FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh: GITA FITRIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2 2

3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh,,, Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) Fax (0751) Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi 2.3 Dosen STKIP PGRI Sumbar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) pengaruh perubahan iklim secara parsial terhadap pendapatan petani karet. 2) pengaruh luas lahan secara parsial terhadap pendapatan petani karet. 3) pengaruh modal secara parsial terhadap pendapatan petani karet. 4) pengaruh tingkat pendidikan secara parsial terhadap pendapatan petani karet. 5) pengaruh perubahan iklim, luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan secara bersama-sama terhadap pendapatan petani karet di nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan perubahan iklim terhadap pendapatan petani karet, nilai t hitung 3,304>t tabel 1,974, petani lahan sempit t hitung 3,284> t tabel sebesar 1,998 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,134>t tabel 1,9837; (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara luas lahan terhadap pendapatan petani karet, t hitung > t tabel sebesar 1,974, petani lahan sempit t hitung 7,628> t tabel sebesar 1,998 dan petani lahan luas nilai t hitung 15,531>t tabel 1,9837; (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara modal terhadap pendapatan petani karett hitung 2.148>t tabel 1,974, petani lahan sempit t hitung 0,497<t tabel 1,998 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,531>t tabel 1,9837; (4) terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap pendapatan petani karet, t hitung 2,070<t tabel 1,974, petani lahan sempit t hitung 2,070<t tabel 1,998 dan petani lahan luas t hitung 2,074>t tabel 1,9837; (5) terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan iklim, luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan dimana nilai koefisien dengan F hitung pada petani keseluruhan >F tabel 2,6, F hitung pada petani lahan sempit 19,050>F tabel 2,77 dan F hitung pada petani lahan luas 69,315>F tabel 2,69. Kata Kunci: Perubahan Iklim, Luas Lahan, Modal, dan Tingkat Pendidikan. ABSTRACT This study aims to analyze 1) the effect of climate change is partially on the income of rubber farmers, 2) the impact of land partially on the income of rubber farmers, 3) the impact of capital partially on the income of rubber farmers, 4) the effect of educational level partially to farmers' income Rubber in Nagari Koto Baru Ampang Kuranji District of Dharmasraya. The results of data analysis showed that (1) there is a significant effect of climate change on farmers' income of rubber, tcount 3,304> t-table 1.974, thitung smallholders> t-table 1,998 and spacious land farmers tcount 2,134> ttabel1,9837; (2) a significant difference between the land area of the rubber farmers' income, thitung > ttable of 1.974, thitung smallholders> ttable 1,998 and spacious land farmers tcount > ttabel ; (3) a significant difference between the capital of the rubber farmers' income thitung 2148> ttable 1.974, thitung smallholders <ttable 1,998 and spacious land farmers tcount 2,531> ttabel ; (4) there is a significant relationship between the level of education of the rubber farmers' income, thitung 2,070 <ttable 1.974, thitung smallholders <ttable 1,998 and 2,074 farmers vast land thitung> ttabel ; (5) there is a significant relationship between climate change, land, capital and education level where the coefficient value to the farmer overall Fhitung > F table 2.6, Fhitung on smallholders > F table 2,77 and Fhitung on land farmers spacious > Ftabel Keywords:climatechange, land,capita, andeducational 3

4 PENDAHULUAN Karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-migas, pemasok bahan baku karet, dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan karet. Indonesia memiliki perkebunan karet terluas di dunia, pada tahun 2011 luas areal perkebunan karet Indonesia adalah sekitar 3,4 juta Ha dengan produksi mencapai 2,82 juta ton. Pada tahun 2011 produksi karet alam Indonesia memberikan kontribusi sebesar 31% dari total produksi karet alam dunia (9,9 juta ton). Meskipun Indonesia mempunyai areal terluas didunia, namun Indonesia masih merupakan produsen karet alam terbesar kedua setelah Thailand. Rendahnya produksi karet alam Indonesia antara lain disebabkan oleh sistem agribisnis karet yang belum optimal. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2011) mayoritas atau sebesar 87% perkebunan karet nasional merupakan perkebunan karet rakyat dengan produktivitas yang masih rendah akibat tingginya proporsi areal tanaman karet yang telah tua dan tidak produktif. Disamping itu adanya keterbatasan petani untuk menggunakan dan mendapatkan bibit unggulserta sarana produksi lainnya. Dari sisi pengolahan hasil dan pemasaran juga menunjukan kondisi yang belum optimal, dimana bahan olah karet rakyat (bokar) yang dihasilkan umumnya masih bermutu rendah. Pada sebagian lokasi harga yang diterima petani masih relatif rendah akibat kurang efisiennya sistem pemasaran. Pengembangan agribisnis karet Indonesia ke depan memerlukan perencanaan yang lebih terarah dengan sasaran yang lebih jelas serta mempertimbangkan berbagai permasalahan, peluang, dan tantangan yang sudah ada ataupun yang diperkirakan akan ada sehingga diharapkan akan dapat mewujudkan agribisnis karet yang berdaya saing dan berkelanjutan serta memberikan manfaat yang optimal bagi pelaku usahanya. Sesuai dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki Provinsi Sumatera Barat, pengembangan kegiatan perkebunan masih merupakan salah satu prioritas dalam proses pembangunan daerah. Kondisi alam yang subur, topografi yang mendukung serta pengalaman yang memadai merupakan modal dasar untuk pengembangan kegiatan perkebunan tersebut. Komoditi perkebunan mempunyai peranan yang sangat penting dalam aspek kehidupan masyarakat Provinsi Sumatera Barat baik ekonomi, sosial maupun ekologi. Dari aspek 4

