PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, NET EKSPOR, KONSUMSI RUMAH TANGGA DAN AGRO INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA BARAT Oza Gesti Wahyuni 1, Nilmadesri Rosya 2, Rika Verawati 2 1 MahasiswaProgram Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat Ozagesti10@gmail.com ABSTRACT This research aims to analyze the influence of transformational leadership, job satisfaction, work motivation on employee performance with organizational commitment as intervening variable In the Office of Supervision and Service of Customs and Excise Type Madya B Teluk Bayur Padang force 2013. The results show that: 1) transformational leadership influence Positive and significant to organizational commitment which obtained by value coefficient of lane 0,252 and tcount 2,046> ttabel 1,6765. 2) job satisfaction has a positive and significant effect on organizational commitment which is obtained by coefficient value of 0,295 and tcount 2,367> ttabel 1,6765. 3) work motivation has a positive and significant effect on organizational commitment which is obtained by coefficient value of line 0,389 and tcount 3,147> ttabel 1,6765. 4) transformational leadership have a positive and significant effect on employee performance where obtained coefficient value of lane 0,349 and tcount 3,267> ttabel 1,6765. 5) job satisfaction has a positive and significant effect on employee performance where obtained by coefficient value of 0.283 and tcount 2,586> ttabel 1.6765. 6) work motivation has a positive and significant effect on employee performance where the value of coefficient of lane 0,355 and tcount 3,151> ttabel 1,6765. 7) organizational commitment has a positive and significant impact on employee performance where the value of coefficient of line 0,272 and titung 2,309> ttable 1,6765. Keywords: Transformational Leadership, Job Satisfaction, Work Motivation, Organizational Commitment, And Employee Performance. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu dan dapat dikaitkan juga sebagai keadaan kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi. Dalam analisis makro pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh satu negara diukur dari perimbangan pendapatan nasional rill yang dicapai satu negara. Seperti halnya di Sumatera Barat pada tahun 2016 memiliki prtumbuhan ekonomi paling tinggi di pertumbuhan nasional. Tingginya pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat ditopang oleh meningkatnya kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor antar daerah.pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran yang nyata dari dampak suatu kebijakan pembangunan ekonomi. Bagi daerah, khususnya untuk daerah Sumatera Barat, ditemukan kehidupan ekonomi dan kesenjangan sosial yang menuntut usaha yang sungguh-sungguh untuk mengatasinya, agar tidak berkelanjutan dan berkembang ke arah yang menimbulkan kecemburuan sosial. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi adalah dengan melihat total PDRB yang dicapai suatu negara atau daerah. PDRB Perkapita merupakan salah satu indikator untuk melihat besarnya rata-rata nilai output yang diterima oleh setiap penduduk dalam satu tahun dari hasil kegiatan perekonomian secara menyeluruh di suatu negara/daerah. PDRB Perkapita di Sumatera Barat mengalami kenaikan pada tahun 2001-2009,sedangkan pada tahun 2010 PDRB Sumatera Barat menurun, kemudian pada tahun 2011-2015 kembali mengalami kenainkan PDRB di Sumatera Barat. Terjadinya kenaikan atau penurunan PDRB mengindikasikan terjadinya kenaikan atau penurunan dalam proses produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Minat investor dalam menanamkan modalnya di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010-2015 menunjukan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. pertumbuhan tenaga kerja di Sumatera Barat juga masih berfluktuasi. Pada tahun 2008 angkatan kerja di Sumatera Barat merupakan angka terendah dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan
pada tahun 2015 angkatan kerja di Sumatera Barat merupakan angka tertinggi dan ini juga diikuti dengan tingginya angka produk domestic regional bruto di Sumatera Barat pada tahun 2015 yang merupakan angka tertinggi dibandingkan tahun sebelumnmya. pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan penduduk itu sendiri, sedangkan sebagaimana diketahui, PDRB perkapita tersebut merupakan hasil penghitungan antara total PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. nilai net ekspor perusahaan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai ekpor neto di Sumatera Barat mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Nilai ekspor tertinggi diperoleh oada tahun 2008 dengan nilai sebesar Rp20,893,727,843,102. Begitu juga dengan konsumsi rumah tangga selalu mengalamai peingkatan tia tahunnya. Kegiatan di sektor pertanian sangat berpeluang dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah, karena pada dasarnya pembangunan di sektorpertanian sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi suatu wilayah secara keseluruhan. Mengingat sektor pertanian dan sektor industri pengolahan berperan dalam pembentukan PDRB,sehinggadiperlukannya suatu integrasi antara sektor pertanian dengan sektor industri pengolahan yaitu melaluiagroindustri. Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi, di Sumatera Barat Tahun 2001-2015 No Tahun PDRB 1. 2001 Rp 23.727.373,93 2. 2002 Rp 24.840.187,76 3. 2003 Rp 26.146.781,63 4. 2004 Rp 27.578.136,56 5. 2005 Rp 29.159.480,57 6. 2006 Rp 30.949.945,10 7. 2007 Rp 32.912.968,59 8. 2008 Rp 35.176.632,42 9. 2009 Rp 36.683.238,68 10. 2010 Rp 28.860.187,68 11. 2011 Rp 111.679.492,97 12. 2012 Rp 118.724.424,67 13. 2013 Rp 125.940.634,27 14. 2014 Rp 133.316.072,65 15. 2015 Rp 140.529.151,11 Sumber : (BPS, 2017)
