BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP NEGERI 1 NGABLAK Kabupaten Magelang. Subjek penelitian ini diambil dari siswa kelas VIII B 30 siswa. Peneliti fokus pada siswa yang banyak mengalami hambatan yaitu 7 siswa yang mengalami hambatan komunikasi antar pribadi. oleh karena itu perlu adanya suatu layanan yang membantu untuk meningkatkan komunikasi antar siswa. Identitas subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. sebagai berikut: Tabel 4.1. Identitas Subjek Penelitian Usia Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 13 tahun 9 12 21 14 tahun 4 3 7 15 tahun 2 0 2 Jumlah 15 15 30 Dari tabel subjek, siswa yang berumur 13 tahun laki-laki ada 9 siswa, perempuan ada 12 siswa. Sedangkan untuk umur 14 tahun laki-laki ada 4 siswa, perempuan 3 siswa dan umur 15 tahun laki-laki ada 2 siswa. Sehingga semua siswa ada 30 4.2.Pelaksanaan Penelitian Proses pengumpulan data dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pretest dan posttest. Pretest dilakukan pada bulan Juli 2012 minggu ketiga dengan bimbingan kelas. Pada kegiatan ini penulis memberikan materi tentang peningkatan komunikasi, dalam 22
pemberian materi terjadi tanya jawab kemudian siswa disuruh mengisi skala sikap untuk mengetahui berapa siswa yang mengalami hambatan, penulis juga wawancara dengan guru Bk. Setelah diketahui ada siswa kurang terampil dalam komunikasi antar pribadi perlu diberikan tindakan layanan bimbingan kelas dengan menggunakan bimbingan kelompok pada siklus I. Siklus II dilakukan untuk layanan lanjutan apabila pada siklus I sudah berhasil maka pada siklus II dilakukan sebagai pemantapan. Pengumpulan data menggunakan observasi dan skala sikap selama tindakan siklus I dan siklus II berlangsung. Pada observasi awal, terdapat 7 siswa dari 30 siswa yang kurang terampil dalam berkomunikasi. Oleh karena itu penulis memberikan layanan bimbingan kelompok pada siklus I dan tindakan lanjutan sebagai pemantapan pada siklus II. 4.3. Hasil Penelitian Pada kegiatan layanan bimbingan klasikal ini terdapat 2 siklus yang terdiri dari 8x pertemuan pada siklus I dan 1x pertemuan pada siklus II. Adapun kegiatan dan hasil PTBK diuraikan sebagai berikut: 1. Sebelum Siklus Sebelum siklus I siswa belajar sesuai dengan tuntunan guru bimbingan dan konseling. Di dalam pembelajaran tersebut 7 siswa (23,3%) dari 30 siswa kurang terampil dalam berkomunikasi antar pribadi. Saat penulis pertama kali masuk kelas sebagian siswa tidak banyak bicara dan cenderung diam, hanya ada sebagian siswa yang perilakunya kurang baik. Kemudian penulis melakukan observasi sebelum memberikan tindakan layanan, yang kemudian diperoleh hasil pretest. Sebelum tindakan siklus I dilaksanakan, penulis memperoleh data dari hasil pretest yang dilakukan dengan observasi, wawancara dengan guru Bk dan dari hasil 23
skala sikap terhadap siswa SMP N1 Ngablak kelas VIII B dengan hasil sebagai berikut Tabel 4.2. Hasil pretest NO NAMA HAMBATAN 1 Rynh Tidak terbuka 2 Khsnh Tidak berani berpendapat 3 Jwnt Malu mengungkapkan pendapat 4 Rhmyt Ragu-ragu untuk bertanya 5 Khlmtul Tidak PD 6 M nr f Takut salah 7 Stvns Tidak terbuka Hasil skala sikap pada saat dilakukan pretest Kategori Frekuency Percent Sangat tinggi 3 10% Tinggi 20 66,6 % Rendah 7 23,3% Sangat rendah 0 0 Total 30 100 Dari data pretest pada tabel 4.2 menunjukkan kriteria 7 siswa kurang terampil dalam berkomunikasi antar pribadi dengan beberapa hambatan yang dialaminya, sedangkan pada tabel hasil skala sikap 10% siswa tingkat komunikasinya sangat tinggi, 66,6% tinggi, 23,3% rendah. Sehingga dengan hasil yang diperoleh akan diberikan tindakan layanan bimbingan kelas menggunakan layanan bimbingan kelompok pada siklus I dan pemantapan pada siklus II. 2. Siklus I Siklus I terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Masing-masing tahap dalam PTBK ini diuraikan sebagai berikut: a. Perencanaan tindakan Perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan 5 satuan layanan dengan 5 topik. Adapun satuan layanan yang dilakukan adalah sebagai berikut: No Topik masalah Materi layanan 24