5 ekonomi, perkebunan telah menghasilkan devisa negara. Dari aspek sosial perkebunan dapat mengatasi pengangguran dengan kemampuannya menyerap tenaga kerja. Sedangkan dari aspek ekologi mampu menjaga dan mempertahankan kelestarian alam. Beberapa komoditi perkebunan yang terdapat di Provinsi Sumatera Barat, salah satunya adalah perkebunan karet, Pada tahun 2011 produksi perkebunan karet di Provinsi Sumatera Barat yaitu sebesar ,00 ton. Perkebunan karet di Provinsi Sumatera Barat tersebar di beberapa Kabupaten dan kota, diantaranya Kabupaten Dharmasraya, Sijunjung, Pasaman, Solok Selatan dan Kabupaten/Kota lainnya. Perkebunan karet di Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu daerah yang mengembangkan karet cukup besar di Provinsi Sumatera Barat. Dilihat dari luas lahan pertanian, dengan luas lahan pertanian di Kabupaten Dharmasraya secara keseluruhan seluas Ha (33,52% dari luas wilayah). Lapangan pertanian yang dominan di Kabupaten Dharmasraya yaitu perkebunan (sawit dan karet) seluas Ha (31,02%). Lahan pertanian tanaman pangan lahan basah/persawahan seluas Ha (1,52%) yang terdiri atas lahan sawah beririgasi teknis dan lahan sawah tadah hujan dan lahan pertanian tanaman pangan lahan kering seluas Ha (1,03%) (sumber: Peta Digitasi Citra Spot 5 Provinsi Sumbar Tahun 2011). Kabupaten Dharmasraya memiliki sebelas Kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Koto Baru dengan lahan pertanian yang dimiliki oleh Kecamatan Koto Baru pada umumnya di dominasi oleh perkebunan sawit dan karet. Pada tahun 2014 tercatat luas perkebunan karet sebesar 6794,5 Ha dan luas perkebunan sawit sebesar 1854,3 Ha. Sedangkan kelapa sebesar 155 Ha, kopi sebesar 7,5 Ha, kulit manis sebesar 30 Ha, pinang sebesar 14,5 Ha dan coklat sebesar 298,78 Ha. (sumber: Kecamatan Koto Baru dalam Angka 2014). Kecamatan Koto Baru dengan luas wilayah 488,19 Ha memiliki 4 jumlah nagari dan 26 jumlah jorong, salah satunya nagari Ampang Kuranji dengan jumlah jorong 4 yang didominasi oleh perkebunan karet dan sebagian besar penduduk di Nagari Ampang Kuranji bekerja sebagai petani karet. Selain itu, pendapatan paling besar diperoleh oleh penduduk Ampang Kuranji berasal dari perkebunan karet. (sumber: Kecamatan Koto Baru, 2012). 5

6 Tabel 1: Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Dharmasraya Tahun No Uraian Indeks harga yang diterima petani (it) 105,11 103,52 2 Indeks harga yang dibayar petani (ib) 102,99 102,56 3 Nilai Tukar Petani (NTP) 101,95 101,02 Sumber : Nilai Tukar Petani Kabupaten Dharmasraya, 2014 Dari tabel 2 indeks nilai tukar petani (NTP) sebesar 101,02 persen pada tahun 2013 menunjukkan bahwa kesejahteran petani pada tahun 2013 menurun dibandingkan dengan tahun 2012 sebagai tahun dasar. Dari nilai NTP petani kabupaten Dharmasraya pada dasarnya sudah mampu mencukupi kebutuhan faktor produksi pertanian dan konsumsi sehari-hari dari hasil usaha petani, namun petani sering mengalami rendahnya pendapatan. Menurut Adji, dkk (2007:165) Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, dan laba; termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun. Dalam analisis ekonomi mikro, istilah pendapatan menunjuk pada aliran penghasilan dari penyediaan faktor-faktor produksi untuk periode tertentu. Menurut Adji, dkk (2004:16) pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata untuk masingmasing penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan pendapatan perkapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani karet yang ada di nagari Ampang Kuranji kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasrayayang terdiri dari 275 Kepala Keluarga (KK). dan jumlah responden penelitian ini adalah sebanyak 172 orang petani karet. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel pendapatan sebagai variabel terikat(y), perubahan iklim (X1), luas lahan (X2), modal (X3), dan tingkat pendidikan (X4) sebagai variabel bebasnya. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. HASIL PENELITIAN Deskripsi Variabel Pendapatan (Y) Pendapatan adalah hasil dari rata-rata penerimaan dikurangi dengan rata-rata pengelauran dalam satu bulan yang responden bisa dapatkan setiap bulannyapada responden karet di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 6

