kembali penjelasan tentang langkah-langkah tournament. Diakhir kegiatan guru mengumumkan point yang diperoleh dengan menghitung jumlah kartu yang diperoleh masing-masing kelompok. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus pertama sudah baik yaitu sebesar 80,00 % (lampiran 26). d. Refleksi (Reflecting) Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan menggunakan metode kooperatif tipe TGT diperoleh data bahwa aktivitas siswa menunjukkan nilai sebesar 75,29%. Namun peningkatan aktivitas tersebut belum optimal atau belum menunjukan indikator keberhasilan sehingga perlu adanya perbaikanperbaikan, supaya mencapai hasil yang lebih optimal. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I tergolong dengan menunjukkan nilai sebesar 80,00%. Guru sudah melakukan kegiatan sebaik mungkin dalam pembelajaran. Namun

14 46 demikian guru masih mempunyai kekurangan dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT. Seharusnya dalam langkah-langkah TGT pada langkah penyampaian materi, guru semestinya menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Tetapi pada siklus I tujuan pembelajaran belum dijelaskan oleh guru, karena guru terlalu memfokuskan pembelajaran pada inti pembelajaran dengan metode kooperatif TGT yang baru pertama kali digunakan dalam pembelajarannya. Hal ini tidak sesuai dengan langkah pembelajaran TGT, menyebabkan siswa tidak mengetahui penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dalam penelitian sebagai berikut : a. Aktivitas siswa yang menunjukkan nilai 75,29% yang masih berada dibawah indikator keberhasilan yang ingin dicapai. Beberapa hal yang harus diperbaiki dalam menerapkan langkah-langkah TGT adalah :

15 47 1. Presentasi Kelas/Class Presentation - Siswa tidak mengetahui tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hal ini dikarenakan guru tidak menyampaiakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pada saat sesi penyampaian materi guru harus membacakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Permaianan/Games - Siswa masih belum bisa menerima pendapat dari sesama rekan kelompoknya. Hal ini dikarenakan tiap siswa mempunyai pendapat yang berbeda, dan mereka saling mempertahankan pendapat mereka masing-masing. Guru harus memberikan pemahaman tentang pantingnya saling menghargai dan menerima pendapat yang berbeda dari sesama rekan kelompok. 3. Tournament

16 48 - Guru sudah menerapkan langkah tournament dengan baik, tetapi siswa kurang perhatian saat penjelasan langkah-langkah tournament. Guru harus lebih mengkondisikan dan menciptakan suasana yang tenang dikelas pada saat memberikan penjelasan. b. Kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, karena masih ada 5,95% siswa belum siap menerima pelajaran yaitu 4 siswa tidak membawa buku paket dan 1 siswa tidak membawa perlengkapan alat tulis Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan siklus II ini dilaksanakan dengan persiapan seperti siklus I dan memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dapat dilihat pada refleksi disiklus I. Persiapan perbaikannya diantaranya sebagai berikut: 1. Penyampaian tujuan pembelajaran

17 49 Upaya perbaikan pada tujuan pembelajaran ini yaitu guru sebagai pengajar supaya lebih mempersiapkan skenario pembelajaran dengan baik. Sehingga pada kegiatan awal, inti dan akhir bisa berjalan dengan optimal. 2. Aktivitas belajar a. Siswa tidak bisa memperhatikan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Upaya perbaikan yang bisa dilakukan adalah guru lebih mempersiapkan skenario pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tipe TGT dengan baik. b. Siswa belum bisa menerima pendapat dari sesama rekan kelompoknya. Upaya perbaikan yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pengarahan kepada siswa tentang pentingnya saling menghargai pendapat dengan sesama rekannya. Karena dengan bisa menerima perbedaan pendapat dapat menumbuhkan rasa toleransi antar sesama rekan dikelompoknya.

18 50 c. Siswa kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan langkah-langkah tournament. Upaya yang bisa dilakukan adalah guru harus bisa lebih mengkondisikan suasana dikelas saat menjelaskan langkah-langkah tournament. Dengan terkondisinya suasana dikelas, maka perhatian siswa akan lebih tertuju pada guru. d. Kurangnya kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Upaya yang bisa dilakukan adalah memberi penjelasan mengenai pentingnya buku paket yang mendukung pemahaman konsep dan materi yang dijelaskan oleh guru, serta pentingnya alat tulis yang menunjang kegiatan belajar mengajar. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Pertemuan pertama ini guru sudah lebih siap dibandingkan dengan pertemuan pada siklus I. Guru melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu guru mengawali