1 Meningkatkan kepercayaan Mengendarai Mobil diri 2 Mengatasi Kecemasan latihan memasang tali sepatu 3 Melatih terbuka jendela johari sungai kehidupan siapa aku? 4 Berpikir positif bergerak dan berhenti 5 Takut salah perkenalan tanpa kata dua huruf sama) Kemudian penulis melanjutkan dengan kegiatan permainan dalam kelompok. Pada kegiatan berikutnya siswa melakukan tanya jawab seputar kegiatan yang sudah dilakukan. setelah itu siswa diberikan layanan tindakan bimbingan kelompok, kemudian sebagai evaluasi siswa diminta mengungkapkan kembali tujuan dan manfaat dari kegiatan permainan tersebut b. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan mengikuti 5 satuan layanan denga topik (cara mengatasi kecemasan, berpikir positif, melatih terbuka, mengurangi ketakutan). Pada tahap awal, penulis memperkenalkan diri mengungkapkan maksud dan tujuan PTBK. Selanjutnya pelaksanaan tindakan di kelas, penulis membagi siswa dalam kelompok-kelompok, siswa melakukan permainan sesuai dengan materi yang diberikan penulis. Ketika siswa bermain, penulis mengobservasi ketertarikan, keaktifan, dan respon siswa terhadap permainan yang sedang dilakukan. Pada kegiatan permainan akan terlihat keterlibatan siswa dan komunikasi yang terjadi antar teman dalam kegiatan bermain. Oleh karena itu, penerapan bimbingan kelompok dalam permainan kelompok diharapkan mampu meningkatkan keterampilan komunikasi antar siswa kelas VIII B SMP N 1 Ngablak tahun ajaran 2012/2013 25
c. Observasi Observasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan kegiatan bimbingan kelompok dilakukan sejak awal hingga akhir layanan bimbingan. Dalam rangka membina hubungan yang baik dengan siswa, penulis sudah memulai sejak pertemuan awal. Para siswa dengan senang hati dan terbuka menerima penulis, hanya beberapa siswa yang nampak pendiam dan ada beberapa siswa yang cuek. Kegiatan bimbingan kelompok penulis uraikan sebagai berikut: Rynh : Penulis berusaha menjalin hubungan yang baik dengan Rynh dikarenakan rynh pemalu dan pendiam. Ketika diam, siswa memandang ke arah guru namun seperti ada yang disembunyikan. Kemudian pada tahap permainan rynh nampak mengikuti tapi hanya sekedar mengikuti permainan bersama teman-temannya, rynh belum menunjukkan sikap semangat hanya tawa kecil dalam gurauan bersama temannya. Respon rynh sedikit sekali, bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun dan tetap diam, terkadang hanya tersenyum dan kemudian melanjutkan permainan kembali. Siswa merasa rendah diri terhadap temannya, sehingga mengakibatkan siswa sering diam dan jarang bicara. Kemudian penulis mengajak semua siswa untuk mengemukakan kembali tujuan dari kegiatan yang sudah dilakukan, sambil memantau respon siswa terhadap kegiatan permainan tersebut. awalnya rynh enggan untuk berbicara, tetapi setelah merasa lebih nyaman dan sering ditanya guru untuk menjawab akhirnya sedikit demi sedikit rynh mulai membuka diri dan berbicara dihadapan teman-teman Jwnt : Jwnt merupakan anak yang pendiam, pemalu tapi sedikit emosianal kalau ada pendapatnya yang tidak sesuai dengan teman-temannya. Pada tahap awal permainan jwnt menunjukkan sikap baik, diam, bisa mengikuti tapi dari raut wajahnya nampak ketidaksukaan 26