7 pendapatan responden dari hasil karet setiap bulannya paling banyak adalah yaitu (31,4%) responden dan paling sedikit adalah yaitu (0,6%) responden dengan rata-rata pendapatan , pendapatan tertinggi dan terendah Deskripsi Variabel Perubahan Iklim (X1) Perubahan iklim terhadap pendapatan petani karet dalam hal ini adalah lama hari hujan.perubahan iklim paling banyak terjadi yaitu selama 5 hari hujan yang disampaikan oleh 94,2% responden dan paling sedikit selama 4 hari hujan dengan jumlah responden 0,6% dan rata-rata perubahan iklim terjadi selama 5 hari hujan. Deskripsi Variabel Luas Lahan (X2) Luas lahan dalam penelitian ini adalah luas tanam karet per kecamatan padapetani karet di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. luas lahan responden paling luas adalah 2 Ha pada 40,1% responden dan paling sedikit adalah 3,5 Ha yaitu 0,6% responden dan rata-rata luas lahan responden adalah 1,9 Ha yaitu hanya 1 orang (0,6%) responden dan rata-rata modal petani yaitu dan modal terendah adalah dan tertinggi Modal dengan jumlah hannya digunakan untuk membeli bibit dan tidak digunakan untuk pembelian pupuk, upah, dan pestisida.selain dari jumlah modal digunakan untuk pembelian bibit, pupuk, upah, dan pestisida. Deskripsi Variabel Tingkat Pendidikan (X4) Pendidikan dalam hal ini adalah pengalaman pelatihan yang pernah diikuti respondenkaret di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya dengan sampel penelitian sebanyak 172 responden. pengalaman pelatihan responden seperti pelatihan pembibitan, perawatan, penanaman dan pemupukan paling banyak adalah 7 kali pelatihan yaitu sebanyak 26,2% responden dan paling sedikit 10 kali pelatihan hanya ada 1 orang responden dan rata-rata petani pernah mengikuti pelatihan yaitu 6 kali. Pelatiahan itu diadakan oleh dinas pendidikan kabupaten Dharmasraya. Deskripsi Variabel Modal (X3) Modal dalam penelitian ini adalah biaya input seperti biaya bibit dan pupuk dalam satu bulanpada responden karet di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. modal petani tertinggi adalah yaitu sebanyak 63,4% responden dan paling rendah adalah 5

8 Konstanta dan Variabel Bebas Konstanta (a) Tabel 2: Hasil Analisis Regresi Berganda Koefisien Regresi Petani Pendapatan (Y) Koefisien Regresi (Sempit) 3,2436 2,740 Koefisien Regresi (Luas) 5,102 Perubahan iklim (X1) , , ,524 Luas lahan (X2) 1,9246 2,133 2,015 Modal (X3) Pendidikan (X4) , , ,758 Sumber: Olahan Data Primer, 2016 Dari model persamaanregresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa pendapatan petani keseluruhan nilai konstanta sebesar , lahan sempit 2,74 dan lahan luas yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari variable perubahan iklim, luas lahan, modal, dan pendidikan petani maka pendapatan petani keseluruhan telah mencapai , lahan sempit 2,74 dan lahan luas Nilai koefisien regresi perubahan iklim sebesar ,400, lahan sempit ,444 dan lahan luas ,524. Hal ini berarti adanya pengaruh negatif perubahan iklim terhadap pendapatan, apabila perubahan iklim menurun sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar ,400, lahan sempit ,444 dan lahan luas ,524 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Nilai koefisien regresi luas lahan sebesar , lahan sempit 2,133 dan lahan luas 2,015. Hal ini berarti adanya pengaruh luas lahan terhadap pendapatan, apabila luas lahan meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar ,lahan sempit 2,133 dan lahan luas 2,015 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Nilai koefisien regresi modal petani keseluruhan sebesar 1.818, petani lahan sempit 0,368 dan petani lahan luas 3,969. Hal ini berarti adanya pengaruh modal terhadap pendapatan, apabila modal meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 1.818, petani lahan sempit 0,368 dan petani lahan luas 3,969dalam setiap satuannya. Nilai koefisien regresi pendidikan petani keseluruhan sebesar , petani lahan sempit ,131 dan petani lahan luas ,758. Hal ini berarti adanya pengaruh pendidikan terhadap pendapatan, apabila 6

