Achmad Rizal* Elvi Juliansyah**

Transkripsi

1 FAKTOR PEKERJAAN DAN JARAK TEMPAT TINGGAL TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS KOTA BANJARMASIN Factor of Employment and Living Quarters of the Distance Towards of Patients Satisfaction in the Public Health Center Banjarmasin City Achmad Rizal* Elvi Juliansyah** *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin **Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Kapuas Raya Sintang ABSTRAK Seiring dengan meningkatnya keadaan sosial masyarakat semakin sadar akan kualitas, maka diperlukan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan pasien,setiap pasien menilai Puskesmas sebagai badan usaha yang bergerak di bidang jasa khususnya di bidang pelayanan kesehatan, dituntut untuk dapat menciptakan dan memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal, selain memberikan pelayanan Puskesmas juga dituntut untuk meningkatkan kualitas kinerja dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kepuasan pasien di Puskesmas Kota Banjarmasin antara 5 dimensi kepuasan pelayanan kesehatan dengan variabel pekerjaan dan jarak tempat tinggal pasien, Rancangan penelitian ini adalah cross sectional study. sampel yang diteliti sebanyak 84 responden. Data dianalisis dengan statistik univariat dan bivariat menggunakan uji chi square dengan nilai 0,05. Hasil Analisis pasien yang menyatakan ketidakpuasan 57 responden (67,9%) dan terdapat hubungan antara antara kepuasan pasien dengan pekerjaan (p value : 0,032) dan jarak tempat tinggal pasien (p value : 0,044), untuk meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas, petugas kesehatan diharapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan diantaranya lebih cepat tanggap dan menjalankan pekerjaan sesuai dengan kompetnesi yang dimiliki terutama pada pasien yang sudah bekerja dan pada pasien yang jarak tempat tinggalnya jauh. Kata Kunci:, Jarak,, Pekerjaan ABSTRACT Along with the increasing of the social circumstance where the society increasingly aware of the quality, then it is necessary to improve the qualityof health service which is oriented on patients satisfaction, each patient assess the public health center as a business entity which be active in services field especially health services, it is required to be able to create and give the health services maximally, beside of giving the health services, public health center is also required to increase the quality of its performance in giving the health services to public. The aim of this research is to know the patients satisfaction at Public Health Centers in the City of Banjarmasin between 5 dimensions of satisfaction on health services and the variables of work and distance of residence of the patients. The design of this research is cross sectional study. The number of the researched samples is 84 respondents. The data were analyzed by univariate and bivariate statistics using chi square test with the value of 0,05. The result of the patients analysis which stated dissatisfaction are 57 respondents (67,9%) and there was a relation between patients satisfaction and work (p value 0,032) and the distance of patients residence ( p value 0,044), to increase patients satisfaction on health services in public health centers, health workers are expected to increas the quality of services including by being quick response and running the work according to the competence especially to the employment patients and the patients who have distant home. Keywords: Distannce of residence, Patient Satisfaction, The Work Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-issn , e-issn