dengan adanya guru baru (penulis), Guru membiarkan sikapnya yang cuek. Pada sesi permainan jwnt mengikuti dengan senang hati, tapi ketika ditanya seputar manfaat dari permainan yang sudah dilakukan, jwnt nampak diam tidak mau menjawab. Tapi lama-lama jwnt mulai mau mengutarakan pendapatnya meskipun kelihatan tidak yakin. Guru harus ekstra sabar untuk membimbing jwnt karena meskipun diam tapi ketika marah emosinya meledak. Rhmyt : Rhmyt tipe anak yang pasif, tidak mau mengungkapkan isi pendapatnya di depan orang lain, rhmyt hanya ingin orang lain tahu tentang dirinya melalui tulisannya saja, karena tidak berani mengungkapkan lewat kata-kata. Pada awal permainan, rhmyt bersemangat, bisa mengikuti permainan dengan baik, keceriannya semakin bertambah ketika melakukan permainan namun dia jarang bicara, hanya sedikit kata-kata yang diucapkan. Awalnya rhmyt hanya menanggapi sedikit-sedikit tapi lama-kelamaan rhmyt mulai mau diajak berkomunikasi, serta mulai banyak bicara dan sudah tidak terlalu diam seperti sebelumnya. Mh nr: Pada awal permainan bisa mengikuti, mhnr termasuk anak penakut, tidak terbuka dalam mengemukakan pendapat di depan orang lain. Penulis berusaha bersikap ramah dan menyenangkan supaya dapat diterima oleh mh. Ketika asik bermain dengan teman-temannya Mh hanya diam tidak seperti anak laki-laki pada umumnya yang sering usil. Pada tahap tanya jawab mh nur hanya diam, ketika guru bertanya dia tidak mau merespon justru membuang muka ke bawah. Berkali-kali guru mendekati dengan pertanyaan yang halus, pada awal pertemuan memang sulit untuk berbicara namun dengan berjalannya waktu mulai menunjukkan peningkatan meskipun tidak seberapa. Sikapnya sudah mulai mengalami kemajuan, tetapi tidak banyak 27
Stvns : Pada awal kegiatan sikapnya menunjukkan ketidaksukaan dengan guru baru (penulis), stvns tipe anak yang emosian tapi mempunyai sikap yang cemas tidak menentu, setiap kegiatan sering dihadapi dengan ketidak yakinan. Ketika permainan berlangsung, stvns malas ikut, sikap ketidaksukaannya tidak ditunjukkan dengan kata-kata tapi dengan raut wajah yang super jutek. Namun penulis berusaha mendekati stvns supaya bisa aktif mengikuti dan setalah permainan selesai.ketika guru mencoba bertanya dengan stvns terkait manfaat permainan, stvns menjawab dengan nada pelan seolah tidak yakin dengan jawabannya dan setelah mengikuti kegiatan berkali-kali stvns sudah mulai berani menanggapi kegiatan di depan teman-temannya. Khlmatul : Pada awal kegiatan menunjukkan sikap kurang suka, sering bisik-bisik dengan teman sebangkunya. Guru membiarkan sikap khlmt, disamping sikapnya yang seperti itu sikap yang lain adalah sebenarnya dia pemalu, tidak percaya diri dalam mengutarakan maksud kepada orang lain. Pada sesi permainan, khlmtl kelihatan biasa-biasa saja belum menunjukkan sikap berpartisipasi dalam kegiatan. Guru mencoba bertanya tapi tidak dijawab, justru jawabannya nadanya pelan-pelan, senyum malu-malu sambil menggelengkan kepala. Dan hal ini terjadi pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Guru harus sabar dan mencoba mendekati dengan baik supaya khlmtl bisa menunjukkan kepercayaan diri ketika ditanya maunpun menanggapi kegiatan permainan. Hampir setiap pertemuan guru bertanya, tapi jawabannya hanya diam. Khsnh : Tipe anak yang pendiam, murah senyum, menghargai suasana kedamaian. Awal kegiatan menunjukkan sikap baik mau menerima guru baru( penulis), selalu mmperhatikan guru bicara di depan. Pada saat mulai permainan, sangat antusias mengikuti hanya saja ketika 28