9 pendidikan meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar , petani lahan sempit ,131 dan petani lahan luas ,758dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Tabel 3: Hasil Analisis Koefisien Determinasi Petani R 2 Petani Keseluruhan 0,838 Petani Lahan Sempit 0,551 Petani Lahan Luas 0,735 Berdasarkan nilai R square pada petani keseluruhansebesar 0,838 yang artinya 83,8% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (perubahan iklim, luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan) sedangkan sisanya sebesar 16,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. Berdasarkan nilai R square pada petani lahan sempitsebesar 0,551 yang artinya 55,1% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (perubahan iklim, luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan) sedangkan sisanya sebesar 44,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. Berdasarkan nilai R square pada petani lahan luassebesar 0,735 yang artinya 73,5% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (perubahan iklim, luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan) sedangkan sisanya sebesar 26,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu uji t (parsial) dan uji F (simultan). 7

10 Tabel 4: Uji Hipotesis Konstanta Pendapatan (Y) dan Variabel Keseluruhan Lahan Luas Lahan Sempit Bebas t Sig t Sig t Sig Konstanta (a) Perubahan iklim (X1) Luas lahan (X2) Modal (X3) Pendidikan (X4) F hitung 216,722 19,050 69,315 Sig 0,000 0,000 0,000 Sumber: Olahan Data Primer, 2016 a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh negatif antara perubahan iklim (X 1 ) terhadap pendapatan (Y) petani keseluruhan dengan nilai t hitung 3,304>t tabel 1,974 dan nilai signifikan 0,001 <0,05, petani lahan sempit t hitung 3,284> t tabel sebesar 1,998 sedangkan nilai signifikan 0,002<0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,134>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,035<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara perubahan iklim terhadap pendapatan petani karet lahan sempit dan luas di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh positif antara luas lahan (X 2 ) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai t hitung > t tabel sebesar 1,974 nilai signifikan 0,000<0,05, petani lahan sempit t hitung 7,628> t tabel sebesar 1,998 sedangkan nilai signifikan 0,000<0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 15,531>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,000<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara luas lahan terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh positif antara modal (X 3 ) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai t hitung 2.148>t tabel 1,974, nilai signifikan 0,033<0,05, petani lahan sempit t hitung 0,497<t tabel sebesar 1,998 nilai signifikan 0,621>0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,531>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,013<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara modal terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan H a ditolak dan H 0 diterima artinya tidak terdapat 8

11 pengaruh modal dengan pendapatan petani pada lahan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. d. Hipotesis 4, terdapat pengaruh positif antara pendidikan (X 4 ) terhadap pendapatan (Y) dengan t hitung sebesar 2.076> t tabel sebesar 1,974 sedangkan nilai signifikan 0,039<0,05, petani lahan sempit t hitung 1,373<t tabel sebesar 1,998 nilai signifikan 0,1751>0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,074>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,041<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pendidikan terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan H a ditolak dan H 0 diterima artinya tidak terdapat pengaruh pendidikan dengan pendapatan pada lahan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. F hitung pada petani keseluruhan >F tabel 2,6 dan nilai signifikan 0,000<0,05, F hitung pada petani lahan sempit 19,050>F tabel 2,77 dan nilai signifikan 0,000<0,05 dan F hitung pada petani lahan luas 69,315>F tabel 2,69 dan nilai signifikan 0,000<0,05 Hal ini berarti H 0 ditolak dan H a diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan iklim. Luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan secara stimultan berpengaruh terhadap pendapatan petani karet pada lahan sempit dan lahan luas di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh antara perubahan iklim (X 1 ) terhadap pendapatan (Y) dengan Nilai koefisien regresi perubahan iklim sebesar ,400, lahan sempit ,444 dan lahan luas ,524. Hal ini berarti adanya pengaruh negatif perubahan iklim terhadap pendapatan, apabila perubahan iklim menurun sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar ,400, lahan sempit ,444 dan lahan luas ,524 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai t hitung 3,304>t tabel 1,974 dan nilai signifikan 0,001 <0,05, petani lahan sempit t hitung 3,284> t tabel sebesar 1,998 sedangkan nilai signifikan 0,002<0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,134>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,035<0,05berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara perubahan iklim terhadap pendapatan petani karet lahan sempit dan luas di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 2. Terdapat pengaruh antara luas lahan (X 2 ) terhadap pendapatan (Y) dengan Nilai koefisien regresi luas lahan sebesar , lahan sempit 2,133 dan lahan luas 2,015. Hal ini berarti adanya pengaruh luas lahan terhadap pendapatan, apabila luas lahan 9