Menurut Sukirno (2005:15) pertumbuham ekonomi adalah sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat, sehingga pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dan perkembangan suatu perekonomian. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah asosiatif. Adapun objek dalam penelitian ini adalah Provinsi Sumatera Barat dengan rentang waktu 15 tahun. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan sebagai variabel terikat (Y), investasi (X1), tenaga kerja (X2), net ekspor (X3), konsumsi rumah tangga (X4) dan agroindustri (X5) Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. Skala pengukuran data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, skala yang berhubungan dengan pernyataan atau sikap seseorang terhadap sesuatu dengan interval penilaian untuk setiap jawaban responden 1-5. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini adalahberdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis pertama adalah diketahui koefisien regresi berganda pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah 0,053. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar0.4012 < 1,67 berarti H 0 ditolak dan H a diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis kedua adalahdiketahui koefisien tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi adalah 3.83 Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 3,658 > 1,67 berarti H 0 ditolak dan H a diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara tenaga kerja
terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi sumatera barat. pengujian hipotesis ketiga diketahui koefisien net ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi adalah 0,07. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 0,451 <1,67 berarti H 0 ditolak dan H a diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara net ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi sumatera barat. pengujian hipotesis keempat diketahui koefisien regresi berganda konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi adalah 0,103. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar t hitung 1,531 <1,67, berarti H 0 ditolak dan H a diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi di sumatera barat. pengujian hipotesis kelima diketahui koefisien regresi berganda pengaruh agroindustri terhadap pertumbuhan ekonomi adalah -0,305. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai prob 0.0283 < alpha 0.05 berarti Ho ditolak dan Ha di terima dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan antara agroindustri terhadap pertumbuhan ekonomiberdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis keenam diketahui koefisien jalur pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan (P YX3 ) adalah 0,355. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 3,151> dari t tabel 0,05 (1,6765), berarti H 0 ditolak dan H a diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerjakaryawankantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya B Teluk Bayur Padang. pengujian hipotesis ketujuh diketahui koefisien jalur pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan (P YX4 ) adalah 0,272. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung sebesar 2,309> dari t tabel 0,05 (1,6765), berarti H 0 ditolak dan H a
diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja karyawankantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya B Teluk Bayur Padang. KESIMPULAN 1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,252 dan t hitung sebesar 2,046> t tabel sebesar 0,046< 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak 2. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,295 dan t hitung sebesar 2,367> t tabel sebesar 1,6765 dengan nilai signifikan 0,022< 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak. 3. Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,389 dan t hitung sebesar 3,147> t tabel sebesar 0,003< 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak. 4. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karaywan. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,349 dan t hitung sebesar 3,267> t tabel sebesar 0,002< 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak. 5. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,283 dan t hitung sebesar 2,586> t tabel sebesar 1,6765 dengan nilai signifikan 0,013 < 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak. 6. Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,355 dan t hitung sebesar 3,151> t tabel sebesar 0,003< 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak.
7. Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,272 dan t hitung sebesar 2,309> t tabel sebesar 1,6765 dengan nilai signifikan 0,025< 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Suatu Pengantar Praktek. Rineka Cipta: Jakarta. Mathis R.L dan Jackson J.H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat Iskandar.2006.MetodePenelitian.Ban dung:alfabeta.