hendak menjawab pertanyaan guru harus bisik-bisik dulu dengan teman disebelahnya tetapi tidak berani mengemukakannya karena khsnh tipe siswa yang tertutup. Setelah beberapa kali pertemuan khsnh sudah mulai mau bicara meskipun hanya beberapa kata saja. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I, diketahui hasil sebagai berikut: Hasil Observasi dalam tindakan siklus 1 No Nama Hambatan Peningkatan 1 Rynh Tidak terbuka Sudah berani mengemukakan pendapat 2 Khsnh Tidak berani berpendapat Sudah berani bicara meskipun kelihatan masih ragu-ragu 3 Jwnt Malu mengungkapkan pendapat 4 Rhmyt Ragu-ragu untuk bertanya Menunjukkan sikap percaya diri ketika berbicara Mulai berani bertanya, sikanya menunkukkan percaya diri 5 Khlmtul Tidak PD Belum berani mengemukakan pendapatnya 6 M nr f Takut salah Sudah berani menjawab meskipun jawabannya meskipun sikapnya belum menunjukkan keberanian 7 Stvns Tidak terbuka Mulai bisa mengungkapkan pendapatnya Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui 6 siswa sudah mengalami peningkatan dalam keterampilan komunikasi antar pribadi dan masih terdapat 1 siswa yang belum mengalami peningkatan yaitu khlmtul. Siswa yang mengalami peningkatan adalah siswa yang mulai agak berkurang hambatannya (sudah berani menyampaikan pendapat, ragu-ragu, cemas, takut salah dan malu menjawab pertanyaan guru). Bagi siswa yang belum berkurang hambatan dalam komunikasi antar pribadi dianggap belum mengalami peningkatan. 29
Posttest siklus I: Tabel 4.3 Skala sikap siklus I tentang komunikasi antar pribadi Kategori Frekuency Percent Sangat tinggi 7 23,3% Tinggi 21 70% Rendah 2 6,6% Sangat rendah 0 0 Total 30 100 Dari hasil hasil posttest siklus I dapat diketahui rata-rata siswa sudah mengalami peningkatan dari tingkat komunikasi yang rendah pada saat pretest 23,3% yang rendah pada saat siklus I adalah 6,6%. Hasil posttest I belum menunjukkan peningkatan keseluruhan dari kategori rendah ke tinggi d. Refleksi Berdasarkan layanan tindakan dan observasi dapat dilihat hasilnya belum seperti yang diharapkan karena tingkat keberhasilan belum mencapai semua siswa. Siswa yang belum mengalami dikarenakan siswa tersebut tergolong anak yang pendiam sehingga membutuhkan waktu untuk membuat siswa mau bicara di depan umum. Siswa belum terbiasa untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, sehingga penulis akan berusaha lebih lagi supaya siswa lebih terampil dalam berkomunikasi antar pribadi. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan siklus II untuk membantu siswa yang belum mengalami peningkatan supaya mencapai tingkat keberhasilan. 30
3. Siklus II a. Perencanaan Tindakan Rencana tindakan dalam siklus II dilakukan berdasarkan satuan layanan dengan topik permasalahan Melatih terbuka, materi sungai kehidupan. Pada siklus II ini, kegiatan diuraikan sebagai berikut: 1) Penulis akan melakukan pendekatan terhadap siswa. dengan cara guru bertanya, siswa akan lebih mudah menjawab dan bisa terbuka mengenai hambatan yang dialaminya. Siswa yang diwawancarai adalah siswa yang belum mengalami peningkatan komunikasi antar pribadi berdasarkan hasil siklus I. 2) Siswa diajak untuk bermain berkelompok, seperti biasa siswa diminta mengungkapkan pendapat dari kegiatan yang sudah berlangsung dan dari hasil pantauan guru akan terlihat apakah siswa tersebut masih pasif atau sudah mengalami peningkatan b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan mengikuti satuan layanan bimbingan dan konseling. Penulis melakukan permainan dalam kelompok. Bersamaan siswa melakukan kegiatan penulis mengobservasi ketertarikan, kreativitas, dan respon siswa terhadap permainan. Pada kegiatan bermain akan terlihat keterlibatan emosional dan komunikasi antar pribadi dalam kegiatan bermain. Oleh karena itu, melalui layanan bimbingan 31
