HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS DI UNIT RAWAT INAP RSUD KOTA MAKASSAR

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Hubungan Persepsi Ibu Hamil Tentang Mutu Pelayanan Antenatal dengan Minat Kunjungan Ulang di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

Abdi Setiawan 1, Darmawansyah 1, Asiah Hamzah 1.

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI. Patien Satisfaction in the General Hospital Ward Regional Polewali

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

ABSTRAK STUDI KASUS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR GRATIS DI KOTA BANJAR. Andini Dwikenia Anjani, 2008, Pembimbing : Felix Kasim, dr.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BATURETNO

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JKN DI RSUD DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

PENGARUH MUTU LAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT WOODWARD KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI PASIEN PESERTA BPJS TERHADAP PENILAIAN MUTU PELAYANAN DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PADA PELAYANAN ADMINISTRASI RAWAT INAP DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ABSTRACT. Keywords: Dimensions of Quality of nurses services, Patient Satisfaction ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN PETUGAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN PUSKESMAS BENGKOL KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI OLEH REMAJA DI SMPN 19 WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI

STUDI KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASURANSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ELIM RANTEPAO TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD TOTO KABILA GORONTALO

Kata Kuci: Mutu Pelayanan Tenaga Kesehatan, Kepuasan Pasien

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS LEMBASADA KABUPATEN DONGGALA HERMAN, SUDIRMAN, NIZMAYANUN

Sadiman 1) dan Islamiyati 2) 1) dan 2) Program Studi Kebidanan Metro Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN RSUD PASAMAN BARAT. Oleh : Laila Khairani 3

HUBUNGAN KUALITAS FUNGSIONAL DENGAN CITRA DI INSTALASI RAWAT INAP RS BHAYANGKARA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah SI Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DEWI INA RACHMANINGSIH J

ANALISIS LOYALITAS PASIEN BERDASARKAN KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RS. BHAYANGKARA MAPPA OUDANG KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

Gambaran Indeks Kepuasan Masyarakat di Puskesmas Tegal Angus pada Era Jaminan Kesehatan Nasional

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

PERSEPSI PENGGUNA LAYANAN KESEHATAN PRIMER MENGENAI KUALITAS PELAYANAN PADA PUSKESMAS BADAN LAYANAN UMUM DI KABUPATEN GIANYAR

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAMIANG LAYANG

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUTU PELAYANAN DI PUSKESMAS PAMBOANG KABUPATEN MAJENE TAHUN 2012

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

HUBUNGAN KOMUNIKASI DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM (RSU) ANUTAPURA PALU

The Relationship between Paramedic Competency, Teamwork and Career Development with Quality of Service at Mengwi I Community Health Centre

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA PESERTA BPJS DI PUSKESMAS SETABELAN KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD TENGKU RAFI AN SIAK SRI INDRAPURA. Ahmad Satria Efendi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN CITRA RUMAH SAKIT RSU HAJI KOTA MAKASSAR

CUT ZULIATI MULI /IKM

PENERAPAN PRINSIP GOOD COORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RSU ANUTAPURAPALU TAHUN 2013

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN HIV DAN AIDS TERHADAP KEPUASAAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM LABUANG BAJI MAKASSAR

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDAI KABUPATEN MAROS TAHUN 2017

Achmad Rizal* Elvi Juliansyah**

: BAYU SETIAWAN J

HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN KEPUASAN DALAM PELAYANAN PASIEN JAMKESMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

INTISARI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

Transkripsi:

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR Relationship between Service Quality with Re-Utilization Interest of Health Services In Puskesmas Jongaya Makassar Karmilasari Jabbar, Darmawansyah, Muh. Yusri Abadi Bagian AKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (karmilasaridjabbar@ymail.com, darmawansyah_akk@yahoo.com, yusri_lembana@yahoo.co.id, 081340344540) ABSTRAK Kualitas pelayanan dapat diukur dengan membandingkan persepsi antara pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang diterima. Jika pelayanan yang dialami memenuhi atau melebihi harapan, mereka akan memanfaatkan kembali penyedia pelayanan kesehatan tersebut. Tingkat pemanfaatan pelayanan puskesmas oleh masyarakat di Indonesia masih rendah. Hal ini terlihat antara lain pada tingkat pemanfaatan puskesmas 12,0%, pemanfaatan pustu 4,5%, dan poskesdes atau polindes 1,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan berdasarkan tangible, responsiveness, competence, dan communication terhadap minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional. Adapun jumlah populasinya adalah 2355 pasien dan diperoleh sampel sebanyak 100 pasien dengan menggunakan simple random sampling. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Jongaya pada tanggal 10 Maret sampai dengan 31 Maret 2014. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan di Puskesmas Jongaya Kota Makassar adalah tangible (p=0,000), responsiveness (p=0,001), competence (p=0,000), dan communication (p=0,004). Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan antara tangible, responsiveness, competence, dan communication terhadap minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan. Kata Kunci : Kualitas, pelayanan, pemanfaatan, puskesmas ABSTRACT Quality of service can be measured by comparing the perceptions between the expected service with the service received. If the service that meet or exceed expectations, they will make use of the health care provider back. Level of service utilization by the community health centers in Indonesia is still low. It can be seen, among others, on the level of utilization of health centers 12%, utilization pustu 4,5%, and 1,5% poskesdes or polindes. This research aims to know the relationship of service quality based on tangible, responsiveness, competence, and communication of health service utilization of back interest.this research is quantitative research with Cross Sectional method. As for the number of its population is 2355 patients and obtained a sample of 100 patients by using simple random sampling. The research was carried out at the Jongaya Clinics on March 10 until March 31, 2014. The research results obtained variable associated with an interest in health services utilization of back Clinics Jongaya Makassar city is tangible (p=0.000), responsiveness (p=0.001), competence (p=0.000), and communication (p=0,004). The conclusion from research that there is a relationship between tangible, responsiveness, competence, and communication with re-utilization interest of health service. Keywords: Quality, service, utilization, health centers 1

2010. 3 Laporan tahunan kunjungan pasien di Puskesmas Jongaya menunjukkan bahwa selama PENDAHULUAN Jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah.321 unit. Data tersebut menunjukkan bahwa sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah, seperti puskesmas, telah terdapat di semua kecamatan. Jumlah puskesmas di Indonesia yang memiliki kondisi baik sebanyak 6.174 unit, kondisi rusak ringan sebanyak 2.410 unit, rusak berat sebanyak 68 unit, dan rusak total sebanyak 48 unit. Jumlah puskesmas di Sulawesi Selatan, yaitu 421 unit dengan kondisi baik sebanyak 2 unit, rusak ringan sebanyak 4 unit, rusak berat sebanyak 26 unit dan rusak total sejumlah 2 unit. 1 Keadaan sarana kesehatan di Kota Makassar dalam jumlah dan distribusi puskesmas dan puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Saat ini, jumlah puskesmas yang tercatat di Makassar adalah 37 unit dengan 10 unit baik, 26 unit rusak ringan dan satu unit rusak berat. 1 Tingkat pemanfaatan pelayanan puskesmas oleh masyarakat di Indonesia masih rendah. Hal ini terlihat pada tingkat pemanfaatan puskesmas sebanyak 12,0%, pemanfaatan pustu 4,5%, dan poskesdes atau polindes 1,5%. 2 Profil Kesehatan Kota Makassar menunjukkan bahwa pemanfaatan puskesmas oleh penduduk menurut jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap adalah 2.143.523 pada tahun 200 dan jumlah kunjungan mengalami penurunan yaitu sebanyak 2.02.575 pada tahun tiga tahun terakhir, tahun 2011 sampai dengan 2013, data pasien pengguna pelayanan kesehatan pada tahun 2011, yaitu jumlah kunjungan pasien sebanyak 77.01 pasien (43,0%), namun pada tahun 2012 mengalami penurunan 55.847 pasien (31,0%), dan tahun 2013 kembali mengalami penurunan sebanyak 47.081 (26,0%). Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah kunjungan selama tiga tahun terakhir telah mengalami penurunan. 4 Hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan adanya ketidakpuasan pasien terhadap kualiatas pelayanan yang diberikan, sehingga memengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan puskesmas. Penentuan kualitas suatu jasa pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari sepuluh dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu tangible, reliability, responsiveness, competence, credibility, security, access, communication, dan understanding the costumer. 5 Apabila sepuluh dimensi tersebut tidak dapat dipenuhi akan berdampak pada tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penelitian Nidia menunjukkan bahwa ada pengaruh kualitas layanan yang simultan pada variabel tangible dan responsiveness terhadap kepuasan pasien yang menimbulkan minat kunjungan ulang pelayanan kesehatan. 6 Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara kualitas pelayanan dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan 2