12 meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar , lahan sempit 2,133 dan lahan luas 2,015 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai t hitung > t tabel sebesar 1,974 nilai signifikan 0,000<0,05, petani lahan sempit t hitung 7,628> t tabel sebesar 1,998 sedangkan nilai signifikan 0,000<0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 15,531>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,000<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara luas lahan terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 3. terdapat pengaruh antara modal (X 3 ) terhadap pendapatan (Y) dengan Nilai koefisien regresi modal petani keseluruhan sebesar 1.818, petani lahan sempit 0,368 dan petani lahan luas 3,969. Hal ini berarti adanya pengaruh modal terhadap pendapatan, apabila modal meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 1.818, petani lahan sempit 0,368 dan petani lahan luas 3,969 dalam setiap satuannya dan nilai t hitung 2.148>t tabel 1,974, nilai signifikan 0,033<0,05, petani lahan sempit t hitung 0,497<t tabel sebesar 1,998 nilai signifikan 0,621>0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,531>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,013<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara modal terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan H a ditolak dan H 0 diterima artinya tidak terdapat pengaruh modal dengan pendapatan petani pada lahan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 4. terdapat pengaruh antara pendidikan (X 4 ) terhadap pendapatan (Y) dengan Nilai koefisien regresi pendidikan petani keseluruhan sebesar , petani lahan sempit ,131 dan petani lahan luas ,758. Hal ini berarti adanya pengaruh pendidikan terhadap pendapatan, apabila pendidikan meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar , petani lahan sempit ,131 dan petani lahan luas ,758 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai t hitung 2,070<t tabel sebesar 1,974 signifikan 0,039<0,05, petani lahan sempit t hitung 2,070<t tabel sebesar 1,998 nilai signifikan 0,1751>0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,074>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,041<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pendidikan terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan H a ditolak dan H 0 diterima artinya tidak terdapat pengaruh pendidikan dengan pendapatan pada lahan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 10

13 5. Terdapat pengaruh antara perubahan iklim, luas lahan, modal dan pendidikan terhadap pendapatan (Y) denganf hitung pada petani keseluruhan >F tabel 2,6 dan nilai signifikan 0,000<0,05, F hitung pada petani lahan sempit 19,050>F tabel 2,77 dan nilai signifikan 0,000<0,05 dan F hitung pada petani lahan luas 69,315>F tabel 2,69 dan nilai signifikan 0,000<0,05 Hal ini berarti H 0 ditolak dan H a diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan iklim. Luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan secara stimultan berpengaruh terhadap pendapatan petani karet pada lahan sempit dan lahan luas di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya Saran Berdasarkan hasil dari penelitian, Penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan yang ditunjukan kepada petani karet. 1. Variabel perubahan iklim. Disarankan kepada para petani agar memanfaatkan semaksimal mungkin musim panas untuk melakukan panen karet, karena pada musim penghujan, petani tidak bermasalah terhadap pendapatan. 2. Variabel luas lahan. Diharapkan kepada petani lahan sempit untuk bisa mengolah lahan yang sempit tersebut dalam penanaman karet bisa meningkatkan pendapatan dengan cara pemberian pupuk yang bertahap sehingga getah yang dihasilkan bisa lebih banyak. 3. Variabelmodal, disarankan kepada petani karet baik pada lahan sempit dan luas untuk menambah modal pada pengelolaan karet untuk perawatan dan pembersihan ladang dari ganggguan tanaman lainnya dengan cara pemberian pupuk yang lebih bagus dan juga memanfaatkan pupuk organik yang ada disekitar tempat tinggal, sehingga hasil panen karet tersebut bisa menignkatkan pendapatan petani. 4. Variabeltingkat pendidikan. Diharapkan kepada para petani karet untuk meningkatkan pengalaman pendidikan pada pertanian karet dengan mencari informasi sebanyak mungkin tentang pemakaian pupuk, cara panen yang baik dan benar agar tidak melukai batang karet sehingga pengalaman pelatiahn tersebut bisa menjadi manfaat dalam peningkatan pendapatan petani karet. Daftar Pustaka Adji, Wahyu, dkk Ekonomi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama. Adji, Wahyu, dkk Ekonomi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Riduwan Metode dan Teknik Penyusunan:Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. 11

14 Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta 12

JURNAL. Oleh : YULISA NPM

JURNAL. Oleh : YULISA NPM PENGARUH UPAH TENAGA KERJA, HARGA JUAL, LUAS KEBUN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh : YULISA NPM.

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: JELLY SASTRA PIKA 12090038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SILAUT KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: GUSNITA NPM. 12090025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH

Lebih terperinci

ABSTRACT. Nisha Selvia 1, Ansofino 2, Putri Meliza Sari 2.