kelompok diharapkan mampu meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII B SMP N 1 Ngablak c. Observasi Observasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan kegiatan bimbingan kelompok dilakukan sejak awal hingga akhir layanan. Pada siklus II ini penulis lebih mengutamakan siswa yang belum mengalami peningkatan dalam komunikasi antar pribadi. Hal ini dilakukan supaya penulis lebih fokus dalam penanganan, sehingga siswa dapat mengalami peningkatan meskipun tidak banyak. Kegiatan terapi bermain penulis uraikan sebagai berikut: Setelah pelaksanaan siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut : Khlmtl : Dalam permainan siklus kedua ini ia sudah mulai berani menjawab meskipun masih kelihatan ragu-ragu dengan jawabannya, karena khlmtl anak yang pendiam jadi sulit untuk bicara apalagi mengemukakan pendapatnya didepan teman-teman Rynh : Dalam siklus II Rynh semakin menun jukkan sikap percaya diri di depan temantemannya. Pada tahap permainan rynh nampak mengikuti tapi hanya sekedar mengikuti permainan bersama teman-temannya, rynh belum menunjukkan sikap semangat hanya tawa kecil dalam gurauan bersama temannya. Respon rynh sedikit sekali, bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun dan tetap diam, terkadang hanya tersenyum dan kemudian melanjutkan permainan kembali. Siswa merasa rendah diri terhadap temannya, sehingga 32
mengakibatkan siswa sering diam dan jarang bicara. Kemudian penulis mengajak semua siswa untuk mengemukakan kembali tujuan dari kegiatan yang sudah dilakukan, sambil memantau respon siswa terhadap kegiatan permainan tersebut. awalnya rynh enggan untuk berbicara, tetapi setelah merasa lebih nyaman dan sering ditanya guru untuk menjawab akhirnya sedikit demi sedikit rynh mulai membuka diri dan berbicara dihadapan teman-teman Jwnt : Jwnt merupakan anak yang pendiam, pemalu tapi sedikit emosianal kalau ada pendapatnya yang tidak sesuai dengan teman-temannya. Pada tahap awal permainan jwnt menunjukkan sikap baik, diam, bisa mengikuti tapi dari raut wajahnya nampak ketidaksukaan dengan adanya guru baru (penulis), Guru membiarkan sikapnya yang cuek. Pada sesi permainan jwnt mengikuti dengan senang hati, tapi ketika ditanya seputar manfaat dari permainan yang sudah dilakukan, jwnt nampak diam tidak mau menjawab. Tapi lama-lama jwnt mulai mau mengutarakan pendapatnya meskipun kelihatan tidak yakin. Guru harus ekstra sabar untuk membimbing jwnt karena meskipun diam tapi ketika marah emosinya meledak. Rhmyt : Rhmyt tipe anak yang pasif, tidak mau mengungkapkan isi pendapatnya di depan orang lain, rhmyt hanya ingin orang lain tahu tentang dirinya melalui tulisannya saja, karena tidak berani mengungkapkan lewat kata-kata. Pada awal permainan, rhmyt bersemangat, bisa mengikuti permainan dengan baik, keceriannya semakin bertambah ketika melakukan permainan namun dia jarang bicara, hanya sedikit kata-kata yang diucapkan. Awalnya rhmyt hanya menanggapi sedikit-sedikit tapi lama-kelamaan rhmyt mulai mau diajak berkomunikasi, serta mulai banyak bicara dan sudah tidak terlalu diam seperti sebelumnya. 33
Mh nr: Pada awal permainan bisa mengikuti, mhnr termasuk anak penakut, tidak terbuka dalam mengemukakan pendapat di depan orang lain. Penulis berusaha bersikap ramah dan menyenangkan supaya dapat diterima oleh mh. Ketika asik bermain dengan teman-temannya Mh hanya diam tidak seperti anak laki-laki pada umumnya yang sering usil. Pada tahap tanya jawab mh nur hanya diam, ketika guru bertanya dia tidak mau merespon justru membuang muka ke bawah. Berkali-kali guru mendekati dengan pertanyaan yang halus, pada awal pertemuan memang sulit untuk berbicara namun dengan berjalannya waktu mulai menunjukkan peningkatan meskipun tidak seberapa. Sikapnya sudah mulai mengalami kemajuan, tetapi tidak banyak Stvns : Pada awal kegiatan sikapnya menunjukkan ketidaksukaan dengan guru baru (penulis), stvns tipe anak yang emosian tapi mempunyai sikap yang cemas tidak menentu, setiap kegiatan sering dihadapi dengan ketidak yakinan. Ketika permainan berlangsung, stvns malas ikut, sikap ketidaksukaannya tidak ditunjukkan dengan kata-kata tapi dengan raut wajah yang super jutek. Namun penulis berusaha mendekati stvns supaya bisa aktif mengikuti dan setalah permainan selesai.ketika guru mencoba bertanya dengan stvns terkait manfaat permainan, stvns menjawab dengan nada pelan seolah tidak yakin dengan jawabannya dan setelah mengikuti kegiatan berkali-kali stvns sudah mulai berani menanggapi kegiatan di depan teman-temannya. 34