kesehatan. Penelitian Hakim, menunjukkan bahwa kemampuan petugas (competence) dinyatakan penting oleh 150 (5,5%) responden; daya tanggap petugas dinyatakan penting oleh 102 (40,5%) responden; dan bukti fisik dinyatakan penting oleh 77 (30,6%) responden. 7 Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tangible, responsiveness, competence, dan communication dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan di Puskesmas Jongaya Kota Makassar. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional study. Lokasi adalah wilayah kerja Puskesmas Jongaya Kota Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 10 Maret sampai dengan 31 Maret 2014. Populasi penelitian adalah semua pasien yang berkunjung ke Puskesmas Jongaya pada bulan Februari 2014, yaitu 2355 pasien dan diperoleh sampel sebanyak 100 pasien dengan menggunakan simple random sampling. Data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah dengan menggunakan software SPSS dan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dan fisher s exact test. Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel yang dilengkapi dengan penjelasan, serta analisis hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. HASIL Responden terbanyak berumur 37 sampai dengan 43 tahun sebanyak 21 responden (21,0%), sedangkan yang paling sedikit pada kelompok umur 65 sampai dengan 71 tahun sebanyak 3 responden (3,0%). Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 68 responden (68,0%), sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki hanya 32 responden (32,0%). Tingkat pendidikan responden tertinggi adalah SMU, sebanyak 52 responden (52,0%) dan terendah adalah tidak sekolah yaitu 1 responden (1,0%). Status pekerjaan responden terbanyak adalah ibu rumah tangga yaitu 48 responden (48,0%), sedangkan yang paling sedikit adalah pedagang sebanyak 6 responden (6,0%) (Tabel 1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menilai tangible pelayanan di Puskesmas Jongaya baik sebanyak 88 responden (88,0%) dan kurang baik sebanyak 12 responden (12,0%). Sebanyak 80 responden (80,0%) yang menilai bahwa responsiveness (ketanggapan) pelayanan di Puskesmas Jongaya baik dan sebanyak 20 responden (20,0%) yang menilai bahwa responsiveness (ketanggapan) pelayanan di Puskesmas Jongaya kurang baik. Sebanyak 1 responden (1,0%) yang menilai bahwa competence (kompetensi) pelayanan di Puskesmas Jongaya baik dan sebanyak responden (,0%) yang menilai bahwa 3

competence (kompetensi) pelayanan di Puskesmas Jongaya kurang baik. Sebanyak 8 responden (8,0%) yang menilai bahwa communication (pemberian informasi) pelayanan di Puskesmas Jongaya baik dan sebanyak 11 responden (11,0%) yang menilai bahwa communication (pemberian informasi) pelayanan di Puskesmas Jongaya kurang baik. Sebanyak 82 responden (82,0%) yang berminat untuk memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan dan sebanyak 18 responden (18,0%) yang yang berminat untuk memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (Tabel 2). Sebanyak 88 responden yang menyatakan tangible (bukti langsung) pelayanan puskesmas baik, persentase responden yang berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (88,6%) lebih besar dibandingkan dengan persentase responden yang tidak berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (11,4%). Sedangkan dari 12 responden yang menyatakan tangible (bukti langsung) pelayanan puskesmas kurang baik, persentase responden yang berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (33,3%) jauh lebih kecil dibandingkan dengan persentase responden yang tidak berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (66,7%). Hasil uji statistik dengan fisher s exact test menunjukkan bahwa nilai p=0,000, karena nilai p<0,05 maka H 0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara tangible (bukti langsung) dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan di Puskesmas Jongaya Kota Makassar (Tabel 3). Sebanyak 80 responden yang menyatakan responsiveness (ketanggapan) pelayanan puskesmas baik, persentase responden yang berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (88,8%) lebih besar dibandingkan dengan persentase responden yang tidak berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (11,2%). Sedangkan dari 20 responden yang menyatakan responsiveness (ketanggapan) pelayanan puskesmas kurang baik, persentase responden yang berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (55,0%) jauh lebih kecil dibandingkan dengan persentase responden yang tidak berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (45,0%). Hasil uji statistik dengan fisher s exact test menunjukkan bahwa nilai p=0,001, karena nilai p<0,05 maka H 0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara responsiveness (ketanggapan) dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan di Puskesmas Jongaya Kota Makassar (Tabel 3). Sebanyak 1 responden yang menyatakan competence (kompetensi) pelayanan puskesmas baik, persentase responden yang berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (0,1%) lebih besar dibandingkan dengan persentase responden yang tidak berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (,%). Sedangkan dari responden yang menyatakan competence (kompetensi) pelayanan puskesmas kurang baik, persentase 4

