DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017
Tujuan, Fungsi, dan Tugas OJK Tujuan Agar keseluruhan kegiatan di dalam sektr jasa keuangan: a. terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; b. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; c. mampu melindungi kepentingan Knsumen dan masyarakat. Fungsi Tugas Menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektr jasa keuangan. Pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektr perbankan, pasar mdal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Berdasarkan Undang-Undang Nmr 21 Tahun 2011 tentang OJK, OJK bertugas mengatur dan mengawasi seluruh sektr jasa keuangan di Indnesia. Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang OJK tersebut, LPEI termasuk dalam lingkup pengaturan dan pengawasan yang dilakukan leh OJK. 2
Peran dan Tugas LPEI LPEI dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nmr 2 Tahun 2009 tentang LPEI. LPEI sebagai lembaga khusus (sui generis) yang berperasi secara independen berdasarkan undang-undang tersendiri (lex specialist) mempunyai peran strategis dalam mendrng peningkatan ekspr nasinal melalui penyediaan pembiayaan ekspr dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, dan asuransi. Untuk mendukung peran tersebut, LPEI memiliki sifat svereign status, yang diperlukan agar LPEI mempunyai akses pada pendanaan dengan biaya yang kmpetitif. Sejak mulai berperasi pada bulan September 2009, kinerja dan pertumbuhan finansial LPEI menunjukkan perkembangan yang pesat. Berdasarkan lapran unaudited bulan Desember 2016: Jumlah aset mencapai Rp99 triliun, melnjak 7,6 kali lipat jika dibandingkan dengan jumlah aset pada bulan Desember 2009 yang baru sebesar Rp13 triliun. Jumlah pembiayaan per Desember 2016 telah meningkat 9,5 kali lipat, dari Rp9,3 triliun per Desember 2009 menjadi Rp88,5 triliun per Desember 2016. Untuk mendukung kegiatan usahanya, LPEI memperleh sumber pendanaan dari pinjaman dan surat berharga dalam mata uang Rupiah maupun valuta asing. Per Desember 2016, jumlah pinjaman yang diterima dari lembaga keuangan di dalam maupun di luar negeri mencapai Rp40 triliun, sedangkan jumlah surat berharga yang diterbitkan mencapai Rp39,9 triliun. 3
Pembiayaan dan Pendanaan LPEI Selama peride 2009-2016, nilai pembiayaan LPEI tumbuh rata-rata sebesar 42% per tahun. Per Desember 2016 nilai pembiayaan mencapai Rp88,5 triliun, meningkat 9,5 kali lipat dibanding psisi Desember 2009. Sumber dana LPEI sebagian besar dari pinjaman dan penerbitan surat berharga dengan kmpsisi yang hampir berimbang. Per Desember 2016, jumlah pinjaman sebesar Rp40 triliun dan jumlah surat berharga yang diterbitkan sebesar Rp39,9 triliun. Pembiayaan dan Sumber Dana (Rp Triliun) Surat Berharga Pinjaman yang Diterima Pembiayaan 20.5 15.7 9.3 4.9 8.5 11.6 3.3 5.3 7.2 26.8 11.3 40.5 20.0 55.2 26.9 13.9 17.2 21.8 74.8 40.6 28.9 88.5 40.0 39.9 Des 2009 Des 2010 Des 2011 Des 2012 Des 2013 Des 2014 Des 2015 Des 2016 43.4 45.0 7.2 32.7 Jenis Valuta - 31 Des 2016 (Rp Triliun) 37.7 2.3 Pembiayaan Surat Berharga Pinjaman Valas Rupiah Sesuai nature bisnis LPEI untuk menyediakan pembiayaan ekspr, nilai pembiayaan dalam valas sebesar Rp43,4 triliun (49%), hampir sama dengan pembiayaan dalam Rupiah sebesar Rp45 triliun (51%). Dari sisi pendanaan, nilai surat berharga dan pinjaman dalam valas sebesar Rp44,9 triliun (56%), dan dalam Rupiah sebesar Rp35 triliun (44%). Sumber: lapran bulanan LPEI 4
Prfil Pembiayaan dan Pendanaan LPEI 32.0 4.8 5.8 9.3 10.5 5.5 Maturity Prfile Pembiayaan (Rp Triliun) 7.8 4.1 3.9 1.3 2.3 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 27-36 Pembeli Surat Berharga LPEI (31 Des 2016) Perrangan; Rp0.03 T (0,08%) Reksadana; Rp7.4 T (18,7%) Institusi; Rp13.7 T (34,4%) Bank; Rp7.2 T (18,1%) Asuransi; Rp4.3 T (10,7%) BPJS; Rp4.0 T (10,0%) Dana Pensiun; Rp3.2 T (8,0%) 8.67 Maturity Prfile Pinjaman dan Surat Berharga (Rp Triliun) Pinjaman yang Diterima Surat Berharga Pemberi Pinjaman LPEI (31 Des 2016) Bank Dalam Negeri; Rp3.7 T (9,3%) 8.19 11.96 8.14 15.2 2.98 7.3 5.2 4.8 6.3 1.0-0.1-2017 2018 2019 2020 2021 2023 2044 Bank Luar Negeri; Rp36.3 T (90,7%) Sumber: lapran bulanan LPEI 5