Khlmatul : Pada awal kegiatan menunjukkan sikap kurang suka, sering bisik-bisik dengan teman sebangkunya. Guru membiarkan sikap khlmt, disamping sikapnya yang seperti itu sikap yang lain adalah sebenarnya dia pemalu, tidak percaya diri dalam mengutarakan maksud kepada orang lain. Pada sesi permainan, khlmtl kelihatan biasa-biasa saja belum menunjukkan sikap berpartisipasi dalam kegiatan. Guru mencoba bertanya tapi tidak dijawab, justru jawabannya nadanya pelan-pelan, senyum malu-malu sambil menggelengkan kepala. Dan hal ini terjadi pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Guru harus sabar dan mencoba mendekati dengan baik supaya khlmtl bisa menunjukkan kepercayaan diri ketika ditanya maunpun menanggapi kegiatan permainan. Hampir setiap pertemuan guru bertanya, tapi jawabannya hanya diam. Hasil Observasi siklus II tentang Komunikasi antar pribadi No Nama Hambatan Peningkatan 1 Rynh Tidak terbuka Sudah berani mengemukakan pendapat 2 Khsnh Tidak berani berpendapat Sudah berani bicara meskipun kelihatan masih ragu-ragu 3 Jwnt Malu mengungkapkan pendapat Menunjukkan sikap percaya diri ketika berbicara 4 Rhmyt Ragu-ragu untuk bertanya Sudah mulai berani bertanya, sikanya menunkukkan percaya diri 5 Khlmtul Tidak PD Mulai berani mengemukakan pendapatnya 6 M nr f Takut salah Mulai berani menjawab meskipun sikapnya belum menunjukkan keberanian 7 Stvns Tidak terbuka Mulai bisa mengungkapkan pendapatnya 35
Hasil posttest II: Tabel 4.3 skala sikap tentang komunikasi antar pribadi Kategori Frekuncy Percent Sangat tinggi 6 20% Tinggi 24 80% Rendah 0 0 Sangat rendah 0 0 Total 30 Dari hasil Posttest II siswa mengalami peningkatan dari kategori rendah 6,6 % meningakat menjadi tinggi 80%.sehingga pada siklus II seluruh siswa mengalami peningkatan d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan layanan yang diberikan siswa sudah mulai menunjukkan sikap terbuka dalam berkomunikasi dengan orang lain, memberikan dukungan terhadap orang lain, merasa empati, dan memiliki rasa positif yaitu dapat menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan penyebaran skala sikap, dari kegiatan layanan siklus I terdapat 6 siswa yang sudah agak berkurang hambatan komunikasi antar pribadi, dan 1 siswa belum mengalami peningkatan. Setelah pelaksanaan siklus II, 1 siswa yang tadinya belum mengalami peningkatan, akhirnya sudah agak berkurang hambatan komunikasi antar pribadinya. 36
Tabel Peningkatan dari Pretest- Siklus I- Siklus II Siklus I Siklus I Siklus II Kategori frekuensi persen frkuensi persen Frkunsi persen Sangat tinggi 3 10% 7 23,3% 6 20% Tinggi 20 66,6% 21 70% 24 80% Rendah 7 23,3% 2 6,6% 0 0% Sangat rendah 0 0% 0 0% 0 0% Total 30 100% 30 30 30 100% 4.4. Analisis hasil penelitian siklus I dan siklus II Menurut Prayitno (1995), layanan bimbingan kelompok berarti memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, sehingga dengan bimbingan kelompok ini masalah yang dialami individu dapat diselesaikan melalui kegiatan kelompok. Bimbingan kelompok ini diberikan selama sembilan kali pertemuan atas persetujuan guru bimbingan dan konseling. diperoleh hasil, hambatan komunikasi antar pribadi dapat berkurang setelah diberi