2 A. Pendahuluan Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Beberapa aspek pelayanan kesehatan yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan tersebut seperti faktor dari petugas kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan, fasilitas yang digunakan dalam pelayanan pengobatan dan perawatan, pelayanan medik dan penunjang medik mulai dari penegakan diagnosa sampai tindakan pengobatan dan perawatan serta pelayanan administrasi (Rizal, 2016). Kepuasan pasien terhadap pelayanan adalah perbandingan antara persepsinya terhadap pelayanan yang diterima dengan harapannya sebelum mendapatkan pelayanan tersebut. Apabila harapannya terpenuhi, berarti pelayanannya tersebut telah memberikan suatu kualitas yang luar biasa dan juga akan menimbulkan keluasan yang tinggi. Sebaliknya apabila harapannya itu tidak tercapai, maka diartikan kualitas pelayanan tidak memenuhi apa yang diharapkannya (Kotler, 1995 dalam Tjiptono 2002). Setiap pasien menilai sarana atau fasilitas kesehatan dalam hal ini Puskesmas sebagai badan usaha yang bergerak di bidang jasa khususnya di bidang pelayanan kesehatan, dituntut untuk dapat menciptakan dan memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal. Di bidang pelayanan kesehatan selain rumah sakit, puskesmas khususnya keperawatan merupakan sebuah institusi pemerintah yang bergerak di bidang penyedian jasa layanan kesehatan rawat inap kepada masyarakat di lini terdepan dengan memberikan jasa layanan medis, keperawatan, dan layanan penunjang medis. Dikaitkan dengan berbagai bidang, banyak masyarakat tidak mau berobat ke puskesmas dengan berbagai alasan baik dai segi ekonomi, finansial maupun lokasi (Aulia, 2014). Pada penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat terlihat adanya hubungan walaupun rendah, antara pekerjaan dengan status sosial seseorang, pada mereka yang bekerja pada kelompok pekerja yang dapat menaikkan status sosialnya akan merasa pus terhadap pelayanan, bila prioritas kebutuhan lebih tinggi telah tercapai, Tingkat kepuasan terhadap pelayanan kesehatan sangat subjektif sifatnya dan dipengaruhi banyak faktor yang berperan dalam individu. (Gonzales, 1997 dalam Halimah 2013). Demikian juga di Indonesia banyak faktor internal yang mempengaruhi kondisi pasien terlebih terhadap pernyataan tentang kualitas pelayanan kesehatan Sipenerima pelayanan dipengaruhi oleh keduduka sosial, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Pasien yang merasa jauh dari tempat pelayanan kesehatan yang dikunjungi akan merasa tidak puas dan rasa kepuasan tersebut ditunjukan dengan pemanfaatan kembali tempat pelayanan kesehatan yang terdekat pada ia sakit, selain itu seringkali mereka memberikan rekomendasi kepada orang lain yang sakit agar berkunjung ke tempat yang terdekat dari pelayanan kesehatan tersebut (Rizal, 2014). Dalam upaya untuk mengevaluasi dan memperbaiki kinerja serta upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas diharapkan oleh masyarakat luas maka setiap puskesmas dituntut untuk terus memperbaiki segala aspek pelayanan. Dari survei pendahuluan pada tiga tahun terkahir terdapat 15% penurunan kunjungan pasien dan keluhan terhadap pelayanan kesehatan 27 dari 30 pasien menyatakan tidak puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas, pasien yang menyatakan tidak puas sebagian besar yang berkerja dan jarak rumah atau tempat tinggal yang jauh dari Puskesmas. B. Metode Rancangan penelitian ini melalui pendekatan atau survei analitik studi cross sectional yaitu metode penelitian dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat/point time aaproach (Notoatmodjo, 2010). Pada rancangan seperti ini outcome yang terjadi diukur pada saat bersamaan. Dalam keadaan demikian tidak dapat Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-issn , e-issn