19 51 dengan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti materi pelajaran, mengabsen siswa, kemudian siswa menyiapkan buku materi yang akan digunakan sebagai pendukung pembelajaran. Dilanjutkan dengan apersepsi, motivasi, penyampaian tujuan pembelajaran. Guru manyampaiakan topik pembelajaran serta kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran yang berkaitan dengan sambungan huruf mati dengan huruf hidup. Kemudian mengulang kembali langkahlangkah pembelajaran TGT. Kegiatan pembelajaran dimulai lagi dengan meminta siswa untuk berbaur sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Siklus II ini, siswa lebih tertib karena sudah memahami model pembelajaran koopertif tipe TGT, dan telah siap dengan materi yang akan diberikan. Langkah berikutnya adalah guru memberikan tugas untuk dibahas oleh kelompok (lampiran 16) Sebelum memulai games, guru manjelaskan kembali langkah-langkah dalam memulai games. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang pentingnya kerjasama, saling

20 52 menghormati dan menerima pendapat dari sesama rekan kelompoknya. Kegiatan games pada siklus II ini dapat berjalan dengan baik, karena siswa sudah telah memahami langkah-langkah games TGT pada pertemuan yang sebelumnya. Langkah berikutnya guru mulai tournament dengan membagi meja tournament sesuai dengan yang telah ditentukan pada pertemuan yang sebelumnya. Kemudian guru mulai menjelaskan langkah-langkah tournament. Pada siklus II ini dapat berjalan dengan baik, terbukti dengan guru dapat mengkondisikan kelas lebih baik sehingga perhatian siswa dapat tertuju kapada guru saat menjelaskan langkah-langkah tournament. Pada akhir kegiatan guru menyimpulkan kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Membacakan point yang dimiliki oleh tiap-tiap kelompok sesuai dengan jumlah kartu yang diperoleh oleh masing-masing kelompok dan memberikan hadiah/penghargaan bagi kelompok yang mengumpulkan kartu paling banyak. Dilanjutkan dengan

21 53 memberikan kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan pemberitahuan tentang tes individu yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Pada Pertemuan kedua juga sudah berjalan dengan baik. Guru mengecek kesiapan siswa, memberikan motivasi, dan memberikan peringatan untuk tidak bekerjasama dan menyontek saat mengerjakan tes. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian lembar tes individu (lampiran 22). Selama tes berlangsung, guru mengawasi jalannya tes dengan baik. Setelah tes selesai guru memberikan sesi tanya jawab tentang permasalahan yang didapat selama tes individu. Untuk pengumuman hasil tes dan perkembangan skor individu (lampiran 33), dan penilaian kelompok (lampiram 34) dilakukan dengan menggunakan jam pelajaran mencatat dikte pada hari berikutnya. c. Pengamatan (Observing) Pada penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe

22 54 TGT yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran TGT pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam menerima materi pelajaran. Hasil penelitian kesiapan siswa menerima pelajaran dapat dilihat (lampiran 30) pada siklus II pertemuan pertama dapat dilihat bahwa sebesar 100 % siswa telah siap menerima materi pelajaran. Semua siswa telah siap untuk menerima pelajaran dengan membawa buku paket, buku catatan, serta peralatan tulis. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada siklus II ini dibandingkan siklus I. b. Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran kooperatif tipe TGT Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar siswa (lampiran 31) dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT telah mencapai 89,41%. Nilai ini sudah menunjukkan

23 55 peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pada siklus I. Hal ini dikarenakan guru telah memberikan pengarahan tentang pentingnya saling menghargai pendapat dengan sesama rekan kelompoknya. Guru juga dapat mengkondisikan siswa dengan baik, sehingga siswa bisa memperhatikan guru pada saat memberikan penjelasan. c. Hasil Belajar Siswa Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu 21,88%, meningkat menjadi 96,67% pada siklus II (lampiran 33). Siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus II siswa yang tuntas menjadi 31 siswa. Satu siswa yang belum tuntas dikarenakan kurang memahami materi yang disampaikan guru dan kurang teliti dalam menulis huruf stenografi. 2) Hasil Observasi Aktivitas Guru Hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran. Siklus II pertemuan pertama guru memberi mengabsen siswa,