Master Plan Sektr Jasa Keuangan Indnesia OJK telah menerbitkan Master Plan Sektr Jasa Keuangan Indnesia yang menjadi acuan arah pengembangan sektr jasa keuangan 2015-2019. Terbentuknya fundamental yang kuat untuk mewujudkan pertumbuhan eknmi tinggi dan berkelanjutan Terpenuhinya infrastruktur utama Terpenuhinya kebutuhan pembiayaan pembangunan Meningkatkan inklusi keuangan 2015 2019 Eknmi nasinal dengan prduktifitas dan nilai tambah tinggi Pertumbuhan eknmi yang tinggi dan berkelanjutan serta ramah lingkungan Era digitalisasi sektr jasa keuangan Tujuan dan arah pengembangan Sektr Jasa Keuangan Indnesia: Terwujudnya sektr jasa keuangan yang stabil dan berkntribusi signifikan bagi pertumbuhan eknmi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indnesia. Tiga Arah Pengembangan Sektr Jasa Keuangan Indnesia Kntributif Mengptimalkan peran sektr jasa keuangan dalam mendukung percepatan pertumbuhan eknmi nasinal Stabil Menjaga stabilitas sistem keuangan sebagai landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan Inklusif Mewujudkan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan Pemenuhan kuantitas dan kualitas SDM Pemanfaatan teknlgi infrmasi dalam kegiatan di sektr jasa keuangan 6
Arah Pengembangan LPEI Dalam Master Plan Sektr Jasa Keuangan Indnesia Sejak tahun 2011 terdapat kecenderungan penurunan harga mayritas kmditas glbal. Kndisi ini berdampak negatif terhadap neraca perdagangan Indnesia. Oleh karena itu, ekspr Indnesia perlu diarahkan dari ekspr berbasis prduk primer ke prduk penglahan yang dapat memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Sejalan dengan hal tersebut, peranan LPEI dalam mendukung kegiatan industri yang berbasis ekspr menjadi penting. Untuk itu, OJK mendrng ptimalisasi peran LPEI melalui inisiatif sebagai berikut: pemetaan sektr industri berrientasi ekspr yang memiliki nilai tambah tinggi serta pengembangan industri substitusi impr yang membutuhkan pembiayaan ekspr dari LPEI; mendrng ptimalisasi jaringan infrastruktur LPEI yang dapat mencakup kegiatan usaha UMKM berrientasi ekspr di seluruh daerah dalam rangka peningkatan pangsa pembiayaan kepada sektr industri unggulan di masing-masing daerah; penguatan peran LPEI dalam penyediaan pembiayaan, penjaminan dan asuransi ekspr serta penyediaan jasa knsultansi bagi usaha pemula (start-up business) yang berrientasi ekspr. 7
Dukungan dan Harapan OJK Kepada LPEI Sebagai pengawas LPEI, OJK berupaya agar tidak terdapat hambatan regulasi yang dapat membatasi ruang gerak LPEI dalam menjalankan mandat mendukung prgram ekspr nasinal. Sebagai bagian dari paket kebijakan stimulus pertumbuhan eknmi nasinal, pada tahun 2015 OJK: Menerbitkan Peraturan OJK Nmr 40 Tahun 2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan LPEI. Penerbitan Peraturan OJK tersebut dimaksudkan agar LPEI dapat lebih ptimal menjalankan misi yang diemban, menjadi lebih fleksibel dalam menjalankan bisnis, dan memberikan dukungan kepada pengembangan UMKM berrientasi ekspr; Menginisiasi pembentukan knsrsium pembiayaan industri berrientasi ekspr dan eknmi kreatif serta UMKM. Pembentukan knsrsium ini digagas OJK bersama-sama dengan Kementerian Keuangan dan Badan Eknmi Kreatif untuk mendrng LPEI dan Assiasi Perusahaan Pembiayaan Indnesia (APPI) memberikan pembiayaan di sektr industri kreatif, berientasi ekspr dan UMKMK yang mendapatkan prgram penjaminan dari Perusahaan Penjaminan yang tergabung dalam Assiasi Perusahaan Penjaminan Indnesia (ASIPPINDO). Kebijakan ini merupakan sinergi Industri Keuangan Nn Bank yang diharapkan akan mengakselerasi pembiayaan yang berrientasi ekspr, eknmi kreatif dan UMKMK. Dengan inisiatif ini diharapkan kntribusi eknmi kreatif terhadap PDB nasinal dan penciptaan lapangan kerja baru akan semakin meningkat. 8
Dukungan dan Harapan OJK Kepada LPEI OJK mengharapkan LPEI dapat berperan secara ptimal dalam: meningkatkan daya saing ekspr Indnesia di pasar glbal; mendukung diversifikasi ekspr Indnesia ke pasar nn tradisinal; mendrng pengembangan UMKM untuk mengembangkan prduk yang berrientasi ekspr. Agar dapat menjalankan peran tersebut secara ptimal, dibutuhkan dukungan sumber pendanaan antara lain dari penerbitan surat berharga. Pada tahun 2017 ini LPEI berencana akan menerbitkan surat berharga dalam mata uang Rupiah sebesar Rp14 triliun dan dalam bentuk valas sebesar USD500 juta. Penerbitan surat berharga leh LPEI, sebuah lembaga yang menyandang status sebagai svereign entity, merupakan peluang menarik bagi para investr. Selain menjanjikan keuntungan, juga merupakan sarana untuk berperan bersama membangun negeri melalui pembiayaan ekspr nasinal. 9
Terima Kasih