3 diketahui bahwa fakor risiko mendahului outcome. Jika tidak diketahui fakor risiko mendahului outcome bersifat sebab akibat atau bukan sebab akibat, sehingga faktor resiko kurang akurat atau tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan, sehingga dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti apakah kategori pekerjaan dan jarak merupakan penyebab rendahnya kepuasan pasien di Puskesmas Kota Banjarmasin. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota Banjarmasin pada bulan september 2017 yaitu 525 pasien dengan jumlah sampel yaitu 84 responden, metode yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu accidental sampling. C. Hasil Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteristik n % Umur Tua 49 58,0 Muda 35 42,0 Pekerjaan Bekerja 63 75,0 Tidak Bekerja 21 25,0 Pendidikan Rendah 46 59,0 Menengah 20 19,6 Tinggi 18 21,4 Jenis Kelamin Laki-Laki 48 57,5 Perempuan 36 42,5 Jarak Tempat Tinggal Jauh 33 40,0 Dekat 51 60,0 Puas 27 32,1 Tidak Puas 57 67,9 Berdasarkan tabel 1 diatas tentang karakteristik atau gambaran responden berdasarkan beberapa pernyataan atau data yang diisi oleh responden yaitu umur, pekerjaan, pendidika, jenis kelamin, jarak tempat tinggal dan tingkat kepuasan maka dapat diketahui bahwa karakteristik responden dilihat dari Umur, dengan umur responden yang masuk kedalam kategori tua yaitu 49 (58%) dan umur responden yang masuk dalam kategori muda 35 (42%). Selanjutnya karakteristik responden dilihat dari Pekerjaan yaitu responden yang bekerja 63 (75%) dan yang tidak bekerja 21 (25%). Kemudian pada karakteristik responden dilihat dari Pendidikan yaitu responden dengan pendidikan rendah 46 (59%) responden dengan pendidikan memengah 20 (19,6%) sedangkan pasien dengan pendidikan tinggi 18 (21,4%). Lalu karakteristik respoden dilihat dari Jenis Kelamin yaitu responden dengan jenis kelamin laki-laki 48 (57,5%) sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan 36 (42,5%). karakteristik responden dilihat dari Jarak tempat tinggal yaitu dengan jarak jauh 33 (40%) sedangkan jarak dekat 51 (60%). Pada karakteristik yang terakhir yaitu pernyataan responden tentang kepuasanya yang dirasakan terhadap pelayanan kesehatan di puskesmas kota Banjarmasin yang menyatakan puas yaitu 21 (32,1%) sedangkan responden yang menyatakan tidak puas yaitu 57 (67,9%). Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-issn , e-issn

4 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan dan di Puskesmas Kota Banjarmasin Tahun 2017 Variabel Tidak Puas Puas Total P-value n % n % n % Pekerjaan Tidak Bekerja 16 76,2 5 23, Bekerja 27 42, , ,032 Jarak Dekat 25 49, , ,044 Jauh 18 54, , Berdasarkan tabel 2 bahwa 36 (57,1%) responden yang bekerja merasa puas terhadap pelayanan di Puskesmas Kota Banjarmasin. Sedangkan responden yang tidak bekerja 5 (23,8%) yang puas dengan pelayanan di Puskesmas Kota Banjarmasin. uji statistik diperoleh p- value=0,032 yang artinya ada hubungan antara pekerjaan dengan kepuasan pasien di Puskesmas Kota Banjarmasin. Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa 51% responden berjarak dekat yang merasa puas terhadap pelayanan di responden berjarak jauh 45,5% yang puas dengan pelayanan di Puskesmas Kota Banjarmasin. Hasil uji statistik diperoleh p-value=0,044 yang artinya ada hubungan antara jenis kelamin dengan kepuasan pasien di Puskesmas Kota Banjarmasin. D. Pembahasan Hubungan Pekerjaan dengan Hasil dari analisis menyatakan bahwa 36 (57,1%) responden yang bekerja merasa puas terhadap pelayanan di responden yang tidak bekerja 5 (23,8%) yang puas dengan pelayanan di Puskesmas Kota Banjarmasin. uji statistik diperoleh p-value=0,032 yang artinya ada hubungan antara pekerjaan dengan kepuasan pasien di Puskesmas Kota Banjarmasin. Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat yang menyatakan masyarakat yang bekerja, cenderung dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaan dan lingkungan keluarga. Hal ini ada hubungannya bahwa seseorang yang bekerja lebih banyak menuntut dan mengkritik terhadap pelayanan yang ia terima. Hal ini disebabkan karena adanya tuntuan masyarakat yang tidak bekerja untuk memperoleh pelayanan yang lebih baik dan dikaitkan dengan pemahaman serta pendidikan mereka tentang pelayanan kesehatan. Hasil penelitian bertentangan dengan penelitian Rizal (2014) bahwa responden yang mempunyai pekerjaan cenderung tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan. Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Hasil dari analisis menyatakan bahwa 51% responden berjarak dekat yang merasa puas terhadap pelayanan di responden berjarak jauh 45,5 % yang puas dengan pelayanan di Puskesmas Kota Banjarmasin. Hasil uji statistik diperoleh p-value=0,044 yang artinya ada hubungan antara jenis kelamin dengan kepuasan pasien di Puskesmas Kota Banjarmasin. Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti diketahui bahwa responden yang datang untuk berobat sebagian besar berdomisili di sekitar Puskesmas sehingga cenderung mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan pasien yang berjarak jauh, karen kedekatan sebagian pasien dengan petugas kesehatan sehingga pasien yang berjarak dekat dengan puskesmas lebih diutamakan dibandingkan dengan yang lain. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-issn , e-issn

5 E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang disampaikan dengan beberapa hasil penelitian yang sejalan tentang Kepuasan pasien di Puskesmas Kota Banjarmasin maka dapat diketahui bahwa yang menyatakan tidak puas sebanyak 67,9 %. Variabel yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah pekerjaan (P Value=0,032 dan Jarak tempat tinggal (P Value=0,044). Dalam meningkatkan kepuasan pasien di Puskesmas petugas kesehatan agar lebih tanggap dan senantiasa memberikan perhatian yang Daftar Pustaka Asrori M, 2013, Studi Kualitas Pelayanan Kesehatan Pasien di Puskesmas Tanrutedong Kabupaten Sidrap, Skripsi FKM UI, Depok Aulia N, 2014, Analisis Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kepuasan Pelayan Rawat Jalan, Tesis FKM UNS, Semarang Azwar A, 1996 Standar dan Mutu Pelayanan Medis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Nomor 7 Agustus 1996 Departemen Kesehatan RI, 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat, Kepmenkes Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003. Depkes RI, Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Banjarmasin Banjarmasin Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Banjarmasin Banjarmasin Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Banjarmasin Banjarmasin Hafizurahman, Pengukuran Kepuasan Institusi Kesehatan, Majalah Kedokteran Indonesia, Halimah J, 2013, Faktor yang berhubungan dengan kepuasan lebih terhadap pasien yang berkunjung untuk pelayanan kesehatan terutama pada orang tua lanjut usia agar mereka selalu merasa diperhatikan juga pada pasien yang berjenis kelamin perempuan serta pasien yang berpendidikan rendah dan petugas kesehatan diharapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan diantaranya lebih cepat tanggap dan menjalankan pekerjaan sesuai dengan kompetnesi yang dimiliki terutama pada pasien yang sudah bekerja dan pada pasien yang jarak tempat tinggalnya jauh. pasien di Rumah Sakit Elim Rantepao Kabupaten Toraja Utara, Tesis FKM UNHAS, Makasar Hastono Susanto Priyo Analisis Data Kesehatan, FKM UI, Depok Kotler P, 2004, Kualitas jasa pelayanan. Dalam Nasution M.N. Manajemen Jasa Terpadu: Ghalia Indonesia, Bogor Lumenta B, 1989, Dokter, Citra, Peran dan Fungsi: Tinjauan Fenomena Sosial, Kanisius, Notoatmodjo, S., Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Notoatmodjo, S., Promosi dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Rizal, Achmad.,Yeni, Riza. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat di BP. Gigi Puskesmas Kelayan Dalam Kota Banjarmasin. Jurnal. An Nadaa Fakultas Kesehatan Masyarakat UNISKA. 2014; 1(1); h Rizal, Achmad. Analisis Pemanfaatan Puskesmas oleh Kepala keluarga di Puskesmas Kelayan Dalam Kota Banjarmasin tahun Jurnal. An Nadaa Fakultas Kesehatan Masyarakat UNISKA. 2016; 3(1); h Tjiptono F, 2002, Manajemen Jasa, Andi Offset, Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-issn , e-issn