24 56 memberikan motivasi dan apersepsi pada siswa. Pada kegiatan awal ini guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik dibandingkan pada saat siklus I. Kemudian guru membimbing siswa dalam kegiatan kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Guru memantau jalannya kegiatan dalam lembar kerja siswa sudah baik. Proses jalannya kegiatan games dan tournament sudah berjalan dengan baik. Guru sudah memberikan arahan dan memantau jalannya kedua kegiatan tersebut dengan optimal. Terlihat dengan suasana kelas yang sudah terkondisi dan siswa sudah mulai bisa bekerjasama dengan baik, dapat menerima perbedaan pendapat dalam kelompoknya. Pertemuan kedua guru memberikan motivasi dan apersepsi sebelum tes individu dimulai. Kemudian guru membagi lembar tes individu. Saat tes berlangsung guru mengawasi jalannya proses tes individu.

25 57 Hasil pengamatan terhadap kinerja guru (lampiran 31) dalam pembelajaran pada siklus pertama sudah baik yaitu sebesar 92,94 %. 3) Angket tanggapan siswa mengenai pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hasil angket tanggapan siswa yang didapat (lampiran 28) semua siswa menyatakan suka dengan pembelajaran TGT. Mereka merasa dengan pembelajaran TGT lebih menarik dan mengetahui kesalahan mereka dalam penulisan huruf stenografi. Kemudian 28 siswa juga menyatakan hasil belajar mereka dapat lebih baik karena dapat lebih memahami materi. d. Refleksi (Reflecting) Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa sudah menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 89,41%. Sementara aktivitas guru juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 92,94%. Baik aktivitas siswa maupun guru sudah mencapai kriteria indikator keberhasilan.

26 58 Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II sudah menunjukan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Hasil aktivitas siswa pada siklus II yang mencapai nilai 89,41%. Hal tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu diatas atau sama dengan 80%. 2. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 96,67%. Hasil tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan belajar yaitu diatas atau sama dengan 75% Rangkuman Hasil Pembelajaran TGT Tabel 4. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Mencatat Dikte Kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga Tahapan Sebelum Tindakan Diskripsi Proses belajar mengajar di kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga mata pelajaran mencatat dikte, pokok bahasan sambungan

27 59 huruf mati dengan huruf fidup menggunakan model pembelajaran konvensional ceramah. Hal ini menyebabkan selama pembelajaran beberapa siswa terlihat tidak mendengarkan penjelasan guru, siswa sering mengobrol dengan teman sebangku dan bermain handphone selama pelajaran. Pembelajaran seperti ini juga menyebabkan rata-rata hasil belajar siswa 48,53 dan ketuntasan hasil belajar sebesar 21,88%. Siklus I Perencanaan Tahap perencanaan dilakukan kegiatan identifikasi masalah dan analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat pada proses pembelajaran mata pelajaran mencatat dikte program keahlian Administrasi Perkantoran kelas X.3 semester 1 di SMK Kristen Salatiga sebelum tindakan kelas dilakukan. Tindakan pemecahan masalah yang dianggap tepat yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakaan model

28 60 pembelajaran TGT. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Tiap siklus peneliti melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pertemuan pertama hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada kegiatan awal guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran TGT belum pernah diterapkan sehingga guru di SMK Kristen Salatiga lebih berkonsentrasi pada kegiatan inti. Pertemuan kedua guru sudah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan RPP. Pengamatan Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran model TGT pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa a. Observasi Tentang Kesiapan Belajar Siswa

29 61 Dalam Menerima Pelajaran. Pada siklus I dapat dilihat bahwa sebesar 94,05% siswa siap menerima materi pelajaran. Sedangkan 5,95 % belum siap menerima materi pelajaran disebabkan empat siswa yang tidak membawa buku paket dan satu siswa tidak membawa perlengkapan alat tulis. b. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran TGT. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 75,29%. c. Hasil Belajar Siswa Ketuntasan hasil belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi perkantoran di SMK Kristen Salatiga sebelum diterapkannya model pembelajaran tipe TGT yaitu sebesar 21,88%, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 89,66%. 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru.

30 62 Data hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru mata pelajaran Stenografi di SMK Kristen Salatiga selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus pertama sudah baik yaitu sebesar 80,00 %. Refleksi Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa aktivitas siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga menunjukkan nilai sebesar 75,29%. Hal ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I menunjukkan nilai sebesar 80,00%. Tujuan pembalajaran belum disampaikan oleh guru pada pertemuan pertama siklus I. Hal ini disebabkan karena guru lebih fokus pada inti pembelajaran.