responden yang berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (0,0%) jauh lebih kecil dibandingkan dengan persentase responden yang tidak berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (%). Hasil uji statistik dengan fisher s exact test menunjukkan bahwa nilai p=0,000, karena nilai p<0,05 maka H 0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara competence (kompetensi) dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan di Puskesmas Jongaya Kota Makassar (Tabel 3). Sebanyak 8 responden yang menyatakan communication (pemberian informasi) pelayanan puskesmas baik, persentase responden yang berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (86,5%) lebih besar dibandingkan dengan persentase responden yang tidak berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (13,5%). Sedangkan dari 11 responden yang menyatakan communication (pemberian informasi) pelayanan puskesmas kurang baik, persentase responden yang berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (45,5%) jauh lebih kecil dibandingkan dengan persentase responden yang tidak berminat memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan (54,5%). Hasil uji statistik dengan fisher s exact test menunjukkan bahwa nilai p=0,004, karena nilai p<0,05 maka H 0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara communication (pemberian informasi) dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan di Puskesmas Jongaya Kota Makassar (Tabel 3). PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tangible pelayanan dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik tangible pelayanan, maka semakin besar minat pasien untuk memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan tersebut selanjutnya. Faktor pendukung baiknya tangible pelayanan adalah puskesmas yang terlihat bersih, kenyamanan ruang perawatan dan tersedianya peralatan kesehatan yang lengkap, serta penampilan petugas yang bersih dan rapi serta tersedianya WC. Namun, fasilitas fisik bangunan puskesmas ini kurang memadai dilihat dari ruang tunggu yang tidak seimbang dengan kapasitas pasien, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan pasien saat berobat. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Trimurthy di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang bahwa ada hubungan antara persepsi pasien tentang tangible pelayanan dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan (p=0,003). 8 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara responsiveness pelayanan dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan. Faktor pendukung baiknya 5

ketanggapan pelayanan adalah dokter yang selalu menanyakan keluhan pasien dan menjelaskan pertanyaan yang diajukan pasien, serta waktu pengambilan obat yang tidak terlalu lama. Namun, beberapa responden merasa tidak puas menyangkut ketanggapan yang mengakibatkan ketidaknyamanan pelayanan yang dirasakan oleh pengguna pelayanan puskesmas. Hal ini ditunjukkan oleh pelayanan pada petugas loket, sehingga pasien membutuhkan waktu yang lama saat mendaftar dan mendapatkan pelayanan dokter. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trimurthy di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang bahwa ada hubungan antara persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan (p=0,0001). 8 Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ruga di Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada Kabupaten Tana Toraja bahwa ada hubungan antara persepsi pasien tentang daya tanggap pelayanan dengan minat penggunaan ulang pelayanan rawat inap (p=0,000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara competence pelayanan dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan. Faktor pendukung baiknya kompetensi pelayanan adalah diagnosa dokter terhadap penyakit yang diderita pasien akurat, ketelitian dokter saat memeriksa pasien, ketelitian perawat saat melayani pasien, serta petugas kamar obat yang selalu menyampaikan cara pemakaian obat dengan jelas. Namun, beberapa responden merasa tidak puas menyangkut kompetensi yang mengakibatkan pasien memutuskan tidak memanfaatkan kembali pelayanan puskesmas. Hal ini ditunjukkan oleh resep obat yang diberikan kadang tidak memberikan kesembuhan kepada pasien. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibawani di Rumah Sakit Woodward Kota Palu bahwa ada pengaruh dimensi kompetensi teknis terhadap kepuasan pasien dengan nilai (p=0,023) 10, sehingga berminat memanfaatan kembali pelayanan kesehatan. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riskal di RSUD Ajjapangge Kabupaten Soppeng bahwa ada hubungan antara kompetensi teknis pelayanan dengan mutu pelayanan (p=0,007). 11 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara communication atau pemberian informasi pelayanan dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan. Faktor pendukung baiknya pemberian informasi pelayanan adalah pelayanan yang ramah dari petugas loket, pelayanan yang penuh perhatian dari perawat, dan dokter yang selalu memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita pasien sehingga pasien merasa aman untuk berkonsultasi dengan dokter. Namun, sebagian kecil responden mengeluhkan ketidakramahan dokter yang memeriksa kesehatannya, sehingga pasien merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk berobat ketempat lain. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang 6