ABSTRACT. Nisha Selvia 1, Ansofino 2, Putri Meliza Sari 2. PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, HARGA JUAL, LUAS LAHAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI 4 NAGARI KAMBANG KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Nisha Selvia 1, Ansofino 2, Putri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 15 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang

Lebih terperinci

GUSMA YELVI NIM

GUSMA YELVI NIM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI KARET DI KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pedidikan (Strata 1) GUSMA YELVI NIM. 12090053

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH LUAS LAHAN, PERUBAHAN IKLIM, TENAGA KERJA DAN MODAL KERJA TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh : Muharani 1, Yolamalinda 2, Yosi Eka Putri 2 1

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL

PENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL PENGARUH MODAL, LUAS KOLAM, DAN PENGALAMAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI IKAN AIR TAWAR DI NAGARI TARUANG- TARUANG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL Oleh : SISKA JULISA NPM. 11090056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

JURNAL OLEH : WATI WIJAYA NPM

JURNAL OLEH : WATI WIJAYA NPM PENGARUH MODAL,TENAGA KERJA DAN PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI DESA LIMBUR BARU KECAMATAN LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI JURNAL OLEH : WATI WIJAYA NPM.12090056

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF, PENGAWASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF, PENGAWASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT JURNAL 1 PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF, PENGAWASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT JURNAL Jurnal ini disusun berdasarkan skripsi untuk wisuda tahun

Lebih terperinci

Keywords: Poor Families Income, Education, Age, Outpouring Working Hours and The Quantity Of Dependent

Keywords: Poor Families Income, Education, Age, Outpouring Working Hours and The Quantity Of Dependent PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, USIA, CURAHAN JAM KERJA DAN JUMLAH TANGGUNGAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA MISKIN PADA MASYARAKAT NAGARI SUNGAI LANSEK KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG Febriadi,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH EFIKASI DIRI, PERAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MINAT SISWA KELAS XI MEMILIH JURUSAN IPS PADA SMAN 3 LENGAYANGKABUPATEN PESISIR SELATAN Fitratul Husnah 1, Yolamalinda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Income Of Rice Farmers, Climate Change, Production, Price, Education Level.

ABSTRACT. Keywords: Income Of Rice Farmers, Climate Change, Production, Price, Education Level. PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, PRODUKSI, HARGA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAPPENDAPATAN PETANI PADIDI NAGARI TIGO JANGKO KECAMATAN LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR Arif Rahmansyah 1,Ansofino 2, Wati 2 Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU, SARANA PRASARANA, DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana BAB I. PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pembangunan pedesaan merupakan pembangunan yang berbasis desa dengan mengedepankan seluruh aspek yang terdapat di desa termasuk juga pola kegiatan pertanian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : YULIA

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1) Wahyuli Jasvita

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1) Wahyuli Jasvita Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru, Disiplin Belajar Siswa, Fasilitas Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP N 1 Batang Anai JURNAL Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALYSIS EFFECT OF INPUT PRODUCTION FOR CASSAVA FARMING IN SUKASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan

Lebih terperinci

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN Ika Lis Mariatun STKIP PGRI Bangkalan Abstrak Faktor produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH PEMANFAATAN LKS, MINAT BACA, KREATIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM Delni Fitri Dewi

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL Oleh: FITRIA CANDRA 11090208 PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TUMPANGSARI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA MUNDUKTEMU KABUPATEN TABANAN. Ni Putu Evi Windasari Made Kembar Sri Budhi

ANALISIS PENGARUH TUMPANGSARI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA MUNDUKTEMU KABUPATEN TABANAN. Ni Putu Evi Windasari Made Kembar Sri Budhi E-Jurnal EP Unud, 2 [5] : 254-259 ISSN: 2303-0178 ANALISIS PENGARUH TUMPANGSARI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA MUNDUKTEMU KABUPATEN TABANAN Ni Putu Evi Windasari Made Kembar Sri Budhi Jurusan Ekonomi

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, KESIAPAN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS Yessi Andriani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produk tanaman perkebunan pada umumnya berorientasi ekspor dan diperdagangkan pada pasar internasional, sebagai sumber devisa. Disamping sebagai sumber devisa, beberapa

Lebih terperinci

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG E-JURNAL YENI AZIKA 11090064 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN PENDAPATAN NASABAH TERHADAP PENYALURAN KREDIT DI PT

PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN PENDAPATAN NASABAH TERHADAP PENYALURAN KREDIT DI PT PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN PENDAPATAN NASABAH TERHADAP PENYALURAN KREDIT DI PT. BANK PERKREDITAN RAKYAR (BPR) PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA E-JURNAL Diajukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka

Lebih terperinci

p,tl Padang, Sepfember 2016 HALAMAN PENGESAHAN JURNAL

p,tl Padang, Sepfember 2016 HALAMAN PENGESAHAN JURNAL PENGARUH HARGA SAWIT, JUMLAH PRODUKSI, KONSUMSI RT, TABUNGAN RT, DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT JURNAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha perkebunan mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan

I. PENDAHULUAN. usaha perkebunan mendukung kelestarian sumber daya alam dan lingkungan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perkebunan telah lama diusahakan oleh masyarakat Sumatera Barat yang berkaitan langsung dengan aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Dari aspek ekonomi, usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH 56 Intan Alkamalia 1, Mawardati 2, dan Setia Budi 2 email: kamallia91@gmail.com ABSTRAK Perkebunan

Lebih terperinci

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA PGRI 4 PADANG JURNAL

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA PGRI 4 PADANG JURNAL PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI DI SMA PGRI 4 PADANG JURNAL Oleh: TUTI SEPTIANA NPM.11090062 PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN EKONOMI SEKOLAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja

Lebih terperinci

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI 1 PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Desi Gustina 1, Rina Selva Johan 2, Riadi Armas 3 Email : desi.dc98@gmail.com/085365048785

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati* ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA Mawardati* ABSTRACT This research was conducted at the betel palm farming in Sawang subdistrict,

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) YESI MAIZURLIANTI

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) YESI MAIZURLIANTI PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN, FASILITAS BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII DI SMA N 12 SIJUNJUNG JURNAL Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JURNAL Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh Diklat terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini

BAB II METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh Diklat terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif, adapun metode asosiatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

Tabel 7. Hasil Uji Validitas. Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas No. Variabel R alpha Nilai kritis

Tabel 7. Hasil Uji Validitas. Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas No. Variabel R alpha Nilai kritis PENGARUH KOMPETENSI GURU, LINGKUNGAN KERJA, KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 PADANG GANTING DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING,, Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi nasional abad ke- 21, masih akan tetap berbasis pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah memberikan kontribusi

Lebih terperinci

Keywords: Teaching Experience, Work Motivation, Work Culture, And Infrastructur PENDAHULUAN

Keywords: Teaching Experience, Work Motivation, Work Culture, And Infrastructur PENDAHULUAN PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, MOTIVASI KERJA, BUDAYA KERJA, DAN SARANA PRASARANA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 30 PADANG Nora Indah Sari Dewi 1, Yolamalinda 2, Rika Verawati 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL.

PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL. PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL Oleh : BEBI MARTIKA NPM.11090318 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Nama : Anak Agung Irfan Alitawan NIM : 1306105136 Abstrak Sektor Pertanian merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI KARET DI NAGARI GUGUK KECAMATAN 2 X 11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI KARET DI NAGARI GUGUK KECAMATAN 2 X 11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK PETANI KARET DI NAGARI GUGUK KECAMATAN 2 X 11 KAYU TANAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh Riza Okvi Yenni 1, Sri Maryati 2, Yolamalinda 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) Monika M.S.Hutagalung 1), Luhut Sihombing 2) dan Thomson Sebayang 3) 1) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT PENGARUH MINAT MEMILIH SEKOLAH, LINGKUNGAN KELUARGA, FASILITAS BELAJAR DAN PENGETAHUAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP KEPUTUSAN SISWA MEMILIH SMK NEGERI 4 PADANG Dian Eri Susanti 1, Yolamalinda 2, Rika Verawati

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PEMBUATAN GULA MERAH DI KECAMATAN SUKAMAJU RUSMIATI, SAMSUL BACHRI, RISMAWATI ABSTRAK

ANALISIS USAHA PEMBUATAN GULA MERAH DI KECAMATAN SUKAMAJU RUSMIATI, SAMSUL BACHRI, RISMAWATI ABSTRAK ANALISIS USAHA PEMBUATAN GULA MERAH DI KECAMATAN SUKAMAJU RUSMIATI, SAMSUL BACHRI, RISMAWATI ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis usaha pembuatan gula merah di Kecamatan Sukamaju.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan pertanian, dalam pemenuhan kebutuhan hidup sektor ini merupakan tumpuan sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA PGRI 4 PADANG JURNAL

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA PGRI 4 PADANG JURNAL PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA PGRI 4 PADANG JURNAL Oleh: FANI DAYANTI 11090156 PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG (Studi Kasus: Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kuta Limbaru, Kabupaten Deli Serdang) Amanda Rizka Nabilla *), Rahmanta Ginting **) dan Sinar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pertambahan penduduk Indonesia setiap tahunnya berimplikasi pada semakin meningkatkan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan pokok manusia. Ketiadaan pangan dapat disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Barat memiliki potensi cukup besar di bidang perkebunan, karena didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai untuk komoditi perkebunan. Beberapa

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Class Management, Use Of Instructional Media, How To Learn

ABSTRACT. Keywords: Class Management, Use Of Instructional Media, How To Learn PENGARUH PENGELOLAAN KELAS, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 LUHAK NAN DUOKABUPATEN PASAMAN BARAT Eka