31 63 Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sebesar 89,66%. Siklus II Perencanaan Pada tahap perencanaan ini diisi dengan persiapan seperti siklus I dan memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dilihat di refleksi siklus I. Pelaksanaan Pada tahap ini guru melaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran TGT yang telah disusun dalam bentuk RPP. Pengamatan Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran model TGT, pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa a Observasi tentang kesiapan belajar siswa dalam menerima materi pelajaran. Hasil penelitian kesiapan siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga dalam menerima

32 64 pelajaran dapat dilihat pada siklus II pertemuan pertama dapat dilihat bahwa sebesar 100% siswa telah siap menerima materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat melalui semua siswa membawa buku paket alat tulis dan lain sebagainya. b Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran TGT. Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga dalam pembelajaran TGT telah mencapai 89,41%. c Hasil Belajar Siswa Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran tipe TGT yaitu sebesar 21,88%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 96,67%. 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru.

33 65 Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus II sudah baik yaitu sebesar 89,41%. Refleksi Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga sudah menunjukkan hasil sebesar 89,41%. Sementara aktivitas guru mata pelajaran menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 89,41%. Baik aktivitas siswa maupun guru sudah mencapai kriteria keberhasilan proses. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas peserta didik sudah menunjukan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 96,67%..Hasil tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas atau sama dengan 75% Pembahasan

34 66 Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi selama penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk kemudian dilakukan refleksi secara keseluruhan pada tiap-tiap siklusnya. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat interaksi yang baik antara guru dan siswa. Proses pembelajaran guru harus dapat menentukan metode-metode yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran, yang disesuaikan dengan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Proses pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada hasil belajar siswa yang baik sehingga proses pembelajaran dapat berkualitas. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal. Sejauhmana tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap siswa dan prosentase keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dapat diketahui melalui hasil belajar siswa. Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu

35 67 dilakukan observasi awal untuk mengidentifikasikan permasalahan. Guru juga mempersiapkan rencana pelaksanan pembelajaran (RPP), katu permainan, lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja tim, dan lembar kuis individu. Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, mengambil pokok bahasan sambungan huruf mati dengan huruf hidup. Materi pembelajaran ini mengenai sambungan patah/runcing, sambungan lengkung/melengkung, dan sambungan silang/berlubang. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 program keahlian administrasi perkantoran SMK Kristen Salatiga mata pelajaran mencatat dikte menunjukan bahwa masih ada 25 siswa yang nilai ulangan hariannya masih berada di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditatapkan yaitu 70, serta kurangnya perhatian dan atktifitas siswa saat kegiatan PBM berlangsung. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X.3 Program Keahlian

36 68 Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga. Menurut Slavin pembelajaran kooperatif TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). 18 Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut: 1. Kelompok (Team) a. Membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen b. Memberitahu siswa tentang tugas yang harus dikerjakan oleh anggota kelompok. 2. Presentasi Kelas (Class Presentation) a. Menyampaiakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai b. Menghimbau siswa bahwa materi yang disampaikan akan berguna pada saat game dan menentukan skor kelompok. c. Menyampaikan/mempresentasikan materi pelajaran di dalam kelas. 3. Permainan (Games) a. Memberikan game dalam bentuk pertanyaanpertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian materi. 18 Rusman, 2010, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta, Raja Grafindo Persada, hal. 225.

37 69 b. Memberikan game dalam bentuk pertanyaanpertanyaan dalam bentuk kartu indek c. Memberikan dan mengumpulkan skor kepada siswa yang menjawab benar. 4. Kompetisi (Turnamen) a. Membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya. b. Mengkoordinasikan jalannya turnamen dengan prosedur pelaksanaan. 5. Penghargaan (Team recognize) a. Mengumumkan hasil penilaian dari pengumpulan skor turnamen. b. Memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok. 19 Selama pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi sambungan huruf mati dengan huruf hidup dari siklus satu ke siklus berikutnya terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. 1. Hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa kelas X.3 program keahlian Administrasi perkantoran di SMK Kristen Salatiga mengalami peningkatan, sebelum diterapkannya model pembelajaran tipe TGT yaitu 19

38 70 sebesar 21,88%, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 89,66%. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 96,67%. 2. Aktivitas Siswa Hasil observasi pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa keaktifan siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan. Hasil aktivitas siswa siklus I sebesar 75,29%. Hasil aktivitas siswa siklus II sebesar 89,41%. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat mengoptimalkan proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa secara kognitif dan keaktifan belajar siswa. Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan tolak ukur dari keberhasilan penelitian tindakan kelas. Tetapi dalam penelitian ini keaktifan siswa baru mencapai 75,29% belum mencapai indikator yang diinginkan yaitu 80%. Hal ini disebabkan masih terdapat permasalahan pada penerapan langkah-langkah TGT yang dihadapi pada siklus I yaitu:

39 71 1. Presentasi Kelas/Class Presentation - Belum tersampaikannya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Permaianan/Games - Selama permaianan/games berlangsung masih ada siswa yang belum bisa menerima perbedaan pendapat dengan sesama rekan kelopoknya. 3. Tournament - Dalam kegiatan tournament, guru seharusnya bisa mengkoordinasi jalannya tournament dengan lebih baik lagi. Tetapi pada saat guru menyampaiakan langkah-langkah tournament, masih banyak siswa yang tidak memperhatikan, sehingga guru harus menjelaskan kembali langkah-langkah tournament. Namun hal ini dapat diatasi dengan adanya kerja sama yang cukup baik antara guru dengan siswa, sehingga pembelajaran tetap dapat berjalan dengan lancar. Kemudian pelaksanaan pada siklus II guru berusaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari kesalahan yang terjadi dari siklus I.

40 72 Upaya-upaya yang telah dilakukan guru pada kegiatan siklus II untuk lebih mengoptimalkan lagi proses pembelajaran yaitu: 1. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran TGT dengan baik. 2. Memperbaiki langkah-langkah TGT yang belum dilaksanakan dengan optimal yaitu: a. Menyampaiakan tujuan pembelajaran b. Mengkoordinasi kegiatan tournament dengan baik c. Memberikan pengarahan kepada siswa akan pentingnya menerima perbedaan pendapat dengan sesama rekan kelompoknya. 3. Memberikan penjelasan mengenai pentingnya buku paket yang mendukung pemahaman konsep dan materi yang dijelaskan oleh guru, serta pentingnya alat tulis yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa serta pemahaman siswa terhadap mata pelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat

41 73 menjadi lebih baik dan diperoleh secara optimal. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Mencatat Dikte, pokok bahasan Sambungan Huruf Mati Dengan Huruf Hidup Kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran, semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen Salatiga.

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Kompetensi Keahlian 2 SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme. gambaran serta inisiatif peserta didik. 6 Pendekatan

BAB II KAJIAN TEORI Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme. gambaran serta inisiatif peserta didik. 6 Pendekatan 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.2. Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme Brooks and Brooks menyatakan, konstruktivis adalah suatu pendekatan dalam belajar mengajar yang mengarahkan pada penemuan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga, peneliti berhasil BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1. Aktivitas Belajar Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI Program Keahlian Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Salatiga,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas. Ada beberapa ahli mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi kondisi awal 4.1.1. Aktivitas belajar Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X SMA Theresiana Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP N 1 Kembaran Kabupaten Banyumas dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 16 siswa lakilaki dan 16 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan 34 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk kajian reflektif yang dilakukan peneliti untuk tujuan perbaikan

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 5 KARANGRAYUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 2 SUSUKAN kelas VII F semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, terdiri dari siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IVB pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar menjumlahkan bilangan bulat SD Negeri Tlahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran kewirausahaan yang ada di kelas X-B. penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran kewirausahaan yang ada di kelas X-B. penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X-B SMK Pelita Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah kejuruan di Salatiga yang mempunyai banyak prestasi. Prestasi siswa tentu tidak mungkin diperoleh begitu saja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal A. Aktivitas Pembelajaran Ekonomi Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan, siswa cenderung pasif kurang termotivasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015 MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XI.IA-3 SMA N 9 SEMARANG PADA PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA NUMBER CARD Oleh : Wiwik Indah Kusumaningrum,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 1.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SDN III Tolinggula Tengah yang berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Pemasaran-1 SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti menemukan permasalahan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus Berdasarkan hasil observasi hasil belajar siswa di kelas 4 SD N 3 Gedong dengan jumlah siswa 28 anak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Data yang didapat sebelum melaksanakan penelitian, ditemukan permasalahan yang perlu diberikan solusi untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang ada dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang ada dalam 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pelaksanaan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang ada dalam Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 1 (2015) ISSN: 2460-3481 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diperlukan oleh penulis. Subjek penelitiannya yaitu siswa