dilakukan oleh Wibawani di Rumah Sakit Woodward Kota Palu yang menyatakan bahwa ada pengaruh dimensi informasi terhadap kepuasan pasien (p=0,012) 10, sehingga berminat memanfaatan kembali pelayanan kesehatan. Namun, tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti di unit rawat inap RSU Sawerigading bahwa tidak ada hubungan antara pemberian informasi dengan mutu pelayanan kesehatan (p=0,075). 12 KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan antara tangible (p=0,000), responsiveness (p=0,001), competence (p=0,000) dan communication (p=0,004) dengan minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan di Puskesmas Jongaya Kota Makassar. Penelitian menyarankan bahwa perlunya peningkatkan kebersihan ruangan, alat kesehatan, gedung dan halaman puskesmas, serta menyediakan ruang tunggu yang memadai untuk pasien, pasien diharapkan mengantri dengan tertib di ruang registrasi/loket untuk memperoleh pelayanan kesehatan, kepada petugas kesehatan agar meningkatkan keramahan kepada pasien dan meningkatkan usaha puskesmas untuk memahami keinginan dan kebutuhan pasien misalnya dengan survei kepuasan pasien, kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat mengkaji dan mengidentifikasi secara lebih mendalam terhadap berbagai variabel kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi minat pasien untuk memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Kesehatan Indonesia. Data Dasar Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011. 2. Riskesdas. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010. 3. Dinas Kesehatan Kota Makassar. Profil Kesehatan Kota Makassar. Makassar: Dinas Kesehatan Kota Makassar; 2011. 4. Puskesmas Jongaya. Profil Kesehatan Puskesmas Jongaya. Makassar: Puskesmas Jongaya; 2013. 5. Wijaya, Toni. Manajemen Kualitas Jasa. Jakarta: PT Indeks; 2011. 6. Nidia. Pengaruh Kualitas Layanan Jasa Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas Bara-Baraya Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2012. 7. Hakim D.K. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien Mengenai Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Serpong 1 Tangerang Selatan [Skripsi]. Tangerang selatan: Sekolah Tinggi ilmu Kesehatan Banten; 2013. 7

8. Trimurthy, Iga. Analisis Hubungan Persepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Pandanaran Kota Semarang [Skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2008. Ruga, Novryan. Hubungan antara Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Minat Penggunaan Ulang Pelayanan Pelayanan Rawat Inap di RSUD Lakipadada Kabupaten Tana Toraja Tahun 2011 [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2011. 10. Wibawani, dkk. Pengaruh Mutu Layanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Woodward Kota Palu. Palu: Jurnal AKK. 2013; 2(3): 35-41. 11. Riskal, Rifat. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Mutu Pelayanan Kesehatan pada Pasien di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ajjapangge Kabupaten Soppeng Tahun 2011 [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2011. 12. Damayanti, Vivi. Faktor yang Berhubungan dengan Mutu Pelayanan di Unit Rawat Inap RSU Sawerigading Palopo Tahun 200 [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 200. 8

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pasien di Puskesmas Jongaya Kota Makassar Karakteristik Responden n % Kelompok Umur (Tahun) 16 22 23 2 30 36 37 43 44 50 51 57 58 64 65-71 Jenis Kelamin Laki Laki Perempuan Pendidikan Terakhir Tidak Sekolah SD SLTP SMU Perguruan Tinggi Pekerjaan Tidak Bekerja Wiraswasta PNS Pedagang Ibu Rumah Tangga Lainnya 11 20 20 21 16 5 4 3 32 68 1 14 21 52 12 8 23 8 6 48 7 11,0 20,0 20,0 21,0 16,0 5,0 4,0 3,0 32,0 68,0 1,0 14,0 21,0 52,0 12,0 8,0 23,0 8,0 6,0 48,0 7,0 Total 100 Sumber : Data Primer, 2014

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tangible (Bukti Langsung), Responsiveness (Ketanggapan), Competence (Kompetensi) dan Communication (Pemberian Informasi) di Puskesmas Jongaya Kota Makassar Analisis Univariat n % Tangible Kurang Responsiveness Laki Laki Perempuan Competence Kurang Communication Kurang 88 12 80 20 1 88,0 12,0 80,0 20,0 1,0,0 8 11 8,0 11,0 Total 100 Sumber : Data Primer, 2014 Tabel 3. Hubungan Tangible (Bukti Langsung), Responsiveness (Ketanggapan), Competence (Kompetensi) dan Communication (Pemberian Informasi) Dengan Minat Pemanfaatan Kembali Pelayanan Kesehatan Variabel Independen Tangible Kurang Responsiveness Kurang Competence Kurang Communication Kurang Sumber : Data Primer, 2014 Minat Pemanfaatan Kembali Pelayanan Kesehatan Jumlah Ya Tidak n % n % n % 78 4 71 11 82 0 77 5 88,6 33,3 88,8 55,0 0,1 0,0 86,5 45,5 10 8 12 6 11,4 66,7 11,2 45,0, 13,5 54,5 88 12 80 20 1 8 11 Hasil Uji Statistik p=0,000 p=0,001 p=0,000 p=0,004 10