Lebih terperinci

JURNAL. Reni

JURNAL. Reni PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL Reni 11090298 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI 10090147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK dan PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH (Studi Kasus Mahasiswi STKIP PGRI Sumatera Barat Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi) JURNAL Oleh:

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 16 PADANG JURNAL

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 16 PADANG JURNAL PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 16 PADANG JURNAL Oleh: DEDI DIANTO NPM: 10090074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab. Deli Serdang) Faoeza Hafiz Saragih* Khairul Saleh Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Secara umum posisi sektor perkebunan dalam perekonomian nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang cukup besar di dunia. Pada masa zaman pemerintahan Hindia-Belanda, Indonesia merupakan negara terkenal yang menjadi pemasok hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Di mana kondisi geografis yang berada di daerah tropis dengan iklim, tanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

KAJIAN DAMPAK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. ABSTRAKSI Rita Yani lyan, Yusbar Yusuf Susi Lenggogeni

KAJIAN DAMPAK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. ABSTRAKSI Rita Yani lyan, Yusbar Yusuf Susi Lenggogeni KAJIAN DAMPAK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI ABSTRAKSI Rita Yani lyan, Yusbar Yusuf Susi Lenggogeni Kajian ini memfokuskan pada peran dan kontribusi perkebunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional, karena sektor ini menyerap sumber daya manusia yang paling besar dan merupakan

Lebih terperinci

E_JURNAL. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (S1) NURSYAMSI

E_JURNAL. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (S1) NURSYAMSI PENGARUH KREATIVITAS GURU, PERHATIAN ORANG TUA, FASILITAS SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA KELAS X DI SMKN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN E_JURNAL Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK, WORD OF MOUTH, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR BEKAS HONDA BEAT PADA DEALER YAN MOTOR KOTA SOLOK

PENGARUH KUALITAS PRODUK, WORD OF MOUTH, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR BEKAS HONDA BEAT PADA DEALER YAN MOTOR KOTA SOLOK PENGARUH KUALITAS PRODUK, WORD OF MOUTH, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR BEKAS HONDA BEAT PADA DEALER YAN MOTOR KOTA SOLOK Kiki Karmila 1, Rizky Natassia 2, Sri Wahyuni 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh bagi

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN (FARMER CAPITAL POTENCIES FOR REPLANTING RUBBER PLANTATION IN MUSI RAWAS REGENCY SOUTH SUMATERA) Maya Riantini

Lebih terperinci

Keywords: Production Costs, Land Area, The Number Of Labor, and Work Experience

Keywords: Production Costs, Land Area, The Number Of Labor, and Work Experience PENGARUH BIAYA PRODUKSI, LUAS LAHAN, JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PENDAPATAN PELAKU PEMBUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI DANAU MANINJAU KABUPATEN AGAM Septila Yunisa¹, Yola Malinda²,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTO-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI SAWAH DESA SETIRIS KECAMATAN MUARO SEBO KABUPATEN MUARO JAMBI

ANALISIS FAKTO-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI SAWAH DESA SETIRIS KECAMATAN MUARO SEBO KABUPATEN MUARO JAMBI ANALISIS FAKTOFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI SAWAH DESA SETIRIS KECAMATAN MUARO SEBO KABUPATEN MUARO JAMBI Sudirman Hasminidiarty Abstract The economic structure of Jambi Province is characterized

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : RITNA GUSLIAH

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : RITNA GUSLIAH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGARUH METODE MENGAJAR GURU,PENGELOLAAN KELAS, FASILITAS DI SEKOLAH DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 RAO

Lebih terperinci

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo 1 Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo (Analysis Of Onion Farming in Village Sumberkledung Tegalsiwalan Sub-District District Probolinggo )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao memegang peranan penting dalam hal pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Komoditas ini memberikan kontribusi terhadap pendapatan devisa negara, pengadaan lapangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun, komoditas ini juga memberikan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha) 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor pertanian khususnya di sektor perkebunan. Sektor perkebunan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap produk

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL, POTENSI DIRI, LINGKUNGAN NON SOSIAL, KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADAMATA KULIAH EKONOMETRIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI STKIP PGRI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi 1.1. Latar Belakang Upaya pemenuhan kebutuhan pangan di lingkup global, regional maupun nasional menghadapi tantangan yang semakin berat. Lembaga internasional seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO)

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus: Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat) Ade Rezkika Nasution*),

Lebih terperinci

Diana Nainggolan

Diana Nainggolan ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK, HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH DALAM KEMASAN SIAP MINUM MEREK TEH BOTOL SOSRO. (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PEMBERIAN REWARD DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SOLOK SELATAN Eti Andriani 1, Mareta Kemala Sari 2, Erita 2 1

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI, MOTIVASI BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Rani

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).

PENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004). PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya

Lebih terperinci