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diperlukan oleh penulis. Subjek penelitiannya yaitu siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga, karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah terbaik yang ada di kota Salatiga.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa, guru mempunyai peranan yang penting. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat luas. Selain sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki kualitas manusia agar mampu menghadapi tantangan hidup yang terjadi sesuai dengan perubahan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason & 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dirancang secara sistematis dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 4 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 75-82 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4. 1.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2

Lebih terperinci

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS VIIID SMP N 1 NGLUWAR MAGELANG Wenni Hastuti Universitas PGRI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga, karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah swasta terbaik yang ada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) Novita Sari, Hairida, Tulus Junanto Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian 1.1.1. Aktivitas Belajar Hasil observasi yang dilakukan di kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK MASEHI PSAK Ambarawa peneliti mengidentifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena pendidikan dapat mengembangkan potensi diri seseorang untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diawali dengan perencanaan pembelajaran yang meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan proses Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) di kelas,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan proses Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) di kelas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan proses Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) di kelas, guru memegang peranan penting atas keberhasilan siswanya agar mendapat hasil yang sesuai dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setiting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setiting dan Karakteristik Subjek Penelitian 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setiting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penulis melaksanakan penelitian pada mata pelajaran matematika dengan materi sifat-sifat bangun ruang sederhana kelas IV semester

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GIRIWONDO JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang wajib dipelajari siswa di Sekolah Dasar (SD). Secara umum tujuan pembelajaran IPS di SD menurut Permendiknas

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa ARTIKEL Oleh MADE NIKI ASTITI 0914041075 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab. III tentang penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, subyek penelitian, variabel dalam PTK, prosedur penelitian, data dan cara pengumpulannya,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu. III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini diadakan di SMPN 1 Gadingrejo yang terletak di Jl. Raya Gadingrejo yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Setting penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah setting kelas, dimana data diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dibantu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Lokasi SD Gedangan ini berdekatan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh RYAN ANDHITYA NOVELLINO

SKRIPSI. Oleh RYAN ANDHITYA NOVELLINO i PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) MATA PELAJARAN MENCATAT DIKTE POKOK BAHASAN SAMBUNGAN HURUF MATI DENGAN HURUF HIDUP KELAS X DI SMK KRISTEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri 1 Kauman-Tulungagung Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tipe Teams Games Tournaments (TGT)

Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri 1 Kauman-Tulungagung Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tipe Teams Games Tournaments (TGT) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PESERTA DIDIK KELAS XI IPS-4 SMA NEGERI 1 KAUMAN Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Subyek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III tentang model penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, subyek penelitian, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian 24 Bab III Metode Penelitian 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN Fida Rahmantika Hadi fidarahma47@gmail.com FKIP UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian yang akan dipaparkan peneliti di sini adalah data hasil rekaman tentang seluruh aktivitas dari pelaksanaan tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SDN Mojotengah 1 dan SDN Mojotengah 2 Kabupaten Temanggung pada semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berlangsung di SDIT Nurul Fikri Kedungwaru Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berlangsung di SDIT Nurul Fikri Kedungwaru Tulungagung. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian yang akan dipaparkan peneliti disini adalah data hasil rekaman tentang seluruh aktivitas dari pelaksanaan tindakan

Lebih terperinci

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal EEAJ 5 (3) (2016) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) BERBANTU MEDIA MONOPOLI PADA KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tindakan Penelitian dilaksanakan dari tanggal 4 Januari s.d. 18 Januari 2011.

III. METODE PENELITIAN. Tindakan Penelitian dilaksanakan dari tanggal 4 Januari s.d. 18 Januari 2011. 18 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu Tindakan Penelitian dilaksanakan dari tanggal 4 Januari s.d. 18 Januari 2011. Pelaksanaan penelitian ini menyesuaikan dengan jam pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Dalam Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Pada siklus

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2, Desember 2014 323 MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Wisnu D. Yudianto 1, Kamin Sumardi 2, Ega

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan motivasi

V. SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan motivasi 188 V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I, II,dan III dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan motivasi dan kemampuan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan 7 B A B II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan keterangan guru, berpikir, berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktifitas baik fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Menurut

Lebih terperinci

Sri Irawati Program Studi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP UNIB

Sri Irawati Program Studi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP UNIB UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERKULIAHAN DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Sri Irawati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil angket dan observasi pada kondisi awal sebelum diadakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran power point

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen, dan Tingkat Kesukaran 1. Instrumen soal Uji coba instrumen soal dilakukan pada 45 responden di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16 siswa putra dan

Lebih terperinci