layanan bimbingan kelompok. Melalui observasi dan hasil penyebaran skala sikap, diketahui terdapat 7 siswa yang kurang terampil dalam komunikasi antar pribadi, dan setelah pemberian layanan diperoleh hasil posttest siklus I yang menunjukkan bahwa 6 siswa mengalami peningkatan komunikasi antar pribadi dengan agak berkurang hambatan yang dialami oleh masing-masing siswa dan dari hasil skala sikap tingkat komunikasi yang sangat tinggi ada 23,3%, tinggi ada 70% sedangkan yang rendah ada 6,6%. Kemudian pada hasil siklus II, keseluruhan dari 7 siswa semuanya telah mengalami peningkatan dalam komunikasi antar pribadi. Dan dari hasil skala sikap meningkat dari frekuensi 37
sangat tinggi menjadi 20%, tinggi 80%, rendah 0%. Jadi dari hasil siklus I dan siklus II keseluruhan siswa sudah mengalami peningkatan komunikasi antar pribadi 4.5. Pembahasan Kegiatan layanan ini dilakukan menggunakan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII B SMPN 1 Ngablak Kecamatan Ngablak. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa yang kurang terampil dalam berkomunikasi antar pribadi dengan hambatan yang dialami adalah sebagai berikut: tidak terbuka, tidak berani berpendapat, malu mengungkapkan pendapat, ragu-ragu untuk bertanya, tidak percaya diri, dan takut salah. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi dan skala sikap pada kegiatan layanan siklus I dan siklus II. Layanan bimbingan kelompok diberikan beberapa hari selama sembilan kali atas persetujuan Guru bimbingan dan konseling. Diperoleh hasil, hambatan komunikasi antar pribadi dapat berkurang setelah diberi layanan bimbingan kelompok. Melalui observasi dan dari penyebaran skala sikap diperoleh hasil pretest, diketahui terdapat 7 siswa yang kurang terampil dalam komunikasi antar pribadi, dan setelah pemberian layanan diperoleh hasil posttest siklus I yang menunjukkan bahwa 6 siswa mengalami peningkatan komunikasi antar pribadi dengan agak berkurang hambatan yang dialami oleh masing masing siswa. Kemudian pada hasil posttest siklus II, keseluruhan dari 7 siswa semuanya telah mengalami peningkatan dalam komunikasi antar pribadi. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka benar apa yang dikatakan DeVito (2011) bahwa untuk mencapai komunikasi yang efektif adalah bisa terbuka dengan orang lain dalam berkomunikasi, memiliki rasa positif, setara dengan orang lain, 38
mampu berempati dan memberikan dukungan kepada orang lain. begitu pentingnya pengaruh kegiatan dalam bimbingan kelompok yang dilakukan dalam pemberian layanan ini. Dengan bermain bersama siswa lain, siswa akan belajar membentuk hubungan sosial, bagaimana menghadapi dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan tersebut. Agar dapat melakukan permainan kelompok dengan baik bersama siswa lain, siswa harus belajar berkomunikasi, dalam arti siswa dapat mengerti dan sebaliknya siswa harus belajar mengerti apa yang dikomunikasikan orang lain. Penulis juga dapat mengetahui ketertarikan, motivasi, dan keaktifan siswa pada saat mengikuti kegiatan layanan. Keunikan dari layanan bimbingan kelompok menurut Sugiyo (2005) adalah : 1. Siswa mampu berbicara dihadapan orang banyak 2. Siswa mampu mengeluarkan pendapat, tanggapan, perasaa, pikiran kepada orang banyak 3. Mampu menahan emosi 4. Belajar menghargai pendapat orang lain 5. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya 6. Siswa lebih mudah berpendapat di depan orang lain, karena masalah yang diselesaikan untuk kepentingan bersama Kegiatan ini penulis lakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan komunikasi antar pribadi siswa SMPN 1 Ngablak Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang dengan memberikan layanan bimbingan kelompok. 39